Love And Pain, Me And Her - Bab 56 Berusaha Sekuat Tenaga

Sepulang kerja, aku kembali ke rumah. Setelah makan sederhana, aku berbaring di sofa sambil merokok.

Melihat asap yang mengepul, hatiku masih bingung dan ada perang batin di dalamnya. Nogo Internasional sekarang dalam masa sulitnya. Sebenarnya apa yang bisa aku lakukan untuk Nogo Internasional, apa yang bisa aku bantu untuk Isyana? Memikirkannya cukup lama, aku masih saja tidak tahu apa yang bisa kulakukan untuknya.

Sedangkan ucapan Bong Casa masih saja mendengung di telingaku. Keuntungan yang diberikannya sangat menggoda, Apalagi sekarang, aku yang tidak punya apa-apa, bahkan tidak punya rumah sendiri. Cukup dengan mengiyakan Bong Casa, semua masalahku akan teratasi.

Memikirkan ini cukup lama, aku masih saja tidak mengerti, bagaimana aku harus memutuskan ini. Terpaksa aku pun menelepon Robi, walaupun Robi tidak berada di posisi kerja ini tapi ide cemerlangnya cukup banyak. Aku ingin mendengarkan pendapatnya.

Telepon tersambung, Aku tidak ingin basa-basi jadi aku langsung menceritakan perihal hari ini kepada Robi. Robi tampaknya baru bangun tidur, dia menguap lalu berkata, “Ugie, otakmu ini baru ditendang kuda ya, atau terjepit kusen pintu? Tentu saja kamu harus pergi ke KIMFAR lah. Tidak mau mengambil kesempatan langka menjadi direktur, kamu malah mau tetap bekerja di departemen penjualan di PT Nogo Internasional? Apa kamu sudah gila ya?”

Aku memikirkan jawaban Robi, dan harusnya jawaban ini sama dengan jawaban semua orang. Setiap orang ingin terus naik ke posisi atas. Tapi bagaimana dengan janjiku ke Isyana? Apa dibiarkan begitu saja?

Robi melihat aku tidak bicara, dia lanjut bertanya dengan berkata, “Aku bilangi ya Ugie, Kamu tidak seharusnya bertanya kepadaku masalah sepele seperti ini? Tidak benar ini, pasti ada hal lain! Eh kamu jangan-jangan jatuh cinta kepada Presdir Mirani kalian ya? Aku kasih tahu kamu ya Ugie, jangan membayangkan hal yang tidak-tidak. Kita hidup lebih realistis saja. Jika membandingkan kita berdua, kamu tidak setampan aku, tidak sekaya aku, tidak sepandai aku. Aku yang begitu luar biasa saja tidak berani untuk menggoda presdir wanita! Lah Kamu atas dasar apa coba ? Sadarlah! Apalagi, bagus sekali jadi direktur jika kamu pergi ke KIMFAR. Kamu bisa satu perusahaan dengan Raisa, mungkin juga nanti kalian bernostalgia, menghancurkan kenangan buruk lalu bisa bersama kembali. Sudah dengarkan aku saja, tidak akan salah kok.”

“Bajingan kamu! Aku ingin bicara serius denganmu. Kamu kok malah bicara sembarangan.”

Aku pun mengomeli Robi ketika dia mulai bicara sembarangan dan aku langsung menutup teleponnya.

Aku masih bingung. Dan kondisi PT Nogo Internasional saat ini lebih buruk daripada apa yang kubayangkan.

Pagi hari berikutnya setibanya di kantor, aku melihat para karyawan lain sedang berbisik-bisik. Mereka seolah juga tidak menghindariku. Begitu melihatku masuk, mereka masih saja tidak hentinya bicara dan saling berbisik. Lalu seorang karyawan wanita yang riasannya cantik sekali berkata, “Kalian masih belum tahu kan? Kelihatannya gaji kita bulan depan tidak akan bisa keluar. Aduh, padahal aku awalnya berencana mau ambil cuti tahunan dan pergi jalan-jalan keluar. Kelihatannya akan gagal deh.”

Karyawan pria yang lain pun menyauti, sambil menghela nafas dia berkata, “Aduh, kelihatannya harus kirim CV lagi nih. Untungnya aku belum membuang CV ku yang dulu. Sebentar lagi aku akan merubahnya sedikit lalu mulai mengirimnya.”

“Iya benar, PT Nogo Internasional sekarang sudah seperti ini. Kita juga tidak perlu bekerja terlalu keras lagi. Presdir Mirani kita ini, memang masih terlalu muda. Bisa bergantung dengan perusahaan besar malah tidak mau, dan malah bersikeras untuk menanggungnya sendiri yaitu dengan tidak mengambil bantuan perusahaan besar itu. Aduh, Yang sial tetap saja kita semua karyawan yang bekerja disini.

Dari semua karyawan, satu persatu dari mereka mulai mengeluh.

Dulu, aku tidak menyangka bocornya kabar keuangan Nogo Internasional bisa secepat ini. Bahkan karyawan yang paling biasa jabatannya saja sudah mengetahui ini. Kelihatannya mereka bukan hanya tahu tapi juga mulai merencanakan sesuatu untuk kedepannya. Tapi ini tidak mengherankan, Pada kenyataannya, gosip dalam lingkaran karyawan kantoran tidak lebih buruk dibandingkan gosip dunia entertainment. Masalah semacam ini, tidak akan mungkin bisa disembunyikan dari orang-orang ini.

Jika terjadi pengunduran diri pekerja besar-besaran di PT Nogo Internasional ini, maka banyak sekali bisnis perusahaan yang mungkin akan lumpuh.

Ketika aku sedang diam-diam berpikir, tiba-tiba semua orang seperti orang bisu, diam bersamaan. Aku menoleh dan melihat Isyana Miran turun bersama dengan Lulu. Dia berjalan masuk ke aula dan semua karyawan itu pun buru-buru masuk ke kantor mereka. Aku awalnya berniat menyapa Isyana, tapi dia seolah tidak melihatku, dia langusng naik lift internal.

Ketika kembali ke departemen penjualan, yang tidak aku bayangkan adalah harusnya di jam segini teman-teman sudah keluar sibuk mencari klien. Tapi hampir sebagian besar dari mereka ada di kantor. Mereka bergerombol-gerombol dan saling berbisik, yang dibicarakan mereka juga tentang masa krisis PT Nogo Internasional.

Apa yang dibicarakan mereka tidak jauh dengan apa yang aku dengar sebelumnya, semuanya mau merencanakan sesuatu demi kehidupan mereka sendiri kedepannya. Aku mendengar sebentar, otakku langsung jadi kacau. Aku pun akhirnya pergi merokok ke ruangan area merokok. perokok di kantor tidaklah banyak, begitu masuk ruang merokok, aku melihat Amori sedang bersandar sambil mengepulkan asap rokok.

Begitu melihatku masuk, dia mengangguk dan menganggap sudah menyapa lalu dia pun lanjut merokok sendiri. Aku menyalakan rokokku lalu berjalan ke sampingnya. Aku awalnya berniat mau basa-basi dengannya tapi dia malah bertanya kepadaku lebih dulu, “Apa kamu sudah dengar masalah mengenai perusahaan?”

“Masalah apa?”

Meskipun aku tahu apa yang dia maksud tapi aku masih saja sengaja bertanya balik.

Amori melirikku, “Semua orang sedang membicarakannya, aku tidak percaya kalau kamu belum dengar sama sekali?”

Aku hanya menjawab, “Oh” lalu mengangguk.

“Apa rencanamu selanjutnya?”

Kita berdua hampir secara bersamaan saling bertanya satu sama lain. Begitu ucapan ini keluar, kami pun tertawa sama-sama.

Amori mematikan rokoknya lalu menatapku sambil mengangkat bahu, “Rencanaku sederhana, masuk dan keluar bersama PT Nogo Internasional.”

Jika ucapan ini dikatakan oleh orang lain, aku mungkin tidak merasa sedikit sok. Tapi Amori mengucapkannya tanpa tertawa, apalagi dengan wajah yang sangat tulus. Aku pun tidak meragukan ucapannya sedikitpun.

Selesai dia bicara, dia tidak memedulikanku lalu berbalik dan keluar dari ruang area merokok. Melihat punggung Amori, aku tiba-tiba merasa diriku terlalu jahat dan serakah. Ketika aku sangat miskin dan tersesat, Isyana mengundangku bergabung masuk ke PT Nogo Internasional. Aku tidak berprestasi sama sekali bahkan telah memberi beban ke perusahaan, tapi Isyana tidak pernah menyalahkanku satu kalipun. Malah sebaliknya dia terus menghiburku. Sedangkan aku sekarang, di saat PT Nogo Internasional berada dalam masa krisis, tidak hanya tidak memikirkan mengenai PT Nogo Internasional, aku malah bingung memikirkan masa depanku sendiri.

Ucapan Amori benar-benar mengenai aku. Dibandingkan dengannya, aku terlihat lebih jahat. Aku pun mematikan putung rokokku sekuat tenaga lalu berbalik dan buru-buru pergi ke kantor Isyana. Baru saja sampai di depan pintu kantor, Lulu memanggilku mencoba menghentikanku segera dengan bertanya, “Ugie, apa kamu mau menemui Presdir Mirani? Presdir Mirani sedang sibuk sekarang, dia tidak mau bertemu siapapun.”

Tapi aku mengabaikan ucapan Lulu. Tanpa mengetuk, aku langsung membuka pintu dan masuk.

Di dalam kantor, Isyana sedang menelepon. Begitu melihatku masuk tiba-tiba, dia terlihat sangat terkejut dan menatapku tidak mengerti.

“Ugie, ada urusankan?”

Begitu ucapan Isyana ini keluar. Aku sudah melangkahkan kaki ku dengan cepat ke sampingnya. Aku menggenggam lengannya, lalu menariknya dari bangkunya untuk berdiri. Dalam waktu yang bersamaan berkata dengan marahnya, “Isyana, ayo pergi sekarang juga denganku.”

Isyana terkejut dan heran dengan apa yang aku lakukan, dia pun segera menutup teleponnya. Dia ku tarik dan ku paksa berjalan maju. Pada waktu yang bersamaan, dia bertanya kepadaku, “Ugie, mau pergi kemana? Kamu sedang apa ini?”

Aku tidak memedulikannya juga tidak menjawab pertanyaannya. Menarik Isyana berjalan keluar dari kantor. Lulu yang ada di depan pintu pun terkejut melihatku yang menarik pergelangan tangan Isyana seperti itu. Isyana terlihat malu, dia ingin melepaskan tanganku tapi aku malah masih saja dengan sekuat tenaga memegangnya dan tidak memberikannya kesempatan terlepas dariku. Setelah Isyana mencobanya dua kali, dia akhirnya memilih tidak lagi melawan.

Aku tahu, Ini adalah bentuk kepercayaan Isyana kepadaku! Dia juga tidak bertanya apa-apa lagi kepadaku dan hanya diam menahan diri ditarik olehku.

Seorang karyawan biasa menarik pergelangan tangan presdir wanita, dan begitu saja masuk ke dalam area kantor. Dan presdir wanita itupun juga tidak mengatakan apapun, sedikit niat melawan saja tidak ada. Semua karyawan yang melihat adegan ini terkejut dan ternganga mulutnya. Mereka tidak tahu apa yang telah terjadi, tapi mereka tahu ini adalah gosip yang sangat besar.

Ini adalah pertama kalinya aku menggenggam tangan Isyana seperti ini, rasanya selembut sutra dan aroma tubuhnya membuatku semakin bertekad bulat dengan keputusanku. Demi Isyana, demi PT Nogo Internasional, aku harus bertaruh !

Aku tidak pernah merasa diriku hebat. Tapi di saat ini, aku malah merasa sangat bangga dengan diriku. Aku akhirnya melakukan hal dengan terbuka untuk Isyana. Tidak peduli ini sukses atau tidak, aku harus berusaha sekuat tenaga.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu