Hanya Kamu Hidupku - Bab 98 Paman Ketiga, Apakah Kamu Mandi Tadi

Ellen, “……” mengangkat tangan , diam-diam menutupi wajahnya.

William menggertakkan giginya, menekan Ellen dan menciumnya dengan ganas, setelah itu baru turun dari tubuhnya, meninggalkan kamar dengan membawa api di tubuh.

Ellen melihat dia keluar dari ruas jarinya, wajahnya panas seperti berada di perapian.

Memegang perut turun dari kasur, berjalan ke arah toilet.

Toilet.

Ellen duduk di kloset sebentar, membuka lemari yang terletak di sebelah kloset.

Biasanya, dia meletakkan pembalut di dalam lemari itu.

Tapi.

Ellen membuka lemari itu, dan menyadari di dalam selain tisu toilet, tidak ada apa-apa lagi.

Ellen mencari lagi di dalam, tidak menemukan juga.

Jadi...... keadaan sekarang, tidak tidak hanya datang bulan pada saat itu, yang lebih menyedihkan, dia sudah datang bulan, baru menyadari pembalut sudah habis.

Wajah Ellen sedih.

Ellen lalu meletakkan beberapa lapis tisu terlebih dahulu, menopang perut dan pinggangnya keluar toilet, meninggalkan kamar turun ke bawah mencari Darmi.

Saat Ellen turun, Darmi baru saja keluar dari sehabis membersihkan dapur, melihat Ellen memutar wajahnya, pinggangnya tidak lurus, kaget, berjalan ke arah dia.

“Nona, kenapa kamu?Sakit perut?”Darmi membopong Ellen dan bertanya dengan cemas.

Wajah Ellen sedikit memucat, dengan wajah kasihan melihat Darmi, “Bibi Darmi, aku datang itu.”

Itu?

Darmi termenung sebentar, sudah mengerti, “Kalau begitu aku langsung buatkan air jahe gula merah.”

Ellen sewaktu periode datang bulan ada keanehan, jika parah sampai tidak bisa bangkit dari tempat tidur, tangan dan kaki dingin.

Sejak dia mulai datang bulan, sudah menggunakan berbagai cara untuk mengobati penyakitnya ini.

Jadi, saat Ellen sedang masa haid, Darmi akan membuatkan air jahe gula merah.

Darmi berkatabegitu, melepaskan tangan Ellen dan pergi ke dapur.

Ellen malah di saat itu menarik dia.

Darmi tertegun, dengan bingung melihat dia.

Ellen sedikit malu, bergumam,”Bibi Darmi, aku kehabisan pembalut, bisakah kamu pinjamkan aku satu?”

Darmi, “......”wajahnya memerah.

Dia, dia sudah umur begini, tidak, tidak menggunakan pembalut lagi.

“Kenapa Bibi Darmi? Kenapa wajahmu memerah?” Ellen merasa heran.

“......”Darmi batuk beberapa kali, sambil menarik bibir berkata,”Nona, aku sudah lama tidak memakai barang itu.

“?”Ellen melihat Darmi dengan pandangan aneh, baru tiba-tiba teringat dulu pernah melihat buku yang menuliskan tentang menstruasi wanita.

Wanita biasanya pada umur 40 atau 50 akan menopause.....

Darmi sekarang sudah 50 tahun, memang sudah tidak perlu menggunakan pembalut lagi, hehe.

Ellen merasa canggung, “Bibi Darmi, maaf, aku lupa.

Darmi melihat wajah Ellen penuh rasa bersalah, merasa lucu, “Tidak apa-apa, semua orang pasti akan menjadi tua.

He.....

“Kamu berbaring dulu di atas, aku sekarang akan menyuruh Seno pergi membeli, em?”Darmi berkata,

Sekarang kelihatannya cuma bisa seperti ini.

Ellen mengangguk, “Sudah menyusahkanmu Bibi Darmi.

“Ini bukan apa-apa.”Darmi tertawa, membalikan badan berjalan keluar.

Ellen melihat dia berjalan keluar, baru berbalik, memegang perutnya naik ke atas.

Baru sampai setengah jalan, sudah merasa badannya sakit sampai mengeluarkan keringat, kedua kakinya gemetar hebat, usus dalam perutnya terasa akan putus.

Ellen dengan satu tangan menggenggam kuat pegangan tangga, berjongkok.

Dari atas terdengar suara buka pintu.

Ellen dengan lemah menaikkan matanya melihat ke atas, melihat dua kaki berjalan ke arahnya dengan kecepatan terburu-buru.

Lalu, kedua kakinya terasa melayang, seluruh tubuhnya sudah berada di dada bidang pria ini.

Ellen memutar wajahnya melihat ke arah dada dia, aroma wangi sehabis dari kamar mandi tercium.

Ellen merasa baunya sangat enak, menggerakkan hidungnya untuk mencium lagi.

William melihat wajah pucatnya, bibir tipisnya tertutup, berjalan ke arah atas.

Sampai di kamar Ellen, William meletakkan dia dengan lembut di atas ranjang, saat akan berdiri, dadanya terasa kencang.

Mata dingin William bersinar, dia menatap wanita lemah yang tidur di depan dadanya.

“Paman ketiga, aku sangat kesakitan.”Ellen memejamkan mata, mulut kecilnya bergetar, berkata lemah.

Alis William mengernyit lebih dalam, menggunakan kakinya membuang selimut di atas ranjang, berbaring di sampingnya, menariknya ke dalam pelukan.

Ellen seperti kucing yang ketakutan terus menyusut dalam pelukan William, wajahnya yang dingin menempel di dada William yang hangat.

William menggenggam punggungnya dengan erat, tangan satu lagi memegang rambutnya, matanya yang dingin menatap Ellen dengan dalam, tidak tahu sedang berpikir apa.

“Paman ketiga, kamu tadi pergi mandi?” Ellen bertanya dengan suara rendah, tidak bertenaga.

“Emm.”William menurunkan kepala mencium dahi dia.

Ellen menoleh, ujung hidungnya mencium dada dia sekali lagi, “Wangi sekali.

“.....” Otot dada William mengencang, wajah dingin yang tampan itu berkedut.

Walau bagaimanapun, pria yang sangat jantan sekalipun jika di katakan wangi oleh wanita, kedengarannya sedikit seperti banci!

Tangan William yang berada di punggung Ellen bergerak kedepan, dari baju masuk kedalam, menempel di perutnya.

Rasa hangat dari tangannya terasa masuk, mulut Ellen bergerak sebentar, tangan paman ketiga dia, seperti matahari kecil, terasa hangat.

merasakan napas lemah dia di dadanya, William menutup mulut, mencium dia di pipinya, berkata lembut,”Apakah sangat sakit?”.

“....Em.”

Suara Ellen sangat lemah, kedengarannya sangat kasihan.

William merasa tidak tega, tangannya berada di perutnya sebentar, lalu menarik keluar.

Alis Ellen mengerut, dengan perlahan membuka mata, ada sedikit kekesalan kepada William.

William menahan tawa, menunduk dan mencium bibirnya, berkata lembut, “Aku turun memasakkan air gula merah untukmu.

“Aku ingin kamu menemaniku.”Ellen menempel padanya, ada perasaan seperti tidak ingin lepas darinya.

Dan William.

Sangat menikmati dia yang begitu menempel padanya dan terus memperlihatkan kelakuan imut dia.

Tertawa lembut memeluk Ellen sebentar, lalu menyelimuti dia dengan rapat, dan menggendong dia berjalan keluar dari kamar.

Wajah pucat Ellen berubah memerah, kedua bola mata hitamnya terus bergerak, terhadap gerakan seseorang, tidak menunjukkan keberatan apapun.

Lalu menutup kedua mata, ujung bibirnya terangkat, lalu meletakkan kepalanya bersandar di dada dia.

……

Lantai bawah.

Satu tangan William menopang Ellen, satu tangan lagi menarik kursi ke arah dapur, langkah kakinya tenang, sangat ringan.

Dan Ellen sama sekali tidak khawatir dia akan terjatuh, terhadap dia,percaya 100%.

Sampai di dapur, William meletakkan kursi di pintu dapur, meletakkan Ellen di atasnya, saat ingin melepaskan, Ellen tiba-tiba mengulurka tangan memeluk lehernya.

William menaikkan alis, bibir tipisnya menempel di telinga dia dan berbisik, “Aku akan cepat.”

Ellen baru perlahan melepaskan lehernya.

William memasukkan tangannya kedalam selimut, tubuh tegap dia berdiri tegak, menggulung lengan bajunya.

Dari dalam kulkas mengeluarkan gula merah dan jahe, meletakkan panci di atas kompor gas untuk memasak air gula merah khusus untuk Ellen, dengan lihai membuka api, memasukkan air ke dalam panci, dan menutupnya.

Ketika air matang, memasukkan gula merah dan potongan jahe.

Setelah beberapa waktu, menutup api, mengeluarkan mangkok kecil, dari panci menuangkan satu mangkok air gula merah, meletakkan di meja dapur.

Membuka keran air, mencuci bersih tangan, mengeringkan dengan handuk, baru berbalik kembali ke arah Ellen, menggendong dia dari kursi, berjalan keluar dapur.

Di ruang tamu, William meletakkan Ellen di atas sofa, dengan cepat melangkah ke dapur, mengambil mangkok yang berisi air gula merah keluar.

Ellen dengan lembut bersandar di atas sofa,bulu matanya yang panjang memandang ke bawah, membuat sepasang matanya terhalangi.

Dari celah bulu matanya melihat seorang pria munculn dari arah dapur

Saat itu, jantung Ellen dibuat terisi penuh oleh pria ini, sangat hangat, sangat puas.

Kalau.

Kalau saja dia.

Dia mungkin, bisa lebih berani, benarkah?

Ujung bibir Ellen mengembang dengan ringan.

William duduk di sebelah Ellen, mengambil satu sendok air gula merah dan menyuapi Ellen, “Minumlah selagi hangat.”

“Emm.”Ellen membuka mulut menurut.

William menahan bibir tipisnya, wajahnya yang tampan sangat serius, seperti menyuapi Ellen air gula merah adalah hal yang penting.

Hati Ellen terasa manis, meminum habis satu mangkok air gula merah.

Melihat William meletakkan mangkok di atas meja, Ellen tiba-tiba memanggil dia, “Paman ketiga.”

William tidak bersuara, menoleh melihat dia.

Dan pada saat itu, Ellen tiba-tiba bergerak kearahnya.

Dada William terasa berat, dengan cepat menahan tubuhnya, untuk menghindari kalau dia jatuh dari sofa.

Saat bibir Ellen datang menabrak, William berpikir tidak sengaja.

Mata hitam William terkejut, menatap Ellen.

Mata Ellen bersinar terang, membuka kedua sisi mulutnya, menutup bibir bawahnya.

William, “.....” hanya merasakan rasa panas dari bawah perutnya, lengannya yang memeluk pinggang dia menjadi erat.

Ellen sangat gugup.

Karena.

Ini pertama kalinya dia duluan mencium seorang pria.

Dan lawan jenisnya, seseorang yang dia selalu lihat sebagai senior.

Arti dari ciuman ini, juga bukan sekadar siapa yang duluan mencium.

Ini sama saja.

Penerimaan Ellen, dan juga , perasaannya terhadap dia.

Saat bersamaan, juga ada keberanian Ellen.

William membuka bibir tipisnya, menarik napas berat,saat Ellen akan melepaskan bibirnya, sebuah tangan besar menahan, dengan kuat menahan kepala Ellen, memeluk erat, dan langsung mengambil inisiatif.

Wuu.....

Mata Ellen melebar, melihat wajah tampan di depan dia.

William tidak menutup mata, kedua matanya, mengunci pandangan Ellen.

Dalam pandangan dingin dan sedalam lautan, atau seluruh dunia, selain dia, tidak akan ada yang lain lagi.

Hati Ellen bergetar.

Keduanya bertatapan beberapa detik, kedua bulu mata panjang Ellen bergerak sebentar,lalu, dengan perlahan menutup matanya.

Dan juga pada saat bersamaan, William juga menutup kedua matanya, memeluk erat Ellen, dengan ganas memperdalam ciuman ini.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu