Hanya Kamu Hidupku - Bab 90 Paman Ketiga, Tolong!

Wajah Ellen dan Pani begitu pucat, mereka segera berbalik, punggung mereka menempel di pintu yang dingin, membelalakkan mata melihat kearah belasan pria yang mengepung mereka didalam ruang karaoke yang sempit ini.

Ellen menarik nafas, otaknya berputar dengan keras, ketika salah seorang pria sudah begitu dengan mereka berdua, tiba-tiba berkata dengan suara lantang, “Kalau mau main, maka mainlah!”

Semua orang, “……..”

Pani melihat Ellen dengan wajah tercengang.

Ellen menggenggam erat tangan Pani, matanya besar bulat bagai permata yang bersinar, “Tapi, tempat ini terlalu kecil, kurang enak untuk orang yang begitu banyak.”

Belasan pria saling bertatapan, lalu semua melihat kearah Ellen, seolah bertanya padanya mau bagaimana.

Ellen berdehem, mengamati belasan pria ini dengan serius satu per satu, lalu mengangkat jari tangannya yang putih bersih dan menunjuk dua pria yang berjarak paling dengannya dan Pani, “Kamu, kamu, kalian berdua tinggal disini, sisanya keluar.”

Kenapa menunjuk dua orang pria yang paling dekat dengan mereka?

Alasannya sangat mudah!

Kemungkinan kedua pria ini yang diutus untuk menjadi ‘kepala’nya, makanya mereka berdua bisa begitu bersemangat!

Kedua pria yang ditunjuk saling bertatapan, lalu melihat kebelakang, salah satu pria berkata, “Pelanggan sudah memilih kami, kalian semua masih tidak mau pergi dengan sendirinya”

Ellen memperhatikan, begitu pria ini membentak, orang-orang lainnya langsung menundukkan kepala.

Apakah profesi ini juga ada levelnya?

kalau tidak kenapa mereka terlihat begitu takut padanya?

“Nona, kemarilah. Kalian berdua menghadang didepan pintu, mereka juga tidak bisa keluar.” Pria lainnya berkata dengan senyum nakal kearah Ellen dan Pani.

Ellen dan Pani segera merapat ke samping pintu.

Kedua pria itu melihat Ellen dan Pani masih tidak ingin meninggalkan pintu, langsung merasa waswas.

Setelah terdiam sesaat, mereka berjalan menghampiri Ellen dan Pani.

Bahu Ellen dan Pani langsung mengangkat tinggi, bulu kuduk mereka langsung berdiri.

“Nona-nona hanya berdiri didepan pintu saja tidak seru, kalau mau main kita main didalam.”

Salah satu pria tiba-tiba merangkul bahu Ellen.

Disaat bersamaan, ketika ia mendekat, aroma parfum yang begitu pekat, juga aroma bedak wanita yang begitu menyengat langsung masuk ke dalam hidung Ellen.

Dibandingkan dengan aroma segar dan elegan dari seseorang, aroma tubuh orang ini sungguh sangat menjijikkan!

Terlebih lagi ada aroma bedak wanita, mungkin saja aroma ini datang entah dari wanita mana!

Ellen mengkerutkan alis, ada rasa tidak suka yang terlihat sekelebat dimata Ellen yang jernih.

Ia melepaskan diri dari rangkulan pria itu lalu menarik Pani dengan cepat dan berjalan kedalam.

Akhirnya ia mengerti, kalau malam ini dia dan Pani tidak bermain bersama mereka, maka malam ini jangan harap bisa keluar dari sini!

Kedua pria ini melihat Ellen dan Pani berjalan kearah sofa dan duduk, salah satunya langsung mengangkat tangan dan mengetuk pintu beberapa kali.

Telinga Ellen sangat peka.

Ketukan orang ini berirama 2 kali ringan 3 kali keras.

Setelah ia mengetuk pintu, pintu langsung terbuka dari luar, wanita yang tadi membawa para pria ini muncul didepan pintu sambil tersenyum pada Ellen juga Pani.

Alis Ellen mengkerut erat!

……

Diluar VIP room 406 KTV Ginza.

“Tuan, semua sudah dilakukan sesuai dengan perintah anda.”

“Lumayan! Ini adalah upah kalian!” pria ini memasukkan sebuah kartu debit kedalam dada wanita yang menonjol keluar.

Wanita itu tersenyum genit sambil mengedipkan mata kearah pria itu, lalu mengeluarkan kartu yang berada didalan dadanya dan melambaikannya didepan pria itu sambil berkata dengan genit, “Terima kasih Tuan.”

Pria ini mengulurkan tangan dan mengelur bokongnya, lalu tertawa dengan licik, “Pergilah.”

“Aaah.”

Wanita itu mengelus dada pria ini, , lalu melenggang pergi.

Setelah wanita itu turun kebawah, seorang wanita bertubuh langsing berjalan keluar dari dalam ruangan.

“Suka yang berdada besar?” wanita ini melihat kearah pria itu sambil bersender di pinggir pintu dan menyipitkan alis.

Pria itu hanya terkekeh sambil mengelus wajah wanita ini.

Wajah ini semakin kesal, “Jangan mengunakan tangan kotormu yang sudah menyentuh wanita lain untuk menyentuhku!”

pria mengangkat alis, lanngsung menekannya, bagian bawah perut menempel di bawah perutnya, kedua tangannya meremas pinggang wanita dan berkata, “Cemburu?”

Wanita hanya tersenyum dingin, “Kenapa aku harus cemburu?”

Pria melirik wanita, setelah sesaat ada senyum yang tersungging dibibirnya, “Benar juga, hati Nona besar Rosa sudah digantungkan ditubuh Tuan muda William, kalau mau cemburu juga cemburu padanya, aku ini apa!”

Rosa mengkerutkan alis, melihat kearah pria dengan wajah yang tidak senang, “Karlos, hari ini aku datang bukan untuk bertengkar denganmu.”

Karlos Domingo menatap Rosa dengan lembut, lalu tersenyum, menundukkan wajahnya dan menciuminya.

Ketika merasakan perlawanan Rosa, dia langsung mengunci pinggangnya, berkata dengan suara serak, “Anggap saja ini imbalan untukku yang sudah membantumu.”

Tubuh Rosa menjadi kaku, gerakan perlawanannya langsung terhenti, bahkan tangannya perlahan mengangkat dan merangkul punggung Karlos .

Tiba-tiba Karlos mendesah pelan, lalu menggendong Rosa masuk kedalam kamar.

……

Ruang 309.

Begitu pria yang lain pergi, dalam ruangan hanya tersisa Ellen, Pani dan dua orang pria yang Ellen tunjuk.

Saat ini Ellen dan Pani duduk di sofa, dan kedua pria itu malah berdiri didepan meja yang berada didepan Ellen dan Pani sambil menatapnya.

“Nona-nona, kalian ingin bermain dengan cara bagaimana?” salah seorang pria membuka tali pinggangnya sambil mengangkat alis kearah Ellen dan Pani.

Ellen merasa jijik.

Pani hanya tidak menutupi matanya dengan kedua tangannya saja, ia merasa kalau mala mini bisa keluar dengan aman, dia pasti akan mengambil abu gosok untuk menggosok matanya!

Dan tentu saja syaratnya harus keluar dengan selamat dulu dari tempat ini!

Ellen dan Pani tidak ada satu pun yang bodoh.

Keadaan sudah sampai seperti ini, mereka juga bisa merasakan kalau ada yang janggal.

Kemungkinan besar mereka sudah masuk jebakan!

“Dalam ruangan ini cukup panas, Nona-nona masih mengenakan pakaian yang setebal ini, apakah tidak panas? Biar aku bantu kalian membukanya.”

Salah seorang pria berkata sambil berjalan mendekat.

Ellen langsung menarik nafas, “Tidak perlu, untuk sementara aku masih tidak panas! Kami berdua baru datang sebentar, baru menyanyikan beberapa lagu, kita menyanyi dulu saja.”

Kedua pria menyipitkan mata, berjalan kearah Ellen dan Pani sambil tersenyum, masing-masing duduk dikedua sisi, tangannya merangkul pinggang mereka dari belakang.

Pinggang Ellen dan Pani sangat gemetar.

“Hanya menyanyi saja sangat tidak asik. Malam indah singkat. Sebaiknya kita lakukan hal yang lebih menarik saja.”

Salah satu pria berkata sambil mengulurkan tangannya kearah dada Ellen.

“Menyanyi tidak menarik bukan? Bagaimana kalau kita bertaruh wilayah bajakan!”

ketika tangannya hampir menyentuh Ellen, Ellen tiba-tiba bangun dari sofa dan berkata pada mereka semua.

Bertaruh wilayah bajakan?

Kedua pria itu hanya tersenyum!

Siapa yang mau main permainan anak-anak seperti ini!

“Aku setuju!”

pani juga berdiri dan berkata pada mereka berdua.

“Masalah permainan game tidak perlu buru-buru, kita lebih dulu……”

“Nilai terendah 2 juta, bisa melipat ganda.” Ellen perlahan merapat kearah Pani, tangannya menyentuk pinggang Pani dengan diam-diam.

Bola mata Pani berputar dengan cepat, alisnya langsung mengkerut, melihat kearah Ellen, “2 juta? Apakah tidak terlalu besar? Kamu baru bisa main permainan ini tidak lama, dan aku belum terlalu bisa.”

“Haduh, ini bukan apa-apa, keluar untuk bermain kan, uang tidak masalah.” Ellen berkata sambil mengangkat dagu kearahnya.

“Kalau begitu, main?”

Pani mengangkat alis sambil melihat kearah kedua pria itu.

2 juga yang bisa berlipat ganda, lawannya juga anak yang masih bau kencur……….

Kedua pria saling bertatapan dengan cepat.

Salah satu tersenyum, melihat kearah Ellen dan Pani, “2 juta? Uang tunai?”

Baiklah, mereka berdua ragu, karena mereka berdua merasa Ellen dan Pani tidak ada uang.

Ellen melambaikan tangannya dengan gagah, “Aku bisa langsung mentransfer saldo OVO, saldoku ada banyak sekali. Kalau kamu tidak percaya, aku bisa memperlihatkan akun OVO ku padamu, aku bisa langsung mentransfer 40 juta untukmu.”

Begitu buka mulut langsung 40 juta?

wajah kedua pria ini langsung sumringah.

“Kalau begitu, nona, sekali transfer saldo OVO paling banyak 1 juta, kalau begitu 40 juta ini……”

“Akun OVO biasa memang hanya bisa mentranfer 1 juta, kalau akunku sudah premium jadi sekali teransfer bisa langsung 40 juta. Tentu saja, kalau kalian tidak percaya, aku bisa gesek kartu, aku bawa kartu kredit, dan kartunya tidak ada limit.” Gaya Ellen pokoknya aku kaya, titik………..

“Benar, kartu kredit dia itu kartu black gold, tidak ada limitnya, bisa gesek sesukanya.” Pani menambahkan.

Kedua pria ini terlihat jelas mulai goyah.

“Begini saja, dalam waktu satu jam kita catat semua hutangnya. Begitu sudah satu jam, kita hitung. Kalau saat itu aku kalau, kalian ikut aku ke ATM untuk mentransfer uang ke rekening kalian, bagaimana?” Ellen membelalakkan matanya yang besar dan polos kearah mereka.

Setelah kedua pria ini ragu beberapa detik, lalu mengangguk setuju.

Uang yang sudah diantar sampai kedepan pintu, mana mungkin mereka dorong keluar?!

kalau dalam satu jam bisa memenangkan 20 jutaan, maka jauh lebih menguntungkan dari pada bekerja disini selama satu malam!

sehingga mereka mulai permainan.

Ellen dan Pani duduk di sofa, kedua pria itu duduk di kedua sisi meja.

Baru bermain beberapa kali Ellen sudah kalah sampai hampir 10 juta.

Kedua pria ini tersenyum begitu lebar saking senangnya, mulai bisa mengobrol dan bercanda dengan Ellen dan Pani.

Setelah bermain beberapa kali lagi, Ellen kembali kalah 10 juta.

Namun wajah Ellen sama sekali tidak berubah, bagaikan uang 20 juta itu seperti uang 200 ribu.

“Pani, kamu tolong gantikan aku sebentar, aku ke toilet dulu.”

Kali ini Ellen kalah lagi 1 juta, lalu berkata pada Pani.

“Baiklah, didalam ruangan ini ada toilet, cepat ya, asal kamu tahu saja aku lebih payah dari kamu.” Pani menerima kartunya, lalu menjawab dengan kompak.

Begitu kedua pria ini mendengar ucapan Pani, senyum mereka sudah hampir menyobek bibir mereka, kelihatannya kali ini Ellen tidak akan kembali dari kamar mandi.

Justru karena diruangan ini ada kamar mandi dalam, Ellen baru mengatakan akan ke toilet, dengan demikian tidak akan membuat kedua pria ini curiga.

“Perutku kurang enak, namun aku akan usahakan secepatnya.” Ellen mengkerutkan alis, berdiri sambil memegang perut dan berjalan menuju ke kamar mandi.”

Kedua pria itu melihat Ellen yang begitu terburu-buru, masih tertawa dengan keras.

“Lagi!” salah satu pria mengocok kartunya terlebih dahulu.

Pani melirik kearah kamar mandi dengan cepat, menarik nafas panjang, lalu memegang kartu sambil tersenyum.

……

Kamar mandi, Ellen menutup pintu, lalu bersandar disalah satu dinding kamar mandi.

Ia memejamkan mata, menarik nafas dalam, lalu mengulurkan tangan mencari ponsel yang berada dalam kantung celananya.

Ia tidak berani menelepon karena takut orang yang diluar mendengar.

Jarinya yang putih lentik mengetik dengan cepat sambil gemetar, ia mulai merangkai kata-kata dalam pesannya.

Itu merupakan pesan singkat yang hanya berisi beberapa kata, karena tangan Ellen gemetar dengan hebat, jadi ia butuh waktu satu menit lebih untuk mengetiknya.

“Paman Ketiga, aku berada di Ginza ruang 309, tolong aku!!”

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu