Love And Pain, Me And Her - Bab 347 Negoisasi Panjang

Sambil merokok, tiba-tiba Asisten Bona datang dan membuka pintu. Aku kira dia juga ingin merokok, siapa sangka ternyata dia datang dan mengatakan, “ Pak Ugie, CEO Hartono memintamu untuk kembali ke rapat.”

Melihat Asisten Bona, hati saya bersemangat. Karena sejak pertemuan pertama dengannya, dia selalu menjaga wajahnya tetap polos dan berbicara dengan acuh tak acuh. Tapi kali ini panggilannya berbeda, tidak hanya dengan suara yang lembut namun juga dengan hormat, aku menduga ini berkaitan dengan rencana pemasaran tadi.

Kembali ke ruangan rapat, CEO Hartono sudah didalam ruangan. Melihat aku masuk, seseorang disamping kursi CEO Hartono berkata, “ Pak Ugie, duduklah. Kita bahas rencana pemasaran tadi.”

Saya segera duduk disisi yang berlawanan dan menatap CEO Hartono dengan hormat. Aku mendengarkan dia berkata dalam perlahan, “Tadi, aku bertemu beberapa wakil presiden perusahaan dan kita membahasnya. Aku berpikir bahwa rencana pemasaran itu berpotensi namun..”

Setelah mengatakan “Akan Tetapi”, hatiku menjadi tidak tenang. Ada ketakutan akan kegagalan.

Sepertinya CEO Hartono sedang menguji kesabaranku. Dia berkata kemudian berhenti sebentar dan melanjutkan lagi, “Namun penawaranmu agak tinggi, 6 milyar terlalu sulit bagi KIMFAR. Kami berpendapat bagaimana jika 4 milyar, kami akan menandatangani kontrak hari ini. Tetapi, dalam waktu yang sama aku juga meminta persyaratan yaitu Studio kamu harus mengikuti kontrak. Studio kamu tidak dapat ditarik selama sistem pemasaran belum terbentuk.”

Setelah CEO Hartono berbicara, aku mengerutkan kening dengan ekspresi yang tidak terlalu puas. Semua orang memandangku, tapi mereka tidak tahu bahwa hatiku sedang berbunga. Aku hanya menginginkan 600 juta pada awalnya walaupun meminta 6 milyar secara tidak sengaja. Hasilnya, KIMFAR memberikan penawaran 4 milyar yang melebihi ekspektasiku. Kemudian, melacak pesanan adalah tanggung jawab studio kami sehingga ini bukan masalah.

Aku berpura-pura berpikir sebentar, menggelengkan kepala dan berkata, “CEO Hartono, mungkin dalam pandangan anda, rencana pemasaran ini hanyalah gagasan semata. Namun, mungkin anda semua tidak tahu jika rencana pemasaran ini kami buat dalam setengah tahun dengan penuh perjuangan bersama rekan saya dan telah melakukan revisi berkali-kali. Mungkin, rencana pemasaran ini sudah memberikan solusi atas semua permasalahan yang dihadapi produk baru sebelum diluncurkan, sehingga saya tidak bisa menerima dengan 4 milyar.”

Aku tidak menyetujui dengan segera. Pertama, karena jika aku setuju terlalu cepat, itu akan membuat hati mereka berubah. Kedua, ada kemungkinan harga bisa lebih tinggi jika aku menawar lagi.

Begitu aku selesai berbicara, CEO Hartono tersenyum kemudian memandangku sambil bertanya, “Lalu, berapa banyak yang kamu mau?”

“Paling rendah 5,6 milyar!”

“4,4 Milyar, itu adalah penawaran tertinggi dari kami KIMFAR. Jika boleh, hari ini kami akan menandatangani kontrak, jika tidak maka aku hanya bisa meminta maaf. “

CEO Hartono berbeda dengan Bong Casa. Walaupun dia memiliki uang yang lebih banyak daripada Bong Casa juga kekuasaan yang lebih besar. Tapi dia tidak sedermawan Bong Casa. Pengusaha dari generasi mereka, semuanya berawal dari usaha sendiri. Sehingga pada dasarnya, semua diperhitungkan dan keuntungan yang bisa diraih akan diraih dengan cara apapun.

Dalam seketika, kami berdua menemui jalan buntu disini. Aku berpikir cara untuk menyetujui CEO Hartono dengan bijak. Sebelum membuka suara, tiba-tiba Viali berdiri. Dia berjalan pelan ke samping kursi CEO Hartono dengan satu tangan memegang kursinya dan dengan dinginnya berkata, “Dua pihak yang terhormat, apakah perlu untuk menghabiskan waktu banyak untuk menawar lagi? Bisa saja kalian bisa kemudian menyepakati bisnis milyaran lainnya lagi. Aku lihat lebih baik kali saling mundur selangkah di angka 4,8 milyar.”

Sebenarnya, aku tahu kalau Viali sedang membantuku untuk negosiasi harga. Aku memandangnya dengan terima kasih namun sayangnya dia tidak melihatku.

CEO Hartono tertawa dan berkata pada Viali, “Masihlah Bos Viali yang lebih hebat, 4,8 milyar, aku setuju. Bagaimana denganmu Pak Ugie ?”

Aku tersenyum, mengangkat kepala dan melihat Viali sambil berkata, “Karena Bos Viali sudah bicara, aku pun harus memberikan hormat, baiklah dengan 4,8 milyar.”

Aku meminjam perkataan orang dan berpura memberikan muka kepada Viali. Siapa sangka dengan mulut melengkunya, Viali menghembus nafas. Sepertinya perkataanku akan menjadi objek ejekannya lagi.

Sebenarnya, aku pikir kalau aku dapat dianggap sebagai seseorang yang telah bertemu beberapa orang di dunia sosial. Ketika berhadapan dengan beberapa bos, saya juga bisa menebak beberapa pemikiran mereka. Tapi bersama Viali berbeda, pada dasarnya aku tidak tahu apa yang dia pikirkan. Dia selalu bisa menyembunyikan pikirannya begitu dalam sehingga tidak bisa diprediksi.

Setelah menandatangi kontrak dan melakukan transaksi pembayaran. CEO Hartono mengantarku ke lift secara pribadi, dia kemudian tersenyum dan berkata,

“Aku sangat bangga dengan hari ini, tidak memanggilmu Pak Ugie, tapi Ugie.”

Aku langsung tersenyum rendah hati. Ini adalah hal yang sangat terhormat bagiku untuk dapat memanggil CEO Hartono begitu akrab. CEO Hartono terus berkata, "Ugie, kamu harus fokus tentang daftar ini. Bagaimanapun, kita harus membuat merek cabang Korea kita menjadi hit. Jika kamu melakukannya dengan bagus, aku pasti tidak akan memperlakukan kamu dengan buruk."

Ketua Qi tertawa setelah berbicara. Aku mulai merasakan sedikit sombong di hatiku, CEO Hartono berbicara kepadaku sekarang, dan bahkan menyebut dirinya orang tua. Tampaknya posisiku di benaknya sudah naik lagi.

Lift telah tiba, tetapi aku tidak menemukan Viali. Aku melihat ke belakang CEO Hartono, dia tertawa, menatapku, dan berkata dengan bercanda.

“Ada apa? Mencari Bos Viali?”

Aku tersenyum canggung. Melihat kantong kertas di tangannya, aku pun mengatakan yang sebenarnya, "Ada sesuatu yang ingin kukembalikan kepada Bos Viali, dimanakah dia?"

"Sudah pergi ! Ugie, kamu tidaklah mudah. Bisa membuat Viali yang seperti wanita besi. Membuang banyak waktunya untukmu. Ini adalah pertama kali aku melihatnya."

Aku pikir CEO Hartono mengejek kita. Aku tersenyum canggung. Siapa tahu, CEO Hartono mengganti topik pembicaraan dan berkata lagi, "Viali adalah seorang pengusaha. Karena dia bisa mendengarkan begitu lama, itu membuktikan bahwa dia sangat tertarik dengan model bisnis Anda. Mungkin kalian berdua akan bekerja sama juga lain waktu.”

Aku tersenyum pahit dan menggelengkan kepalaku perlahan. Kata-kata CEO Hartono agak berlebihan. Ini adalah hari yang bahkan tidak bisa aku pikirkan. Ketika aku bosan, aku memeriksa perusahaan investasi Viali di Internet. Ada banyak area di mana perusahaan mereka berinvestasi, tetapi mereka umumnya berinvestasi puluhan milyar. Jika aku ingin mencapai level itu, aku mungkin harus menunggu sampai tahun monyet.

Novel Terkait

Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu