Hanya Kamu Hidupku - Bab 533 Pria Itu Datang Mencarimu, Apakah Kamu Berubah Pikiran

Kota Yu.

“Uu……”

Riki bersandar di depan pintu kamar mandi Pani dengan mengambil tisu, wajah tampannya terlihat serius, setelah mendengar suara muntah dari dalam kamar mandi, dan dia pun berkata dengan suara yang rendah, “Apakah kamu baik-baik saja?”

“Uu……”

Yang menjawab Riki, adalah suara muntah dari dalam kamar mandi.

Riki menatap ke bawah, dengan wajahnya yang terlihat dingin.

Sekitar tujuh sampai delapan menit.

Suara muntah dari dalam kamar mandi pun terhenti.

Kemudian Riki pun berdiri tegak, dan menatap pintu itu.

Suara membuka pintu——

Ketika pintu itu terbuka, Riki pun melihat wajah seseorang yang sangat pucat.

Riki merasa sakit hati, dia pun mengulurkan tangannya untuk memegang lengan kurus wanita itu, suaranya pun menjadi lebih rendah, “Apakah masih dapat bertahan?”

Pani mengedipkan matanya dengan lemas, kemudian dia pun mengambil selembar tisu dari tangan Riki untuk menyeka mulutnya, lalu dia menarik nafas, dan berkata, “Um.”

“Jangan memaksa!” Riki mengernyit.

Pani menunjukkan senyuman kepadanya, “Iya, Uu……”

“Iya” Baru saja mengatakannya, Pani pun berbalik dan berlari ke wastafel, dan dia pun muntah lagi.

Wajah tampan Riki menjadi serius, dia pun menghampirinya dan menepuk punggungnya, melihat Pani menderita seperti ini, dia pun menegurnya dengan lembut, “Sudah seperti ini, masih mau bertahan lagi? Pani Wilman, apakah akan mati jika kamu mengatakan kamu tidak dapat bertahan lagi?”

“Uu……”

Pani muntah sambil mengulurkan satu tangannya dan melambaikannya kepada Riki, air matanya pun menetes.

Riki menggertakkan giginya.

……

Pada pagi hari, Pani sudah muntah hampir setengah jam, takut akan terlambat untuk bekerja, dan Jamet akan memanfaatkan hal ini untuk mencari masalah dengannya, Pani pun tidak sempat untuk memakan sarapan di dalam rumah.

Riki hanya dapat meletakkan sarapannya ke dalam termos makanan, agar Pani bisa memakannya di tempat kerjanya.

Di dalam perjalanan mengantar Pani pergi bekerja, wajah Riki tampak cemeberut, dan mengernyit.

Pani mengelus dadanya, lalu dia melirik Riki, dan berkata, “Kenapa, dengan wajah cemberut pada pagi hari ini? Jika kamu tidak ingin mengantarku maka jangan memaksanya.”

Riki tidak melihatnya dan juga tidak mengatakan apa pun.

Pani mengerutkan bibirnya, dia menatapnya beberapa detik, kemudian dia menghela nafas, dan berkata, “Master Wijaya, jangan memperlakukanku dengan dingin seperti ini boleh? Setidaknya anda berbicara denganku boleh? Anda seperti ini membuat aku seorang ibu yang sedang hamil merasa tidak tenang!”

Riki bergumam dingin, “Dingin? Siapa yang dapat mengalahkan kamu Pani!”

Pani tersedak sejenak, dia pun mengigit bibirnya yang pucat dan berkata, “Jangan seperti ini dong, Master Wijaya, kita jangan mengaitkan masalah lain.”

“Boleh, aku tidak akan mengaitkan masalah lain!” Riki menatap Pani dengan serius, “Segera meminta izin, setengah hari juga boleh, aku membawa kamu pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, setelah dipastikan tidak bermasalah, aku baru mengantar kamu pergi bekerja!”

“……Aku tidak apa-apa, dan tidak perlu pergi ke rumah sakit yang begitu ribet.” Pani berkata.

“Kamu tidak apa-apa? Apakah kamu tidak membawa cermin? Keluarkan untuk melihat wajahmu saat ini! Terlihat pucat seperti hantu. Kamu pergi bekerja, atau pergi menakutkan orang lain!” Riki memelototi Pani.

“……”Pani merasa malu, kemudian dia mengelus wajahnya, dan mengatakan, “Aku tidak sakit, melainkan efek dari riasan!”

“Pani Wilman!”

Riki menatap Pani dengan tidak dapat bersabar, “Apakah kamu boleh memperlakukan dirimu dengan lebih baik? Dan bertanggung jawab kepada anak di dalam perutmu!?”

Pani tertegun, dan menatap Riki dengan linglung.

Riki melihat Pani tampak seperti ini, seketika dia menjadi lembut lagi, dan mengedipkan matanya, “Pani, apakah kamu boleh mendengarkan perkataanku?”

Pani sudah hamil lebih dari enam bulan, perutnya juga sudah membesar, tetapi ukurannya lebih kecil dari wanita hamil lainnya yang periodenya sama seperti dirinya.

Pani juga sudah melewati periode awal kehamilan, tetapi gejala morning sicknessnya menjadi lebih parah jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.

Beberapa hari ini pun menjadi lebih parah!

Riki benar-benar tidak bisa tenang ketika melihatnya, ditambah dengan Pani yang selalu tidak ingin mendengar perkataannya, temperamennya pun menjadi agak buruk.

Riki seharusnya jarang memperlihatkan amarahnya di depan Pani.

Melihat Riki sudah mulai marah, Pani juga merasa tidak enak, dia pun menarik nafas, dan mengeluarkan ponselnya dari tas dengan diam-diam, untuk menghubungi perusahaannya.

Pani tidak menelepon Jamet , karena dirinya mengetahui pria itu tidak akan mengizinkannya dengan begitu mudah.

Jadi Pani menelepon asistennya yang bernama Jino Gugun.

Setelah meneleponnya.

Pani pun menurunkan ponselnya, dia melirik Riki, dan berkata dengan pelan, “Aku sudah meminta izin.”

Riki menatap Pani sejenak, melihat Pani yang tampak kasihan, hatinya pun menjadi lembut lagi, dan juga sedikit canggung, kemudian dia pun mengatakan “Um” dengan dingin.

……

Setelah melakukan pemeriksaan di rumah sakit, Riki pun terus mengomel di samping Pani, “Apakah kamu sudah mendengarkan apa yang dikatakan oleh dokter? Karena tubuhmu lemas, jadi secara langsung akan menyebabkan anak di dalam perutmu kekurangan nutrisi! Tiga atau empat bulan lagi kamu sudah akan melahirkan, jika kamu masih tidak menjaga kesehatanmu, dan menambah nutrisimu, nanti pada saat melahirkan, dirimu akan dalam keadaan yang sangat bahaya, tak terkecuali anak di dalam perutmu juga!”

Pani mengelus perutnya dengan satu tangan, dan menatap ke bawah.

Setelah masuk ke dalam mobil.

Riki mengernyit dan terus berkata, “Resign saja! Lahirkan anak di dalam perutmu dengan aman terlebih dahulu!”

Bayangan bulu mata Pani pun terlihat di atas kulitnya yang putih, Pani melihat perutnya, dan tidak berkata apa pun.

Pani tidak mengatakan apa pun, Riki pun mengernyit dan menatapnya.

Ketika meliriknya dari samping, Riki mengguncang setir mobilnya, dan berkata, “Masalah apa pun yang terjadi pada saat ini, juga tidak lebih penting dari pada kamu dan anak di dalam perutmu!”

“Aku dengan tidak mudah melewati masa training, dan baru saja menjadi karyawan PT. Sukajaya dengan resmi, aku tidak boleh melakukan resign!” Pani berkata.

Tentu saja Riki mengetahui selama ini Pani juga sudah bekerja keras agar dapat menjadi karyawan resmi!

Jika bukan karena terpaksa, Riki juga tidak akan meminta Pani untuk melakukan resign.

Riki menatap Pani, “Pani, aku mengetahui apa yang dipikirkan oleh kamu, aku juga mengetahui alasan kenapa kamu tidak ingin melakukan resign. Tetapi kamu jangan lupa, kamu sudah menerima lamaranku, saat ini aku juga merupakan ayah dari anak di dalam perutmu, kamu dapat mempercayaiku dengan tulus dan mengandalkanku. Dan juga aku bertanggung jawab untuk kalian! Aku harus memastikan keselamatan kamu dan anak di dalam perutmu!”

Pani mengerutkan bibirnya, sejenak kemudian, dia berkata, “Riki, apakah ingatanmu sudah rusak! Aku tidak mengetahui bahwa kamu sudah berhasil melamar wanita yang mana, tetapi bukan aku!”

Riki, “……”

Merasakan tatapan marah dari Riki, Pani pun melihat ke bawah dan tidak ingin menatapnya.

Riki sudah menemani Pani selama empat tahun.

Empat tahun ini, Riki sudah mengatakan banyak kali agar Pani menjadi pacarnya, tetapi tidak peduli apakah dirinya bercanda atau pun serius, setiap kalinya Pani selalu menolaknya!

Terhadap Riki.

Pani sangat berterima kasih kepadanya, dan juga dapat dikatakan, mempunyai perasaan kepadanya.

Hanya saja perasaaan ini, tidak berhubungan dengan percintaan!

Dan Riki, tampaknya merupakan orang yang paling bertahan dan tidak takut ditolak di dunia ini!

Terdapat beberapa kali.

Bahkan Pani pun merasakan perkataan yang dikatakan oleh dirinya untuk menolak Riki sudah sangat kejam.

Tetapi Riki tidak bermasalah dengan itu, dan selalu pada hari kedua setelah ditolak oleh dirinya, atau pun pada hari itu, Riki dapat kembali muncul di hadapan Pani dengan penuh semangat!

Empat tahun ini.

Pasang surut yang dialami oleh Pani selama ini, ketika sedang bersenang hati atau pun dalam kesusahan, “Riki” selalu menemaninya di samping, dan menghadapinya bersama dengan Pani.

“Pria itu datang mencarimu, apakah kamu sudah berubah pikiran?”

Riki tiba-tiba bertanya dengan suara yang rendah.

Pani menggerakkan bulu matanya, dan menatap Riki, seketika matanya penuh dengan kesedihan.

Riki menarik nafas, dan berkata, “Anggap saja aku tidak pernah menanyakannya!”

Pani menggerakkan bola matanya, sejenak kemudian, dia berkata, “Saat ini, kami berdua saling membenci. Jadi kami berdua adalah orang yang paling tidak mungkin untuk bersama di dunia ini.”

Riki mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa pun.

Pani melirik Riki dari samping sejenak, kemudian perlahan dia pun melihat ke bawah.

Pani tidak mencoba untuk menjelaskan apa pun.

Karena Pani tidak perlu membuat orang lain mempercayai bahwa, tekadnya saat ini sangat kuat! Bahkan lebih kuat dari pada empat tahun lalu ketika dirinya meninggalkan Kota Tong!

……

Setelah mengantar Pani sampai di Sukajaya, Riki pun membantu Pani untuk melepaskan sabuk pengamannya dan sambil mengatakan, “Sore nanti jangan pulang sendiri, aku datang untuk menjemputmu.”

Pani menatapnya, “Jarak perusahaan dengan rumah begitu dekat, dua sampai tiga stasiun saja. Kamu tidak perlu datang menjemputku setiap hari.”

Riki mendengus, dia pun menepuk kepala Pani dengan ringan, lalu dia pun membuka pintu mobil, dan berjalan ke samping untuk membantu Pani membuka pintu mobil, dia menarik tangan Pani, kemudian membantunya keluar dari mobil sambil mengatakan, “Apakah kamu sudah melupakan kamu pernah mengatakan akan memikirkan lamaran dari aku?”

Pani segera melepaskan tangannya dari tangan Riki, dia tertawa, “Kamu jangan mengerjaiku, bagaimana mungkin aku akan mengatakannya? Jika kamu mengatakannya, biasanya aku pasti akan menolaknya pada saat itu juga!”

Riki, “……” Menusuk sekali!

“…… Pani Wilman, meskipun aku sudah ditolak olehmu banyak kali, tetapi aku juga mempunyai harga diri!” Riki berkata dengan wajah tampannya yang terlihat cemberut.

Pani tersenyum canggung, “Aku pergi dulu.”

“Apakah pemikiran wanita selalu berubah-ubah?” Riki menggosok rambutnya.

Pani pun segera berbalik dan memegang pinggangnya dengan sedikit tidak tenang, lalu dia pun berjalan dengan cepat menuju ke gedung perusahaan.

Riki mengernyit dan menatap Pani yang berjalan dengan cepat dari belakangnya, lalu dia pun mengedipkan matanya.

Malam itu, Sumi tiba-tiba datang mencarinya, Pani pun keluar bersama dengan Sumi.

Meskipun Riki tidak mengetahui apa yang terjadi di antara mereka berdua, tetapi setelah Pani pulang, dirinya melamar Pani, dan pada saat itu Pani mengatakan akan memikirkannya terlebih dahulu!

Riki tidak ingin menipu dirinya sendiri, orang yang selalu menolaknya dengan tanpa ragu, tiba-tiba berubah pemikiran, dan berjanji akan memikirkannya, dapat dipastikan bukan karena Pani menyadari dirinya mencintai Riki, melainkan pada malam itu, Pani menemui orang itu!

Meskipun begitu, ketika Pani berjanji akan memikirkannya, Riki juga merasa sangat senang!

Riki tidak ingin mempermasalahkan kenapa Pani akan mempertimbangkan lamarannya, jika Pani bersedia menerima dirinya, Riki sudah sangat senang.

Bagaimanapun masa ke depannya masih jauh, dan akan terjadi apa, siapa pun tidak dapat mengetahuinya!

Mungkin juga, setelah Riki menemani Pani selama sepuluh tahun atau dua puluh tahun, dan Pani akan jatuh cinta dengannya? Siapa yang berani mengatakan kemungkinan ini tidak akan terjadi?

Jadi, mempermasalahkan ini, bagi Riki, tidak berguna juga!

Hanya saja siapa yang akan mengetahuinya!

Suasana hati Riki masih senang!

Tetapi wanita itu tiba-tiba mengingkarinya!

Apa yang dapat dilakukan oleh dirinya? Apa yang dapat dilakukan!?

Riki pun menggertakkan giginya!

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu