Love And Pain, Me And Her - Bab 196 Bei Jing

Aku mengetuk pintu dan memasuki ruangan Isyana. Isyana sedang berbicara dengan beberapa rekan di tempat istirahat. Orang-orang ini adalah Nasrudin Nasir,Amori dan beberapa anggota Departemen Penjualan. Melihat suasana ini aku sudah langsung menduga rapat kali ini seharusnya berhubungan dengan cb.

Melihat aku masuk, Isyana pun segera melambaikan tangannya kepada aku. Dia berkata dengan lembut, "Ugie, kamu kembali pada waktu yang tepat. Rapat baru saja dimulai, cepat duduk di sini"

Sikap Isyana terhadap aku sudah semakin lembut. Bahkan di depan begitu banyak rekan kerja, dia tetap berbicara dengan aku dengan wajah lembut yang dipenuhi kasih sayang.

Aku sibuk menghampiri mereka dan duduk di atas sofa. Kemudian Isyana pun lanjut berkata, "Aku akan memberi tahu situasi hari ini kepada kalian dulu. Sore ini Presiden cb cabang bagian China menelpon aku. Dia sudah melihat proposal kita. Dia memiliki sudut pandang yang berbeda dengan Direktur Departemen Pemasaran mereka yang bernama Abby . Dia merasa proposal kita sudha bagus. Setelah bertukaran pendapat dengan senior eksekutif cb yang lain, kesimpulan terakhir adalah dia meminta kita untuk pergi ke Bei Jing pada minggu ini, dia mau melihat presentasi proposal kita secara tatap muka"

Berkata sampai sini, Isyana sengaja berhenti sebentar.

Kata-kata Isyana membuat semua orang merasa sangat semangat. Pesanan yang telah dikerjakan begitu lama akhirnya melihat harapa. Amori yang biasanya selalu bersikap tenang pun terlihat senang. Dia telah merevisi proposal ini berkali-kali dan akhirnya disetujui. Usaha dia selama ini akhirnya tidak sia-sia.

Sambil berkata, Isyana menoleh ke Nasrudin Nasir dan berkata, "Direktur Nasir, aku sudah meminta Lulu untuk memesan tiket pesawat. Jadwal penerbangan adalah besok sore. Selama aku tidak ada, kamu harus ulang memilah saluran periklanan PT kita"

Nasrudin Nasir pun segera mengangguk, "Tenang saja Presdir Mirani. Saluran periklanan pasti tidak akan ada masalah"

Isyana mengangguk, tetapi wajah dia terlihat agak gelisah, jadi dia pun menambahkan, "Pesanan kali ini berbeda dengan pesanan biasa. Pesanan ini memutuskan apa kita bisa membuka pasar China dan biaya pemasaran akan menghabiskan banyak uang. Saluran seperti Trans TV pasti akan digunakan juga, jadi Direktur Nasir, kamu harus mempertanyakan semua hal secara pribadi dan tidak boleh ada kesalahan apa pun"

Asal berkata tentang pekerjaan, sikap Isyana selalu sangat tegas. Nasrudin Nasir yang tidak berani bersikap ceroboh pun mengangguk dengan serius.

Setelah itu, Isyana pun menoleh keAmori, "Amori Danau, sore ini kalian melakukan persiapan lagi terutama di bagian proposal, pastikan pertanyaan yang mungkin diajukan cb sudah terdaftar di dalam. Besok pagi kita langsung berangkat ke bandara"

Sejak masuk, aku mendengar Isyana mengatur pekerjaan untuk semua orang kecuali aku. Awalnya aku mengira dia akan membiarkan aku mengikuti dia pergi ke Bei Jing besok. Tetapi ujung-ujungnya aku tidak mendengar dia mengatakan tentang aku juga, tiba-tiba aku terasa agak kecewa.

Setelah itu, semua orang pun kembali ke posisi masing-masing untuk bekerja. Pada saat semua orang sedang berjalan ke arah luar ruangan, aku sengaja berjalan di paling terakhir dan menoleh ke Isyana pada saat ruangan hanya tersisa kami berdua, "Isyana, bagaimana dengan aku? Apakah kamu lupa untuk membagi tugas kepadaku?"

Isyana tertawa dan menatap kepada aku dengan menawan, "Bagaimana aku bisa melupakan Asistenku yang begitu penting?"

Aku juga ikut tertawa. Perasaan lega waktu bersama dengan Isyana membuat aku merasa sangat bahagia.

Isyana berkata, "Ugie, pada awalnya aku juga bermaksud mau meminta kamu pergi ke Bei Jing bersama aku. Tetapi setelah berpikir, aku memutuskan untuk tidak membiarkan kamu pergi. Kamu berada di kantor saja, kalau bagian Bei Jing sana ada masalah, aku baru menelpon kamu"

Merasa agak kesal, aku bertanya kepada Isyana dengan senyuman pahit, "Kenapa?"

Perjalanan bisnis keluar kota sangat mencapekkan, tetapi aku tetap ingin melakukan perjalanan bisnis bersama Isyana. Aku suka perasaan bisa melihat Isyana kapan saja. Tetapi dia malah memilih untuk meninggalkan aku di kantor.

Isyana tersenyum dan berkata dengan nada suara lembut, "Aku takut kalau membawa kamu pergi Bei Jing, konsentrasi aku akan terganggu dan aku tidak akan bisa bekerja dengan fokus. Pesanan cb terlalu penting, Kamu juga tahu PT.Nogo sekarang tidak bisa menanggung kegagalan apa pun. Jadi aku harus berhasil mengambil pesanan ini"

Aku tertawa dengan pahit untuk sekali lagi. Aku mengerti kata-kata Isyana, dulu aku sudah perh=nah berbiara dengannya, karena kami berada di satu perusahaan, hubungan kami pasti akan memengaruhi pekerjaan kami. Sebenarnya dia juga tahu masalah ini, hanya saja dia tidak ingin mengakui saja.

Setelah mendengar penjelasan Isyana, aku juga tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, hanya bisa mengangguk, "Baik! Kalau begitu aku mengantar kamu ke bandara besok pagi"

Isyana menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu merepotkan, kami sangat ramai, supir akan mengantar kami"

Aku mengerti maksud Isyana, perjalanan bisnis ini dijalankan oleh banyak orang, dia tidak ingin orang lain melihat aku mengantar dia. Aku menghela nafas panjang dan mengangguk dengan wajah tidak berdaya.

Pada saat aku mau kembali ke ruanganku, Isyana tiba-tiba memanggilku dan bertanya dengan senyuman, "Ugie, kali ini balek dari Bei Jing, apakah aku masih bisa melihat orang lain di rumah kamu?"

Maksud Isyana adalah masalah kemarin dia melihat Elisna di rumah aku pada saat kembali dari Bei Jing kemarin. Masalah ini sudah berlalu begitu lama dan aku juga sudah menjelaskan kepadanya tetapi dia tetap ingat dengan masalah ini.

Aku tertawa dan sengaja bercanda, "Apakah kamu ingin melihat?"

Isyana memiringkan kepalanya dan tertawa dengan dingin, "Tentu saja ingin! Asisten Presiden PT.Nogo kita terlalu luar biasa, setiap hari ada begitu wanita cantik menemaninya, sebagai atasan dia, tentu saja aku merasa sangat bahagia"

Sambil berkata, mata besar Isyana melirik kepada aku dengan tidak senang.

Aku pun segera diam. Sikap mencibir Isyana sudha menunjukkan bahwa dia masih merah dengan hal itu. Kalau aku terus membahas tentang itu lagi, dia pasti akan marah pada akhirnya. Aku berbicara beberapa kata dengannya dan segera kembali ke ruanganku.

Aku mau menelpon Sutan dan memberi tahu dia masalah tadi siang. Setelah telpon baru terhubung beberapa detik, Sutan sudah mematikannya. Kemudian dia mengirim pesan teks: "aku sedang di pertengahan rapat, nanti baru hubungi aku!"

Melihat pesan teks otomatis ini, aku merasa bersalah lagi. Sebenarnya aku sangat ingin membantu Sutan. Dia keluar dari pedasaaan dan bisa berjalan sampai sini langkah demi langkah bukanlah sebuah hal yang mudah, terutama sekarang dia masih berada di posii palung. sayangnya aku hanya bisa membantu sampai sini, untuk yang lain aku tidak bisa membantunya.

Isyana dan Lulu tidak berada di kantor pada sore hari. Setelah aku selesai mengurus pekerjaanku, waktu sudah hampir jam pulang kerja, karena Isyana besok sudah mau ke Beijing, aku bermaksud untuk menelpon dia dan mengajak dia makan malam bersama.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu