Love And Pain, Me And Her - Bab 258 Tidak Perlu Dijelaskan

Lampu neon di bar memancarkan cahaya hangat yang memancar ke arah wajah Isyana. Membuat wajahnya yang pada awalnya cantik bertambah cantik. Namun keindahan ini sudah bukan lagi milikku.

Aku tidak pernah menyangka bahwa Isyana akan datang ke Bar Boss. Aku lebih tidak menyangka bahwa yang menemani Isyana di sampingnya adalah Don Juan.

Isyana juga sudah melihatku dan Kalin. Aku tidak bisa melihat ekspresinya, tetapi aku bisa membayangkan keterkejutan di dalam hatinya. Dia berdiri di depan pintu dan menatapku dari jauh.

Bar yang berisik itu tiba-tiba seakan berubah menjadi sunyi. Bahkan suara di sekitarnya pun menghilang , aku seakan tidak bisa melihat apa pun dan tidak bisa mendengar apa pun. Mataku hanya tertuju ke arah Isyana, aku sangat berharap dia bisa tersenyum padaku seperti sebelumnya.

Kami berdua hanya saling menatap. Setelah beberapa saat, aku tidak tahu apa yang dikatakan Don Juan di telinga Isyana. Hanya melihat Isyana yang sedikit mengangguk dan kemudian keduanya meninggalkan bar dalam diam.

Alkohol di dalam gelas langsung aku minum hingga habis.Tiba-tiba aku merasakan sekitarku berputar kencang. Aku tahu saat ini aku sudah mabuk!

Aku tidak tahu bagaimana aku sampai ke rumah. Karena ingatanku hanya terhenti ketika Isyana berjalan keluar meninggalkan bar.

Ketika aku bangun, langit di luar sudah cerah. Namun aku tetap berbaring di tempat tidur sambil merokok dalam diam.

Aku kembali putus hati! Namun kali ini aku kehilangan sebuah cinta yang belum dimulai.

Setiap perasaan jatuh cinta akan tampak berbeda, namun setiap putus hati memiliki rasa yang sama.

Aku berdiam di dalam rumah selama tiga hari. Selama tiga hari ini aku tidak pergi kemanapun. Setiap hari hanya makan mie instan dan merokok. Aku menyalakan TV dengan suara yang sangat keras, walaupun aku tidak menontonnya. Namun hanya suara tv sajalah yang seakan bisa mengurangi rasa kesendirianku.

Pada malam hari, aku masih memakan mie instan dan duduk di sofa sambil merokok.

Tiba-tiba, ada ketukan "bang" di pintu depan. Suaranya terdengar mendesak dan dengan tenaga yang besar. Aku dengan enggan berdiri dan ketika membuka pintu, aku melihat Robi yang sedang mengerutkan kening. Dan orang yang berdiri di belakangnya adalah Lulu dengan wajah yang khawatir.

"Kamu ingin mati? Kenapa teleponnya mati?"

Aku menjambak rambutku yang berantakan dan tanpa sadar menjawab, "Tidak ada baterai, lupa mengecas."

Apa yang aku katakan itu benar. Sejak hari kedua tidak ada baterai, aku tidak lagi menyentuh telepon. Seakan-akan dunia ku sudah terisolasi dengan dunia luar.

Mie instan sudah siap, aku pun duduk di sofa. Mengambil garpu dan memakannya dengan mulut yang besar. Sementara Robi dan Lulu berdiri di hadapanku, Lulu dengan khawatir berkata, "Ugie, kamu tidak bisa selalu makan mie instan. Ayo kita pergi makan di luar."

Aku memakan dengan mulut besar, sambil makan aku berkata kepadanya, "Tidak usah, kamu saja yang pergi dengan Robi!"

Robi hanya duduk di sampingku tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia kemudian melingkarkan tangannya ke arahku dan berkata dengan jijik, "Ugie, kamu berpura-pura menyedihkan? Mau memperlihatkan kepada siapa? Apakah perlu aku panggil Isyana kesini, supaya dia melihat, Ugie kami yang tampan ini telah menjadi menyedihkan karenanya, dengan menyedihkan makan mie instan di rumah. Siapa tahu hatinya akan melunak dan bisa bersama denganmu lagi. "

Aku tidak tahu apakah karena makan terlalu lahap atau dibuat marah oleh perkataan Robi. Aku tersedak dan kemudian memarahinya,

"Jika kamu mau bicara bicaralah yang baik, jika tidak ada pembicaraan diam saja. Tidak ada orang yang menganggapmu bisu hanya karena kamu tidak bicara.

Robi hanya mencibir, "Aduh! Oke, kelihatannya putus cinta kali ini, aku tidak perlu lagi menemanimu untuk minum hingga mabuk ya. Sekarang berubah menjadi tenggelam sendirian, ya kan?"

Aku mengabaikan Robi, memegang mangkuk mie dan minum seteguk kuah mie.

Lulu memelototi Robi dan berkata dengan tidak puas, "Kamu diam saja!"

Kemudian, Lulu kembali berkata kepadaku, "Ugie, sebenarnya, Presdir Mirani beberapa hari ini juga melewatinya dengan tidak baik. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian?

Kata-kata Lulu menyakitiku. Aku meletakkan mangkuk namun masih berpura-pura tidak peduli dan berkata, "Apakah dia baik atau tidak bukan lagi masalahku! Karena sekarang aku sudah bukan lagi karyawan Nogo."

"Ugie, mengapa kamu mengatakan ini!"

Lulu sedikit panik dan berkata kepadaku dengan tidak senang.

Aku masih terlihat seperti orang yang tidak peduli. Walaupun hatiku terasa semakin sakit.

Robi menyulut sebatang rokok dan menghisapnya, dengan sedikit jijik berkata kepada Lulu, "Lulu, tidak usah pedulikan dia. Sifatnya memang seperti ini, semakin kamu mengatakannya dia akan semakin menahan diri. Tunggu dia sudah tidak bisa menahan diri, dia pasti akan pergi menanyakan kondisi Isyana kepadamu. "

Aku hanya mendengus dingin. Walaupun dalam hati aku mengakui apa yang dikatakan oleh Robi benar. Aku sangat berharap Lulu bisa memberitahuku beberapa hal mengenai Isyana dan Nogo saat ini. Namun ketika memikirkan perlakuan Isyana pada waktu itu kepadaku, harga diri di dalam hatiku kembali meningkat.

Robi masih terus menyindirku, dia mencibir dan berkata, "Ugie, kamu dilahirkan untuk dicampakkan oleh wanita! Pilihannya kamu pindah haluan dan mengejar laki-laki atau menerima nasib saja sebagai perjaka."

Ejekan dari mulut Robi bukanlah menyakitkan yang biasa.

Aku langsung memelototinya dan mengejeknya, "Setidaknya lebih baik darimu! Hanya berani menyukai diam-diam, bahkan keberanian untuk menyatakan cinta pun tidak ada!"

Ketika selesai mengucapkannya ,Ekspresi wajah Robi menjadi sangat canggung. Aku tiba-tiba menyadari bahwa Robi hanya memberitahuku tentang hal itu, tidak ada orang lain yang tahu.

Aku sedikit menyesalinya, tetapi Lulu memelototinya dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Robi, ini sangat lucu. Siapa sebenarnya yang kamu sukai, Beritahu kakak, Biar kakak membantumu menyatakan cinta."

Lulu menggoda Robi.Sementara Robi memiringkan kepalanya dan berkata dengan dingin, "Yang kusukai itu kamu! Sekarang sudah tahu kan."

" Pergi saja sana!"

Lulu memberi Robi tatapan singkat.

Mereka masih bercanda beberapa saat, kemudian Robi menatapku. Kali ini dia sudah lebih serius dan langsung bertanya kepadaku, "Ugie, Sebenarnya apa yang terjadi? Ayo ceritakan padaku"

Tidak ada yang perlu disembunyikan dari Robi. Aku pun memberi tahunya secara detail masalah pergi bersama Sutan untuk bertemu Gao Le, serta membantu Jane untuk makan bersama dengan ibunya.

Begitu Robi selesai mendengarkannya, dia langsung berkata, "Masalah besar apa ini? Apa yang tidak bisa diselesaikan? Bukankah kamu bisa menyuruh Sutan untuk pergi bersamamu untuk menjelaskan semua ini kepada Isyana, bukankah masalah ini langsung selesai?"

Aku hanya bisa tersenyum pahit, menoleh memandang Robi, dan berkata tanpa daya, "Isyana tahu hubunganku dan Sutan. Apakah kamu pikir dia akan mempercayai perkataan dari Sutan? Dia sekarang mempercayai bahwa aku dibelakangnya membantu Sutan untuk mencari Gao Le "

Robi memikirkannya sejenak kemudian kembali berkata, "Kalau begitu suruh Jane untuk pergi menemuinya dan menjelaskan masalah dengan jelas. Paling tidak setelah menjelaskannya satu masalah sudah selesai. Kamu tidak bisa terus disalahpahami oleh Isyana kan?"

Aku kembali menggelengkan kepala sambil menghela nafas berkata, "Lupakan saja! Orang yang mengertiku akan secara alami mengerti, apa gunanya menjelaskan kepada orang yang tidak mengerti? Walaupun aku menjelaskannya hari ini, besok akan ada kesalah pahamanan yang baru. Aku tidak ingin menghabiskan hidupku di dalam penjelasan seperti ini terus."

Ini adalah pikiranku yang sebenarnya, karena jika tidak hari itu aku tidak akan dengan mudah meninggalkan kantor Isyana.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu