Love And Pain, Me And Her - Bab 379 Satu-Satunya Cara

Begitu masuk, terlihat di dalam kantor yang luas dan besar itu, Djoko duduk di depan meja kerja mahoni, dia sedang membaca dokumen dengan kepala tertunduk. Setelah aku dan resepsionis berjalan masuk, dia juga tidak mengangkat kepala. Resepsionis itu berkata dengan hati-hati, “Pak Djoko , Tuan Ugie sudah sampai!”

Pak Djoko segera mengangkat kepala, begitu melihat aku, dia melepaskan kacamatanya. Lalu dia bangkit berdiri, dan berkata tersenyum kepadaku, “Pak Ugie, silahkan masuk!”

Keramahan Djoko, membuatku terkejut.

Setelah duduk di atas sofa di area istirahat di samping, aku diam-diam mengamati ruangan kantor Djoko. Jika dikatakan ketika melihat kantor Eddy , aku merasa terlalu mewah, maka ruangan kantor Djoko, sudah bisa dideskripsikan dengan istana.

Ruangan kantor dia sepenuhnya adalah dekorasi gaya retro. Di atas meja sofa pahatan akar kayu yang besar, diletakkan berbagai jenis peranti minum teh. Rak buku kayu emas sutera yang berkilauan, terlebih lagi memamerkan kedudukan dari pemiliki kantor ini yang tinggi agung kepada dunia luar.

Djoko ramah sekali, dia bahkan menuangkan segelas teh untukku dengan tangan sendiri. Dia duduk berseberangan denganku, dan menyodorkan sebatang rokok padaku. Sejujurnya, keramahan Djoko membuatku merasa kaget.

Dia menyuruhku kemari, adalah untuk membahas strategi pemasaran, tetapi dia tidak langsung menanyakan masalah strategi pemasaran padaku, melainkan tiba-tiba berkata, “Pak Ugie, aku sudah lama mendengar namamu. Dengar-dengar kamu lumayan sukses di PT. Nogo Internasional, sangat mendapat apresiasi dari Isyana. Namun, selalu tidak punya kesempatan untuk bertemu denganmu. Hari itu mendengar kamu mengobrol dengan Eddy, aku menyadari kamu benar seperti yang dikatakan, benar-benar adalah pria muda berbakat.”

Pujian dari Djoko ini, membuatku merasa tidak keruan. Aku hanya bisa berkata tersenyum dengan rendah hati, “Pak Santoso , Anda terlalu berlebihan!”

Pemikiran Djoko sepertinya sangat acak, barusan masih memuji aku, tiba-tiba dia bertanya padaku, “Oh iya, Pak Ugie, akhir-akhir ini adakah berhubungan dengan Isyana?”

Tidak menunggu aku menjawab, Djoko segera berkata lagi, “Aku dengar gadis ini sebentar lagi akan kembali ke dalam negeri, dan berencana untuk bekerja di dalam Grup.”

Aku tertegun, tak menyangka Djoko juga tahu akan hal ini. Kelihatannya, mengenai Isyanayang akan bekerja di dalam Grup, petinggi Djarum Grup mestinya sudah tahu. Hanya saja aku tidak tahu, mendengar Isyanaakan bekerja di sini, seperti apa reaksinya istri Djarum Mirani yang sekarang?

Djoko terus melanjutkan, “Isyana ini, semuanya baik, hanya saja bersifat terlalu tangguh. Sekarang ayahnya, CEO Mirani, kondisi badannya juga tidak terlalu baik, tiba-tiba Isyanadatang bekerja di dalam Grup, aku juga sedikit khawatir, takutnya dia tidak bisa menyesuaikan untuk sementara waktu.”

Djoko berkata begitu banyak, barulah aku paham dengan maksudnya. Pak Santoso ini, menggunakan tua licik untuk mendeskripsikannya, benar-benar tepat sekali.

Dia berulang kali mengungkit Isyana, adalah karena dia tahu hubunganku dengan Isyana. Lalu dia mengungkit kondisi badan CEO Mirani yang tidak baik, dan takut Isyana tidak bisa menyesuaikan dengan pekerjaan Grup, kenyataannya adalah sedang diam-diam memberiku petunjuk bahwa di dalam Grup sangat kompleks, pekerjaannya juga susah untuk dilaksanakan. Sementara itu, Isyana memerlukan penjagaan dari orang lain, dan orang yang bisa menjaganya, salah satunya adalah Djoko.

Alasan Djoko mengatakan semua ini, ada pada strategi pemasaran aku kali ini. Dia khawatir aku tidak sepenuh hati bekerja sama dengan Eddy , hanya demi menyelesaikan satu proyek, lalu pergi setelah mendapatkan uang.

Memikirkan semua ini, aku tersenyum. Aku menatap Djoko, dan langsung berkata, “Pak Santoso , Isyanamasih muda, masih banyak hal yang dia tidak pahami, nantinya masih perlu kamu banyak ajarkan!”

Secara umumnya, paman Isyanasama-sama menjabat sebagai wakil direktur di dalam Grup, sedangkan ayahnya adalah CEO, mungkin dengan adanya koneksi ini, Isyanatidak memerlukan penjagaan dari orang lain. Tetapi di dalam Djarum Grup masih ada satu orang yang istimewa, dia juga adalah wakil direktur, yaitu istri yang sekarang dari Djarum Mirani.

Oleh karena itu, jika Isyanaingin berdiri tegak di dalam Grup, dia tidak bisa menyinggung siapapun.

Setelah aku selesai berkata, Djoko tertawa keras, dia berkata sambil menatapku, “Isyanaini, aku melihatnya dari kecil hingga besar, dia datang bekerja di dalam Grup, bagaimana mungkin aku angkat tangan di sebelah?”

Aku mengangguk sambil tersenyum. Pembahasan dengan Djoko, permulaannya lumayan baik.

Kali ini akhirnya Djoko menuju ke topik utama. Dia menatapku, dan berkata, “Pak Ugie, hari ini memanggilmu kemari, tujuan utamanya adalah demi strategi pemasaran dari Geprek Bule . Meski Eddy tidak ingin aku terlibat dalam bisnis Geprek Bule , tetapi kamu juga sudah melihat kondisi Geprek Bule saat ini. Jika aku tidak berpartisipasi, cepat atau lambat bocah ini pasti akan menjalankan Geprek Bule hingga bangkrut. Maka dari itu, aku tetap akan bertanya mengenai strategi pemasaran Geprek Bule .”

Aku mengangguk, dan berkata sambil menatap Djoko, “Pak Santoso , aku berterus terang denganmu, melalui pemeriksaan dan riset dalam beberapa hari ini, aku tidak terlalu memandang baik terhadap masa depan Geprek Bule . Alasan di dalamnya banyak sekali, tidak bisa diselesaikan dengan mudah oleh sebuah rancangan proposal.”

Mendengar perkataanku, Djoko mendesah pelan, lalu berkata perlahan-lahan, “Tidak hanya kamu, aku juga tidak memandang baik! Eddy ini, terlalu tidak dewasa, dengan persediaan wawasan dan pengalamannya sekarang, sama sekali tidak bisa mengendalikan sebuah perusahaan modern. Tetapi tidak ada jalan, anak ini terlalu dimanjakan oleh ibunya, bahkan putus sekolah, mereka ibu-anak pun tidak membahasnya denganku. Huh!”

Sambil berkata, Djoko menghela napas berat. Bisa diihat bahwa dia merasa tidak berdaya, sekaligus sakit hati terhadap Eddy , tetapi juga tidak bisa apa-apa. Orang seperti Djoko, juga memiliki kepedihan yang kecil. Generasi ayahnya memiliki kemampuan yang luar biasa, dan menaklukkan sebuah kerajaan, tetapi sampai pada generasi putranya, malah bermain dan bersenang-senang, hanya mengincar kenikmatan, tidak ada satupun yang dia bisa. Sementara kerajaan dari generasi ayah, sangat mungkin akan hancur dalam tangan mereka.

Djoko menatapku, dan berkata lagi, “Pak Ugie, kita bahas rencana pemasaran kamu saja, aku ingin memahaminya.”

Sambil menatap Djoko, aku langsung menjawab, “Pak Santoso , aku berterus terang denganmu, rencana aku mungkin bisa menjamin Geprek Bule menjadi viral untuk sesaat, tetapi dilihat secara jangka panjang, takutnya akhirannya akan tetap sama.”

Djoko mengernyit sambil menatapku, melihat aku tetap tidak mengatakan secara rinci, dia berpikir sejenak, lalu bertanya balik, “Ugie, dalam rencana pemasaranmu ini, apakah sudah mempertimbangkan akhiran dari Geprek Bule pada akhirnya?”

Senior adalah senior, aku hanya berkata seperti itu, dia pun bisa langsung menebak maksud aku. Aku mengangguk kepadanya, dan berkata, “Benar! Aku memang sudah merancang sebuah akhiran untuk Geprek Bule , tetapi akhiran ini, takutnya Eddy tidak akan menerimanya.”

Mata Djoko bersinar, dia segera bertanya, “Kamu katakan saja, tidak perlu pedulikan dia, kamu katakan denganku saja sudah cukup. Hal ini pasti tidak bisa biarkan dia bertindak sembrono lagi!”

Melihat Djoko berkata seperti itu, barulah aku menatapnya, dan langsung berkata, “Rencanaku sederhana sekali! Pertama-tama, gunakan semua cara framing untuk membuat Geprek Bule menjadi viral. Bisnis membaik untuk sesaat sudah cukup, bahkan jika hanya gambaran palsu juga boleh. Lalu di saat Geprek Bule paling viral, cari orang untuk mengambil alih, dan tukarkan Geprek Bule dengan uang tunai. Ini adalah satu-satunya cara yang bisa kupikirkan untuk mengurangi keruigan.”

Setelah aku selesai berkata, Djoko pun tertegun.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu