Love And Pain, Me And Her - Bab 228 Dinas Ke Beijing

Saat masuk, melihat selain orang-orang dari jabatan direktur Kalin, Franda, Nasrudin, Amori dan beberapa orang dari departemen perencanaan juga berada disana. Melihat postur ini, aku bisa menebak rapat kali ini, pasti ada hubungan dengan CB.

Ternyata, semua orang duduk di area istirahat. Isyana mengambil buku catatan, duduk di tempatnya sendiri. Dia melihat kesemua orang dan berkata,”Pertama-tama, aku akan beritahukan kabar baik kepada semuanya. Kemarin malam, aku dan direktur CB area China Tuan 米洛 berbicara lagi. CB sangat puas dengan promosi online ini. Dia mengundang tim kita pergi ke Beijing. Sepertinya untuk mendiskusikan lebih rinci kerjasama antara PT. Nogo Internasional dan CB. Tidak mengherankan, jika kali ini negosiasi selesai, kita akan menanda tangani kontrak resmi dengan CB. Ini berarti, semua iklan dan pemasaran CB di China, akan menjadi tanggung jawab kita PT. Nogo Internasional”

Saat kata-kata Isyana ini terdengar. Semua orang saling berbicara dengan senang. Siapapun tahu apa arti dari kata-kata Isyana ini, asalkan menanda tangani kontrak resmi dengan CB. Mulai saat itu, PT. Nogo Internasional bisa menghilangkan kesulitan, dan kembali ke kejayaan dulu.

Semua orang berdiskusi sebentar, Isyana baru melanjutkan berkata, “Orang-orang yang kali ini akan ke Beijing, aku sudah menetapkannya. Selain tim departemen perencanaan milik Amori, masih ada direktur Nasrudin, wakil direktur Kalin, dan Asisten Ugie!”

Mendengar itu, hatiku sedikit senang. Selama ini, aku selalu ingin pergi dinas bersama Isyana. sayangnya, dinas dua kali sebelumnya dia tidak membawaku. Kali ini akhirnya keinginan ku terwujud. Bisa bersama dengan dia pergi ke Beijing.

Isyana berkata, dia melihatku sekilas, “Negosiasi kali ini, aku adalah penanggung jawab. Pelaksana spesifik adalah Ugie. Setelah kontrak di tanda tangani, semua pekerjaan iklan CB, akan menjadi tanggung jawab Ugie, sebagai penanggung jawab umum!”

Semua orang tidak terkejut karena Isyana mempercayakanku tanggung jawab yang berat. Karena iklan online kali ini, dipimpin olehku. Konten dan efeknya jelas untuk semua orang.

Selesai Isyana berkata, dia menoleh melihat Nasrudin, sekali lagi memerintahkan, “Direktur Nasrudin! Kali ini pergi ke Beijing, kamu tidak perlu ikut diskusi. Bertanggung jawab untuk saluran Trans TV saja. Kemarin saat aku berbicara dengan direktur CB Tuan 米洛, dia secara khusus menyebutkan, harus membuat iklan di platform Trans Tv. Untuk pasar China, asalkan membuat iklan di Trans TV, baru bisa dikenali oleh konsumen”

Kata-kata Isyana ini sangat benar. Karena Trans TV memiliki cakupan yang besar, dan memiliki platform resmi di China. Walaupun orang biasa tidak bisa mengenali yang lain, tapi mereka sangat mengenal milik Trans TV.

Setelah semua sudah di tetapkan. Isyana berkata lagi, “Lulu sudah memesan tiket pesawat untuk kalian, jika kalian tidak ada urusan apa-apa lagi, maka boleh untuk pergi bersiap masing-masing. Pesawat besok adalah jam 9 pagi, jangan sampai terlambat”

Setelah rapat bubar, aku sengaja berlambat-lambat. Saat diruangan hanya tersisa aku dan Isyana, aku baru bertanya padanya, “Isyana, bagaimana kondisi paman? Apakah sudah bersiap untuk operasi?”

Dua hari ini waktu bersama Isyana sangat sedikit, dia hanya memberitahuku, pihak rumah sakit mengundang seorang ahli dari luar negeri. Saat dia sampai, maka akan langsung melakukan operasi.

Saat membahas ayahnya, alis Isyana mengernyit lagi. Dia sedikit menghela nafas, berkata dengan lelah, “Seharusnya beberapa hari lagi. sayang sekali aku harus pergi ke Beijing. Tidak bisa menemaninya di rumah sakit”

Sambil berbicara, ekspresi wajah Isyana terlihat kesepian. aku baru ingin menghiburnya, Isyana sudah berkata lagi, “aku tinggal di rumah sakit, juga akan diusir keluar oleh orang lain. Lebih baik pergi ke Beijing saja”

aku tahu yang dimaksud Isyana adalah istri baru ayahnya. Tapi aku semakin penasaran, sebenarnya wanita seperti apa dia. Bisa begitu sombong, bahkan saat Isyana ingin menjenguk ayahnya sendiri, dia ingin menjadi penghambat.

aku sedang berpikir, Isyana tiba-tiba berkata lagi, “Ugie, sebelum pergi, aku berencana pergi melihat Veni. Tapi sore ini aku ada urusan, tidak bisa pergi. Kamu pergi melihat Veni saja. Beberapa hari ini sangat sibuk, tidak ada menghubungi dia. Tidak tahu bagaimana kondisi tubuhnya”

Isyana sangat baik hati, di tambah lagi dia sangat memperhatikan Veni. terhadap kondisi Veni, dia tidak bisa melupakan.

Saat pulang bekerja di sore hari, aku menelepon Robi. Menyuruh dia menemaniku pergi. aku menariknya pergi, karena beberapa hari ini dia sedang marah pada Sutan. aku ingin membawanya pergi, menggunakan kesempatan ini membuat mereka berdua berbaikan.

Robi awalnya tidak bersedia, tapi itu tidak bisa menahan keras kepalaku. Pada akhirnya dia menyetujui juga.

Dia memesan taksi dan datang ke kantor menjemputku. Saat aku naik, Robi bertanya padaku, “Ugie, aku beritahu kamu. Jika nanti Sutan masih memperlihatkan wajah tidak tahu malu, aku akan langsung memukulnya. Saat itu kamu jangan menarikku”

aku tertawa. Mereka berdua sudah berselisih beberapa tahun, juga tidak melihat kapan mereka benar-benar berkelahi. aku mengangguk tersenyum dan berkata, “Baik, lebih bagus bertengkar sampai masuk rumah sakit. Lagipula aku besok akan pergi, pergi dinas ke Beijing, bisa pura-pura tidak melihat”

Robi melihatku dengan penasaran, “Pergi ke Beijing?”

aku mengangguk, menggodanya sambil tersenyum, “Em, apakah perlu aku mewakilimu menjenguk ayahmu? Memberitahu mereka kamu sudah berbisnis, sekarang sudah membuka sebuah toko bunga yang hanya menjual dua jenis bunga”

Robi segera menggeleng, “Lebih baik jangan! Jika mereka tahu, mungkin bisa datang kesini untuk menghancurkan tokoku”

aku tersenyum, di mata Robi, orang tua nya adalah orang yang suka menganiaya.

Robi sambil berkata, dia menoleh melihatku, berkata lagi, “Oh ya, Ugie. Kamu pergi ke Beijing jenguk kakakku saja, beritahu dia jangan setiap hari hanya sibuk bekerja. Lebih banyak menjaga orang tuaku”

aku menggeleng, “Tidak bisa, lebih baik kamu sendiri yang meneleponnya”

Robi menatapku, “Jika aku menelepon dia akan mengatakan apa yang sama dikatakan orang tuaku. Menyuruhku yang pergi kesana, pulang! Nanti aku akan memberikan alamat dan nomor telepon dia kepadamu, jika kamu tidak mau pergi. Maka aku akan beritahu Isyana, mengatakan jika kamu dan Raisa sekarang mulai berhubungan lagi”

Robi ternyata mulai mengancamku. Tapi dibawah langit ini, benar-benar tidak ada hal yang Robi takut lakukan. Selain itu, aku hanya bercanda dengannya saja, menyetujuinya pergi ke melihat kakak sepupunya sewaktu pergi ke Beijing.

Sampai didepan rumah Sutan. Mengetuk pintu sebentar, Veni baru perlahan membuka pintu. Saat melihat kami berdua, Veni tertegun, tapi dengan segera dia mempersilakan kami masuk.

Bebrapa hari tidak bertemu, kondisi Veni sepertinya tidak begitu bagus. Wajahnya terlihat pucat, saat berjalan, sangat lambat. Dia terlihat seperti orang sakit.

“Sutan tidak ada dirumah?”

Jam seperti ini, seharusnya Sutan sudah pulang bekerja.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu