Hanya Kamu Hidupku - Bab 614 Penuh Pikiran Jahat

Pani memberi tahu semua informasi yang dia dapatkan dari Snow kepada Sumi, kemudian terpaku menatapnya, seperti ada sesuatu yang samar-samar bergerak di mata berkilau.

Tetapi malah terlintas kekejaman yang tenang di dalam mata Sumi.

Dia meletakkan Lian kembali ke kereta bayi, berkata, “Aku tahu.”

Dia tahu?

Pani tertegun sambil melihatnya, “Kamu, kamu mengatakan kamu tahu?”

Sumi mengangguk, melihat ke arahnya.

Wajah Pani muncul raut tidak bisa mempercayainya, tapi dalam sekejap sepasang mata jernih itu muncul cibiran pada diri sendiri, seketika suara juga jauh lebih datar, “Lalu, menurut kamu bagaimana?”

“Pani……”

Melihat tangan Sumi yang diulurkan ke sini, Pani sedikit melengkungkan sudut bibir, berdiri lalu berjalan ke lantai dua.

Sumi mengepalkan tinjunya, melihat ke arah Siera yang ada di dapur, Siera mengerutkan kening, lalu menganggukkan kepala padanya.

Sumi baru berdiri dan mengejar ke sana.

Melihat Pani dan Sumi yang naik ke lantai atas, Siera menghela nafas dalam hati, pergi ke ruang tamu untuk menjaga Lian .

…...

Kamar tidur.

Ketika Sumi masuk, Pani berdiri di depan jendela sambil melipatkan tangan di depan dada, sosok punggung agak menjauh, terdapat rasa dingin.

Sumi mengatupkan kedua bibirnya, menutup pintu dengan tangan membelakang, berjalan ke sana, memegang kedua bahu Pani dari belakang.

Pani tidak memberontak, juga tidak membalikkan kepala melihatnya.

“Saat tahu kamu akan muncul di pameran lukisan Tanjing, aku langsung pergi ke penjara untuk mempertanyakannya pada Pataya, dia mengatakan, memang Linsan yang memberi tahu dia informasi bahwa kamu akan pergi ke pameran lukisan, tetapi pada saat bersamaan Pataya juga mengatakan, Linsan hanya menyarankan dia minta bantuan padamu.” Sumi menatap pipi Pani yang dingin dari belakang, berbicara dengan suara pelan.

“Minta bantuan? Aku bisa membantu Pataya melakukan apa? Apakah membantu dia mengejarmu?” Pani mencibir.

Sumi merasa agak frustasi, membalikkan tubuh Pani sambil menatapnya, “Aku tidak pernah memberitahu kamu, keluarga Zhao sudah bangkrut.”

Mata Pani sedikit bergetar, “Apa?”

Dalam dua tiga bulan ini, bisa dikatakan Pani sama sekali tidak tahu apa yang sudah terjadi di luar sana.

Tiba-tiba mendengar Sumi mengatakan berita tentang kebangkrutan keluarga Zhao, Pani sangat terkejut.

“Ya.” Sumi menjawab.

“……” Mulut Pani sedikit ternganga, terkejut sekali, “Bagaimana bisa?”

Meskipun Di Kota Tong keluarga Zhao tidak bisa dibandingkan dengan empat keluarga besar, tapi bagaimanapun keluarga besar yang memiliki bisnis keluarga, sesuai logika tidak mungkin selemah ini, akan langsung bangkrut begitu saja!

Sumi menatapnya, tidak bersuara.

Pani tiba-tiba menyadari sesuatu di matanya yang dalam, mengerutkan kening mengatakan, “Apakah kamu yang melakukannya?”

Sumi menyipitkan mata, suara sangat tajam, “Tidak seharusnya keluarga Zhao mengganggumu! Ini adalah akibat yang harus mereka tanggung dari perbuatannya sendiri!”

Pani tidak mengerti, “Apanya yang menggangguku? Kapan keluarga Zhao pernah menggangguku?”

“Pokoknya masalah ini kamu cukup tahu saja sudah.” Sumi berkata.

“Aku tidak tahu. Kenapa kamu mau membuat keluarga Zhao bangkrut? Apa yang telah mereka lakukan?”

Kata-kata Sumi ini tidak bisa menenangkan kepanikan dan keterkejutan Pani.

Bagaimanapun, Sumi karena dirinya baru melakukan hal itu pada keluarga Zhao.

Karena demi dirinya, maka sudah seharusnya dia tahu alasannya bukan?

Tetapi alasan ini Sumi benar-benar tidak bisa mengatakannya.

Sumi mengatupkan bibirnya, memegang satu tangan Pani, berkata dengan suara lembut, “Pani, kamu hanya perlu tahu, di dunia ini siapa yang berani berencana menyakitimu, tidak peduli siapa dia, aku Sumi pasti tidak akan melepaskannya!”

Pani menatap mata Sumi.

Tahu bahwa Sumi tidak akan memberitahunya, alasan dia menghadapi Pataya, hanya menarik nafas dalam-dalam, berkata, “Jika orang yang menyakitiku adalah Linsan……”

“Dia juga tak terkecuali!”

Tidak menunggu Pani selesai bicara, Sumi langsung bersuara kasar.

Tenggorokan Pani bergerak, mata yang menatap Sumi juga memanas, menyesap bibir keringnya, Pani memegang salah satu jari Sumi, berbicara dengan suara serak, “Paman Nulu, apakah kamu tahu? Jika ada orang yang menyakiti anakku, kemungkin aku tidak akan memaafkannya dengan mudah. Mungkin hatiku picik, tidak cukup lapang dada, tapi jika aku adalah Linsan, dan Linsan adalah aku, aku akan membencinya seumur hidup!”

Sumi terkejut.

…...

Sore, Sumi pergi ke firma hukum, Pani menidurkan si kecil, lalu pelan-pelan meninggalkan kamar bayi, baru saja keluar dari kamar bayi, langsung bertemu dengan Siera yang berjalan ke kamar bayi.

Melihat Siera, Pani menghilangkan ekspresi tertekan di wajahnya, melengkungkan bibir melihat dia berjalan mendekat, “Bibi, kamu pergi istirahat saja, Lian sudah tertidur.”

Siera menariknya, “Sini.”

Pani,“……”

Siera memegangnya pergi ke kamarnya dengan Samoa

Duduk di sofa, Siera menatap Pani dengan wajah menyesal, “Pani, maaf.”

“.…..” Pani sedikit tertegun, merasa aneh sambil menatap Siera.

“Aku selalu tidak memiliki keberanian untuk berterus terang padamu, tapi masalah sudah seperti ini, aku tidak bisa tidak mengatakannya lagi, kalau tidak, aku merasa bersalah pada hati nuraniku sendiri.” Siera sangat serius mengatakannya.

Spontan Pani menjadi serius, “Bibi, sebenarnya masalah apa?”

Lalu bertekad untuk mengatakannya, pada saat ini Siera masih tetap merasa sulit untuk mengatakannya.

Dia menarik nafas beberapa kali, baru perlahan bicara dengan penuh penyesalan, “Setelah empat tahun kamu bertemu lagi dengan Sumi, sebenarnya aku tidak terlalu setuju kamu bersama dengan Sumi lagi.”

Pani sama sekali tidak menyangka kata-kata ini yang akan diucapkan oleh Siera, tercengang sejenak, wajah kurus nan halus itu sedikit memucat, tangan yang sedang dipegang Siera, ujung jari langsung mendingin tanpa bisa dikendalikan.

Siera bisa merasakannya, bergegas menggenggam erat tangan Pani, “Pani, kamu jangan salah paham! Ibu selalu menyukaimu, sejak pertama kali bertemu denganmu sudah menyukaimu. Sumi sudah menunggumu selama empat tahun, ibu juga tidak pernah menentangnya, di dalam hatiku, aku juga selalu berharap kamu bisa mulai dari awal lagi dengan Sumi. Karena aku sebagai ibunya sangat jelas sekali, Sumi dia menyukaimu, sangat-sangat menyukaimu.”

Pani melihat Siera, dia menggerakkan bibirnya, mencoba mengatakan sesuatu, tetapi pada akhirnya, dia malah tidak memiliki tenaga untuk benar-benar mengatakan sesuatu.

Pengalaman dan lingkungan dia tumbuh besar, melatih Pani menjadi tegar dan tangguh, pada saat bersamaan, juga membuat dia lebih sensitif dan kuat dibandingkan orang biasa.

Dia selalu berpikir Siera menyukainya, berpikir Siera dari awal hingga akhir mendukung dia bersama dengan Sumi. Jadi, saat berinteraksi dengan mereka, bahkan tinggal serumah, Pani juga merasa nyaman, santai serta tidak ada beban.

Tetapi hari ini Siera memberitahunya, sebenarnya dia menentang hal ini pada awalnya.

Mendadak mengetahui hal ini, tiba-tiba membuat Pani merasa dirinya sendiri yang memiliki perasaan baik pada diri sendiri. Tanpa sebab, dia merasa canggung, malu dan kecewa.

Melihat wajah Pani yang memucat, hati Siera tertekan, rasa bersalah dan penyesalan yang kuat menumpuk menjadi beban berat di dalam hatinya, dia memegang erat tangan Pani, berkata dengan suara serak, “Aku yang terlalu terpaku pada pola pemikiran zaman dulu, hanya mendengar perkataan sepihak dari Pataya saja, mengira kamu sudah mengandung anak dari pria lain. Jadi baru menentang Sumi terus mengganggumu.”

“Sekarang jika dipikir-pikir aku sungguh bodoh sekali, jelas-jelas Sumi sudah memberitahuku, itu adalah anakmu dan dia, tapi aku berpikir Sumi tidak bisa melerakanmu, takut aku terus menentang lalu berbohong padaku……Pani, aku yang tidak baik, pemikiranku yang terlalu kuno, juga salahku yang khawatir dan panik sehingga salah mengambil keputusan. Pani, kamu percaya padaku, aku benar-benar menyukaimu, sungguh!”

“Maksudmu Pataya mengatakan padamu bahwa anak yang ada dalam kandunganku bukan anak paman Nulu?” Raut pucat di wajah Pani belum sirna, melihat Siera dengaan ekspresi terkejut.

Siera mengangguk, ada kemarahan yang melintas dalam sepasang matanya, “Pataya ini walau berusia muda, tapi penuh niat jahat, sungguh menjijikkan sekali!”

Bulu mata Pani bergetar pelan.

Tiba-tiba langsung mengerti alasan Sumi menghadapi keluarga Zhao.

Pani mengatupkan bibir, melihat sejenak Siera yang menatapnya dengan penuh kekhawatiran, dalam sekejap juga mengerti kenapa dia sama sekali tidak mau memberitahunya, alasan untuk menghadapi keluarga Zhao. Ternyata alasan utama ada di Siera.

Tetapi......

Mendengar Siera menjelaskan seperti ini, ada perasaan indah dan rumit yang melonjak dalam hati Pani, sebaliknya, malah terasa jauh lebih lega.

Sekarang dia juga seorang ibu, dia pikir mungkin dia bisa mengerti perasaan Siera pada saat itu, tahu putra sendiri terus terjerat dengan wanita yang mengandung anak orang lain, pasti akan merasa panik sekali. Reaksi pertama adalah syok dan tidak bisa menerimanya, hal itu memang bisa maklumi.

Bagaimanapun di dunia ini, seorang ibu seperti Britania lebih langka dibandingkan harta nasional.

Pani bertanya pada diri sendiri, walau itu dirinya, juga takutnya tidak mungkin dengan mudahnya berbuat seperti Britania .

“Pani, jika kamu menyalahkanku dan membenciku, aku bisa memahaminya. Aku yang terlebih dulu tidak percaya dengan putraku, jadi, bagaimanapun kamu memperlakukanku aku bisa menerimanya. Hanya satu hal, aku berharap seminggu sekali kamu membiarkanku bertemu dengan Lian.” Siera memandangi Pani dengan wajah sedih sambil mengatakannya.

“Tidak boleh begitu!” Pani menatap Siera, perlahan mengatakannya.

Mata Siera memerah, “Kalau seminggu sekali tidak boleh, apakah sebulan sekali boleh?”

Pani menghela nafas secara pelan, tangan satu lagi diletakkan di atas tangan Siera, “Kamu dan paman yang mengatakan bahwa ada kalian tidak perlu menyuruh pengasuh profesional, jadi paman Nulu sudah tidak berencana menyuruh pengasuh profesional, jika kamu dan paman tidak peduli dengan Lian, maka aku seorang diri pasti tidak akan sanggup. Jangankan seminggu atau sebulan, sekarang Lian tidak bisa tanpa neneknya walau sehari saja.”

Siera tertegun, penuh keraguan menatap Pani, “Pani, maksudmu adalah……”

”Maksudku adalah!”

Pani memegang tangan Siera, menatapnya dengan murah hati, “Yang lalu sudah berlalu, kamu tidak perlu merasa bersalah karena hal ini, aku juga tidak akan mempermasalahkan masalah yang sudah berlalu. Apalagi, dari sudut pandang lain, aku bisa memahaminya.”

“Pani……”

“Bibi, aku juga seorang ibu.” Pani berkata dengan suara pelan, “Aku mengerti dengan perasaan seorang ibu, jadi aku katakan aku mengerti.”

Mata Siera agak basah, semakin merasa kasihan dan bersalah pada Pani, “Saat kamu hamil sudah banyak menderita, aku malah menolakmu hanya karena kata-kata orang luar, aku merasa bersalah padamu.”

“Tapi kamu telah menebusnya untukku.” Pani mengulurkan mata mengusap sudut mata Siera, mengedipkan mata padanya.

Siera tidak mengerti.

“Kamu lupa saat-saat terakhir Lian berada di dalam perutku, setiap hari dari pagi sampai malam kamu ke sini untuk menjagaku dan Lian?” Pani berkata.

Pada saat ini Pani sudah benar-benar memahami segalanya.

Waktu itu Siera bersusah payah merawatnya, membantunya menambah gizi, pertama karena dalam hati merasa bersalah padanya dan ingin menebusnya, kedua karena rasa peduli pada dia dan putranya.

Dan Sumi mengerti dengan perasaan Siera, jadi setelah mendengar dia mengatakan tidak berharap Siera bolak-balik, masih tetap membiarkan Siera bolak-balik untuk merawatnya, tidak mengatakan apa pun.

Kedua mata Siera basah, menatap Pani dengan rasa gembira dan malu, agak serak mengatakan, “Ini tidak termasuk apa-apa, masih jauh dari kata cukup.”

Pani memiringkan kepala, membantu Siera menyeka air mata, tersenyum pelan padanya.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu