Love And Pain, Me And Her - Bab 28 Langsung Tatap Muka

Isyana tertergun sejenak. Dia tidak menyangka begitu Bong Casa berbicara, dia langsung memutuskan kerja sama ini. Tetapi dia tidak berkecil hati, Isyana mengambil sebuah dokumen di atas meja, lalu menyerahkannya kepada Bong Casa dan berkata: “Presdir Bong, aku mengerti dengan apa yang kamu katakan. Tetapi Pak Rehan dari perusahaanmu sepertinya ada kecurigaan terhadap Nogo. Aku dengar-dengar juga bahwa dia sekarang mempunyai hubungan dengan Perusahaan Iklan SHOPI. Tetapi dengan perbandingan, kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kita tidak peduli dengan perbandingan yang adil dengan SHOPI Advertisement. Walau jika kita tidak bekerja sama, Presdir Bong juga harus melihat rencana perusahaan kita. Tentu saja, ini hanya salah satu bagian. Jika Presdir Bong tertarik, anda bisa pergi ke perusahaan kami, kami akan menjelaskannya kepada anda secara rinci”

Bong Casa meletakkan gelasnya. Mengambil dokumen dari tangan Isyana. Dia membaca dengan sangat serius, di setiap bagian, ia sebenarnya membaca hingga tiga empat kali.

Suasana di ruang sangat sunyi. Selain istri Bong Casa yang selalu tersenyum, aku dan Isyana terus menatap Bong Casa. Isyana jauh lebih gugup daripada aku, jika rencana itu berhasil, Nogo mungkin punya peluang.

Tidak tahu sudah berapa lama, Bong Casa meletakkan dokumen itu. Dia menoleh ke arahku dan berkata: “Ugie, apakah kamu yang membuat argumen ini?”

Aku tersenyum dan menggelengkan kepala, aku berkata dengan sejujurnya: “Bukan, aku hanya bagian pemasaran di perusahaan. Sekarang aku juga bertanggung jawab atas rencana ini.”

Bong Casa berkata “Baiklah”, dia membalik-balikan dokumen itu sesuka hati, dan kemudian bertanya kepadaku: “Kamu seharusnya sudah membaca rencana ini bukan?”

Aku menganggukan kepala.

“Coba kamu katakan evaluasimu”

Bong Casa berkata begitu. Mata Isyana seketika menjadi berbinar. Karena Bong Casa mau mendengarkan, itu membuktikan bahwa dia memiliki kesempatan.

Aku juga melihat Isyana, dan kemudian aku berkata dengan canggung: “Ini adalah rencana yang bagus. Semua bagian sudah dipikirkan dengan matang, dan setiap bagian memiliki karakteristik mereka sendiri. Bisa dikatakan bahwa ini adalah rencana yang cukup teratur dan berkualitas”

Saat aku berkata seperti itu. Raut wajah Isyana sedikit berubah, dan dia menatapku dengan sedikit ketidakpuasan.

Memang benar perusahaannya yang membuat rencana ini. Tapi jika itu tidak baik, aku juga harus menghargainya. Tetapi aku harus mengatakan bahwa ini adalah rencana yang memenuhi syarat. Sebenarnya, aku hanya tidak ingin menipu Presdir Bong, dia benar-benar berpengetahuan, sebenarnya jika aku mengada-ngada, dia tidak akan percaya dengan mudah. Bagaimanapun ia memiliki penilaiannya sendiri.

Berbeda dengan Isyana. Tapi Bong Casa tersenyum, dia menatapku dengan penuh minat dan berkata: “Mendengar perkataanmu, ini hanyalah rencana biasa? Ugie, kamu benar-benar tidak takut. Kamu berani berkata seperti itu di depan Presdir Mirani, kamu tidak takut kalau Presdir Mirani memecatmu nanti?”

Selesai berbicara, Bong Casa tertawa terbahak-bahak. Meskipun Isyana sedikit tidak puas, tetapi melihat Bong Casa tersenyum. Dia juga ikut tersenyum, hanya saja senyumnya sedikit tidak wajar.

Bong Casa tiba-tiba berhenti tertawa dan bertanya lagi kepadaku: “Kalau begitu katakan padaku, jika kamu membuat rencana ini, apa yang akan kamu lakukan?”

“Mau mendengarkan yang sebenarnya?”

Aku mengajukan pertanyaan balik.

“Tentu saja!”

Presdir Bong menjawab dengan sangat bahagia.

Aku mencondongkan tubuh ke depan, dan berpikir sebentar, lalu dengan serius menjawab: “Ada dua situasi. Pertama, jika perusahaan mengharuskanku untuk melakukan rencana ini, aku akan melakukan rencana persis dengan rencana ini. Alasannya sangat sederhana, karena metode publisitas dari rencana ini sesuai dengan karakteristik produk perusahaanmu. Aku tidak dapat membuat rencana yang lebih indah lagi.”

Jawabanku mengejutkan Bong Casa dan Isyana. Karena aku sudah mengatakan sebelumnya, ini adalah rencana yang tepat. Dan Bong Casa bilang dia menyuruhku untuk melakukannya, aku benar-benar berkata hampir seperti dengan dokumen ini.

Bong Casa meneguk anggur, dia tampaknya sangat tertarik. Melihatku dan terus bertanya: “bagaimana dengan situasi kedua?”

Aku masih serius menjawabnya,

“Yang kedua adalah hipotesa. Jika aku memiliki otonomi, aku tidak akan pernah menerima proyek perusahaanmu ini.”

Ketika aku mengatakan kasus pertama, kedua orang itu tidak menduga, ketika aku mengatakan situasi kedua, pada saat yang sama keduanya cemberut. Terutama Isyana, jika bukan karena ada Presdir Bong disini, dia pasti akan menegurku.

Bong Casa tampaknya tertarik dengan perkataan aku, dia menatapku dan bertanya: “Mengapa tidak menerimanya?”

Aku menjawabnya dengan wajah serius: “alasannya sangat sederhana, karena sebagai perencana, aku pikir produk ini akan menjadi produk yang ditakdirkan untuk tidak diterima oleh pasar. Meskipun ini adalah masalah perusahaanmu, dan itu tidak ada hubungannya dengan Nogo kami. Tetapi kemungkinan produk itu akan gagal. Lalu perusahaanmu akan menyalahkan rencana kami atas kegagalan itu. Lagi pula, jika gagal, pasti ada orang yang menderita.”

Aku mengatakan yang sesungguhnya. Tapi Isyana tidak bisa menahan diri lagi, dia dengan cepat menyela perkataanku dan berkata dengan tidak puas: “Ugie, apa yang kamu bicarakan?”

Wajah Bong Casa menjadi jelek. Dia menatapku tanpa mengucapkan sepatah kata pun, setelah beberapa saat, dia bertanya dengan dingin: “berapa banyak yang kamu ketahui tentang produk kami?”

Aku menggelengkan kepala, dan aku berkata dengan sejujurnya, “Aku tidak terlalu mengetahuinya, tetapi aku membaca deskripsi produk yang disediakan oleh perusahaanmu. Jika deskripsi produk itu benar, aku yakin penilaian aku benar.”

Bong Casa mencibir dan menoleh ke istrinya dan berkata: “Keluarkan barangnya.”

Istrinya mengambil sebotol kosmetik dari tasnya. Kosmetik itu dikemas dengan sangat cantik. Botol kristal dibuat sebening kristal, dalamnya berbentuk seperti susu.

Dia melihat kosmetik yang ada di tangannya, lalu menatapku dan berkata: “Bagus jika anak muda memiliki kepercayaan diri. Tetapi kesombonganmu menegaskan tanpa penyelidikan. Aku dapat memberi tahumu dengan jelas bahwa produk ini dikembangkan oleh Universitas Medical selama hampir dua tahun sebelum diputuskan untuk dipasarkan. Jika kamu mengatakan bahwa suatu produk pasti gagal, kamu boleh menghukum kami sampai mati. Kamu katakan padaku, apa dasar dari penilaianmu?”

Aku harus mengakui bahwa Bong Casa benar-benar orang yang melakukan hal-hal besar, ia memiliki pikiran yang luas. Jika dia seperti orang pada umumnya, aku akan mengatakan itu, pihak lawan akan pergi.

Isyana masih khawatir, dia menatapku dan sedikit menggelengkan kepalanya. Mengisyaratkanku untuk tidak melanjutkan perkataanku. Pada saat yang sama, dia berkata kepada Bong Casa : “Presdir Bong, jangan dengarkan omong kosong Ugie. Sekarang dia adalah bagian pemasaran dan perencanaan perusahaan kami, dan dia tidak terlibat di dalamnya.”

Aku tersenyum pahit, apa yang aku katakan hari ini benar-benar di luar batas. Tapi Bong Casa memandang Isyana dan berkata: “ Presdir Mirani, aku tidak setuju dengan perkataanmu. Lebih baik mendengarkan keduanya. Ayo, Ugie. Lanjutkan perkataanmu, aku ingin mendengarkan pendapatmu.”

Aku mengambil botol kosmetik dari tangan Bong Casa. Lalu membuka tutupnya, dan meletakkan di hidung kemudian menciumnya. Keharuman bercampur dengan ramuan obat China muncul di wajah. Baunya oke.

Tapi aku tidak langsung menjawab pertanyaan Bong Casa. Dan aku menjelaskannya dari sudut pandang perusahaan mereka: “Strategi pemasaran perusahaanmu untuk produk ini, aku pikir, sangat memandang ke depan. Produk ini sudah melalui tes SNI, belum secara resmi diluncurkan, dan sudah mulai beriklan. Membuat konsumen ingat produk ini terlebih dahulu. Setelah diluncurkan secara resmi, penjual pasti akan berebut dan membelinya.”

Meskipun aku berbicara dengan nada pujian. Tapi aku tidak masuk angin untuk kasus pemasaran ini. Ini adalah contohnya, pada saat itu Pierre Cardin sudah membuatnya. Sebelum produk itu dirilis, ia mulai beriklan dalam skala besar. Penjual ingin membelinya, tapi tidak tahu di mana membelinya. Segera setelah produk diluncurkan, pemasaran itu langsung membentuk situasi pembelian terburu-buru. Metode penjualan semacam ini sering muncul di pasar ponsel China. Ini disebut “pemasaran kelaparan.”

***(banyak order, ngasal buatnya)***

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu