Hanya Kamu Hidupku - Bab 60 Salah Minum Obat

Tubuh Ellen dan Pani gemetar.

Sadar bahwa pandangan seseorang sedang mengarah kepada mereka berdua yang sedang bergandengan tangan, Pani pun merasakan hawa dingin memasuki tubuhnya. Dingin yang membuat jari kakinya pun menjadi mati rasa.

Kemudian, dia melakukan sesuatu tindakan yang keterlaluan.

Dia mendorong Ellen, ke depan !

Ellen tidak memiliki persiapan. Ketika ia didorong 2 langkah oleh Pani, tubuh bagian atasnya pun jatuh miring ke depan, Dia ketakutan hingga keringat dingin bermunculan.

Dengan telapak tangan yang hangat, Ellen tidak berpikir terlalu banyak, dengan cepat meraih dan menstabilkan tubuh ke arah badan di depan nya.

"Terima..." Ellen menyeringai dan bermaksud berterima kasih kepada orang yang membantunya tepat waktu.

Namun, ketika pandangannya bertemu dengan pandangan dingin milik seseorang, Kata terakhir yang ingin diucapkan, tersangkut di kerongkongan, dan tidak bisa diucapkan keluar.

Selain itu, udara dingin mengalir dari bagian bawah kakinya dan langsung menuju hati nya.

Ellen menggunakan mulut dan menarik napas dalam-dalam.

"Ahem..."

Sandy melihat dengan matanya sendiri ketika Pani mendorong Ellen, dan ia hanya bisa terpana oleh tindakannya yang keterlaluan ini.Ketika dia sadar dari lamunannya, dia merasa punggungnya dingin dan batuk tanpa sadar.

Reta hanya diam dan memandang Sandy . Tetapi dibandingkan dengan kegugupan Sandy , dia malah senang.

Ellen adalah anak kesayangan William, Seluruh kota Tong tahu akan fakta ini.

Berani beraninya mendorong Ellen ?

Apa dia sudah tidak ingin kedua tangannya itu !

Hah!

Samir juga tidak pernah menyangka bahwa ada seseorang yang berani mendorong Ellen di depan William.

Dia tertegun sejenak, begitu menyadari bahwa Pani benar-benar mendorong Ellen,Samir mengerutkan kening dan memelototi Pani.

Tentu saja, ketika ia melotot, tatapan yang lebih tajam diberikan oleh orang di samping nya.

Mulut Samir berkedut, dan dengan curiga mengarahkan pandangannya dan ia melihat Sumi tersenyum yang dingin, dan menatapnya dengan mata yang sipit.

Samir, "....." merasa dia tidak mengerti !

"Tu, Tuan William, putri aku Pani dan Nona Ellen adalah teman baik, jadi ketika mereka bersama, tidak dapat dihindari ketika ada tindakan yang seenaknya,karena tindakan itu bukan dengan maksud buruk."

Dikarenakan adalah anak kandungnya sendiri, Sandy khawatir akan kemarahan William kepada Pani, dia pun menekan rasa gemetar dalam hatinya, buru-buru bangkit, berjalan ke sisi Pani, membungkukkan badan, sambil memandang William dengan tersenyum.

Ketika mendengar kata-kata Sandy , Pani membeku dan terkejut sambil menatap Sandy , Seakan akan dia tidak menyangka Sandy akan membantu dirinya berbicara.

Reta ingin memperingatkan dan melirik Sandy , namun ia tetap duduk diam, Karena dia bukan putrinya.

Dia berharap William akan murka dan melakukan sesuatu terhadap dia.

Sumi menatap Reta diam-diam, senyum datar terpampang di bibirnya, dengan santai mengarahkan pandangannya ke arah William.

William mendengarkan, dan matanya terlihat dingin untuk sementara waktu.

Tangannya yang memegang tangan kecil Ellen, yang semakin lama semakin dingin di telapak tangannya pun digenggam dengan erat, sambil berbalik dan menatap Pani tanpa ekspresi, "Maksud perkataan mu, Ini bukan pertama kalinya?"

Jantung Sandy bergetar, dan keringat dingin di dahinya keluar, "Ini, ini..."

Sandy mengatakan "ini" dalam waktu yang cukup lama,Namun kata kata setelahnya tidak pernah keluar.

Wajah Pani pun juga semakin pucat, biasanya dia yang cerewet dan periang, namun saat menghadapi kondisi seperti ini ia tahu harus bersikap seperti apa .

Seorang seperti William, walaupun ada 10 orang dirinya pun tidak akan bisa dihadapi.

Selain itu, dia memang biasanya memperlakukan Ellen dengan sembarangan, keke...

Pani mencengkram ujung bajunya dengan canggung, dan dengan wajah yang merana menatap Ellen.

Ellen memelototinya: Bukankah hal paling dasar dalam pertemanan adalah rasa saling percaya ? Bukankah sudah berjanji untuk menjadi malaikat satu sama lain ? Dan pada waktu yang penting malah melupakan itu ! Pantaslah itu !

Pani: aku juga terpaksa, Pandangan paman ketigamu sangat menyeramkan, aku kan hanya memegang tanganmu saja, Perlu semenakutkan itu ? Jika tidak membuatku takut, aku tidak akan melakukan hal yang tidak memiliki rasa solidaritas seperti itu. Ellen, Kamu mengenal aku, Ya kan?

Ellen: Alasan !

Pani: Hei ~~~

"... Apa yang kalian lakukan?"

Samir bergegas di antara keduanya, memandang Ellen, dan kemudian memandang Pani, matanya berkedut, "Kalian berdua bisa bahasa perut?"

Ellen dan Pani, "..."

"Tuan Wiliam, kamu bisa lihat, kedua perempuan ini memiliki hubungan yang baik, cukup..."

Perkataan Sandy sambil tersenyum masih belum selesai,dan dihentikan dengan satu pandangan mata dari William.

Sandy hanya bisa menutup mulut dan tidak melanjutkan pembicaraannya.

William menatap Pani, "Hal seperti ini, sudah berapa kali dilakukan ?"

“Tidak terhitung.” Pani benar-benar gugup dengan aura dominan yang diberikan oleh William, Apa yang ditanyakan William, Dia pun tanpa sadar menjawabnya.

Mendengar jawaban itu, Ellen pun ingin tertawa.

Menggigit bibirnya, Ellen merasa sangat langka bisa melihat ekspresi wajah Pani saat gugup.

Lagi pula, sejak dia mengenalnya, dia belum pernah melihatnya tunduk kepada orang lain !

Bibir Sumi terangkat, Pandangannya yang menatap Pani terlihat berkilap.

Wajah Sandy berkedut dan suasana hatinya rumit.

“Tidak terhitung ?” William tersenyum, senyumnya sangat mengerikan.

Pani setelah menyadari apa yang baru ia katakan pun, wajahnya mulai memucat!

Ellen tidak tahan melihatnya, meskipun sekarang dia masih tidak ingin berbicara dengan seseorang ini, tetapi untuk masalah ini disebabkan karena dia, Dia merasa perlu untuk mengatakan sesuatu.

Ellen pun mengangkat dagunya, mata hitamnya menatap wajah William yang tegas dan berkata, "Paman ..."

William melihat ke bawah, Pandangan matanya terlihat sangat murka.

Tenggorokan Ellen pun terasa tertutup, ia pun hanya bisa menundukkan kepalanya.

Pani, "..."

"William."

Sumi bangun dari sofa dengan tepat waktu dan menghampiri.

Tidak tahu apakah itu disengaja, dan tetapi ia memilih berdiri di sisi Pani.

Ketika dia berdiri diam di samping nya, Pani segera mencium aroma mint yang tercampur dengan aroma manis tembakau. Wangi yang sangat segar dan jantan.

Pikiran Pani sedikit melayang, dan melirik Sumi dari sudut matanya.

Sumi juga merasakan pandangan orang di samping nya, Senyumnya pun semakin dalam, ia sambil mengangkat alisnya dan memandang William berkata, " Ellen dan Nona Pani adalah teman baik. Ellen hari ini memilih untuk datang mencari Nona Pani, menkamukan hubungan teman baik antara Nona Pani dan Ellen.... Pani,apakah yang aku katakan benar ? "

Percakapan Sumi berubah tajam, pandangan matanya yang hangat menyipit memandang Pani.

Pani, yang tertangkap sedang melihatnya pun tersipu malu dan mengangguk.

Sumi dengan puas tersenyum, dan segera memandang William dan berkata, "Nona Pani adalah satu-satunya teman yang Ellen akui. Jika kamu menakuti teman satu satunya, Bukankan Ellen akan membencimu."

Ellen mengangguk setuju.

Namun, ketika dia selesai mengangguk, dia merasakan tangan yang dipegang oleh William dicubit hingga sakit dan Ellen saat itu juga tidak berani menggerakkan kepalanya lagi.

William menatap Sumi sambil tersenyum, "Jadi maksudnya aku tidak usah mengejar masalah ini lagi ?

Sumi tertawa, "Kita datang ke sini untuk menjemput Ellen. Sekarang Ellen sudah ditemukan, Waktu juga sudah malam, Jika mau terus dikejar, bisa selesai hingga pagi nanti."

Samir terus memandang William dan Sumi dengan bibir yang berkedut, Wow Tai Chi macam apa yang mereka sedang mainkan ini ?

Satu memainkan peran sebagai polisi baik, sementar satu lagi memainkan sebagai polisi jahat di rumah orang lain.

William pun tersenyum kepada Sumi, lalu berbalik menarik Ellen dan keluar.

Sandy dan Pani sangat takjub, hanya bisa menatap belakang punggung William.

Apa yang terjadi ?

Bukankah tadi masih mau meminta pertanggung jawaban ?

Tiba tiba sudah mau pulang?

Sangat tidak masuk akal kan !

Ellen pun tidak bisa membaca pemikiran dari William, Mengerutkan alisnya, memandang ke belakang ke arah Pani.

Samir memperhatikan William dan Ellen sudah berjalan keluar ke arah pintu, ia pun mengulurkan tangan dan menepuk lengan Sumi. "Ayo Pulang."

"Ya."

Samir dengan patuh juga pergi meninggalkan tempat itu.

Tidak disangka Sumi tidak mengikutinya di belakang.

Ketika menemukan bahwa Sumi tidak mengikutinya keluar,Samir sudah berada di dalam mobil.

Dan Sumi pun keluar dari keluarga Wilman setelah menunggu dua puluh menit.

Dengan aneh ia melihat Sumi yang jalan perlahan lahan, dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana,Samir mengerutkan kening dan berkata, "Sumi, kamu tersesat?"

Tetapi sumi tidak berbicara, Setelah membuka pintu kursi penumpang, dia pun duduk di dalam.

Ellen dan William duduk di kursi belakang.

Melihat Sumi sudah naik ke dalam mobil, William menatap Samir dan berkata dengan tenang, "Jalan !"

Samir awalnya masih ingin bertanya lagi. Namun ketika dia mendengar kata-kata William, dia tidak bertanya, menyalakan starter, gigi dan mengendarai mobil ke arah Coral Pavilion.

...

Sepanjang jalan, tangan Ellen dipegang dalam cengkraman seseorang, dipegang dengan sangat erat, hingga telapak tangannya berkeringat, Kelima jari tangannya pun mulai kesakitan.

Tetapi ketika melihat pandangan seseorang yang sangat galak dan dingin, Ellen tidak berani mengatakan apa-apa, hanya bisa menahan nya.

Pada beberapa kesempatan,Samir ingin mengatakan beberapa patah kata tentang perilaku Ellen yang "kabur dari rumah", tetapi setiap kali dia membuka mulutnya untuk berbicara, Sumi langsung menghentikan dengan pandangan matanya.

Jadi sampai mobil berhenti di depan Coral Pavilion, Samir tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Begitu mendengar suara pintu mobil yang terbuka, Telinga Ellen pun mulai menajam, Kepalanya pun mulai berkeringat.

Kaki Ellen menjadi sangat lemah, begitu ia ditarik olehnya untuk turun dari mobil.

Melihat perilaku William yang kasar, Samir mengerutkan kening, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa.

Sejujurnya, ia juga merasa bahwa perilaku "kabur dari rumah" yang dilakukan oleh Ellen sangat tidak dewasa dan perlu diberi pelajaran, Menghindari kejadian yang sama terulang di kemudian hari.

Namun, pikiran Samir tersebut benar-benar digulingkan setelah melihat pandangan meminta bantuan dari Ellen.

Ellen masih kecil. Banyak anak seusianya yang telah melakukan hal seperti melarikan diri dari rumah. Ini bukan masalah besar.

Setelah berpikir seperti itu, Samir pun segera turun keluar dari pintu.

Melihat Samir melompat keluar dari mobil, Ellen merasa dia telah melihat "Superman" yang akan menyelamatkan dirinya.

Tetapi...

"Kembali ke mobil sekarang !"

William dengan tajam menatap Samir.

Kaki Samir pun gemetar juga, dan dia pun hanya bisa kembali " naik "ke dalam mobil.

Ellen, "..."

Setelah Samir masuk ke dalam mobil, dan bernafas, baru merasakan bahwa ia sudah kehilangan muka, Kepalanya pun ia sandarkan di bahu Sumi, Ia merasa bahwa ia sudah tidak memiliki wibawa di depan Ellen.

Hilang sudah mukaku ini !

Bibir sumi terangkat ia pun menepuk-nepuk kepalanya dengan acuh tak acuh.

...

Ellen yang diseret dari luar ke dalam villa oleh William, dan di bawah tatapan Darmi, dia diseret ke atas dan melemparnya ke dalam kamarnya.

Bang--

Suara pintu tertutup seperti gemuruh di dalam hati Ellen.

Ellen terlempar dengan kasar olehnya, hingga dia langsung terduduk di tanah.

Dia dengan kesakitan menggunakan tangannya untuk menggosok pantatnya, kulit kepalanya dikencangkan, sambil mengintip, melihat William sedang berdiri di depannya, dengan kedua tangan di selangkangannya,berdiri di depannya seperti gunung, dengan pandangan matanya yang dingin memandangnya dari atas.

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu