Hanya Kamu Hidupku - Bab 209 Dia Ingin Melihat Betapa Cantiknya Agnes Nie

"……...." Mata dan wajah Agnes tiba-tiba terasa lebih kencang, tangan yang tergenggam otomatis mengencang karena semakin gugup.

Tiba-tiba, sekelilingnya terdengar suara hembusan napas dan isakan yang mulai kencang.

Kelopak mata sempat Agnes bergetar dan punggungnya menegang sampai terasa ke tulang belakang.

Beberapa detik kemudian, aliran udara dingin tiba-tiba datang menerpanya dari satu sisi.

Wajah samping Agnes terasa kaku, dan leher belakangnya ditekuk secara otomatis, dan kepalanya diturunkan sampai ke dadanya.

Pakaian keren tiba-tiba mengenai punggungnya, Agnes tiba-tiba menutup matanya, giginya terasa bergetar karena semakin gugup.

Beberapa lama kemudian.

Tidak ada seorang pun di sekitar Agnes , Tidak ada orang di sana.

"Bos, Bos, aku tidak bisa bernapas."

Tabita menurunkan suaranya dan berbisik di telinga Agnes.

Sekarang bukan hanya Tabita yang tidak bisa bernapas, tetapi Agnes sendiri juga.

Perlahan membuka matanya, wajah Agnes terasa sangat kencang dan mati rasa, Lehernya sedikit berputar kearah belakangnya, Ketika sudut matanya menyapu bagian belakang lelaki jangkung yang duduk di meja perjamuan tepat di belakangnya, wajah dan matanya terasa panas.

Ujung jari mencubit telapak tangan untuk menenangkan diri, dan Agnes memalingkan wajahnya berbalik untuk melihat kearah Tabita , yang mana terlalu gugup sampai tidak berani bergerak, terlihat mengerutkan keningnya, tetapi dia tidak berbicara, Agnes menuangkan segelas anggur merah di atas meja dan berikan kepada Tabita.

Tabita mengambil anggur merah dan menyesapnya.

Bulu mata Agnes berkedip, yang berarti dia harus menghabiskan satu jam berikutnya dalam keadaan kaku seperti ini.

Para pemimpin Starshine media berbicara satu per satu di atas panggung, dan kemudian bintang-bintang yang dikontrak oleh Starshine tampil di atas panggung. Bintang-bintang duduk di meja perjamuan di bawah panggung, tetapi mereka tidak begitu peduli untuk mendengarkan apa yang isi pidato para pemimpin dan menonton pertunjukan, Semua aura tertuju pada dua orang yang duduk di meja di belakang Agnes.

Setelah waktu yang lama dan minum anggur untuk memperkuat keberaniannya, ketegangan Tabita mulai mereda, tetapi dia masih tidak berani menoleh ke belakang.

"Aku pergi dulu."

Di belakangnya terdengar suara lelaki yang dalam.

Agnes menggigit bibir bawahnya.

"Jangan, aku akan bosan kalau kamu pergi, Kamu temani aku," Samir.

Agnes menunggu sebentar, tetapi dia tidak mendengar jawaban pria itu. Sebaliknya, suara tak berdaya dari Samir terdengar lagi. "Ya deh, aku kalah, Tunggu aku, aku akan pergi ke kamar mandi, setelah itu aku pergi bersamamu."

Pria itu tidak berbicara.

Agnes merasakan hembusan angin melewati punggungnya.

Melihat sedikit ke satu sisi, melihat Samir memasukkan tangannya ke dalam tas, dan berjalan menuju kamar mandi di ikuti tatapan dan decak kagum sekelompok bintang.

Agnes mengerutkan bibirnya dan tiba-tiba menarik Tabita untuk pergi

Tabita terkejut, tapi dia mengerti niat Agnes , Tanpa berkata apapun, dia mengikuti Agnes ke kamar mandi.

Tepat setelah Agnes menarik Tabita dari belakang seseorang dan berlalu melwati punggungnya, mata hitam dingin William terlihat menyipit, dan dia memutar kepalanya ke arah tempat yang ditinggalkan Agnes.

Gaun malam yang dikenakan Agnes hari ini dengan bahan kain sutera tipis, dengan memperlihatkan punggungnya, hampir ke tulang pinggulnya, punggung yang indah terekspos. putih mulus dan indah, dan sangat seksi tanpa terlihat daging tambahan.

Dari saat Agnes lewat di belakangnya, William seperti terhipnotis karena mencium aroma lembut yang sangat akrab.

Aroma lembutnya bukan aroma parfum apa pun, melainkan aroma merek shower gel atau shampo.

Mata dingin William berubah menjadi lebih dalam, Sebelum Agnes dan Tabita menghilang dari pandangannya, barulah perlahan mengambil kembali matanya.

" William Dilsen."

Pada saat ini, terdengar suara perlahan dari seorang wanita datang dari satu sisi.

Mata William perlahan terangkat dan memandang kearah sumber suara.

Mila Dilsen mendatanginya dengan gaun merah besar sambil menggandeng seorang pria asing yang terlihat gagah.

William melirik pria itu dan berdiri dari kursi dan menyapa : “kakak kedua”

Mila tertawa, mengeluarkan tangannya dari lengan pria itu, dan membuka tangannya kepadanya, "Sini peluk."

"Jangan bercanda." William mengerutkan kening dalam-dalam.

"Ya." Mila kecewa dan mengambil kembali tangannya. "Kamu ini benar-benar tak kasih aku muka ya."

William tidak berbicara.

"Kenalkan pacar baruku, John." Mila tersenyum mesra dan memegangi lengan pria itu, William hanya menatap pria itu sekilas dan , berkata.

"Halo."

Segera setelah Mila menyelesaikan perkenalannya, lelaki asing itu mengambil inisiatif untuk menyapa William dalam bahasa Mandarin yang buruk.

William bahkan tidak melihat pria itu, Dia berkata kepada Mila, "Sengaja ya?"

"Apaan?" Senyuman menawan Mila menanggapi.

William mengangkat alisnya dan mengangkat matanya dan menatap ringan ke wajah Mila, lalu melihat ke belakangnya.

Melihat ini, senyuman di wajah Mila makin manis.

William memicingkan matanya, tidak mengatakan apa-apa lagi, dan berbalik meninggalkan ruang perjamuan.

"Sayang, kamu baik-baik saja?"

Merasakan bahunya tiba-tiba menegang, pria itu menatap Mila dengan khawatir.

Ujung telinga Mila bergerak, dan mendengar langkah kaki yang dalam mendekat di belakangnya, jadi dia mengambil napas dan mengangkat dagunya yang halus untuk melihat pria itu. "Aku tidak membawa asisten ke kota Rong kali ini, aku takut tinggal di hotel sendirian, Bagaimana kalau kamu datang untuk menemaniku?"

"Tentu saja." Mata pria itu langsung menjadi cerah, dia mengangkat tangannya untuk membelai wajah Mila.

Namun.

Sebelum tangannya menyentuh wajah Mila, pergelangan tangannya tertahan dan diayunkan dengan keras.

Mila menyipitkan matanya dan melihat pria yang berdiri di belakangnya. "Pak Ray adalah penyelenggara pesta malam ini, Tidak baik memperlakukan tamu penting yang datang ke sini dengan sikap seperti itu."

Rayhan mencibir dan menatap mata dingin Mila yang terlihat galak dan ganas, seolah ingin menelannya. "Apakah kamu takut tinggal di hotel sendirian? Aku akan menemanimu!"

"... Siapa yang mau kamu temani!" Mila melotot dan menatapnya dengan marah.

Rayhan menggertakkan giginya. "Kurang ajar!"

Mila, "Seorang gangster adalah seorang gangster, Bahkan jika kamu mengenakan jas sekalipun, kamu tidak dapat mengubah pandangan orang terhadap kamu!"

"Pergi dari sini!"

Tiba-tiba Rayhan menatap pria yang berdiri di samping Mila dan berteriak.

"Tuan….... "

"Satu kata lagi, aku akan membunuhmu!" Mata Rayhan memerah.

Pria asing itu, "……..."

" Rayhan ..."

"Jangan buat aku merobekmu di sini!"

Rayhan menatap Mila.

Wajah Mila menjadi pucat, Dia menggigit bibir bawahnya, tetapi dia tidak berani berbicara lagi.

"Kemari!"

Rayhan menatap pria itu, berbalik dengan aura ganas dan berjalan maju.

Mila sangat marah sampai hatinya terasa sakit!

Merasakan semua pasang mata yang mulai memperhatikan, kulit kepala Mila terasa kencang, dan sadar telah membuat dirinya malu.

Menggigit giginya, Mila menundukkan kepalanya dan mengikutinya.

Pria asing tadi berdiri bengong untuk sementara waktu, tanpa sadar merentangkan tangannya, "…….." Siapa yang bisa memberitahu aku, apa yang terjadi?

Begitu Mila berjalan keluar dari aula, dia ditarik ke sudut koridor dan kemudian menabrak sudut dinding, Bibirnya ditutup dalam sekejap.

...........

Toilet Pria.

Samir berdiri di depan urinal sambil melepas ikat pinggang.

"Itu..."

"Apa apaan?"

Tubuh Samir menegang karena terkejut, menjepit ikat pinggangnya, dengan panik melihat ke belakang dengan kaget.

Ketika dia melihat seorang wanita berdiri di belakangnya, Samir dengan cepat melontarkan rasa jijik dengan tatapan matanya dan berkata,

"Aku harus mengatakannya berapa kali, kalian baru bisa mengerti, Aku tidak suka dengan bintang yang tak tahu aturan, Keluar ! "

Agnes yang menundukkan kepalanya, walau sedikit cemberut, dia tidak berbicara, Dia berbalik badan dan pelan-pelan menutup pintu kamar mandi dan menguncinya.

Samir, "........." Kamu membuat aku tidak bisa kencing lagi!

Dia sepertinya memiliki perasaan sedang menghadapi pelacur !?

Mulut Samir berkedut dan dia mengikat sabuknya secepat mungkin, Dia terlalu malas untuk berbicara dengannya dan berjalan menuju pintu kamar mandi.

Mata Agnes menyala, dan dia melangkah mundur dengan cepat, menghalangi pintu kamar mandi.

Samir melangkah maju dan menatap wanita itu dengan marah sejak awal, berkata, "Kamu mau paksa aku?"

Agnes menggigit bibir bawahnya, menekan suaranya, dan berkata, "Sutradara Samir, jangan marah dulu, aku tidak ada maksud lain, Selain itu, aku tahu kamu tidak suka dengan bintang wanita yang tak tahu diri."

Mata Samir menyipit. "Kalau tidak ada maksud lain, Buat apa kamu lari ke kamar mandi untuk menghentikanku? Minggir!"

"......... aku bekerja di kantor majalah, Tugas aku adalah mendapatkan

wawancara tentang Sutradara Samir, Tidak akan menyita terlalu banyak waktu, hanya satu atau dua menit saja." Kata Agnes.

Ternyata hanya mau wawancara dengannya.

Samir masih marah dan menatap Agnes. "Aku bilang aku tidak akan menerima wawancara lagi."

"Jangan buru-buru menolakku, kamu bisa memikirkannya terlebih dahulu sebelum kamu menjawabku." Kata Agnes.

"Tidak usah."

Sesudah itu Samir bergerak maju.

Kelopak mata Agnes melonjak, dan punggungnya lebih dekat ke pelat pintu, berkata, " Samir harus mempertimbangkannya."

Apa maksudmu?

Samir tertegun dan menatap Agnes. "Ini benar-benar menarik, melihat situasinya, Jika aku tidak mau mempertimbangkannya, kamu tidak akan membiarkanku keluar, kan?"

"Tentu saja tidak, Satu jam, satu jam kemudian, jika Sutradara Samir tetap tidak mau mempertimbangkannya, aku tetap akan membiarkan kamu keluar." Kata Agnes.

Samir, "…....."

Sialan……

Apakah dia sekarang sedang menahan kencing sekarang?

Biarkan dia berdiri di sini dan berpikir selama satu jam, tak ada penyakit pun akan muncul penyakit nantinya.

Samir sambil berpikir dan menggertakkan giginya.

Saat ini, untuk mencapai tujuan, majalah dan media menggunakan segala cara.

"Kamu dari majalah mana?" Samir menggertakkan giginya dan bertanya dengan suara marah.

"……. Jika Sutradara Samir tidak berjanji untuk diwawancarai, Aku tidak akan memberitahu nama majalah tempatku bekerja, untuk berjaga-jaga." Kata Agnes.

Samir, ".........." licik seperti pencuri!

Samir menahan amarahnya, menatapnya dan berkata, "angkat kepalamu!"

Dia ingin melihat betapa cantiknya Agnes , mungkin Agnes berpikir bahwa dengan cara ini, dia bisa membuatnya menyerah, memangnya Samir pikir dia itu bidadari!

Agnes , "Aku sangat jelek, aku takut membuat mata kamu jadi panas."

Samir terkekeh, "jika kamu benar-benar jelek, aku akan mengizinkanmu untuk wawancara!"

“……”(⊙﹏⊙)。

Samir tidak begitu perduli kata-kata Agnes , Dia mengerutkan kening dan berkata, "Aku tidak punya waktu untuk berdebat denganmu, Kamu mau membiarkan aku pergi atau tidak?"

Agnes menggelengkan kepalanya.

Samir sangat marah sehingga dia mengertakkan gigi dan berkata dengan pelan-pelan kata demi kata, "kamu yang memaksaku melakukan ini."

Mata Agnes berkedip dengan cepat.

Samir bergegas ke sisinya seperti seekor cheetah.

"Ah..."

Tiba-tiba…..

Terdengar suara wanita yang menjerit-jerit dari balik pintu.

Samir kebetulan di pelat pintu dan meletakkan tangannya di pelat pintu di samping kepala Agnes , Agnes sekarang ada di depannya, dan jarak di antara mereka hanya beberapa centimeter saja.

Mendengar teriakan itu, Samir langsung panic, lalu bertanya-tanya,

"Ada apa ini?"

Suara teriakan itu berasal dari Tabita.

Agnes menarik nafas, tiba-tiba mengulurkan tangannya dan mendorong Samir pergi, Dia berbalik dan membuka pintu, bergegas keluar.

Namun….

Pang -

Agnes langsung menabrak tembok yang sangat keras.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu