Hanya Kamu Hidupku - Bab 517 Tubuh Sakit, Hati Juga Sakit

“Sudah memikirkan akan mendaftar ke universitas di Kota Tong yang mana?” Sumi mencubit hidung Pani, bertanya lembut.

Pani tersenyum, “Kapan aku mengatakan akan mendaftar ke universitas di Kota Tong?”

Sumi menatap dia dengan pandangan dalam, “Coba saja jika kamu berani mendaftar ke universitas di kota lain selain kota Tong!”

Pani melihat Sumi, alis kirinya terangkat, “Paman Nulu, kamu begitu serius ingin menakuti siapa? Apakah kamu melihat aku ketakutan?”

Sumi berdeham.

Pani menempelkan wajahnya di lengan dia dan menggeliat dengan malas, berkata,”Aku belum memikirkan akan mendaftar ke universitas mana, lagipula masih ada waktu untuk mendaftar, tidak perlu buru-buru membuat keputusan.”

“Em, kamu pikirkan pelan-pelan, jika tidak mengerti beritahu aku, aku akan membantumu memikirkannya. Yang penting, kamu hanya bisa mendaftar di universitas dalam kota.” Sumi menurunkan sikapnya, berkata.

Pani mendongakkan kepala mencium pipinya, bergerak turun dari pangkuannya, mengedipkan mata dan berkata kepadanya, “Sudah tahu. Aku pergi dulu.”

Pergi?

Sumi melihat dia, “Pergi kemana?”

“Pulang.” Pani mengambil tasnya, berjalan cepat dan keluar dari ruang baca.

Dia tidak sabar ingin membagikan berita baik ini kepada Yumari.

Sumi tertegun, mungkin mengerti jika Pani memiliki niat untuk pulang ke rumah keluarga Wilman saat ini, mengerucutkan bibirnya, bangkit dan berkata, “Baik, aku antar kamu.”

Pani menoleh tersenyum kepadanya, “Sudah merepotkanmu.”

Sumi memutar matanya, berjalan maju dua langkah, dari belakang menangkap leher Pani, menarik dia ke belakang, masuk ke dalam pelukannya, dan berjalan ke arah pintu.

Pani menyandarkan semua berat badannya ke tubuh Sumi, tubuhnya di seret pergi.

“Pemalas!” Sumi menyipitkan matanya, berkata sambil tersenyum.

……

Saat Sumi mengantar sampai ke villa keluarga Wilman, Sumi baru pergi setelah melihat Pani dengan cepat masuk ke dalam villa.

Pani pulang ke rumah keluarga Wilman, langsung pergi mencari Yumari.

Setelah mencari ke semua tempat yang mungkin dikunjungi oleh Yumari, tapi dia tidak menemukan Yumari.

Pani berbalik ke ruang tamu, tapi saat pantatnya belum mengenai sofa, sebuah suara menghina terdengar.

“Ada beberapa orang, memiliki hati nurani yang sangat besar!”

Pani segera melihat ke arah suara, saat itu melihat, Troy yang berdiri di lantai dua, kedua tangannya bersandar di pagar, melihat dia dengan tersenyum, Pani memutar matanya tidak berbicara, tidak ingin mempedulikan dia, lalu duduk di sofa.

“Ckck.” Troy mengecap dengan sedih, “Bukan tanpa alasan seseorang tidak ramah, terisolasi, hidup seperti orang aneh! Alasannya karena, orang-orang ini, tidak ada hati nurani, berdarah dingin!”

“Daripada disini menyindirku, lebih baik pergi mencari Sandy untuk berdiskusi, harus bagaimana membawa uang untuk memasukkanmu ke sekolah yang bersedia menerimamu!” Pani mengambil sebuah apel di atas meja dan memainkannya.

Wajah Troy menjadi suram, menatap dingin Pani, “Pani, kamu terus aja bersikap keras, aku ingin melihat kamu bisa bersikap keras sampai kapan!”

“Apa ada hubungannya denganmu aku bisa bersikap keras sampai kapan? Makanlah lobak untuk mengurangi kekhawatiran!” Pani bergumam sambil tersenyum.

“Kamu!” Troy berdiri tegak, menatap marah Pani, kedua tangannya menggenggam erat pagar, berteriak dengan suara rendah, “Pani, kamu jangan merajalela didepanku, jika membuat aku marah, apakah kamu percaya jika aku mencari orang untuk membunuhmu?”

“Kalau begitu aku pasti akan membunuhmu terlebih dahulu sebelum itu!” Pani meliriknya dengan ringan, sama sekali tidak menganggap Troy.

Meskipun mereka tidak cocok dari kecil, Troy terus tidak senang melihat dia.

Tapi untuk Troy, Pani tidak mengatakan sangat mengerti, tapi setidaknya tahu sedikit.

Dia ingin mencari orang membunuhnya?

Jangan bercanda!

Sandy mendengus saja bisa membuat dia ketakutan sampai tidak berani untuk kentut, walaupun Pani meminjamkan 10 keberanian, dia juga tidak akan berani melakukan hal yang terlalu kejam!

“Pani, kamu jangan memaksaku!” Troy berteriak sambil menunjuk.

Pani memutar bola matanya, “Aku tidak memaksamu, kamu juga jangan memaksaku! Kita lebih baik urus urusan masing-masing!”

Troy menggertakkan gigi menatap Pani.

Dia paling benci ekspresi Pani yang mengira dia tidak berani melakukan apapun, ekspresi Pani yang sama sekali tidak menganggap dia!

Setiap kali Pani mengeluarkan ekspresi ini, Troy merasa sangat benci!

“Pani, kamu adalah sebuah bintang, bintang kesialan! Semua orang yang mempunyai hubungan denganmu, pada akhirnya tidak akan memiliki akhir yang baik! Ibu kandungmu, teman terbaikmu Ellen Nie, sekarang, kamu hampir membuat Bibi Wang mati! Kamu mencelakai dengan membuat mereka tidak memiliki akhir yang baik, jika aku adalah kamu, dari awal aku sudah akan mencari tempat yang sepi dan menabrakkan kepalaku hingga mati! Dari pada hidup didunia mencelakai orang lain!” Troy nafas terengah-engah, menatap tajam Pani dan berkata.

Mendengar apa yang dikatakan Troy.

Pani termenung beberapa detik.

Saat kesadarannya kembali, wajah Pani sangat pucat, mengepalkan tangan melihat Troy, “Troy, aku peringatkan kamu jangan berkata omong kosong! Nenekku baik-baik saja, dia akan berumur panjang! Jika kamu masih berani mengatakan kata-kata mengutuk nenekku, jangan salahkan aku tidak segan!”

“Mengutuk? Pani apakah kamu sangat konyol? Menunjukkan sikap sangat peduli kepada Bibi Wang, tapi bahkan kamu tidak tahu kabar jika Bibi Wang sakit parah dan dirawat dirumah sakit, kamu sangat munafik sampai membuatku merasa jijik!” Troy berkata.

Sakit parah dan dirawat di rumah sakit….

Jantung Pani menyusut, nafas tersangkut di tenggorokannya, kedua matanya langsung memerah, dia terduduk kaku di atas sofa, seperti di timpa oleh 500kg batu, tidak bisa bergerak.

Troy melihat air mata yang bergantung di sudut mata Pani, cibiran muncul di wajahnya, “Pani, Bibi Wang telah memberikan seumur hidupnya kepada kamu dan ibu kandungmu, tapi kamu, sejak berhubungan dengan Tuan Nulu, jangan katakan untuk menghawatirkan Bibi Wang, bahkan kamu sudah jarang pulang ke rumah. Jika aku lihat, hidupmu di luar sudah begitu gembira sehingga sudah melupakan Bibi Wang bukan? Pani, kamu benar-benar kejam dan tidak bermoral!”

Hati Pani terasa sakit, karena menahan, wajahnya menjadi memerah, urat-urat di dahinya sudah terlihat, “Aku, nenekku, di rumah sakit mana?”

Suara Pani sudah sangat serak sehingga tidak bisa mengeluarkan suara aslinya.

Troy melihat tubuh gemetar Pani yang duduk di atas sofa, senyumnya semakin lebar, “Ingin tahu Bibi Wang dirumah sakit mana? Pani, mohon padaku, jika kamu memohon padaku, aku akan memberitahumu!”

Pani berdiri terhuyung-huyung dari sofa, dengan gemetar mengeluarkan ponselnya, dan berjalan kedepan pintu villa dengan langkah tidak teratur.

Troy melihat, tersenyum senang, “Pani, kamu memiliki hari seperti ini juga! Benar-benar adalah karma! Cuih!”

……

Rumah sakit garis ketiga di kota Tong.

Kamar pasien yang sederhana untuk 2 orang.

Ada tirai putih diantara kedua ranjang pasien.

Tapi pemandangan di kedua sisi ini, sangat berbeda.

Yumari berbaring lemah di atas ranjang, dibantu dengan alat pernapasan di hidungnya, kedua matanya terpejam, udara yang mengelilinginya menjadi suram dan juga terlihat seperti sebuah tanda sebelum akhir hidupnya.

Dan di sisi tirai sebelah, sangat bahagia, mengobrol dan tertawa.

“Ma, lihat kamu, kenapa lebih mirip anak kecil dibandingkan dengan cucumu sendiri? Makan pun harus di bujuk dulu.” Menantu orang tua berkata sambil tersenyum dengan tidak berdaya.

“Nenek, kamu harus patuh makan, dengan begitu nenek baru bisa cepat keluar dari rumah sakit dan menemani Ruru bermain.” Suara anak kecil itu terdengar kekanak-kanakan dan penuh perhatian.

“Benar Ma, sup ini di masak oleh khusus oleh Mama Ruru untukmu, dimasak selama 3-4 jam, kamu makan lebih banyak.” Putranya berkata.

“Kamu nenek tua ini, semakin tua semakin manja.” Suaminya berkata sambil tertawa.

“Haiya, bukankah hanya flu kecil, kalian hanya membesar-besarkan!” suara orang tua itu terdengar ketidak puasan yang tidak bisa di abaikan.

Suara dari sebelah tirai itu terdengar.

Yumari menutup matanya, berusaha bangkit, melihat jendela satu-satunya dalam kamar pasien.

Ada sebuah pot bunga lili yang diletakkan di jendela, matahari menyinari, menutupi bunga itu dengan sinar terang, seperti anak-anak muda yang sedang melewati masa terbaik dalam hidup mereka, sangat cantik, sangat membuat orang iri!

Pemandangan didepannya tiba-tiba menjadi gelap.

Yumari dengan lemah menggerakkan kelopak matanya, perlahan melihat kebawah.

Matanya tidak bisa menyembunyikan kesedihan dan rasa tidak percaya, membuat hati Yumari, sangat sakit.

Pani dengan perlahan berjongkok didepan ranjang pasien, ujung jarinya dengan gemetar memegang tangan kering Yumari yang ditusuk jarum, dia melihat wajah Yumari yang sangat lemah, berusaha menggerakkan bibirnya, mencoba mengatakan sesuatu, walaupun menyebut namanya juga bagus.

Tapi Pani hanya merasa tenggorokkannya seperti terkoyak oleh benda tajam, tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun.

Yumari melihat dia, sudut matanya bergetar, air mata mengalir dari kedua sudut matanya.

Saat ini Yumari juga tidak bisa berkata-kata.

Dia sangat kesakitan, tubuh sakit, hati juga sakit.

Jadi dia tidak bisa berbicara.

Suara dari sebelah tirai sana masih terdengar.

Pani menggenggam tangan Yumari, menyandarkan wajahnya disana, dia ingin bertanya apakah Yumari kesakitan, apakah tidak nyaman? Dia masih ingin mengatakan maaf, tapi dia tidak bisa mengeluarkan suaranya!

Pani duduk di lantai depan ranjang, kedua tangannya menggenggam tangan dan lengan Yumari, kepalanya bersandar di tepi tempat tidur.

Saat ini, waktu seolah-olah berhenti, selamanya berhenti pada saat ini.

……

Beberapa jam kemudian.

Diluar kamar pasien.

“Nona Wilman, kondisi Ibu Wang saat di antar ke rumah sakit, sudah sangat parah. Kondisi Ibu Wang sekarang, sudah merupakan usaha terbesarku!” Dokter melihat Pani dan berkata dengan menyesal.

Kedua mata Pani merah dan bengkak, tapi pupil matanya bersinar cerah, menatap lurus dokter, “Apa maksud anda? Kamu mengatakan sudah berusaha, apa maksudnya sudah berusaha sebaik mungkin? Aku tidak begitu mengerti.”

Dokter menghela nafas berkata, “Nona Wilman, aku berkata jujur saja padamu, tingkat dan peralatan medis rumah sakit kami saat ini, tidak bisa dibandingkan dengan rumah sakit Yihe. Kondisi Ibu Wang, kami memang tidak bisa melakukan apa-apa. Jika kamu memiliki kemampuan, aku sarankan untuk memindahkan Ibu Wang, pergi ke rumah sakit besar seperti Yihe, mungkin saja masih ada kesempatan untuk diselamatkan.”

Pupil mata Pani menjadi kaku, menganggukan kepala, “Aku mengerti, aku mengerti, maksud anda, juga bukan sama sekali tidak ada cara, asalkan memindahkan nenekku ke rumah sakit Yihe, masih bisa ditolong, masih bisa ditolong bukan?”

“Aku tidak berani jamin ini, tapi pergi ke rumah sakit Yihe, kesempatan untuk menolong Ibu Wang akan jauh lebih tinggi!” Dokter berkata.

Telapak tangan Pani penuh keringat, dengan linglung menyeka tangannya di baju, membuka mulut mengambil nafas besar dan mengeluarkan ponsel.

Dokter melihat tangan Pani yang menggeser layar ponsel terus gemetaran, hatinya tidak tega, berkata, “Butuh bantuanku?”

“..... Terima kasih.” Pani mendongak melihat dokter.

Dokter mengambil ponsel dari tangannya,”Menelepon siapa?”

“Paman Nulu....” Pani berkata.

Dokter menemukan nomor “Paman Nulu”, lalu menekan tombol panggilan.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu