Hanya Kamu Hidupku - Bab 5 Kenapa Tidak mengunci Pintu

Penampilan seperti ini, Bagi Ellen sangatlah imut

“ Acara tur musim gugur minggu depan, akan diadakan bersama kelas 1 dan kelas 4, Kamu akan pergi kan ?” Bintang seperti berharap dengan memandang Ellen, dengan suara kecil Ellen :

“ Aku …..”

“Pergi, pergi, Tentu saja akan pergi 。“

Ellen baru akan berbicara, tetapi sudah dipotong ucapannya oleh Pani.

Sambil menggerakkan bibirnya, iapun melototi Pani: “Kamu kan tahu, Paman William tidak membolehkanku ikut!”

Pani hanya mengeluarkan lidahnya ke arah Ellen.

Dan kabar Ellen akan ikut dalam tur musim gugur, bagi Bintang adalah sebuah kabar gembira yang tidak bisa ditutupi di wajahnya. Dan ia pun berkata, Sampai ketemu di tur.”

“Aku …”

Kali ini, belum sampai Ellen berbicara, Bintang sudah berbalik dan keluar dari pintu kelas belakang.

Ellen yang melihat postur kurus bayangan dari Bintang, alis matanya pun bergerak

“Ellen, kamu tahu tidak ini adalah musim gugur, kenapa aku masih merasakan ada hawa musim semi ya ?”

Pani dengan satu lengannya merangkul Ellen dari belakang, menoleh dan melihat warna kemerahan tersirat di wajah Ellen.

Ellen menggertakkan giginya melihat Pani dengan matanya yang cerah, "Kamu yang kepanasan! Selain itu, Siapa yang mengijinkanmu bilang bahwa aku berpartisipasi dalam tur musim gugur? Kamu tahu bahwa pamanku tidak mengijinkan."

"Saat kamu pulang bermanjalah dengan Paman William . Semoga Pamanmu sedang salah makan obat dan mengijinkanmu untuk ikut ?"

"Kamu yang salah minum obat!"

"Lihat dirimu, aku berkata tentang Paman William, tidak mengatakan tentang kamu, Perlukah membelanya seperti itu?"

"Dia adalah pamanku!"

"..." Tapi dia tidak menganggapmu sebagai keponakan, tetapi dia menganggapmu sebagai...

Pani tidak mengatakan apa-apa lagi, dan sambil mengambil lengan Ellen mereka pun berjalan ke luar kelas.

......

Ellen kembali ke vila sambil menggendong tasnya. Dia berpikir William masi ada di perusahaan dan belum kembali, tetapi saat ia mau memasuki vila, ia mendengar suara wanita lembut yang datang dari ruang tamu.

"Kak William, kamu sudah kembali tadi malam, kenapa kamu tidak memberitahuku?"

Begitu ia mendengar suara ini, Ellen tidak perlu melihat wajahnya pun sudah mengetahui siapa itu.

Rosa Manda, Presiden Perusahaan Perhiasan Dane, Perusahaan perhiasan pertama di dalam Kota Tong.

Ellen menjilat mulutnya dan mengganti sepatunya di pintu masuk. Ketika dia melewati ruang tamu, dia tampa sengaja memandang ke arah lantai dua vila.

"Ellen, kamu sudah pulang."

Suara "lembut" Rosa terdengar dari belakang.

Kemudian, Ellen pun mendengar langkah kaki Rosa yang datang ke sisinya.

Mata Ellen sedikit menoleh ke langit-langit, dan dia berbalik dan tersenyum, menatap ke arah Rosa "Bibi Rosa apa kabar."

Bibi...

Rosa sudah terbiasa mendengar Ellen memanggilnya seperti itu. Tetapi setiap Rosa mendengar Ellen memanggilnya seperti itu, Dia sangat ingin... mengambil barang dan menjejalkan di mulutnya!

Rosa lebih tua enam tahun darinya, tetapi ia memanggilnya Bibi...

Rosa mencoba untuk menenangkan diri, menahan hatinya, salah siapa ia adalah anak kesayangan dia ?

Jika dia ingin menikah dengan pria yang diinginkannya, pertama-tama dia harus memiliki hubungan yang baik dengannya.

Jadi Rosa pun tersenyum lembut dan mengulurkan tangan untuk memegang tangan kecil Ellen yang sedang memegang tas, "Baru beberapa hari, dan kamu sudah semakin pintar."

Ellen hanyalah tersenyum dan tidak berbicara.

“Kamu masih menggendong tas sekolah apa tidak berat? Cepat turunkan.” kata Rosa, dia pun ingin meraih dan melepaskan ransel dari bahu Ellen.

Tetapi ketika tangan Rosa hampir mengenai ransel, Ellen pun tiba-tiba berbalik dan berlari ke atas. "Bibi Rosa, aku minta maaf, aku sedang terburu-buru, aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi."

Tangan Rosa yang terulur terhenti di udara, dan ketika dia mendengar kata-kata Ellen, wajahnya semakin berkedut.

Sungguh, Sungguh tidak tahu etika!

Walaupun berpikir seperti itu, Rosa menoleh dan menatap lelaki dengan aura dingin yang sedang duduk di sofa itu, dan tertawa tanpa daya, "Lihatlah anak itu sangat tergesa-gesa. Ya, Kak..."

Saat Rosa masih ingin mengatakan sesuatu, tiba tiba William pun bangkit berdiri dari sofa, dengan tinggi hampir 190 cm memberi dampak seperti pohon yang berdiri di atas tanah, yang memberikan tekanan yang luar biasa, "Kak, William .."

William hanya dengan dingin dan dengan suara rendah yang acuh tak acuh berkata. "Masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan, kamu nyamankan diri saja."

"Kak, aku..."

William tidak memberi Rosa kesempatan untuk berbicara, dia menggerakkan kakinya yang panjang dan naik ke atas.

Rosa dengan tidak berdaya menatap bagian belakang tubuh William sambil menggertakan giginya.

......

Saat Ellen kembali ke kamar dan meletakkan buku di meja belajarnya, Ia pun mulai melepas seragam sekolahnya dan bersiap untuk berganti ke kamar gantinya.

Meskipun saat ini sudah musim gugur, tetapi hawa musim panas masihlah terasa..

Karena itu, baju yang dikenakan oleh Ellen adalah kemeja putih dan rok sekolah.

Tepat setelah kancing baju selesai dilepas, dan siap untuk dilepaskan, tiba tiba terdengar suara pintu kamar yang terbuka dengan keras dari luar.

Ellen yang kaget dan cepat-cepat mengambil setengah baju itu dan dengan dua tangan kecil putih menempelkan kedua sisi kemeja itu dan Ia dengan panik melihat kembali ke arah pintu.

Ketika melihat William yang berdiri di pintu, Wajah kecil Ellen dengan cepat memerah, terutama karena tatapan yang memandangnya sangat dalam dan menakutkan.

Bahu Ellen yang sedikit naik, dan mulutnya yang mEllengkung beberapa kali, Sambil memandang William, ia berkata dengan suara kecil. "Paman, bisakah kamu keluar dulu, aku sedang berganti pakaian."

"Kenapa kamu tidak mengunci pintu?"

Dengan alis yang berkerut, ia pun menutup pintu.

Ellen menatap pintu yang baru bergetar, malu hingga menutup wajahnya yang sudah mulai memerah..

Dan William yang baru menutup pintu di luar, mengepalkan tinjunya, hingga ruas tulangnya memutih.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu