Love And Pain, Me And Her - Bab 340 Enam Miliar

Karena Viali ada disini, aku merasakan sebuah tekanan. Takut salah mengucapkan sesuatu dan dapat membuatnya menyanderaku.

Presdir Hartono melihat waktu, sepertinya dia memiliki urusan yang lain. Dia pun langsung berkata kepadaku," Ugie, kita kembali ke diskusi yang utama. Bong Casa merekomendasikan kamu, aku juga sudah mendengar proposalnya, aku merasa cukup bagus. Namun ada beberapa hal yang harus aku katakan terlebih dahulu, sudah lebih dari sepuluh rencana marketing dari anak perusahan di korea yang berada di tanganku. Rencana ini dibuat oleh perusahaan periklanan, internal perusahaan juga beberapa dari OP studio seperti milikmu ini. Namun tidak ada yang membuatku puas. Karena kamu berkata kamu mempunyai kepercayaan diri terhadap rencana marketing, maka coba kamu sampaikan kepadaku."

Akhirnya bisa membicarakan topik utama. Aku segera duduk tegak dan sambil menatap Presdir Hartono aku mulai berbicara "Presdir Hartono, sebenarnya semua rencana marketing hanya memiliki sedikit perbedaan. Karena pusatnya hanya ada satu yaitu bagaimana bisa membangun sebuah brand dan menyebarluaskan produk ini."

Sebelum pembicaraanku selesai, aku mendengar suara Viali yang mendengus dan dengan dingin memandang dan berkata dengan tidak puas "Tidak usah beromong kosong lagi Semua orang sudah mengerti masalah konsep. Lebih baik langsung mengucapkan ke intinya."

Sikap Viali membuatku tidak senang. Masalah ini sama sekali tidak ada hubungan dengannya, kata lainnya adalah dia hanya penonton saja disini. Namun dibawah sikap dia yang menekan orang, aku juga tidak bisa langsung membantahnya. Aku hanya bisa menatapnya dengan tidak senang dan langsung melanjutkan "Menghadapi pasar kosmetik yang sedang berkembang ini dan anak perusahaan dari Korea yang mau masuk ke dalam pasar, aku merasa masalahnya bukan pada rencana marketing. Namun bagaimana cara mengubah pemikiran dan ide tradisional."

Perkataanku membuat Presdir Hartono dan Viali terkejut. Walaupun aku datang untuk membicarakan rencana marketing namun aku sama sekali tidak membicarakan bidang marketing. Hal ini membuat mereka berdua terkejut. Terutama Presdir Hartono, dia memandangku dan langsung bertanya "Coba kamu katakan, apa yang sebenarnya perlu diubah?“

Aku memandang Presdir Hartono dan mengatakan dengan perlahan," Kita harus merubah cara marketing."

Ketika aku mengatakan nya Presdir Hartono langsung tertawa. Dia menunjuk Viali sambil berkata kepadaku "Ugie, jika kamu ingin membicarakan mode marketing secara internet. Apakah kamu tidak tahu, Bu Viali disampingmu adalah ahli dari masalah ini, perusahaan yang diinvestasikannya semua adalah perusahaan internet. O2O, B2B, B2C semua ini sudah diketahui dengan jelas olehnya."

Ketika Presdir Hartono selesai berbicara, aku segera memotong pembicaraan dan berkata "Presdir Hartono, mode marketing yang aku bicarakan ini tidak termasuk dengan model yang anda baru bicarakan. Selain itu ini juga ini bukan tergolong mode yang tradisional."

Ketika aku selesai berbicara, Viali langsung tersenyum dingin, Dia sambil mencibir berkata kepadaku "Saat ini banyak perusahaan yang baru dibuka dan perusahan marketing baru yang menggunakan internet sebagai alasan dan bermain dengan konsep pembakaran. Ditambah mereka mengatakan dengan nama yang baru, tidak perlu menunggu terlalu lama, mereka pun membuat investor kebingungan, Sebenarnya tujuan utamanya adalah mengumpulkan uang saja."

Viali masih saja berkata dengan sikap yang tidak suka kepadaku. Sementara Presdir Hartono memberikan tanda dengan tangannya, dia melanjutkan bicara dan berkata," Kalau begitu coba kamu bicarakan, apa yang berbeda dengan mode yang kamu bicarakan ini?"

Aku tersenyum sambil menatap Presdir Hartono dan langsung dengan sopan berkata kepadanya," Presdir Hartono, mode ini adalah pusat dari rencana marketingku, jad aku."

Aku tidak melanjutkan perkataanku, namun kedua orang itu sudah mengerti apa maksudku. Karena jika aku sudah menyebutkan mode ini, rencana marketing ini pun sudah kehilangan nilainya. Pada saat ini sudah seharusnya membicarakan harga.

Presdir Hartono tersenyum, dia langsung bertanya kepadaku," Coba katakan, berapa yang kamu mau dari rencana marketing ini?"

Sambil menatap Presdir Hartono, aku dengan perlahan menaikkan tiga jari tanganku. Sebelum aku berbicara, Presdir Hartono langsung menjawab langsung," Kamu berani untuk meminta harga ya! 6 miliar? Aku ingin tahu apakah rencana marketing ini seberharga itu. Begini saja, besok pagi jam sepuluh, aku akan memanggil orang terkait pada perusahaan korea ini dan kita akan berdiskusi bersama apakah nilai rencana mu ini seberharga ini. Jika lolos langsung kita tanda tangani kontrak. Jika tidak bernilai, lebih baik kamu pulang saja, Jangan lagi menghabiskan waktuku."

Aku pun menatap Presdir Hartono sambil menganggukkan kepala dengan bodoh. Alasan mengapa aku menjadi sedikit bodoh bukan karena khawatir akan rapat besok. Namun karena tiga jari yang aku angkat tadi, sebenarnya nilai yang aku maksud adalah enam ratus juta. Namun aku tidak menyangka Presdir Hartono akan salah paham dan mengiranya sebagai enam miliar. Kesalahan seperti ini membuatku terpaku dan tidak bisa berkata apa-apa.

Setelah Presdir Hartono selesai, Vilai langsung melihatnya dan berkata," Presdir Hartono, bolehkah aku juga ikut hadir dalam rapat ini. Aku hanya mendengarkan dan tidak berbicara sama sekali. Bagaimana?"

Presdir Hartono tertawa," Tentu saja, Bagaimana bisa aku menolak kamu sebagai pahlawan untuk membantuku memeriksannya."

Viali tersenyum, setelah berpamitan. Dia membawa asisten keluar dari kantor itu. Karena aku sama sekali tidak ingin keluar kantor ini dengannya, aku sengaja menundanya, Setelah mereka berdua sudah keluar dari kantor, aku baru berpamitan dengan Presdir Hartono.

Yang membuatku tidak menyangka adalah Presdir Hartono mengantarku ke pintu depan. Harus diketahui jika bisa mendapatkan perlakuan diantarkan oleh orang dengan status sepertinya ini sudah merupakan sesuatu perlakuan yang tertinggi.

Setelah sampai di pintu depan, Presdir Hartono tiba-tiba berkata kepadaku," Ugie, apakah hubunganmu dengan Bu Viali sangat bagus?"

Perkataan Presdir Hartono membuatku terkejut. Aku memandangnya dan dengan menggelengkan kepala berkata kepadanya," Presdir Hartono,mungkin anda tidak mengetahuinya. Namun Bu Viali sudah pada tahap membenciku di suatu tingkat. Bagaimana mungkin anda masih bisa mengatakan bahwa hubungan kami berdua sangat baik?

Presdir Hartono tersenyum, dia sambil menggelengkan kepala berkata," Tidak mungkin! Aku sangat mengerti emosi dari Viali, jika dia tidak menyukai seseorang, tidak mungkin dia membuang terlalu banyak waktunya pada orang itu. Dia hari ini secara aktif menawarkan diri untuk tinggal dan mendengarkan rencanamu. Dan kemudian juga mengajukan diri untuk hadir dalam rapat besok. Ini bagi seorang yang percaya waktu adalah uang sudah merupakan hal yang belum pernah aku lihat."

Sambil berkata ini, Presdir Hartono kembali menggelengkan kepalanya.

Aku setengah percaya akan apa yang dibicarakan oleh Presdir Hartono. Aku merasa Viali bertahan mendengarkan rencana marketing adalah karena dia ingin mencelakakanku. Sementara pengajuannya untuk ikut hadir dalam rapat besok karena dia tertarik pada mode yang aku sampaikan. Karena Presdir Hartono sudah mengatakan seperti itu, aku pun tidak perlu membantahya.

Setelah kembali ke hotel, aku kembali mengambil rencana marketingku dan melihat hingga ke setiap kata. Rencana marketing ini sejak awal sudah aku ingat ke dalam ingatanku. Namun demi tidak melakukan kesalahan aku masih melihatnya kembali.

Hingga malam pukul tujuh lebih, aku baru menyadari perutku sudah mulai berbunyi. Aku belum makan malam. Aku pun merapikan dokumen rencana ini dan berencana untuk pergi makan diluar. Namun teleponku berbunyi, ketika melihatnya ternyata Lulu yang memanggilku.

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu