Love And Pain, Me And Her - Bab 580 Raisa Mengundurkan Diri

Setelah berkata, Djoko mencicipi tehnya lagi. Melihat cangkirnya sudah kosong, aku langsung mengisinya lagi. Selanjutnya aku pun mendengar Djoko berkata "Ugie, aku melihat kamu sepertinya sangat terkejut ketika melihat Sinarmas menjadi orang pertama yang mendukung Tyas"

Aku segera mengangguk dan berkata "Iya, aku pernah berpikir kalau orang lain. Tetapi tidak menyangka, orang pertama yang mendukung Tyas duluan adalah paman kandungnya Isyana"

Setelah berkata, aku menggelengkan kepala dengan wajah tidak berdaya. Sementara Djoko tertawa dan menjelaskan kepadaku "Sebenarnya tidak ada yang patut merasa aneh. Sinarmas adalah jenis orang yang hanya mementingkan keuntungan diri sendiri. Sebenarnya Djarum juga merasa ada sesuatu yang aneh dengan dia, hanya saja dia tidak melakukan apa pun karena Sinarmas adalah adik kandungnya sendiri. Ditambah dalam 2 tahun ini kesehatan Djarum kurang bagus, makanya Sinarmas berhasil menyelamatkan diri begitu saja. Tetapi orang ini sangatlah serakah, tahun lalu dia bahkan pernah mencari aku secara diam-diam dan ingin membeli saham Djarum Grup bersamaku. Aku juga tidak tahu apa yang sedang dia pikir. Aku mana mungkin mau menjual saham kepadanya?"

Aku hanya pernah menjumpai Sinarmas selama 2x, sama sekali tidak mengenalnya. Setelah mendengar dari Djoko, aku baru tahu ternyata Sinarmas adalah orang seperti ini. Tidak menyangka, sebagai adik kandung Djarum, perbedaan dia dengan abangnya bagai langit dan tanah.

Setelah itu, Djoko menghela nafas panjang dan berkata lagi "Sebenarnya dalam beberapa tahun ini, perkembangan perusahaan memasuki masa kritis. Mungkin kamu tidak tahu, waktu Djarum Grup berada di masa puncaknya, keseluruhan saham perusahaan mencapai ratusan triliun. Tetapi dalam dua tahun ini, seiring menyusutnya pasar real estat, ditambah Djarum jarang mengurus masalah manajemen perusahaan, performa Djarum Grup semakin menurun. Nilai pasar perusahaan sekarang hanya sekitar 40M, mengalami penurunan lebih dari 1x lipat. Aku mendengar nilai pasar Cantique kita saja sudah mencapai 20M. Berdasarkan kecepatan perkembangan Cantique, dalam waktu kurang dari dua tahun sudah bisa melebihi Djarum Grup. Hais! Perusahaan yang sudah didirikan begitu lama malah kalah dengan perusahaan internet baru yang baru saja didirikan. Hal ini merupakan akibat dari pertempuran internal dan eksternal perusahaan"

Berkata sampai sini, Djoko menggelengkan kepalanya dengan wajah sayang. Aku tahu Djoko sangat menyayangi Djarum Grup, melihat perusahaan memasuki masa kritis, suasana hati dia pasti sangat tertekan.

"Eddy sudah mau lulus. Pada awalnya aku mau membiarkan dia melatih diri di perusahaan. Tetapi melihat kondisi sekarang, aku tidak boleh membiarkan dia bekerja di perusahaan. Kalau dia pergi ke sana, aku takut dia tidak bisa mempelajari apa pun kecuali bersikap licik dan membuat jebakan untuk orang"

Setelah mendengar kata-kata Djoko, aku langsung berkata "Paman Santoso, kalau Eddy pulang, biarkan dia datang ke Cantique saja. Aku akan mendidiknya secara pribadi. Anak ini sangat pintar, dalam waktu singkat, dia pasti bisa menjadi seorang pemimpin yang mandiri.

Setelah mendengar kata-kataku, Djoko pun mengangguk dengan wajah terhibur. Kami menyalakan rokok dan mulai menghisapnya. Djoko berkata lagi "Ugie, sebenarnya tujuan aku mencari kamu adalah mau memberi tahu kamu harus menasehati Isyana bersikap lebih sabar. Jangan pernah melawan Tyas secara terus terang. Aku menebak selanjutnya Tyas pasti akan menyerang Isyana. Kalau untuk apa yang ingin dia lakukan, aku tidak tahu. Hanya saja kalian harus ingat, kalau mau mengalahkan musuh, harus membuat mereka mati dalam satu tembakan, tidak boleh memberi mereka kesempatan untuk menyerang balik"

Setelah itu, Djoko menghela nafas panjang lagi "Banyak orang berkata aku adalah senior tua di perusahaan, jadi aku bisa memihak ke kiri kanan tanpa membuat siapa pun membenci aku"

Kata-kata Djoko membuat aku tersenyum. Iya. Aku pernah mendengar bibi Salim berkata tentang Djoko seperti ini juga. Tetapi Djoko malah menggelengkan kepalanya dan berkata "Sebenarnya aku bukan senior tua apa pun. Aku hanya benci pertempuran administrasi seperti ini. Hanya saja, Ugie, kamu tenang saja. Meskipun Djarum sudah tidak ada, kalau Isyana ada masalah di perusahaan, aku tidak akan menertawakan dia. Kalau butuh bantuanku, beri tahu aku saja. Aku pasti akan mendukung kalian"

Kata-kata Djoko membuat suasana hatiku membaik. Sebenarnya aku tahu, mau dari perasaan pribadi atau keuntungan dari sisi lain, Djoko pasti akan mendukung kami. Sekarang dia juga merupakan salah satu pemegang saham Cantique, hal yang dia harus pertimbangkan terlebih dahulu adalah masa depan Eddy"

Setelah berbicara dengan Djoko sebentar, aku baru bangun dan pulang rumah.

Rumah Djoko berada di salah satu distrik vila termewah di kota kami. Tidak jauh dari rumahnya ada taman melingkar yang kecil. Di dalam taman kecil itu terdapat trek plastik profesional. Fasilitas olahraga sana tidak lebih buruk dari fasilitas gym profesional. Di sekitar saja ada banyak warga yang suka jogging dan olahraga di sana.

Waktu aku mengemudi dan melewati taman melingkar itu, aku melihat seorang pria yang dibasahi keringat, baru saja siap olahraga dan orang itu adalah Presdirnya Kimfar, Bong Casa.

Karena sibuk, aku sudah lama tidak berjumpa dengan Bong Casa. Aku sibuk menekan klakson dan memarkirkan mobilku di pinggir jalan. Bong Casa juga melihat aku, dia melambaikan tangannya kepadaku dan aku segera turun dari mobil.

Sebelum aku sempat berbicara, Bong Casa segera berkata "Cepat, nyalakan sebatang rokok untuk aku. Aku lupa membawa rokok"

Aku tertawa dan mengeluarkan rokokku dan menyalakan untuk Bong Casa.

Setelah menghisap rokok, Bong Casa baru berkata "Ugie, kamu sangat hebat. Cantique berkembang dengan luar biasa sekarang, sudah mau menjadi pemimpin di industri. Aku mendengar pembiyaan investasi putara B kalian sudah berakhir?"

Aku mengangguk dan menceritakan masalah pembiayaan investasi putaran B secara sederhana. Berkata secara serius, Bong Casa juga termasuk salah satu orang yang membantu aku. Aku selalu merasa berterima kasih kepada dia. Mau bagaimanapun dia pernah membantu aku banyak kali waktu aku berada di PT. Nogo Internasional.

Setelah mengobrol sebentar, Bong Casa berkata lagi "Oh iya, Kimfar berencana untuk beriklan di aplikasi kalian dalam beberapa hari ini. Aku mendengar daya tarik aplikasi kalian sudah mau mencapai 10M. Aku beriklan di sana, bukannya mau bagaimanapun kalian juga harus memberi diskon untuk aku?"

Bong Casa sedang bercanda bersamaku. Mereka berbisnis di bidang kosmetik, sementara kami beriklan tentang barang kecantikan. Klien kami semuanya kebetulan adalah tujuan klien mereka. Iklan di aplikasi kami akan memiliki hasil lebih bagus daripada beriklan di stasiun TV.

Aku segera mengangguk "Baik, Presdir Bong kapan mau pergi? Aku akan melayani anda secara pribadi"

Mendengar kata-kataku, Bong Casa tertawa. Kami berdua mengobrol tentang kabar baru-baru ini. Awalnya aku bermaksud mau menyapa dia saja dan langsung pulang ke rumah. Sebelum aku sempat berkata tentang itu, Bong Casa berkata lagi "Oh iya, Ugie! Teman kuliah kamu itu, yaitu mantan pacar kamu itu, mengundurkan diri dari Kimfar. Apakah kamu mengetahui hal ini?"

Aku melamun sejenak, orang yang Bong Casa katakan adalah Raisa. Hanya saja aku merasa agak aneh, kenapa Raisa tiba-tiba mengundurkan diri ketika dia pekerjaan dia di Kimfar berjalan dengan lancar?

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu