Love And Pain, Me And Her - Bab 216 Lupa Janji

Robi mungkin telah menebak pertanyaan aku dan dia segera menjelaskan, "Sutan sialan itu sedang pergi dinas! Raisa juga sedang pergi ke Beijing. Veni yang tidak punya pilihan lain baru menghubungi aku."

Begitu Robi mengucapkannya , Hati aku akhirnya bisa menjadi lebih lega.

Sebenarnya pemikiran aku barusan sedikit salah! aku berpikir anak ini ada hubungannya dengan Robi. aku segera mengutuk diri sendiri karena pikiran tercela ini . Kemudian melanjutkan bertanya,

"Apakah Sutan tidak tahu Veni menjalani operasi hari ini?"

Robi melirik singkat Veni dan berbisik, "Veni, kamu saja yang beritahu Ugie ya!"

Setelah berbicara, Robi menghela nafas berat.

Isyana melaju dengan perlahan. Sementara Veni memandang ke luar jendela, matanya dipenuhi kesepian. Dia hingga saat ini terus terdiam, Perkataan dari Robi seakan tidak terdengar.

aku tidak terus bertanya. Ketika masih terdiam, Robi kembali menoleh ke arah Veni, dengan tidak puas berkata, "Veni, Ugie bukan orang luar. Jika kamu tidak mengatakannya , aku yang bicara ya?"

Sikap Robi walaupun tidak terlalu baik, namun nadanya sangat lembut.

Veni dengan lembut menyeka air mata dari sudut matanya dengan jarinya. Baru kemudian kembali menatapku. Mungkin karena operasi yang baru saja dilakukan, membuat wajah Veni yang putih menjadi terlihat lebih pucat.

Dia sedikit tersenyum ke arahku. Sebuah senyuman yang pahit.

Kemudian Veni dengan suara kecil menjelaskan kepada aku, "Kehamilan ini adalah kecelakaan. Sutan hanya tahu bahwa aku hamil, tetapi tidak tahu bahwa aku datang ke rumah sakit. Dia berencana untuk menemani aku pergi ke rumah sakit setelah dia kembali dari perjalanan bisnis."

Setelah berkata ini, Veni kembali terdiam . Air mata di matanya kembali mengalir kencang. Seorang wanita tradisional seperti Veni, kehilangan seorang anak merusak hatinya lebih besar daripada dampak yang ditimbulkan kepada tubuhnya.

Melihat Veni terdiam, Robi mengerutkan kening dan berkata dengan tidak puas, "Bagaimana mungkin dia tidak tahu kamu datang ke rumah sakit hari ini? aku baru saja berbicara dengannya ketika kamu sedang dioperasi. Tetapi sampai sekarang dia belum menelepon kamu. aku lihat yang ada di pandangannya adalah pekerjaan dan sama sekali tidak ada dirimu. "

Kata-kata Robi sedikit berlebihan.Bagaimanapun hubungan asmara Veni dan Sutan sangatlah baik. Veni segera menatap Robi dan berbisik, "Robi, kamu tidak boleh mengatakan Sutan seperti itu! Dia sekarang sedang membangun karirnya, Sedikit sibuk itu normal. Lagipula aku juga baik-baik saja."

Veni adalah orang yang seperti itu. Dengan kondisi yang seperti sekarang , Dia masih terus memikirkan Sutan. Sama sekali tidak pernah memikirkan dirinya sama sekali .

Manusia biasanya egois , Namun pada diri Veni. aku tidak bisa melihat sedikitpun keegoisannya, yang aku lihat adalah pengorbanan yang sepenuh hati. Berkorban demi Sutan, berkorban demi keluarga mereka. Hingga akhirnya berkorban dan mungkin dia melupakan keberadaanya sendiri.

Mengenai masalah ini aku sedikit marah dengan Sutan. Karena sesibuk apapun, masalah sebesar ini dia seharusnya bisa menemani Veni. Apakah karirnya jauh lebih penting dari kesehatan orang yang dicintainya?

aku berpikir sudah waktunya untuk mengobrol dengan Sutan!

Ketika sampai di rumah Veni, kami bertiga dengan hati-hati menopang Veni ke lantai atas. Setelah memasuki pintu, Isyana membantu Veni ke tempat tidur. Dia duduk di samping tempat tidur menemani Veni mengobrol dengan suara kecil.

aku dan Robi duduk di ruang tamu. Robi merokok karena risau . Dapat dilihat perasaan hatinya sedang buruk.

aku bersandar di jendela,sambil merokok sambil memutar nomor Sutan. Telepon nya aktif namun kemudian ditutup olehnya. Kelihatannya dia sedang sibuk.

Tiba-tiba, Robi menatapku sambil menghela nafas berkata, "Ugie, menurutmu apakah Sutan semakin lama semakin menjadi bajingan!"

aku tidak berbicara, hanya menatap Robi dalam diam. Sutan melakukan hal ini agak keterlaluan, Namun saat ini aku tidak tahu harus berkata apa .

"Hei! aku sekarang sedikit kasihan dengan Veni. Menurutmu , awalnya badannya sudah lemah, dan sekarang melakukan operasi seperti ini. Pada saat yang paling penting, Sutan bajingan ini justru tidak berada di sisinya, Beberapa hari ini siapa yang akan menjaga Veni?"

aku merasakan hal yang sama dengan Robi. juga kasihan dengan Veni . Setelah memikirkannya , aku berkata sambil memandang Robi, "Bagaimana jika aku bicara dengan Isyana, supaya dia malam tinggal disini , Besok pagi kamu menggantikannya .Karena besok pagi dia perlu pergi bekerja"

Ketika mengatakan ini, Isyana keluar untuk mengambil air untuk Veni. Dia kebetulan mendengar perkataan aku, dan dia segera berkata, "Bailah, Kamu tidak perlu khawatir. aku di sini malam hari. Bagaimanapun tidak nyaman jika Robi yang menjaga, biar besok aku menyuruh Lulu untuk datang."

aku menatap Isyana dan mengucapkan terima kasih sambil tersenyum.

Ketika berbicara, ponsel aku tiba-tiba berdering. Ketika melihatnya ternyata adalah Jane. aku pun segera mengangkat telepon dan langsung mendengar Jane yang berbicara kepadaku, "Ugie, bisakah kamu lebih diandalkan? Sudah jam berapa sekarang ini, aku sudah pulang kerja lebih dari setengah jam , dan terus menunggu telepon darimu."

Barusan aku sangat sibuk. Sehingga membuat aku melupakan sepenuhnya masalah Jane yang membuat janji dengan sutradara. aku pun segera meminta maaf dan berkata, "Jane, maaf ya, baru saja ada urusan. Dimana kamu sekarang, biar aku mencarimu"

Setelah Jane mengatakan lokasinya, dia langsung menutup telepon.

Sambil menutup telepon, Isyana dengan sedikit ingin tahu menatapku, dan aku segera menjelaskan, "Barusan adalah Jane dari stasiun TV, aku memintanya untuk membantu mencari seorang sutradara. Rencana akan bertemu malam ini untuk membicarakan masalah iklan kita."

Isyana mengangguk sambil tersenyum, "Pergilah! Jangan membiarkan orang lain menunggu terlalu lama, atau kamu bawa mobil aku saja?"

Jangan bilang Isyana adalah pacar aku, bahkan jika dia benar-benar menjadi pacar aku. aku juga tidak bisa mengendarai mobilnya. Kondisi isyana pada awalnya jauh lebih baik daripada kondisiku. aku tidak ingin orang lain berpikir bahwa aku mengejar Isyana karena kondisinya.

Setelah turun bangunan aku langsung memanggil taksi dan langsung pergi ke tempat yang dikatakan Jane Ketika turun dari taksi, aku langsung melihat Jane yang sedang duduk di mobilnya, menundukkan kepala bermain dengan ponselnya. aku menghampiri dan mengetuk jendela mobil, dan kemudian Jane membuka pintu mobil.

Cuaca semakin lama semakin dingin, dia sambil menginjak kakinya sambil mengeluh kepada aku, "Ugie, kamu menyebalkan! Meminta tolong kepadaku,dan masih membuatku menunggu,Kamu merasa sudah terlalu hebat?"

Dia berkata kemudian melirikku. aku tersenyum meminta maaf dan menjelaskan kepada Jane. Jane tidak mengatakan apa-apa lagi dan membawaku ke gedung kantor di seberangnya.

Saat berjalan ,Jane memperkenalkan kepada aku. Dia mengatakan bahwa sutradara ini sudah membuka studio di sini. Dia juga sudah menandatangani beberapa aktor dan model . Selain film tipe video, mereka juga melakukan bisnis berkaitan dengan design grafis.

Jane cukup akrab dengan tempat ini. Dia membawa aku ke dalam studio, disana melihat beberapa wanita cantik tinggi berpakaian sedang mengobrol dengan seorang juru kamera.

Jane tidak lagi melihat mereka langsung berteriak di dalam, "Kakak gendut, kamu dimana? Ayo keluar temui tamu."

Begitu Jane selesai memanggil, terdengar suara seorang pria di sebuah ruangan di dalam, "Jane ya? Masuk saja."

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu