Love And Pain, Me And Her - Bab 477 Tidak Bisa Hamil

Dan orang yang paling khawatir adalah Robi. Dia menatap Viali dengan hati-hati. Aku tahu apa yang Robi pikirkan, jika benar suatu saat, dia dan Veni bersama. Mereka berdua harus melewati Viali dan orang tuanya. Terlebih di keluarga Robi hanya memiliki dia seorang anak laki-laki saja. Dan Veni tidak bisa hamil. Faktor obyektif ini menjadi kendala yang menghalangi kedua orang ini menjalin hubungan.

Tidak tahu apa yang dipikirkan Viali . Dia duduk diam melihat ke luar jendela dengan tenang. Dia tidak berbicara, aku dan Robi juga tidak berbicara. Suasana dalam cafe dalam sekejap berubah menjadi sunyi.

Aku menyalakan rokok lagi dan menyesapnya. Viali tiba-tiba menoleh memandang Robi dan berkata, “Robi, dari sudut pandangku. Aku sangat menghormati dan mengagumi kegilaanmu pada cinta. Tadi aku sedang berpikir, kalau aku adalah kamu. Aku pasti tidak bisa melakukannya. Inilah sebabnya aku mengagumimu. Seseorang yang setia dan gigih dalam cinta layak untuk dikagumi.”

Perkataan Viali jelas-jelas di luar ekspektas Robi. Robi melirikku lalu melihat Viali . Robi yang selalu bermulut tajam dan tidak masuk akal, tidak tahu harus berkata apa saat ini.

Robi tidak pernah berani membicarakan masalah ini kepada Viali , karena khawatir dia akan menentangnya. Dan perkataan Viali barusan sepertinya menyelesaikan simpul yang ada di hati Robi.

Viali menatap Robi dan berkata, “Tadi aku membicarakan ini dari sudut pandang pribadi. Tapi sekarang aku ingin membicarakan hal ini dari sudut pandang kakakku. Pertama-tama, aku tidak akan mengatakan apakah aku mendukung hubungan kalian atau tidak. Aku hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan, mari kita lihat apakah kamu bisa menyelesaikannya. Pertama, kalau kamu berhasil membujuk bibi dan paman menikahi wanita yang tidak bisa hamil. Kamu harus tahu, kedua orang tuamu, tidak mengatakan apa-apa pada hal buruk yang terjadi di luar terlepas dari opini publik. Tapi kamu juga harus tahu usia bibi dan paman semakin bertambah, kondisi kesehatan mereka juga semakin memburuk. Mereka menginginkan cucu sampai hampir gila. Kalau kamu memberitahu hal ini kepada mereka, aku tidak tahu akan terjadi hal apa. Terutama bibi, kondisi kesehatan jantungnya tidak baik. Kalau terjadi sesuatu pada dirinya karena hal ini. Aku tidak akan memaafkanmu.”

Viali memang investor yang hebat. Kata-katanya singkat, jelas dan logis. Robi mengerutkan kening saat mendengar dia berbicara. Bisa dirasakan Robi juga merasa pusing pada masalah ini. Robi sangat berpegang teguh pada cintanya, tapi dia juga tidak mungkin karena cinta membuat ibunya masuk rumah sakit.

Mengingat sebelumnya ada orang yang pernah mengatakan, cinta adalah masalah kedua orang dan tidak ada hubungannya dengan orang luar.

Ketika masih kuliah, aku mendengar kata-kata ini dan sangat menyetujuinya. Tapi ketika aku memasuki masyarakat melihat banyak percintaan, kebencian dan perpisahan. Aku secara bertahap menyadari cinta bisa menjadi masalah bagi kedua orang, tapi pernikahan tidak bisa. Dua orang yang ingin hidup bersama untuk waktu yang lama perlu menghadapi banyak rintangan. Tidak sesederhana dua orang.

Robi terdiam, menyalakan sebatang rokok dan menyesapnya. Siapa sangka Viali melototinya dan berkata, “Bisakah kamu mengurangi merokok?”

Perkataan Viali segera mencekik leher Robi, dia menatap Viali dengan tidak senang dan berkata, “Viali , kamu baik-baik saja, kan? Ugie merokok kamu tidak peduli, aku baru saja menyalakannya kamu sudah berkomentar, apa maksudmu ini?”

Ekspresi Viali tampak canggung. Tapi dia segera berkata, “Merokok tidak bagus untuk kesehatan, kamu adikku, tentu saja aku peduli padamu! Ugie tidak lain hanya teman, aku tidak peduli dengannya!”

“Cieh!”

Robi mengabaikan alasan Viali , dan menyesap sekali lagi.

Viali juga tidak memaksakannya lagi. Dia menatap Robi dan berkata, “Robi, poin kedua yang aku katakan mungkin sedikit menyakitimu. Tapi aku bisa memberitahumu dengan jelas, apa yang aku katakan adalah benar. Gadis yang bernama Veni, tidak akan bersama denganmu.”

Perkataan Viali membuat Robi langsung melototinya dan bertanya, “Kenapa?”

Viali tersenyum dingin, berkata dengan jijik, “Karena dalam hatinya hanya ada sebuah penyesalan. Tahukah kamu mengapa dia tidak ribut menyerahkan pacar sendiri kepada orang lain? Karena cinta, dia sangat mencintai mantan pacarnya. Oleh karena itu, dia meninggalkan cinta ini, mengabulkan ide tercela mantan pacarnya. Dan kebetulan kalian adalah sahabat baik, kalau seandainya dia memilih, dia juga tidak akan memilihmu menjadi pacar berikutnya. Karena hidup bersama denganmu akan membuatnya selalu merindukan mantan pacarnya. Aku pikir, sekalipun dia menikah dengan orang asing, dia juga tidak akan memilih dirimu. Jadi, saranku, lebih baik menyerah.”

Robi tidak suka mendengar perkataan Viali . Dia melihat Viali , berkata dengan dingin, “Kakakku yang baik, kamu bahkan tidak pernah pacaran, beraninya kamu datang kemari memberiku pelajaran tentang cinta.”

Viali tersenyum dingin, dan perlahan berkata, “Kenapa, apakah yang aku katakan salah? Logikanya sangat sederhana, pertama, aku perempuan, tentu saja memahami pemikiran perempuan. Kedua, cinta dan membangun perusahaan memiliki prinsip yang sama, semuanya perlu di kelola dengan hati-hati.”

Perkataan terakhir Viali membuatku terkejut. Aku tidak menyangka, orang yang terlalu sibuk untuk jatuh cinta akan mengucapkan kata-kata filosofis seperti itu. Memang seperti yang dia katakan, cinta diatur oleh hati.

Ketika Viali selesai berbicara, Robi juga tertegun. Memang benar, kata-kata Viali sulit untuk dibantah. Robi tidak berbicara sama sekali malah berbalik melihat ke arah kampus di luar jendela.

Ketika Viali hendak mengatakan sesuatu, hp-nya berdering. Dia melihatnya dan tidak menjawabnya. Sebaliknya berkata kepada Robi, “Sudahlah, waktunya sudah tiba. Aku harus pergi menemui pelanggan. Robi, aku harap kamu bisa mempertimbangkan perkataanku dengan baik. Kamu sudah bukan anak kecil, segala sesuatu yang dilakukan tidak bisa hanya mempertimbangkan diri sendiri.”

Setelah itu, Viali menoleh menatapku, lalu menganggukkan kepala dan bangkit.

Di dalam cafe hanya menyisakan aku dan Robi. Robi melihat ke bawah, tersenyum menyeringai dan berkata kepadaku, “Ugie, aku sangat penasaran. Sebenarnya pria seperti apa yang bisa menaklukkan Viali ?”

Aku tersenyum, perlahan menggelengkan kepala. Sebenarnya aku juga sangat ingin mengetahuinya.

Aku tidak tahu perkataan Viali kepada Robi apakah akan memberikan manfaat atau tidak. Tapi dia memberitahuku, Papang Yan akan segera mencariku, dan dalam beberapa hari kemudian itu akan terjadi.

Pagi-pagi sekali, studio baru saja mulai beroeprasi. Hp-ku berdering, aku melihatnya ternyata dari Papang Yan . Aku segera mengangkatnya, mendengar suara Papang Yan dari ujung telepon berkata, “Ugie, aku Papang Yan !”

“Apa kabar Tuan Papang !”

Aku menyapa dengan sopan.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu