Love And Pain, Me And Her - Bab 361 Aakhirnya Mendapatkan Kabar

Adanya perjanjian dari Isyana, hatiku juga menjadi sangat tenang. Paling tidak penantianku sudah memiliki batas, aku masih bisa melihat masa depan kami.

Pagi hari diarea villa, didalam kabut yang tipis, terasa lebih mulia dan misterius.

Membayar dan turun dari mobil, setelah sampai didepan pintu dan baru saja ingin membunyikan bel pintu, aku terkejut melihat semua yang ada didepan mata. Tidak tahu sejak kapan diatas pintu emas berat ini ada dua segel, diatasnya kertas putih dan cap merah, sangat jelas dicap dengan stempel pengadilan dan tanggal yang tertera disegel itu kebetulan hari kemarin.

Aku terbingung! Mengapa aku tidak terpikir, karena pinjaman tidak terbayar, dengan cepat rumah disita oleh pengadilan.

Akhirnya aku mengerti, mengapa Isyana memilih hari ini keluar. Ternyata karena dua segel yang sadis ini. Hatiku terasa sakit, kata- kata Isyana yang kemarin tunggu dia menyelesaikan semua, takutnya yang dimaksudnya adalah semua ini.

Aku tidak sempat berpikir jernih, buru-buru mengeluarkan ponsel, menghubungi nomor ponsel Isyana, yang disayangkan adalah ponselnya sudah tidak aktif. Kemudian menelpon ke bibi Salim juga tidak aktif.

Kelihatannya mereka berdua sudah pergi, pergi ketempat yang jauh dan asing. Dan yang bisa kuperbuat sepertinya hanya menunggu dengan kesedihan.

Hari-hari berikutnya, aku selalu menghubungi Isyana. Yang disayangkan ponselnya tetap tidak aktif. Tidak ada cara lain lagi, aku hanya bisa mengirimkan pesan untuknya setiap hari. Berharap saat dia mengaktifkan ponselnya dia bisa melihatnya dan membalas pesanku.

Dengan suara petasan dan bau asap yang diudara, tahun baru telah tiba.

Pagi-pagi, aku menelepon ayah dan ibu, suasana hati kedua orang itu lumayan baik, di dalam liburan melewati tahun baru yang sangat spesial. Mereka berdua bergantian berbicara, bertanya padaku akhir-akhir ini bagaimana. Seperti anak muda biasanya yang merantau diluar, sejak awal aku juga selalu melaporkan kebahagiaan tidak pernah melaporkan sesuatu yang buruk. Aku melebih-lebihkan sedikit nilaiku, membuat mereka bahagia.

Melepaskan ponsel, melihat kamar yang kosong. Hatiku terasa sangat kesepian. Disaat ini, adalah saat dimana orang-orang berkumpul dengan keluarga.dan aku, malah melewati tahun baru sendirian.

Demi membuat diri sendiri tidak terlalu menyedihkan, aku membuka suara TV dengan sangat keras. Sendirian kedapur dan bersiap membungkus pangsit.

Baru saja menyelesaikan pekerjaan aku bersiap merokok dan beristirahat. Baru saja masuk keruang tamu, melihat ponsel yang diatas meja sedang berbumyi, karena tadi membuka TV dengan suara yang keras, aku tidak mendengar bunyi ponsel.

Buru-buru berjalan kesana, ambil ponsel dan melihat, hatiku merasa senang. Ternyata bibi Salim yang menelepon. Sudah seminggu tidak mendapt kabar dari dia dan Isyana. Aku buru-buru menjawab telepon dan mendengar suara yang tidak asing dari ponsel.

“Ugie, hari ini adalah malam tahun baru, bibi Salim mengucapkan selamat tahun baru padamu.”

Setelah bibi Salim selesai berbicara, aku langsung tertawa sedih. Seharusnya aku mengucapkan selamat tahun baru padanya, tapi apa boleh buat, ponselnya dan Isyana tidak aktif.

Tetapi, suara bibi Salim sangat santai, bisa terasa suasana hatinya lumayan baik. Aku buru-buru mengatakan, “Bibi Salim, selamat tahun baru juga, semoga sehat selalu”

Setelah mengucapkan selmat, aku langsung bertanya, “O iya, bibi Salim, kalian sekarang dimana?Isyana dimana?”

bibi Salim berkata dengan suara pelan,

“Kami sekarang di Swiss. Aku beri tahu kamu ya anak bodoh, aku menelepon kamu ini dengan diam-diam tanpa sepengetahuan Isyana”

Aku tertegun sejenak, bibi Salim menelepon kenapa tidak berani memberitahu Isyana?

Langsung mendengarkan bibi Salim lanjut bicara, “setelah kami sampai diluar negeri, Isyanalangsung menyuruhku untuk matikan ponsel. Dia bilang tidak ingin siapapun menghubungi kami, kami juga tidak menghubungi siapapun. Aku mengerti, Isyanaberbuat sepertin ini, karena ingin membuat dirinya merasa bebas. Aku bisa memaklumi Isyanabisa berbuat seperti ini. Lagipula akhir-akhir ini, dia sangat terbebani. Tapi kamu tenang saja, kami berdua baik-baik saja. Suasana hati Isyanajuga semakin mebaik. Aku takut kamu khawatir makanya aku sembunyi-sembunyi untuk menghubungimu”

Aku tertawa. Lagipula bibi Salim sudah bertemu banyak orang yang didunia, saat dia berkata padaku, suaranya sangat santai. Bisa terasa, runtuhnya PT. Nogo tidak memberikannya tekanan yang besar. Tapi sebaliknya Isyana, tetapi setelah mendengar perkataan bibi Salim aku meras sedikit lega.

Mendapat pengaruh dari bibi Salim, aku juga memperpelankan suara dan bertanya padanya, “bibi Salim, jadi kapan kalian kembali?”

bibi Salim tertawa sedih hehe, “eh! Kamu pikir aku senang dilluar negeri tidak berbuat apa-apa. Pastinya aku ingin cepat kembali kesana. Tapi perkataanku tidak bisa dihitung, semua ini harus menunggu Isyana. O iya Ugie, lewat beberapa waktu kamu bantu aku sewa sebuah rumah ya, tidak perlu terlalu besar, seratusan meter saja sudah cukup. Rumah kami sudah disegel. Kembali kesan harus ada tempat tinggal.”

Aku tertawa pahit. Seratusan meter masih terhitung besar? Tetapi aku masih tetap mengiyakan, baru saja ingin bertanya pada bibi Salim lagi, sudah mendengar bibi Salim berkata, “sudahlah, tidak berbicara padamu lagi, Isyanasudah pulang. Jika dia melihat aku sembunyi-sembunyi menghubungimu akan di marah lagi.”

Juga tidak menungguku berbicara, bibi Salim langsung menutup teleponnya.

Tapi telepon bibi Salim yang ini membuat suasana hatiku sangat baik. Aku bisa merasakan setelah berbicra dengan bibi Salim barusan, suasana hati Isyana lumayan baik. Aku juga sudah tenang. Sudah khawatir dalam beberapa hari, akhirnya sudah tenang.

Tahun baru dan biasanya tidak jauh berbeda untukku. Satu-satunya yang berbeda adalah, telepon dan pesan lebih banyak. Kebanyakan adalah ucapan selamat tahun baru. Beberapa teman baik kami semua juga sudah mengirimkan pesan. Robi pulang ke Beijing, dia masih diam-diam memotret Viali yang sedang tidur. Tidak bisa tidak dikatakan, Viali adalah wanita cantik yang sempurna ketika dia melepas sisi dinginnya.

Sutan juga mengirimkan pesan untukku, dia memberitahuku, hari keenam imlek saat dia kembali dia akan menghubungiku.

Aku hanya tidak menghubungi Raisa, aku takut dia akan bersama dengan Rehan, aku tidak ingin mengganggu mereka, semakin tidak ingin terlihat oleh orang luar, sepertinya aku masih mengejar Raisa.

Yang tidak terpikirkan olehku adalah, ternyata Viali juga mengirimkan pesan padaku. Pada awalnya aku pikir dia kirim grup, tetapi saat dilihat, diatas tertulis ‘kata-kata saat di Shanghai. Aku baru tahu, pesan ini, dia kirim special untukku. Aku juga membalas pesannya, berkata dengan segan, mempersilahkan dia untuk bertamu kemari, aku rela menjadi guide gratisnya.

Aku sangat segan, tapi sayangnya Viali tidak membalas pesanku lagi!

Sampai saat Veni mengirim pesan padaku, baru aku teringat, Veni menyuruhku untuk menyiram bunganya, tetapi aku melupakan hal ini, ini ingin membuat bunganya mati kekeringan. Untuk Veni yang sangat mencintai bunga, dia akan memasang wajah kesal denganku.

Walapun imlek hari pertama, tapi aku tetap mengambil kunci dan bersiap untuk membantu Veni menyiram bunganya.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu