Love And Pain, Me And Her - Bab 354 Beban Pikiran Isyana

Lelaki tua itu masih saja tersenyum dengan gembira dan segaja berkata kepadaku: "Dia menjadi berubah setelah teman baiknya datang, sepertinya efek kamu lebih besar daripada es ini. Suasana hatinya langsung menjadi baik setelah melihatmu."

Ekspresi Isyana terlihat sedikit malu. Aku juga tidak ingin melanjutkan topik ini lagi, jadi aku bertanya kepada lelaki tua itu: "Tuan, bukankah anak kamu sudah mengambil alih toko ini? Apakah kamu tidak tahan dan datang untuk membantu lagi?”

Begitu mengungkit topik ini, lelaki tua itu langsung menghela nafas dan berkata: "Hmm! Kedai es ini dari dulu sampai sekarang baik-baik saja, tetapi dia tiba-tiba ingin mengubahnya menjadi toko minuman. Seperti yang kamu lihat, bisnis kami menjadi semakin memburuk. Aku tidak punya pilihan lain selain mengambil alih kembali toko ini dan memulai dari awal lagi. Aku beritahu kamu, anak muda sekarang terlalu ambisius. Mereka selalu merasa diri sendiri terlalu hebat dan tidak ingin mendengarkan perkataan orang lain. Akhirnya, dia sendiri yang mengalami kerugian”

Lelaki tua menghela nafas dan menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan: "Sudahlah, aku tidak mau menganggu kalian lagi. Kalian lanjut perbincangan kalian."

Melihat Lelaki tua itu yang berjalan pergi, Isyana tiba-tiba berkata kepadaku: "Ugie, Mengapa aku merasa perkataan lelaki tua itu seperti tertuju kepadaku. Jika aku tidak terlalu ambisius dan mengikuti saran kamu, mungkin PT.Nogo Internasional tidak akan sampai ke titik ini."

Aku hanya tersenyum, ini adalah masalah yang tidak ada penyelesaiannya. Aku memakan sesendok es buah lalu mengangkat kepalaku dan bertanya: "Isyana, apa rencanamu selanjutnya?"

Isyana menggelengkan kepalanya, "Aku masih belum memikirkannya, aku hanya ingin selesaikan masalah ini terlebih dahulu."

Aku jelas tahu masalah yang ingin diselesaikan oleh Isyana adalah pinjaman uang yang ada di bank. Pinjaman ini adalah akar dari permasalah PT.Nogo Internasional. Meskipun aku tidak bertanya, tetapi aku tahu bahwa komunikasinya dengan bank tidak begitu lancar, kalau tidak Isyana tidak akan stress seperti ini.

Malam ini, Isyana dan aku hanya mengobrol santai. Aku sama sekali tidak bertanya kepadanya tentang perusahaan dan bank lagi. Aku tahu bahwa setiap pertanyaan yang diajukan saat ini dapat membuka bekas luka Isyana. Dan yang paling penting adalah aku juga tidak bisa membantunya, walaupun aku menanyakannya.

Sudah lebih dari jam sepuluh ketika kami berdua keluar dari kedai es buah itu. Isyana mengantarku pulang. Ketika sampai ke lokasi perumahanku, dia tiba-tiba menatapku dan berkata:

"Ugie, aku punya sesuatu yang perlu kukatakan kepadamu."

Sikap serius Isyana membuatku merasa sedikit deg-degan. Melihat ekspresinya, aku pikir apa yang ingin dia katakan mungkin bukan hal yang baik.

Jadi aku hanya bisa mendengarkan Isyana mengatakannya dengan pelan: "Ugie, aku tahu kamu mengkhawatirkanku dan ingin membantuku. Tetapi masalah ini tidak ada siapapun yang bisa membantuku. Aku juga tidak ingin dibantu oleh siapapun, dan aku juga tidak ingin mengandalkan siapa pun. Jadi, sebaiknya kita jangan terlalu sering bertemu. "

Kata-kata Isyana membuatku menjadi linglung! Kekhawatiranku selama beberapa hari ini justru dipatahkan dengan kata-katanya itu. Aku melihat Isyana dan berkata dengan sedikit kesal:

"Isyana, di dalam dunia ini sudah biasa jika sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan. Mungkin saja hari ini, ada banyak perusahaan yang bangkrut. Lalu bagaimana dengan orang-orang itu? Apakah mereka putus asa dan ingin menyerah begitu saja?"

Sikap Isyana membuatku sedikit marah, dan ucapanku juga sudah mulai sedikit kasar.

Raut wajah Isyana menjadi sedikit jelek, tetapi aku tidak memperdulikannya dan tetap melanjutkan: "kegagalan bukanlah akhir dari segalanya! Kita harus bisa bangkit dan mulai dari awal lagi. Melainkan kamu selalu mengatakan bahwa kamu tidak memerlukan bantuan dan tidak ingin bergantung pada siapa pun. Apakah kamu tahu betapa menyakitkannya kata-kata itu? Terlebih lagi kepada orang yang sangat menyayangimu! "

Sebelum aku selesai mengatakan semuanya, Isyana tiba-tiba menyela pembicaraanku. Dia menatapku dengan dingin dan mulai berkata dengan nada suara yang tinggi: "Aku sudah pernah mengatakannya, aku tidak butuh bantuan siapa pun, apalagi belas kasihan siapa pun. Bahkan ayahku sendiri memilih untuk menghindar dari masalah ini, mengapa aku harus mengharapkan orang lain? Termasuk kamu, Ugie! Aku tidak membutuhkan siapapun! "

Melihat Isyana begini, aku akhirnya mengerti inti dari permasalahannya. Rupanya di dalam hati Isyana, dia bukan tidak membutuhkan bantuan siapapun, melainkan yang paling dia butuhkan adalah ayahnya, tetapi ayahnya tidak pernah muncul. Dan hari itu, kata-kata asisten Elisna membuat Isyana menjadi frustasi. Itu sebabnya dia mempunyai pemikiran seperti itu.

Aku baru saja ingin membantahnya. Tetapi Isyana sangat dominan dalam pembicaraan ini. Dia dengan perlahan menggelengkan kepalanya dan melanjutkan: "Ugie, aku tidak ingin bertengkar denganmu. Tetapi apa yang telah aku putuskan tidak akan berubah lagi. Selama periode waktu ini, kita jangan bertemu, lebih baik kita saling tidak menghubungi. Tunggu sampai masalah ini selesai, baru aku akan mencarimu lagi”

Dia mengatakannya sambil melihat ke arah jendela mobil.

Di luar jendela sangat gelap, sama seperti hatiku saat ini.

Aku tahu, tidak ada gunanya mengatakan apa pun saat ini. Meskipun aku tidak akan mendengarkannya, tetapi tidak ada gunanya jika aku menyangkalnya. Aku keluar dari mobil dengan tenang dan menunggu sampai mobil Lexus itu pergi dan kemudian naik ke lift.

Aku berbaring di tempat tidur dan sama sekali tidak bisa tidur. Aku menyalakan sebatang rokok dan menyandarkan kepalaku di tempat tidur sambil memikirkan apa yang dikatakan Bibi Salim dan Isyana tadi. Aku semakin lama semakin merasa aneh melihat Djarum Mirani sama sekali tidak peduli dengan masalah Isyana. Bagaimana bisa ada ayah seperti dia di dunia ini? Jika dia tidak mencintai putrinya, mengapa dia meninggalkan saham kepada Isyana sebelum bercerai. Sebenarnya apa maksud dari saham itu? Orang macam apa sebenarnya Djarum? Dan orang macam apa yang menjadi istri baru dari Djarum, yang membuat Isyana sangat membencinya?

Aku benar-benar tidak paham dengan semua ini. Bukan hanya aku saja, tetapi Isyana sendiri juga kebingungan.

Pagi berikutnya, aku datang ke perusahaan seperti biasa. Yang mengejutkan aku adalah, Lulu dan Amori sudah tiba sebelum aku. Bersama dengan Deren Gunung, kami berempat mengadakan rapat kecil untuk menjelaskan pembagian kerja kami. Kami semua membagi pekerjaan masin-masing.

Karena Tahun Baru akan segera tiba. Kami berencana menyiapkan beberapa souvenir untuk klien kami. Awalnya aku berencana memanggil Lulu untuk memilih apa yang cocok untuk pelanggan, tetapi bagaimanapun juga, dia baru saja datang ke sini dan tidak mengenal klien kami. Jadi tidak ada pilihan lain lagi selain aku dan Deren sendiri yang pergi mencarinya.

Klien kami sebagian besar adalah petinggi dari KIMFAR, termasuk Direktur Rudy. Memilih souvenir untuk mereka adalah hal yang sangat membingungkan. Pertama, barang tersebut tidak boleh terlalu mahal. Jika terlalu mahal, kita tidak sanggup membelinya, dan mungkin akan menimbulkan dugaan suap komersial. Kedua, harga barang itu tidak boleh terlalu murah. Jika terlalu murah, kita akan terlihat seperti tidak serius dengan mereka. Barang yang kita berikan haruslah sedikit istimewa.

Deren dan aku pun berkeliaran di dalam mall. Deren sedang melihat ke sebuah barang, tetapi kemudian dia segera memalingkan kepalanya. Ekspresinya terlihat sedikit aneh.

"Deren, ada apa denganmu?"

Aku sambil menatapnya sambil melihat ke arah tatapan matanya. Setelah melihatnya aku juga ikut merasa terkejut.

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu