Love And Pain, Me And Her - Bab 373 Cinta Pertama

Ekspresi wajah Lulu terlihat kurang menyenangkan. Lulu melototi Robi dengan tatapan ganas, tetapi aku tidak menyangka, Lulu tidak memarahi Robi.

Beberapa saat kemudian, Veni balik dari toilet. Ekspresi wajah terlihat seperti biasa, sepertinya percakapan aku bersama Sutan, Veni tidak mendengarkan, begitu Veni duduk, Lulu ingin mengatakan sesuatu. Tiba-tiba, Wulandari mengambil handbag, kemudian mengeluarkan sebuah kotak perhiasan dari handbag tersebut. Kemudian Wulandari memberikan kepada Veni, berkata sambil tersenyum: “ Veni, coba membuka kotak tersebut, apakah kamu menyukainya?”

Veni menatap Wulandari dengan kebingungan. Tetapi Veni tetap mengambil kotak perhiasan tersebut. Begitu membuka kotak tersebut, semua orang meratapi perhiasan tersebut. Itu adalah sebuah cincin berlian, berlian tersebut tidak kecil dan memancarkan cahaya warna-warni di bawah sinar matahari.

Veni melihat cincin berlian tersebut, mendongak dan melihat ke arah Wulandari, berkata: “ Direktur Wu, cincin berlian ini sangat cantik, sangat cocok dengan temperamen anda.”

Wulandari malah tertawa, kemudian Wulandari menggelengkan kepalanya, berkata dengan nada halus: “Gadis naif! Cincin ini untukmu. Tahun depan, aku akan menyediakan hadiah-hadiah kecil untuk para manajer di perusahaan kita. Tetapi aku tidak tahu harus membeli apa untuk Sutan, setelah berpikir-pikir, aku membeli untuk kamu saja. Lagipula kalian adalah keluarga.”

Kata-kata Wulandari, membuat Sutan merasa sedikit canggung. Sutan melihat ke arahku dan aku hanya menatap Sutan dengan tatapan tidak berdaya, berjanji kepadanya, beberapa hari ini akan memberitahukan kepada Wulandari. Apabila tidak, aku pasti tidak bisa menahan diri, memberitahukan kepada Veni.

Wulandari sangat licik. Alasan mengapa Wulandari mengasih cincin berlian kepada Veni, hanya karena Wulandari ingin menjalani hubungan yang baik bersama Veni. Meskipun sekarang Wulandari dan Veni merupakan saingan cinta, akan tetapi Wulandari berbuat seperti itu, justru selangkah demi selangkah menggali lubang untuk Veni.

Veni melihat cincin berlian tersebut. Kemudian, menutup kotak perhiasan tersebut dengan pelan dan meletakkan di hadapan Wulandari. Veni menggelengkan kepalanya dan berkata “ Direktur Wu, terima kasih! Akan tetapi aku tidak bisa menerimanya. Pertama-tama, aku bukan karyawan di perusahaan kalian. Selain itu, apabila hadiah awal tahun, itu adalah peraturan perusahaan kalian, apabila begitu setelah aku pikir-pikir, hadiah tersebut kamu memberikan kepada Sutan saja, lagi pula Sutan adalah karyawan perusahaan.”

Kata-kata Veni, membuat Wulandari mengernyit dahinya. Mungkin Wulandari tidak pernah menyangka, Veni akan langsung menolaknya. Sejujurnya, aku sangat mengagumi terhadap kata-kata yang diucapkan oleh Veni. Veni tidak merendahkan diri ataupun sombong dan tidak tergoda oleh perhiasan tersebut.

Mereka berdua menolak untuk mengalah. Tiba-tiba, Lulu berdiri sambil memegang segelas anggur merah, Lulu sedikit mabuk. Pada saat Lulu berdiri, secara spontan tubuhnya berguncang-guncang, Lulu berkata kepada Veni dan Wulandari “Kedua saudari, mohon menyimpan hadiah yang berharga tersebut terlebih dahulu. Aku ingin mengatakan sesuatu!”

Semua pandangan tertuju pada Lulu. Hanya melihat Lulu tertawa terkekeh-kekeh, Lulu minum seteguk anggur merah, kemudian berkata “Saudara dan saudari, aku merasa sangat bersyukur. Dapat berteman bersama kalian. Sudah lama berhubungan dengan kalian, aku berpikir bahwa kalian pasti sudah tahu sifat aku seperti apa. Sebenarnya aku adalah seseorang yang sangat baik, akan tetapi hanya sedikit bodoh saja.”

Selesai Lulu berkata, Robi langsung tertawa dan lanjut berkata “ Lulu, aku mengagumimu karena hal tersebut. Menyadari kekurangan diri sendiri.”

Pembicaraan Robi, membuat semua orang tertawa. Tiba-tiba Lulu menoleh dan melihat ke arah Robi, Lulu tidak melototinya dan tidak memarahi Robi juga, tetapi hanya berkata dengan nada halus “Tentu saja aku mengetahui bahwa diriku bodoh! Bodoh hingga aku sendiri saja tidak dapat melihat isi hatiku sendiri. Selama ini, aku hanya pernah berpacaran dua kali saja. Pertama kali ketika aku masih duduk di bangku SMP, pada saat itu, aku tergila-gila padanya. Setiap malam, aku harus mendengar dia bernyanyi untukku, aku baru bisa tertidur, di dalam mimpi juga penuh dengan bayangan dia.”

Kata-kata Lulu, membuat kita semua merasa bingung. Eddy duduk di samping Lulu, Eddy tidak bisa menahan diri dan berkata “Kakak, menakjubkan sekali. Ketika masih duduk di bangku SMP sudah tinggal bersama pacar, kamu jauh lebih hebat dari aku! Ngomong-ngomong, dimana dia sekarang? Apakah kamu masih berhubungan dengannya?”

Lulu mendengus kesal, Lulu bergumam “Dia sudah menikah dan sudah menjadi seorang ayah. Namanya adalah Andi Liu.”

Awalnya aku sedang merokok, tetapi mendengar Lulu berkata seperti itu, aku tersedak, berbatuk-batuk.

Eddy menatap Lulu dengan ekspresi yang berlebihan dan berkata dengan nada tinggi “Wow, hebat sekali, Andi, dia adalah seorang artis terkenal.”

Lulu langsung menganggukkan kepalanya “Benar, itu dia! Akan tetapi itu hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan, dia tidak tahu bahwa di dunia ini ada orang yang seperti aku.”

Lulu terlihat sangat serius, membuat kita semua tertawa terbahak-bahak. Itu hanya penggemar idola seperti biasa, itu tidak termasuk sebagai pacaran. Akan tetapi melihat keseriusan Lulu, kita semua merasa enggan untuk menertawakannya.

Lulu lanjut berkata “Kedua kali berpacaran, adalah pacaran di dunia maya. Bahkan aku sendiri saja tidak pernah berjumpa dengannya, sudah merasa bahwa aku sendiri menyukainya. Orang tersebut, kalian pernah berjumpa dengannya. Dia adalah playboy yang sering Robi gunakan untuk mengejekku. Sehingga, aku mengatakan bahwa aku sendiri sangat bodoh, bodoh hingga aku sendiri saja tidak mengetahui apakah aku menyukai atau tidak.”

Sambil berkata, Lulu yang begitu naif, menunjukkan kesedihan di wajahnya. Memandangi Lulu, di dalam hatiku merasa kasihan padanya. Gadis ini benar-benar sangat naif, naif hingga tidak tega untuk melukainya.

Akan tetapi aku tidak mengerti, hari ini Lulu bercerita panjang lebar, sebenarnya apa yang ingin Lulu ungkapkan?

Lulu menghelakan nafas dan lanjut berkata “Aku masih ingat ketika aku masih kecil, aku berpikir bahwa pangeranku adalah seorang pria yang tinggi dan juga sangat tampan, berilmu tinggi dan mempesona. Tetapi setelah aku bertumbuh menjadi dewasa, aku menyadari bahwa, itu hanya mimpi seorang gadis, sebuah mimpi yang tidak realistis. Karena aku menyadari bahwa, di sekelilingku tidak ada orang yang seperti ini. Aku mengerti juga, manusia, pasti ada kekurangan masing-masing. Tetapi aku tidak menyangka, sekarang aku jatuh cinta pada seorang yang penuh dengan kekurangan. Mulut tidak berpendidikan, tidak berjuang untuk kemajuan, selalu mengejekku, mengatakan bahwa aku gemuk, berdada datar, segala macam kekuranganku. Tetapi rasa cinta ini sangat aneh, membuat aku jatuh cinta padanya.”

Lulu sambil berkata, Lulu tertawa terkekeh-kekeh. Tampaknya pertengkaran mereka berdua, tidak mempengaruhi hubungan mereka, sebaliknya membuat Lulu dalam hubungan ini, terjatuh lebih dalam lagi.

Selesai berbicara, Lulu membalikkan kepala melihat ke arah Robi. Tetapi ekspresi wajah Robi terlihat luar biasa canggung. Aku sudah mengenal Robi, aku tidak pernah melihat Robi terlihat begitu canggung. Kemudian. Mendengar Lulu bertanya kepada Robi “Robi, apakah kamu tahu siapa yang aku maksud?”

Robi tertegun, Robi bahkan tidak melihat Lulu sama sekali. Semua orang terdiam, hanya mendengar Veni berkata dengan nada halus “ Robi, Lulu sedang bertanya kepadamu.”