Love And Pain, Me And Her - Bab 145

Aku duduk di sofa, dan Kalin duduk di sampingku. Jarak dia sangat dekat denganku, aroma seperti bau bunga dan tanaman tubuhnya yang kuat menyumbat lubang hidungku. Melihat aku tidak bicara, Kalin memberiku sebatang rokok. Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum, mengeluarkan rokokku, dan menyalakannya dan menghisap rokok itu.

Kalin juga mengangguk dengan elegan. Dia menghisap rokoknya dengan lembut, dan meludahkan asap itu dengan perlahan di antara bibir merahnya yang indah. Kemudian Kalin menoleh menatapku dan berkata, "Ugie, apakah kamu masih marah kepadaku?"

Aku tersenyum dan menoleh melihat Kalin. Menggelengkan kepala dan berkata, "Manusia mati demi kekayaan dan burung mati demi makanan, hal ini sangatlah wajar. Jika Don Juan bukan orang kaya raya, dia juga tidak bisa menggerakkanmu, Kalin, janjian kemarin tidak perlu ada yang disalahkan.”

Kalin kemudian tersenyum. Dia menjentikkan jelaga, menatapku, mencibir dan berkata, "Ugie, apakah kamu beranggapan bahwa karena uang itu, sehingga aku memintamu untuk bertemu Don Juan?"

Aku tidak berbicara! karena aku tidak tahu alasan lain selain uang yang dapat membuat Kalin mewakili Don Juan mengajakku.

Kalin melihatku tidak berbicara, dia melanjutkan, "Aku memang menyukai uang, sangat menyukainya! Tetapi aku juga tahu uang apa yang bisa diambil, uang apa yang tidak bisa diambil. Don Juan memang membahas denganku tentang uang, dia mengatakan asalkan dapat mengusirmu keluar dari PT.Nogo. Dia akan membayarku sejumlah uang "

"Jadi, semalam kamu baru mengajakku?"

Aku menatap Kalin dan menyela pembicaraannya.

Kalin menggelengkan kepalanya, "Kamu salah! Terdapat banyak cara untuk mengusirmu dari PT.Nogo. Tidak perlu berbicara langsung kepadamu seperti semalam. Tetapi aku bisa memberitahumu dengan jelas bahwa aku tidak menjanjikan Don Juan. Alasan mengapa aku mencarimu semalam adalah benar berharap kamu dapat keluar dari PT.Nogo. Jika Don Juan dapat memberimu sejumlah uang lagi, aku pikir hal ini sangat sempurna. Jadi, aku baru mengajakmu "

Kalin berkata dengan sangat tulus. Tetapi aku masih ingin bertanya padanya, "Kalin, kenapa kamu ingin aku keluar dari PT.Nogo?"

Kalin mengangkat bahu. Dia menatapku dan berkata dengan tak jelas, "Ugie, apakah kamu tidak melihatnya? Dimulai dari konferensi pers hingga penghapusan iklan kali ini. Apakah kamu berpikir ini hanya kebetulan saja? "Aku bisa memberitaumu dengan jelas bahwa semua ini kesengajaan yang dilakukan terhadap PT.Nogo. Yang aku khawatirkan adalah jika kamu tetap berada disini, suatu hari, kamu mungkin tidak dapat berkarya dalam dunia penguasahaan di ibukota provinsi ini."

Meskipun Kalin tidak mengatakan, aku sudah menduga ada yang sedang menargetkan PT.Nogo. Tetapi aku pura-pura bingung, menatap Kalin, dan pura-pura tidak mengerti, bertanya dengannya, "Bagaimana mungkin? Apakah PT.Nogo menyinggung siapa?"

Kalin merokok dan tidak menjawab pertanyaanku.

Aku meminum teh dan mencoba mengujinya lagi dengan hati-hati, "Kalin, Jangan-jangan Don Juan menjadi hantu di belakang ya?"

Kalin tersenyum, dan menatapku dengan kepala miring. Dia berkata dengan lembut, "Ugie, aku mengajarimu satu aturan bertahan hidup di tempat kerja. Hal-hal yang kamu ketahui harus berpura-pura tidak mengetahui, hal-hal yang tidak kamu ketahui harus menemukan cara untuk mengetahuinya. Tetapi aku masih tidak bisa menjawab pertanyaanmu. Karena aku benar-benar tidak mengetahuinya, aku hanya tahu bahwa terdapat seseorang yang menargetkan PT.Nogo. Apakah dia adalah Don Juan, aku tidak tahu. Tentu saja, aku juga tidak ingin tahu. "

Aku menatap Kalin untuk melihat apakah dia berbohong kepadaku. sayangnya, aku tidak melihat apa pun.

Kalin mematikan setengah rokok yang ada di tangannya. Dia menghelakan nafas dan menatapku lagi berkata, "Ugie, pergilah! Kamu benar-benar tidak boleh berada di Nogo lagi. Sekarang bahkan presdir Mirani mulai merasa tidak puas denganmu. Apa gunanya jika kamu tetapa berada disini? "

Kata-kata Kalin menusuk hatiku yang sakit. Memang, Isyana sekarang sudah tidak puas denganku. Apa gunanya jika aku terus berada disini? Sambil menghela napas panjang, aku bersandar di sofa dan bergumam, "Aku tidak bisa pergi sekarang, aku harus menyelesaikan masalah ikan tersebut. Aku tidak ingin terus menjadi kambing hitam ini"

Kalin tersenyum. Dia baru ingin berbicara, dan teleponku tiba-tiba berdering. Melihat ternyata adalah sebuah pesan teks dari Raisa. Membuka, dan melihat di atas tertulis: "Presdir Bong telah pulang dari Shanghai dan baru tiba di perusahaan. Menyarankanmu pergi berbicara dengannya"

Aku mengerang dalam hati, tidak terpikir Bong Casa telah kembali begitu cepat. Aku segera membalas Raisa: "Baik, aku mengerti. Aku akan menghubunginya sebentar lagi"

Setelah mengirim pesan singkat, aku berdiri dan menatap Kalin berkata, "Kalin, jika kamu tidak sibuk, aku meminta izin kepadamu. Aku ingin keluar dan sore nanti juga mungkin tidak kembali lagi.

Kalin tersenyum dan dia juga berdiri. Menggeliat pinggangnya dan berjalan didepanku. Jaraknya sangat dekat denganku, dan aku bahkan bisa merasakan gelombang panas dari napasnya.

Kalin menatapku dengan anggun, kemudian menyentuh dadaku dengan jarinya yang putih pucat, dan tersenyum berkata, "Apakah kamu ingin pergi KIMFAR mencari Presdir Bong?"

Aku sedikit terpana! Kalin memang sangat cerdas, dapat menebak apa yang ingin aku lakukan. Aku tidak berbicara, tandanya sudah mengakui.

"Pergilah, ingat apa telah aku katakan"

Aku mengangguk dan berjalan keluar dari ruangan Kalin.

Karena diperusahaan terdapat banyak orang, aku langsung keluar dari gedung. Dan menelepon Bong Casa didepan pintu. Begitu panggilan terhubung, aku langsung berkata, "Presdir Bong, aku mendengar bhawa anda sudah kembali? Apakah Anda mempunyai waktu untuk bertemu denganku?"

Begitu aku selesai berbicara, Bong tertawa terbahak-bahak, "Ugie, apakah kamu menaruh mata-mata di sampingku? Aku baru saja tiba di perusahaan dan teleponmu langsung datang"

Aku juga tertawa, dan Bong melanjutkan berkata, "Aku punya waktu setengah jam dari jam 10:30 sampai jam 11:00. Jika kamu ada sesuatu, bicarakan saja pada saat itu."

Aku segera berjanji. Meletakkan telepon, aku baru saja ingin turun tangga dan memanggil taksi. Tiba-tiba, ada seseorang di belakangku berteriak namaku. Ketika aku berbalik, aku melihat Amori perlahan berjalan menuruni tangga. Karena waktu masih cukup, aku hanya berdiri ditempat menunggunya.

Begitu Amori tiba disampingku, dia menepuk pundakku dan berbisik, "Ugie, jangan berkeliaran diluar setiap hari. Perbanyak memperhatikan Presdir Mirani! Wanita pada saat ini sangat memerlukan kasih."

Aku tersenyum pahit. Bukan aku tidak mempedulikannya, tetapi dia sama sekali tidak memberiku kesempatan itu.

Begitu Amori selesai berbicara, juga mengabaikanku dan langsung pergi. Aku melihat punggungnya dan berteriak, "Kamu mau ke mana?"

Amori mengangkat dokumen di tangannya, dan berkata tanpa menoleh ke belakang, "Perwakilan pelanggan dari kota Jing sudah datang. Aku ingin mengirim garis besar proposal perencanaan itu dan mempertunjukan kepada mereka terlebih dahulu."

Aku mengetahui apa yang dikatakan Amori itu adalah pelanggan yang dibawa Isyana ke kota Jing kali ini. Tidak terduga gerakan pihak lain sangat cepat, kurang dari setengah bulan pihak ini sudah mengirim perwakilannya.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu