Hanya Kamu Hidupku - Bab 433 Kecerobohan Sesaat

Malam ini, Ellen kesulitan tidur. William sangat prihatin dengan kondisi tubuh Ellen sehingga tidak bisa tidur juga.

Ada beberapa orang yang menemani mereka insomnia, Bintang dan Venus yang diinterogasi di kantor polisi pada malam itu juga.

Venus mengakui rekaman video dan audio yang mengkonfirmasi kriminalnya tanpa menyangkal sekali pun, tetapi Venus sama sekali tidak mengeluarkan sepatah kata pun tentang keberadaan Vima ketika ditanyai polisi.

Jadi, polisi tidak menemukan apa pun dalam waktu semalaman.

Pagi-pagi keesokan harinya, William menghubungi beberapa teman selain Sumi untuk membantu menemukan keberadaan Vima.

Pada hari ketiga penangkapan Venus, keberadaan Vima masih saja belum terungkap.

Dikatakan bahwa Pluto , yang baru saja mengetahui kabar Vima ketika melakukan perjalanan kerja ke luar kota, langsung bergegas pulang ke Kota Tong.

Kantor polisi.

Pluto duduk berhadap-hadapan dengan Venus yang berpakaian seragam penjara, memandang Venus dengan berlinangan air mata, "Venus, apakah kamu benar-benar melakukan semua hal ini? Kamu jujur pada ayah. Jika bukan kamu, ayah akan melakukan apa saja untuk mengklarifikasi dirimu dan menyelamatkanmu."

Venus memandang Pluto dengan tatapan tidak acuh, "Aku yang melakukan semuanya."

"... Venus!" Pluto menatapnya dengan sakit hati dan kecewa, "Dalam hati ayah, kamu selalu merupakan anak baik dan pekerja keras! Aku tidak pernah berpikir kamu akan melakukan begitu banyak hal keterlaluan!"

“Ayah.” Venus memandang Pluto , “Sampai pada saat ini, kamu benar-benar tidak perlu berlagak murah hati dan baik hati. Dibandingkan denganku, hal-hal yang kamu lakukan tidak akan membuat orang berpikir bahwa kamu adalah orang baik!”

"..." Pluto agak terkejut, "Kamu, apa maksudmu?"

Venus tidak berekspresi, tampangnya ini bagai sepenuhnya memutuskan keinginan untuk bertahan hidup. Kelabu di matanya menuliskan akhiran yang akan dihadapinya.

"Vima sudah berusia 40 tahunan, tetapi dimanjamu bagai sang putri. Dia sangat bergantung dan percaya padamu. Aku rasa tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa kamulah orang terpenting bagi Vima di dunia ini. "

Mulut Venus perlahan-lahan membentuk lengkungan yang tampak dingin, menyipitkan mata pada Pluto , "Selain mengandalkanmu, dia tidak tahu bagaimana hidup sendirian. Jika kamu dapat memanjakannya seperti ini sepanjang waktu, itu kelihatan bagus. Sayangnya, kamu tidak bisa. "

Pluto agak mengernyit, "Venus, apa yang sebenarnya ingin kamu katakan?"

“Apa yang ingin kukatakan adalah sebaiknya kamu jangan sampai ketahuan Vima tentang perihal kamu mencari wanita di luar ... Tidak, dia mungkin tidak bisa mengetahuinya lagi.” Venus tertawa.

Wajah Pluto mendingin, bibir merapat kencang. "Venus, sejak aku membawamu pulang dari panti asuhan ke Kota Tong, dalam hatiku kamu sudah menjadi putri kandungku. Meskipun bukan aku yang memberimu kehidupan, tetapi aku adalah orang yang membesarkanmu dan mengasuhmu. Kamu malah berbicara kepadaku dengan sikap dan nada seperti ini sekarang, aku sungguh dingin hati, kecewa."

“Jika bukan karena alasan ini, aku sudah memberi tahu Vima tentang kamu mempergundik dan menghamili wanita di luar.” Venus menatap Pluto , intonasinya datar.

Pluto terkejut lagi, menatap Venus dengan kaget.

Tatapan Venus agak bergelombang, alisnya terpelintir, "Ayah, aku punya alasan untuk memperlakukan Vima seperti ini. Wanita selingkuganmu sudah hamil, kamu mendapat anak di usia tua. Kamu pastinya sangat berharap untuk memberinya keluarga yang sempurna, tidak seperti Vania yang akhirnya mendapat reputasi sebagai anak haram, benarkan? Aku rasa kamu akan memikirkan segala cara untuk menarik diri dari hubungan pernikahan antara kamu dan Vima, kemudian membentuk kembali keluarga yang baru dengan wanita itu."

Entah apakah karena Venus sedang dipenjara dan Vima disembunyikannya atau alasan lain, Pluto malah tidak menyangkal perkataan Venus, mengatakan, "Aku tidak pernah berpikir untuk menceraikan Vima, aku juga tidak pernah berpikir untuk menikahi wanita itu. Aku bersamanya hanya karena kekeliruan dan kecerobohan sesaat. Anak itu juga ada karena ketidakhati-hatian, ketidaksengajaan."

"Kekeliruan dan kecerobohan? Kenapa kalian para pria selalu begitu konyol?"

Venus terkekeh, memberi tatapan tajam pada Pluto , "Tapi tidak heran bahwa kamu tidak rela meninggalkan Vima, itu memang wajar bagimu. Siapa suruh parasnya terlihat persis dengan almarhum istrimu."

"..." Kali ini, Pluto bukan lagi terkejut, melainkan terpaku, wajahnya pucat total.

“Kamu pasti sedang berpikir bagaimana aku bisa tahu bahwa Vima mirip dengan almarhum istrimu, benarkan?” Venus mengangkat sudut mulutnya tanpa menaruh sedikit pun kehangatan, “Meski aku baru berusia tiga tahun ketika diadopsimu, tetapi aku pernah melihat foto almarhum istrimu. Ingatanku cukup bagus."

Seluruh wajah Pluto tegang, mata yang memandang Venus tercetak sinar asing.

"Ayah, kamu sungguh mencintai almarhum istrimu. Tapi Vima benar-benar kasihan." Kata Venus sambil menatap Pluto .

Pluto mengepal erat kedua tangan, setelah beberapa detik berlalu, dia berkata dengan suara serak, "... Venus, apakah kamu memberitahuku semua ini untuk mengancamku?"

"Ancam? Dari mana asal ancam itu?" Venus memiringkan kepala, memasang senyuman dingin.

"... Kamu ingin aku mengeluarkanmu dari penjara." Pluto menarik napas. "Tapi Venus, jika aku bisa menyelamatkanmu dengan kekuatanku sendiri, perlukah kamu yang mengancamku untuk menyelamatkanmu? Aku pastinya akan berusaha semampu mungkin untuk menyelamatkanmu! Tapi aku benar-benar tidak memiliki kemampuan itu sekarang."

Mata Venus masih tertuju pada Pluto , berlalu sesaat, barulah dia tersenyum padanya, "Ayah, kamu salah. Aku mengatakan semua ini bukan bermaksud mengancammu untuk menyelamatkanku. Aku tahu bahwa diriku yang sekarang tidak bisa diselamatkan oleh siapa pun."

Muka Pluto menggambarkan kebingungan, mengerutkan kening, "Kalau kamu tahu itu dengan jelas, lalu apa alasanmu menceritakan hal-hal ini padaku di saat seperti ini?"

Bola mata kelabu Venus terlintas warna sakit hati, ketika dia berbicara lagi, suaranya jelas serak, "Aku mau bertemu Bintang."

Mendengar ini, kerutan pada kening Pluto semakin kencang.

Sejak mengetahui bahwa Venus menyukai Bintang, Pluto selalu merasa malu dan hina, bahkan adik kandungnya, Mars Rinoa, pun enggan menghadapi hal ini.

"Ayah, aku tidak punya keinginan dan harapan lain. Aku hanya ingin menemui Bintang. Jika kamu bisa mendatangkan Bintang, aku berjanji tidak akan membocorkan hal-hal ini kepada orang ketiga. Reputasi yang selalu dijagamu juga tidak akan tersentuh sedikit pun."

Maksud Venus telah tersampaikan dengan jelas.

Jika Pluto menolak permintaannya, maka skandal Pluto tidak terjamin tidak akan diketahui orang ketiga.

Pluto memiliki prestise yang tinggi di industri drama, orang-orang seperti ini biasanya sangat menghargai citra mereka. Mereka memandang ketenaran lebih tinggi daripada apa pun.

Jika skandal ini tersebar, maka reputasi yang dibangun Pluto selama seumur hidup akan hancur dalam waktu sesaat.

Pluto tidak tahan untuk menggertakkan gigi, memandang Venus dan mencibir. "Venus, aku benar-benar tidak menyangka hubungan kita berdua akan berkembang sampai situasi seperti sekarang ini."

Venus menunjukkan sedikit ketulusan, "Ayah, aku juga tidak ingin melakukan ini. Tapi tolong mengerti aku. Aku tidak pernah menyukai orang lain dalam hidup ini, aku hanya suka Bintang. Kamu juga mencintai seseorang, aku rasa kamu seharusnya bisa memahami perasaanku."

"..." Pluto menyipitkan mata, sekilas memandang sipir yang berdiri di luar jeruji besi, dia tahu waktu pengunjungan akan segera habis, "Venus, aku boleh membulatkan permintaanmu untuk mendatangkan Bintang. Tapi kamu harus berjanji padaku satu syarat selain membantuku merahasiakan hal-hal itu."

Sampai sekarang, Vima adalah satu-satunya alat Venus untuk bernegosiasi.

Walau dia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, setidaknya dia bisa memanfaatkan Vima untuk membuat Ellen sedih seumur hidup! Menderita seumur hidup!

"Venus, kamu mengakui Vima sebagai ibumu selama lebih dari sepuluh tahun. Apakah kamu benar-benar tega membunuhnya?" Pluto menatap Venus.

"Aku tidak tega, tapi aku harus melakukannya. Nasibnya yang buruk untuk menjadi ibu kandung Ellen." kata Venus dengan acuh tak acuh.

“Tapi…”

"Ayah, waktu sudah tidak banyak."

Venus memotong perkataan Pluto , menatap Pluto dengan tajam, "Kamu hanya bisa memilih satu antara menyelamatkan Vima dan menyimpan rahasiamu."

Pluto , "..."

KRUANG...

Jeruji besi terbuka tepat waktu.

Venus menatap Pluto , "Ayah, aku menantikan jawabanmu."

Pluto mengamati Venus yang diseret dengan kasar oleh sipir dan didorong keluar dari ruangan. Hatinya tidak sepenuhnya bebas dari fluktuasi perasaan, buktinya ia menangis tadi.

Hanya saja rasa sakit Pluto itu tercampur dengan kekecewaan.

……

Sehari setelah Pluto datang ke kantor polisi untuk mengunjungi Venus, seseorang datang lagi.

Ketika Venus dibawa keluar, dia mengira Bintang yang akhirnya datang untuk menemuinya sehingga dia sangat senang.

Kemuraman di wajah yang telah tergantung beberapa hari langsung tersapu lenyap, mata kelabu berkilau samar.

Namun, saat dia tiba di ruangan pengunjungan, dia menemukan bahwa orang yang mendatanginya bukanlah Bintang yang dirindukannya sepanjang waktu, tetapi ... William!

Seri muka dan sinar mata Venus langsung menghilang tanpa jejak, berdiri terpaku di pintu.

Sipir yang mendorongnya masuk ke ruangan.

William mengenakan kemeja putih dengan kerah berdiri, dia duduk diam di sana, aura dan kecemerlangan yang terpancar darinya tidak bisa dihalangi.

William memandang Venus dengan tatapan tawar, mengangkat dagu untuk memberi isyarat agar Venus duduk.

Venus tidak pernah berinteraksi sendirian dengan William.

Tapi dia tahu jelas kelihaian dan kekejaman William.

Menghadapi William, Venus tidak bisa tenang sepanjang waktu.

"Nona Venus, aku tidak punya banyak waktu yang bisa disia-siakan di sini."

Melihat Venus tidak bergerak, William sedikit mengernyit dan berkata dengan dingin.

Venus tertegun, sikapnya ini sepenuhnya dikarenakan aura William yang terlalu mendesak orang.

William menatap Venus dengan dingin.

Venus merapatkan bibir dengan erat, mata berkedip cepat, melangkah dan duduk di kursi, mengerutkan kening sambil menatap William melalui kaca, "Apakah Direktur William datang ke sini untuk memberi tahuku bahwa Ellen yang memilih untuk tidak menyelamatkan ibu kandungnya merasa tidak nyaman dan menyesal akan keputusan itu?"

"Kamu terlalu banyak berpikir." Ucap William.

Mata Venus menyipit, "Kalau begitu aku tidak mengerti mengapa Direktur William bersedia merendahkan diri untuk datang ke tempat seperti penjara, apakah hanya untuk menemuiku? Apakah Direktur William penggemarku?"

"Heh."

William sontak mencibir, mata hitam fokus pada Venus, "Aku salut dengan kemampuanmu dalam menghibur diri sendiri."

Venus memandang William, dia tidak santai, hal ini dapat dilihat dari tinjunya yang mengepal tanpa sadar.

"Aku tidak suka bertele-tele. Aku ingin menanyakan pendapat Nona Venus terhadap Bintang yang akan menikahi Vania kedepannya?" William benar-benar tidak melantur-lantur, langsung meluncur ke topik.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu