Love And Pain, Me And Her - Bab 610 Saham Dari Sinarmas

Setelah Djoko selesai berkata, Tyas tersenyum sombong. Dia melirik Djoko, lalu mengalihkan pandangannya ke Isyana dan berkata dengan provokatif "Isyana, kalau aku tidak salah ingat. Kamu hanya memiliki 18% saham Djarum Grup, meskipun menambahkan 13% dari Djoko. Kamu hanya memiliki 31% saham. Kamu jangan lupa ayahmu meninggalkan 37% saham untukku. Aku masih sebagai pemegang saham terbesar, kamu hanyalah pemegang saham terbesar kedua."

Ketika mengucapkan kata-kata ini, dia sangat percaya diri. Dan juga melihat ke arah Pak Karman. Meskipun aku tidak tahu berapa banyak saham yang dimiliki Pak Karman, tetapi dari ekspresi Tyas, seharusnya meskipun menambahkan saham Pak Karman, Isyana tetap tidak memiliki peluang untuk menang.

Setelah Tyas selesai berkata. Tiba-tiba, terdengar suara dari jauh "Bagaimana kalau menambahkan punyaku?"

Pandangan semua orang segera terfokus pada orang ini. Aku juga melihat ke sana dan melihat Sinarmas berdiri. Dia menatap Tyas dengan ekspresi kosong.

Tyas tercengang dengan tindakan Sinarmas. Dia menatap Sinarmas dengan tatapan kosong, tersandung dan berkata "Kamu, Direktur Mirani, kamu, mengapa kamu melakukan ini?"

Meskipun Tyas telah mengalami banyak hal, tapi situasi di depannya tetap membuatnya tercengang. Dia tidak terduga Sinar akan tiba-tiba berdiri keluar saat ini. Harus diketahui, di saat Djarum baru saja meninggal. Orang pertama yang keluar untuk mendukung Tyas di rumah bibi Salim adalah Sinar. Tyas tidak pernah berpikir Sinar akan menentangnya pada saat kritis seperti ini. Tyas terkejut dan bahkan tidak dapat mengucapkan kalimat lengkap.

Tidak hanya Tyas terkejut, bahkan Djoko juga terkejut. Dia pernah memberitahuku Sinar terlalu mementingkan keuntungan. Dia tidak menyangka Sinar akan maju dan mendukung Isyana pada saat ini.

Sutan juga tiba-tiba berdiri, dia benar-benar hilang kendali. Dia menunjuk ke arah Sinar dan berteriak “Sinar, dasar kamu yang tidak tahu diri! Tyas telah berjanji akan menyerahkan jabatan CEO untukmu, kamu malah keluar menentang Tyas. Di mana hati nuranimu?”

Kata-kata Sutan membuatku ingin tertawa. Dasar pria gila yang telah memperhitungkan segalanya, malah berani berbicara tentang hati nurani di depan umum.

Sinar tinggi dan kurus, dia menatap Sutan dengan pandangan menghina dan berkata dengan dingin "Aku tidak terlalu kenal denganmu, jangan sembarang menunjukku!"

Begitu mendengar, aku langsung mengerti. Tyas pasti telah menjanjikan jabatan CEO pada Sinar sebelum rapat dewan direksi. Tyas memberitahu Sutan tentang ini. Dan sekarang, Sutan secara tidak sengaja mengungkapkannya di depan semua orang.

Begitu selesai berkata, Sinar juga mengeluarkan dokumen. Berjalan mendekati Isyana, dia menatap Isyana dengan penuh kasih sayang dan berkata dengan lembut, "Isyana, dulu paman sangat bersalah. Ini adalah surat pengalihan ekuitas. Paman akan mentransfer semua sahamku padamu. Meskipun sahamku tidak banyak, hanya 10%. Tapi ditambahkan bersama, kamu akan menjadi pemegang saham terbanyak dalam grup! Di masa mendatang, setelah menjadi CEO, kamu harus menjunjung tinggi warisan ayahmu. Memimpin semua orang dan mencapai kejayaan grup."

Sinar berkata dengan sangat emosional. Selain aku, masih banyak orang yang terharu dengan ucapan Sinar. Mata Isyana berlinang air mata, dia perlahan-lahan berdiri. Menatap Sinar dan memanggilnya dengan penuh kasih sayang "Paman, aku…."

Sebelum kata-kata selanjutnya diucapkan, Sinar tersenyum dan memegang tangan Isyana. Dia berkata dengan lembut, "Isyana, tanda tanganlah. Kita membicarakan hal-hal lainnya setelah menangani masalah ini."

Meskipun Isyana berlinang air mata, tapi dia menahan dengan keras. Setelah mengangguk, Isyana duduk dan menandatanganinya.

Di mata banyak orang, Sinar penuh kasih sayang dan tanpa syarat memindahkan sahamnya pada Isyana. Tapi hanya aku yang tahu tentang apa yang telah terjadi.

Setelah kembali dari Beijing bersama Raisa. Abby juga ikut datang. Setelah menempatkan Raisa, aku mengajak Sinar untuk bertemu. Awalnya, Sinar tidak setuju untuk bertemu denganku. Sampai aku menyebut nama Abby.

Kami bertemu di sebuah kamar hotel bintang lima. Saat bertemu dengan Abby, dia tercengang. Pada hari itu, aku dan Sinar mulai negosiasi. Negosiasimya sangat sederhana, ada dua jalan di depan Sinar. Pertama, mendukung Isyana tanpa syarat dan mentransfer saham pada Isyana, sebagai kompensasi terhadap Nogo. Kedua, melalui prosedur peradilan. Dia akan dituduh melakukan penipuan. Apa yang dia hadapi adalah hukuman penjara sekitar sepuluh tahun.

Pada awalnya Sinar enggan mentransfer sahamnya ke Isyana. Bagaimanapun juga, ini adalah saham yang bernilai sekitar 600 milyar. Sinar adalah seseorang yang lebih mementingkan uang daripada nyawanya. Setelah beberapa kali negosiasi, aku berjanji akan mengembalikan 5% sahamnya setelah mengambil jabatan Presdir Djarum Grup, Dengan begini, Sinar baru menyetujui permintaanku.

Tapi aku selalu merasa khawatir padanya, jadi tetap menempatkan Abby di ibu kota provinsi. Aku memberitahu Abby untuk sering-sering bertelepon dengan Sinar. Biarkan dia tahu semua ini masih di bawah kendaliku. Oleh karena itu, muncul adegan Sinar mendukung Isyana seperti saat ini.

Begitu Isyana menandatanganinya, Tyas segera duduk ke posisinya dengan kecewa. Dia duduk tertegun di sana dan tiba-tiba teringat sesuatu. Dia segera memutar kepala menatap ke arah Sutan dan berkata dengan keras "Sutan, transfer sahammu padaku. Aku akan meminta pengacara menyiapkan kontrak."

Sutan tertegun, dia menatap Tyas dan tidak berbicara untuk waktu yang lama.

Setahu aku, Tyas membeli perusahaan Indoma dengan 8% saham grup. Ini juga berarti Sutan memiliki 8% saham grup tersebut.

Mengenai masalah ini, aku sudah memikirkannya. Tapi aku harus bertaruh, aku bertaruh Sutan tidak mungkin mentransfer saham ke Tyas. Pertama, Tyas tidak mungkin bisa mengeluarkan uang sebanyak itu. Kecuali dia menggelapkan dana publik grup. Kalau demikian, dia sama seperti menggali kuburannya sendiri. Kedua, meskipun Tyas dan Sutan bersekutu saat ini. Tapi keduanya bersama hanya demi keuntungan. Kalau Sutan memindahkan sahamnya ke Tyas, dia berisiko akan dibuang kapan saja. Dilihat dari kepribadian Sutan, dia tidak akan berani mengambil risiko seperti ini.

Dan menurut situasi saat ini, meskipun Sutan setuju, aku juga tidak khawatir. Karena di pihak kami, masih ada Pak Karman yang bertekad mendukung Isyana.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu