Love And Pain, Me And Her - Bab 128 Kebahagiaan Dan Kesedihan Pada Waktu Yang Sama

Dengan keadaan sikat gigi masih berada di mulutku, aku keluar dari kamar mandi, aku melihat Elisna sedang menatap ke arah pintu dengan wajah bingung dengan keadaan masih mengenakan gaun masakku dan memegang alat masak di tangannya.

"Kamu mau mencari Ugie ya?"

Elisna berkata.

Suara Elisna sangat lembut, membuat orang yang mendengarnya merasa sangat hangat, tetapi pada saat itu aku merasa kebalikannya.

Malahan aku merasa sedih dan bahagia pada waktu yang sama. Yang membuat aku merasa bahagia adalah setelah berpisah seminggu lebih, Isyana akhirnya sudah pulang dan dia bahkan datang ke rumahku untuk menjenguk aku. Yang membuat aku sedih adalah pada saat Isyana berkunjung ke rumahku dengan keadaan ada wanita lain di sini.

Tanpa sempat berpikir banyak, aku sibuk mengeluarkan sikat gigiku dan menyapa Isyana dengan keadaan mulutku masih dipenuhi busa odol, "Isyana, kapan kamu pulang? Cepat masuk dulu, kenapa tidak memberi tahu aku duluan agar aku bisa menjemput kamu?"

Kata-kataku agak kacau. Meskipun aku tidak melakukan apa pun dengan Elisna, aku tetap merasa agak bersalah.

Mendengar kata-kataku, Elisna langsung mundur ke belakang beberapa langkah agar Isyana bisa masuk ke dalam rumah, tetapi Isyana hanya berdiri di depan pintu tanpa bergerak, dia menatap ke Elisna dengan senyuman, "Kamu itu Elisna kan? Aku sering mendengar Ugie berkata tentangmu. Suara nyanyimu sangat merdu"

Isyana mengabaikan kata-kataku secara total dan langsung menyapa Elisna. Sementara Elisna menoleh ke aku sebelum berkata kepada Isyana, "Terima kasih, silahkan masuk"

Isyana menggelengkan kepalanya dengan senyuman sebelum berkata kepada aku dan Elisna, "Tidak apa-apa. Kalian sibuk saja, aku mencari Ugie karena ada urusan pekerjaan. Tunggu jam kerja baru bahas saja"

Setelah berkata, Isyana pun mengangguk kepada Elisna sebelum berputar balik badannya dan meninggalkan tempat.

Aku sibuk mengejarnya dan berteriak, "Isyana, tunggu aku sebentar"

Isyana menoleh kepada aku dengan tatapan yang agak kacau, tiba-tiba aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan. Tetapi aku tahu dia pasti merasa sangat kecewa sekarang. Aku ingin menjelaskan kepadanya, tetapi Isyana sama sekali tidak memberikan aku kesempatan, dia langsung turun ke bawah tangga tanpa berkata satu kata pun kepada aku.

Aku berdiri di luar pintu begitu saja dengan wajah yang bodoh dan tidak berdaya. Setelah melewati satu minggu lebih yang panjang, aku bahkan telah mendesain adegan aku pergi menjemput Isyana, aku sama sekali tidak menyangka kami akan bertemu lagi dengan cara seperti ini.

"Ugie, kamu menyukai dia?"

Suara Elisna berdering dari belakang aku.

Aku menoleh ke Elisna dan menggelengkan kepalaku dengan senyuman pahit.

Hal itu membuat Elisna juga tertawa, "Ugie, menyukai seseorang itu bukan merupakan masalah yang memalukan, mengapa harus menyembunyikannya?"

Aku diam sejenak dan kembali ke kamar mandi lagi tanpa berkata apa pun. Sementara Elisna tidak kembali ke dapur, dia hanya berdiri di depan pintu dan melihat aku menyikat gigi, setelah beberapa saat dia baru berkata lagi, "Maaf ya Ugie, aku tidak menyangka aku menumpang di rumahmu satu malam bisa membuat orang yang kamu suka salah paham"

Sambil mengeringkan wajahku, aku menatap ke Elisna melewati kaca dengan ekspresi yang berpura-pura tidak peduli, "Kamu berpikir terlalu banyak, tidak apa-apa"

Setelah keluar dari kamar mandi, aku langsung mengganti bajuku. Hal yang paling ingin aku lakukan sekarang adalah pergi ke kantor dan menjumpai Isyana kemudian menjelaskan masalah tadi kepadanya.

Sebelum meninggalkan rumah, aku berkata kepada Elisna, "Elisna, aku pergi ke kantor dulu. Sarapan kamu makan sendiri saja, waktu pulang ingat mengunci pintu"

Setelah itu aku langsung berjalan keluar dari rumah, tetapi Elisna malah tiba-tiba bersuara, "Sebenarnya dia juga menyukai kamu"

Aku menoleh ke Elisna kembali, dia mengangguk kepada aku dengan senyuman, "Aku adalah seorang wanita juga, hanya wanita yang mengerti pemikiran wanita. Pergi saja, kamu pasti bisa mengejar dia"

Aku tertawa dan melambaikan tanganku kepada Elisna.

Setelah tiba di kantor, aku tidak pergi ke departemen sales, aku langsung pergi ke ruangan Isyana. Sebelum sempat mengetuk pintu, Lulu yang berada di ruangan seberangan langsung menghentikan aku.

"Ugie, tunggu sebentar"

Lulu sibuk menghampiri aku dan berkata, " Presdir Mirani memiliki tamu sekarang. Sepertinya mereka akan berbicara lumayan lama. Presdir Mirani juga sudah berkata dia tidak mau menjumpai siapa pun pada siang ini, kamu nanti sore baru datang saja"

Aku tidak tahu apakah Isyana berkata seperti itu karena aku, tetapi aku tidak bisa menunggu sampai sore. Aku harus menjumpai Isyana sekarang, aku tidak ingin di antara kami memiliki salah paham.

Aku berkata kepada Lulu, "Lulu, aku memiliki urusan darurat sehingga aku harus menjumpai dia sekarang. Tenang saja, aku akan menjelaskan kepadanya, dia tidak akan menyalahkan kamu"

Lulu ingin menghentikan aku, tetapi aku langsung mengetuk pintu, setelah mengetuk berulang kali, dari dalam ruangan tidak memiliki reaksi apa pun.

Akhirnya aku langsung membuka pintu, pada detik aku mendorong pintu sampai tembuka, Isyana dan tamunya menoleh ke arahku pada waktu bersamaan, mereka menatap kepadaku dengan tatapan yang aneh. Mungkin mereka tidak menyangka aku akan masuk begitu saja.

Yang membuat aku kaget adalah, tamu Isyana yang duduk di seberangnya adalah Don Juan. Sementara di atas meja Isyana ada bunga mawar yang berkelap-kelip, sepertinya Don Juan memberi Isyana bunga.

Melihat kedatangan aku, Don Juan melamun sejenak sebelum tertawa dengan penuh penghinaan, sementara Isyana hanya mengerutkan alisnya bertanya kepada aku dengan dingin,

"Ugie, apakah kamu ada urusan?"

Aku melihat ke Isyana dengan canggung, dia sudah lama tidak berkata kepada aku dengan sikap yang dingin seperti ini. Aku pun menjawab, " Presdir Mirani, kamu kapan memiliki waktu kosong? Aku memiliki urusan untuk dibahas bersama kamu"

Isyana mengabaikan aku dan menatap ke Lulu yang berdiri di belakang aku dengan tatapan tidak puas, sementara ekspresi Lulu dipenuhi oleh tidka berdaya. Isyana sudah memberi tahu dia bahwa siang ini dia memiliki urusan dan tidak ingin menjumpai siapa pun, tetapi Lulu malah membiarkan aku masuk begitu saja.

Aku pun membantu Lulu untuk menjelaskan, " Presdir Mirani, Lulu sudah memberi tahu aku bahwa kamu ada tamu, tetapi aku agak buru-buru"

Sebelum aku sempat selesai berkata, Don Juan tiba-tiba memotong kata-kataku, dia melihat ke Isyana dengan senyuman, "Isyana, manajemen perusahaan kamu harus diperkuatkan. Ruangan Direktur saja karyawan berani masuk begitu saja, benar-benar terlalu tidak disiplin"

Mengabaikan Don Juan, Isyana menatap ke aku dengan wajah yang dingin, "Kamu pulang dulu saja, aku akan meminta Lulu untuk memberi tahu kamu kalau aku ada waktu kosong"

Aku berdiri di tempat tidak bergerak dan terus menatap ke Isyana. Tetapi Isyana sama sekali tidak mau menatap aku, dia sedang mencicipi kopinya dengan perlahan.

Suasana tiba-tiba menjadi agak canggung, Lulu yang berada di belakang aku menarik bajuku secara diam-diam. Aku menghela sebuah nafas panjang dan diam-diam meninggalkan ruangan Isyana bersama Lulu.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu