Hanya Kamu Hidupku - Bab 244 Tempat Terlarang Bagi William

Rosa yang mendengar perkataan itu, mengepalkan tangannya dan menggertakkan giginya, Seakan-akan ingin mencabik mulut Frans!

Samir melirik ke tangan Rosa yang terkepal, matanya menyipit, namun tidak berbicara apapun.

Rosa menyipitkan matanya, menghirup nafas dalam-dalam, dan tersenyum lembut memandang Samir, "Sebenarnya, kedatanganku datang ke Kota Rong kali ini untuk mengunjungi kantor cabang Dana. Bibi yang tahu bahwa aku akan datang ke Kota Rong memintaku untuk menyampaikan pesan kepada Kak William. "

"Oh?" Samir mengangkat alis, dan tubuhnya yang ramping bergerak sedikit ke arah pintu dan menatap Rosa. "William ada di dalam, apakah Nona Rosa mau menyampaikan nya langsung ke dalam?"

"Tidak perlu." Rosa meremas telapak tangannya, dia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, menunjukkan ekspresi malu. "Aku tidak akan mengganggu acara berkumpul kalian, Aku datang kesini hanya ingin menyampaikan pesan dari Bibi kepada Kak William. "

"Oh begitu."

Wajah Samir tertegun, tubuhnya pun bergerak dan bersandar pada panel pintu, matanya memandang tajam ke arah rok Rosa yang tipis, sambil tersenyum, "Apa pesan yang ingin disampaikan Bibi Louis yang Nona Rosa bawa?"

Rosa bagaimanapun juga adalah General Manager Dana, Pimpinan perusahaan di masa depan, Tidak mungkin bisa sampai ke posisinya sekarang tanpa strategi dan kemampuan.

Tidak sulit untuk menemukan hotel tempat William tinggal di Kota Rong.

Tetapi siapa yang akan percaya jika dia datang selarut ini hanya untuk menjadi pembawa pesan belaka?

Samir tidak percaya, Rosa juga tahu bahwa dia tidak percaya. Mereka hanya berusaha tidak membongkar tujuan utamanya saja.

Rosa pura-pura tidak melihat makna yang terkandung di mata Samir, dengan senyum yang tenang dan murah hati, melanjutkan, "Bukanlah hal yang penting, hanya kekuatiran yang biasa dialami oleh seorang mama, Kak William sudah datang ke Kota Rong beberapa hari, namun belum memberi kabar sama sekali ke Petapa, Bibi hanyalah khawatir, sehingga ketika mengetahui bahwa aku akan datang ke Kota Rong, Memintaku untuk menyampaikan pesan kepada Kak William, mengingatkannya bahwa Kak william bagaimana..... sibuknya, Harus meluangkan waktu dan menghubungi Bibi. "

Ketika ia menyampaikan percakapan ini, Rosa terhenti sementara selama dua hingga tiga detik, dan menambahkan, " Sebenarnya dengan kemampuan Kak William, bagaimana mungkin bisa muncul masalah kan? Hanya saja sebagai seorang mama, pasti akan selalu mengkhawatirkan anaknya walaupun dia orang yang berkemampuan. Sebenarnya yang kulihat adalah Bibi sangat merindukan Kak William. Oh iya....." "

Rosa melirik ringan dari wajah Samir yang penuh perhatian mendengarnya dan memandang ke suite di belakangnya, "Bagaimana dengan persoalan bisnis yang dihadapi oleh Kak William? Apakah sudah selesai?"

Mata Samir mengedip cepat, dan sudut mulutnya terangkat, "Aku tidak tahu banyak tentang masalah di mall. Apakah tidak lebih baik jika Nona Rosa langsung masuk dan bertanya pada William?"

"..." Wajah Rosa bergetar.

Frans dan yang lain sedang ada di dalam. Dia... bagaimana bisa dia masuk?

Wajah Rosa masih terpancar senyuman, walaupun dia sangat membencinya di dalam hati.

Ketika dia berada di Petapa, selain ketika dia bertemu dengan Bibi Louis dan bisa melihat sekilas dirinya, sisa waktu lain, bahkan bayangannya pun sulit dilihat.

Ketika Ellen masih hidup, dia bisa pergi ke Coral Pavilion.

Setelah Ellen meninggal, Coral Pavilion menjadi Tempat terlarang bagi William.

Kecuali Bibi Darmi, pelayan lainnya di pavilion sudah dipulangkan olehnya.

Jika Samir dan yang lain ingin pergi ke Coral Pavilion, Mereka membutuhkan persetujuan dari William untuk masuk, jika tidak bahkan seekor lalat pun tidak akan bisa masuk.

Selama empat tahun ini, ia menutup diri sepenuhnya, dan menolak wanita yang ingin benar-benar dekat dengannya.

Kali ini kedatangannya ke Kota Rong, setelah susah payah mendapatkan tempat hotel William menginap, dan mendapatkan alasan untuk datang sebagai pembawa pesan dari Louis.

Dia juga telah mengeraskan hatinya dan bertaruh pada malam ini, mencari sebuah terobosan.

Bagaimanapun, Ellen telah meninggal selama empat tahun, sebagai seorang pria, walaupun seorang dengan kepribadian yang dingin, apakah bisa menolak sepenuhnya hawa nafsu yang naik?

Dia tidak percaya bahwa seorang pria yang tidak melakukan hubungan seks selama empat tahun, bisa terus melewati hidupnya seperti biksu seperti itu?

Dan pada malam hari, dia melihat di pintu luar Wangi Sedap, duduk seorang wanita dengan penampilan yang mirip seperti Ellen duduk di kursi samping pengemudinya. Hal ini membuat Rosa lebih percaya diri, Bahwa di dunia ini tidak ada laki-laki yang bisa menolak sepenuhnya godaan dari wanita..

Jika bisa bertahan pada godaan, artinya godaannya tidak cukup kuat saja.

Fakta bahwa ia dapat menerima seorang wanita yang mirip dengan Ellen menunjukkan bahwa pertahanan psikologisnya perlahan-lahan mulai runtuh.Oleh karena itu, jika ia dapat menerima seorang wanita yang mirip dengan Ellen, ia tentu dapat menerima wanita lain.

Rosa percaya diri terhadap dirinya sendiri.

Lagi pula, jika ia melihat keseluruhan saat ini hanya Rosa lah yang paling cocok untuk menjadi istrinya.

Itu sebabnya Rosa bergumul.

Dia telah berpakaian dan berdandan untuk malam ini, dengan percaya diri mencari nya, namun di pertengahan jalan datang nyamuk pencari harta, dan juga dipermalukan oleh Frans, Aneh jika tidak sebal !

"Nona Rosa?"

Samir yang melihat Rosa termenung di depan pintu, Muncul beberapa garis hitam di dahinya, Samir yang sudah membuang waktu bersamanya cukup lama, sudah mulai kehilangan kesabaran.

"..."

Ketika ia mendengar samir memanggilnya, mata Rosa berkedip, dia pun menarik napas ringan untuk mengembalikan kesadarannya. Dia memandang Samir dengan senyum di mulutnya, "Tidak, aku hanya bertanya saja."

Samir mengangkat bahu.

Rosa dengan enggan melirik ke suite lagi, mengambil napas dalam-dalam, dan tersenyum kepada Samir, "Kalau begitu aku tidak akan mengganggu pertemuan kalian lagi, selamat tinggal."

Sudut-sudut mulut Samir meninggi, memandang Rosa dengan pandangan yang tidak berbahaya," Nona Rosa, Hati- hati di jalan."

Rosa tertegun dan berbalik.

Tepat sebelum dia melangkahkan satu langkah maju.

Bunyi pintu yang berdebam tertutup di belakang tubuhnya.

Udara dingin yang keluar karena pintu ditutup dengan keras, Membuat Rosa yang kaget terhenti.

Rosa menahan diri dengan memejamkan matanya, dan tanpa menoleh, berjalan menuju lift dalam gelap.

...

Ketika pintu suite sudah tertutup dan berjalan kembali ke ruang tamu.

Samir memandang orang-orang dengan pandangan yang aneh karena keheningan ini, Dengan alis berkerut karena bingung dia duduk di sofa," Apa yang sudah kulewatkan?"

"Ehm..."

Frans mengepalkan tangannya dan terbatuk di bibirnya. Dia bangkit dari sofa, menjauhi pria yang terus mengeluarkan aura dingin di sampingnya, dan duduk di sofa di samping Sumi dan Ethan.

Samir menatap Frans dengan aneh, "Kamu pilek?"

Frans melempar Samir pandangan, dengan ekspresi seakan-akan tidak ingin merendahkan IQ nya dengan berbicara dengannya.

"Oh!"

Samir mengutuk.

Frans segera membalas dan memberinya... jari tengah yang ramping!

Samir menggertakkan giginya dan menatapnya dengan gelap, sangat ingin memukulnya menjadi bubur!

"William, ponsel Ellen pasti kehabisan baterai, sama sekali tidak bermaksud untuk menutup teleponmu."

Ethan berbicara, ingin menghibur hati William.

Namun, kalimatnya, "sama sekali tidak bermaksud untuk menutup teleponmu," benar-benar sulit untuk tidak membuat orang berpikir bahwa dia sedang bergembira atas penderitaan orang lain!

Samir terkejut dan menatap William.

Dengan sepasang mata menatap wajah William yang gelap dan dingin, Samir pun seakan-akan menghirup udara dingin.

Akhirnya dia mengerti mengapa terdapat keheningan aneh di ruang tamu itu.

Dengan sedikit menelan ludah di tenggorokannya, Samir tertawa, "Ellen kecil seperti biasa memiliki kepribadian, hehe... hanya Ellen kecil saja yang berani melakukan itu. Hebat."

Jika kesenangan dalam perkataan Ethan masih tersembunyi, Namun perkataan Samir, seakan terdapat kepuasan pada kegembiraan ini.

Sangat jelas, bahwa Samir sudah ditekan oleh orang itu cukup lama, akhirnya memiliki kesempatan untuk membalaskan" dendam", dan sangat sulit untuk menahan diri, Angkat tangan.

Samir, Ethan dan Frans semua dengan kegirangan melihat William, Hanya Sumi saja yang terdiam.

William tetaplah menjadi dirinya, Terhadap hinaan dari Samir, Dia hanya dengan datar menatap nya sejenak, dia mengambil ponselnya dan berjalan ke kamar tidur.

"William, kita sudah bukan orang luar lagi, tidak perlu bersembunyi ketika menelepon Ellen, Seorang pria, harus bisa dihadapan istri, mengalah, Jika istrimu menyuruhmu untuk berlutut harus diikuti, Tenang saja, Jika Ellen benar benar menyuruhmu untuk berlutut, Jika kamu benar berlutut, Kami tidak akan menertawakanmu kok!" Frans mengangkat kaki yang panjang, punggungnya bersandar di sofa, dan meletakkan lengan di belakang kepalanya, menyipitkan mata, tertawa sambil melihat ke punggung William.

Mendengar kata-kata Frans, William tidak berhenti berjalan, setelah masuk ke dalam kamar tidur, dengan segera menutup pintu dengan kencang.

Melihat ini, Frans menggerutu, dan bergumam, "Membosankan!"

Ethan tidak terkejut dengan hasil ini. Dia membungkuk dan mengangkat gelas anggur merah, dan berkata dengan santai, "Apakah kamu berpikir bahwa William tidak bisa menahan emosinya? Pekerjaan nya di mall, jika dia tidak dapat menahan emosi, sudah sejak awal bangkrut, hingga sehelai bulu pun tidak terlihat lagi. "

bulu...

Frans tertawa dingin, dia bangun dari sofa, mengambil botol wine dan menuangkan sepertiga nya ke dalam gelasnya, sambil minum berkata," Guys, di antara kita bertiga, hanya kamu saja yang biasa saja.... Benar-benar sangat lucu! "

Ethan, "..." Hampir tersedak oleh anggur merah yang dia minum ke tenggorokannya.

"haha..." Samir tertawa sangat keras sehingga raut wajahnya menjadi tidak jelas.

Ethan, "..."

William kembali ke kamar tidur. Ethan dan yang lain mulai meminum anggur. Sumi hanya duduk di antara ketiganya dengan senyum kecil di sudut bibirnya. Namun dalam pandangannya, tidak ada senyuman di dalamnya, dan dia memasukkan salah satu tangannya di dalam kantong celana, jari tangannya dengan ringan menekan case ponsel yang berada di dalam kantong celana nya.

...

Di kamar tidur, William duduk kepala tempat tidur, dengan kaki panjang yang terbaring bermalas-malasan di tempat tidur, punggungnya bersandar dengan ringan di tempat tidur.

Dia sudah menelepon Ellen beberapa kali, Gadis itu tidak menjawab sama sekali.

William tidak berpikir bahwa dia sedang tidur dan tidak mendengar.

William mengerutkan kening, wajahnya yang muram di bawah bayangan lampu kuning di atasnya, terlihat sangat tampan.

William tidak meneruskan meneleponnya, dan ia langsung membuka pesan teks.

...

Pada waktu itu.

Pada salah satu suite ukuran king yang mewah di Hotel Junli.

Rosa membuka pintu dengan rasa marah, dia memasukkannya, Namun sebelum dia memiliki waktu untuk mengeluarkan kartu kunci dari lubang pintu, Dia ditahan oleh sebuah tangan dari samping pintu, menahannya dan menariknya ke dinding di samping pintu.

Rosa merasa takut hingga seluruh badannya menjadi dingin, memfokuskan pandangan matanya kepada orang di depannya.

Dengan meminjam cahaya pijar yang diproyeksikan dari pintu, Rosa melihat wajah pria yang telah menahannya, dan dahinya yang terangkat berkerut, "Kenapa kamu di sini?"

Lelaki itu tertawa, mengibaskan pergelangan tangan Rosa, dan dengan kasar mengambil kalung tipis dari leher Rosa, dan salah satu kaki nya dengan kasar mendorong ke antara kaki Rosa.

Punggung Rosa gemetar, raut wajahnya pun perlahan- lahan berubah, sambil terengah-engah berkata.

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu