Love And Pain, Me And Her - Bab 92 Banjir Cinta

aku berteriak memanggil Lulu, "Lulu, tunggu siapa?"

Ketika Lulu mengangkat kepala dan yang dilihatnya adalah diriku, dia langsung melambaikan tangan padaku, agar aku pergi ke arahnya. Berjalan ke sisi Lulu, dia mencemberutkan bibir kecilnya, dengan perasaan tidak enak berkata padaku,

"Ugie, saat ini aku tidak tahu harus berbuat apa. Kamu tolong bantu aku mencari jalan keluar"

aku menatap Lulu dengan ekspresi kebingungan, tidak mengerti sama sekali dan bertanya, "Apa yang terjadi?"

Lulu tersenyum masam, mengangkat kepalanya dan menatapku, dengan tampang penuh keluhan, "aku tidak ingin pulang ke rumah, tetapi juga tidak ada tempat lain untuk pergi"

"Mengapa tidak pulang ke rumah?"

aku bertanya dengan aneh.

Lulu mendengar pertanyaanku, dia langsung mencibirkan bibirnya, dengan tampang penuh masalah, seperti saat itu juga air matanya hampir akan keluar.

Lulu menatapku dengan pandangan tak berdaya, berkata dengan wajah masam, "Rose ada di rumahku. aku tidak ingin pulang ke rumah"

"Haa?"

Perkataan Lulu membuatku sangat terkejut, sama saja dengan Isyana yang menyuruhku menjadi pasangannya.

"Dia masih belum pergi?"

aku pikir pria itu sudah pergi sejak awal. Dan kami hari ini baru turun gunung, ternyata dia terus menginap di rumahnya Lulu.

aku melihat tampang Lulu yang penuh masalah itu. aku yang kasihan dan juga kesal, tetapi tetap saja menegurnya, "Lulu, kamu sudah gila? Bagaimana bisa menyuruhnya pergi ke rumahmu"

Lulu menggigit bibirnya, dengan bersalah dan berkata, "aku juga tidak mau! Tetapi tinggal di hotel semalam saja harus 400 atau 600 ribu. Kalau dia terus-terusan begitu, gajiku satu bulan hanya untuk membayar biaya hotelnya saja"

Mendengar perkataan ini membuat emosiku naik, memarahinya, "Otakmu sudah gila ya? Kalau memang dia mau tinggal di hotel, ya kamu biarkan saja dia, apa urusanmu?"

Suara Lulu yang kecilnya seperti semut, dengan pelan dan hati-hati berkata, "Dia tidak ada uang"

Dan saat itu rasanya aku sudah ingin meledak. Perempuan ini bukan baik hati, tetapi bodoh sampai membuat orang kasihan.

"Kalau tidak ada uang biarkan dia tidur di pinggir jalan saja, suruh dia pergi. Lelaki macam apa! Ayo, aku temani kamu pulang"

Sambil berkata, aku menarik Lulu ingin pergi. Tetapi Lulu tidak bergerak sama sekali, memandangku, dan memohon, "Ugie, kamu dengar penjelasanku. Dia berkata dia mencintaiku, aku tidak menjawabnya, dia pasti tidak akan pergi. Kamu pikir saja dia sendiri tidak ada uang, dan aku juga tidak akan mungkin melapor ke polisi agar dia keluar ke jalanan. Sebenarnya dia adalah orang yang baik"

aku benar-benar dibuat Lulu emosi dan tidak bisa berkata-kata lagi. Dengan tatapan tak berdaya menatapnya, berkata dengan keras, "Mudah diatur, kamu jawab saja dia, semua selesai"

aku mengatakan semua ini karena emosi yang dibuat oleh Lulu.

"Waduh! aku berkata serius padamu"

Lulu bertambah gugup!

"Beritahu dia kalau kamu sudah ada pacar! Agar dia cepat pergi!"

Setelah aku selesai mengatakan perkataan itu, Lulu langsung menjawab, "aku sudah pernah memberitahunya. Tetapi dia tidak percaya, dia berkata ingin bertemu langsung dengan pacarku"

Sambil berkata, Lulu terus menatapku. aku langsung menggelengkan kepala, "Berhenti! Kamu jangan lanjutkan lagi! aku tidak akan menyamar menjadi pacarmu, kamu jangan berharap padaku. Dan juga terakhir kali dia ada bertemu denganku, aku juga memberitahunya kalau aku hanya seorang supirmu saja"

Wajah Lulu yang cemberut lagi. Tiba-tiba terlintas sesuatu hal di pikiranku, benar Robi. Langsung berkata padanya, "Kalau tidak aku panggil Robi datang saja, untuk masalah seperti ini dia jauh lebih hebat dariku!"

Lulu langsung menggelengkan kepala. Dengan penuh kebingungan dan bertanya, "Kenapa? Hanya karena kejadian saat itu, masih terus kesal?"

Dengan tatapan malu Lulu menatapku, berkata dengan nada pelan, "aku takut dia tidak ingin membantuku. Kamu tidak tahu, malam itu dia, ketika dia menciumku, aku dengan tidak sadar telah mengajaknya ke atas tempat tidur. Tetapi dia tidak naik ke atas, dan terus tidur di lantai sampai pagi. Dan keesokkan paginya ketika aku bangun, mabukku pun sudah hilang. aku menamparnya dua kali, menamparnya dengan, dengan sangat keras"

aku dengan tatapan penasaran melihat Lulu. Karena kejadian ini, idiot Robi ini jadi mendiamkanku.

aku dengan bingung bertanya padanya, "Menampar wajahnya?"

Lulu melirikku dengan takut, dan menganggukkan kepala dengan pelan.

"Tidak apa-apa, dia tidak tahu malu!"

Sambil berkata, akhirnya aku pun tidak tahan lagi tertawa keras. aku dibuat ketawa oleh kedua anak ini.

Sambil berkata, aku mengeluarkan ponsel dari saku, dan menelepon Robi.

Tidak tahu apa yang sedang dikerjakan Robi. Menunggu cukup lama baru mengangkat telepon. aku pun juga tidak enak langsung mengatakan apa yang terjadi, hanya berkata kalau aku ada masalah, menyuruhnya dengan gerakan paling cepat datang ke pintu utama perusahaan. Setelah berkata, tidak menunggu Robi bertanya balik. aku langsung menutup telepon.

aku paham sifat Robi dengan jelas. aku meneleponnya begini, dia pasti mengira aku pasti ada hal penting. Pasti datang kesini dengan cepat. Dan ternyata, tidak lewat dari setengah jam, melihat Robi yang dengan panik keluar dari sebuah taksi.

Melihatnya turun dari mobil, aku bergegas melambaikan tangan padanya. Nafasnya yang terengah-engah sampai di hadapanku, melihat aku yang baik-baik saja, dan disampingku ada Lulu yang terus berdiri diam. Keningnya berkerut, tidak puas dan langsung memarahiku, "Ugie, kamu sudah terlalu hebat ya? Memainkanku? Aku pikir kamu dihadang oleh pria bermarga Bastar itu, dengan panik datang kesini, sampai tidak mencuci muka"

aku hanya bisa tersenyum, langsung merangkul bahunya, dan menjelaskan, "aku benar ada masalah, kalau tidak, tidak mungkin menyuruhmu datang kesini dengan buru-buru"

"Ada masalah cepat katakan, jangan bertele-tele!"

Robi dengan tampangnya yang tidak sabar.

aku hanya bisa tersenyum melihatnya, menunjuk Lulu dan berkata, "aku memanggilmu karena ada hal baik, agar kamu menjadi pacarnya Lulu"

Kata-kataku belum selesai keluar, Lulu langsung mengangkat kepalanya dan menatapku, dengan wajah merah merona, menjelaskan, "Bukan pacar sebenarnya, hanya berpura-pura!"

Robi langsung melepaskan rangkulan tanganku, tidak puas dan langsung memelototiku, memiringkan kepala dan bertanya, "Berpura-pura? Bahkan kalau memang benaran saja aku juga tidak akan mau, beri aku uang pun juga tidak mau! Apalagi berpura-pura"

Ketika perkataan Robi dikeluarkan. Lulu langsung emosi menatapnya. Meskipun sebelumnya Lulu pernah berprasangka pada Robi, tetapi wanita mana yang tidak berharap untuk dicintai oleh orang lain. Robi yang berkata demikian, sangat melukai harga diri Lulu. Dia juga tidak berbicara, berbalik badan dan ingin pergi.

aku buru-buru langsung menahan Lulu, dan saat itu juga langsung melambaikan tangan pada Robi.

"Kesini! aku beritahu apa yang terjadi"

Robi bingung dan terpaksa berjalan mendekatiku. aku buru-buru langsung menceritakan semua masalah Rose pada Robi. Setelah selesai menjelaskan, Robi langsung tertawa terbahak-bahak, dia melihat Lulu, tertawa lagi, "Lulu! Kamu sendiri yang menabur api, meskipun sulit juga harus diselesaikan. Sekarang apa yang kamu lakukan, sudah tidak ada logika lagi, dan telah melanggar peraturan yang ada. Kamu pikir bagaimana kelak kami harus mempercayai wanita lagi"

Robi sambil tertawa, sambil terus mengejek Lulu. Dia berkata dengan semangat, tiba-tiba Lulu langsung mengangkat kaki, ujung sepatu yang tajam, dengan keras langsung menindih kakinya Robi. Dan terdengar suara teriakan "Ah", Robi yang berteriak dengan histeris kesakitan. Dilanjutkan, langsung menundukkan tubuh menekukkan satu kakinya, dan terus berlompat dengan satu kaki di tempat.

aku melihatnya pun langsung mengkerutkan kening, tindakan Lulu juga sangat kejam. Bahkan aku pun bisa merasakan sakit itu.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu