Hanya Kamu Hidupku - Bab 259 Paman Ketiga, Tunggu Aku Sebentar

Samir ketakutan sampai memegang jantungnya, dia menatap ke ruang tamu dengan terkejut, begitu dia melihat seseorang yang berdiri di ruang tamu, menatap mereka dengan mata dingin, Samir merasa bahwa adegan ini lebih menakutkan daripada melihat hantu, punggung belakangnya langsung merinding.

"William, kamu tidak tidur di malam hari, apa yang sedang kamu lakukan?"

Samir menepuk-nepuk dadanya, dengan ragu menatap William, dan berjalan ke ruang tamu.

“Tunggu kalian!” William berkata dengan singkat.

Samir bertanya dengan ragu-ragu, "Tunggu kami?"

William menyipitkan mata dan menatap Frans, "Apa yang terjadi?"

"Samir, kamu yang katakan saja, aku pergi mandi dulu."

Frans mengerutkan kening, lalu dengan cepat berjalan menuju kamar tamu di lantai atas.

William dan Samir melihat Frans naik ke atas dan memasuki kamar, baru mereka menarik kembali pandangannya.

Samir duduk di sofa paling jauh dari William dan duduk dengan teratur.

Samir seperti anak kecil yang pulang terlambat dan ditangkap oleh orang tua, dia berkata dengan hati-hati, "Kak, itu, kami mengalami sedikit masalah, tetapi aku dan Kak Frans tidak menimbulkan masalah apapun."

William duduk di posisinya, "Jangan bicara omong kosong, katakan intinya."

Mulut Samir sedikit berkedut, lalu dia menceritakan perihalnya dan Frans bertemu dengan Eldora di bar, dan kemudian mengantarnya ke rumah sakit.

" Eldora telah menggugurkan anak?"

William mengerutkan kening dan menatap Samir.

Samir mengangguk, "Ya, dia telah menggugurkan anak, bawahan Boromir memukulnya dengn kasar, sangat jelas tujuannya adalah untuk menggugurkan anak di dalam perut Eldora."

William terdiam, dia menatap Samir dan perlahan berkata, "Apakah kamu yakin orang-orang itu adalah bawahan Boromir?"

"..." Samir terdiam, "Apa maksudmu ini?"

William menjilat bibirnya yang tipis dan berkata, "Aku hanya bertanya saja."

"Sebelum Eldora pingsan, dia meraih tangan Frans dan menyebutkan nama Boromir dengan nada sangat membenci." Samir mengingat kembali dan berkata, "Dan, selain Boromir , siapa lagi yang akan menargetkan anak di dalam perut Eldora? "

William diam.

Pada saat ini, Frans membuka pintu, dia mengenakan jubah mandi berwarna putih, dan turun ke bawah.

William meliriknya.

Samir menoleh dan melihat Frans yang baru saja mandi, tiga kata muncul di benaknya: Luar biasa cantik!

Frans sangat cantik, wajahnya sangat cantik, matanya panjang dan sempit, bibirnya tipis.

Badannya juga kurus dan tinggi, ditambah lagi gayanya yang malas dan susah diatur.

Jika dia mengenakan rok, maka tidak akan ada orang yang berpikir bahwa dia adalah pria!

"Kakak Keempat, kamu sekarang juga tidak sibuk, aku ada sebuah film dengan pemeran utama pria ganda, apakah kamu ingin tampil di dalam film tersebut? Masalah uang gampang untuk dibicarakan."

Mata Samir melekat pada Frans yang bergerak, Frans sudah duduk di sofa dan menyeka rambutnya yang basah dengan handuk kering, dan tatapan Samir masih melekat padanya.

“Sebelum aku mengeluarkan kedua mata anjingmu itu, cepat mengalihkan pandanganmu yang menjijikkan ini!” Frans mengerutkan kening, sepertinya dia masih kesal karena kemeja yang berdarah itu.

"Kakak Keempat, aku ini serius. Pernahkah kamu menonton film Keretakan Dibelakang? Itu adalah film yang terkenal! Kak, jika kamu mau tampil di filmku, aku yakin film ini pasti akan sebanding dengan Keretakan Dibelakang! Kak, kamu... "

Samir belum selesai berbicara, dan kepalanya sudah ditutupi oleh sesuatu yang berwarna putih.

Setelah beberapa detik, Samir perlahan meraih handuk yang menutupi kepalanya.

Pada saat ini, Frans sedang merokok, dan dia sepertinya tidak berminat untuk berdebat dengan Samir.

William melirik Frans dan Samir, lalu tiba-tiba berkata, "Aku berencana untuk membawa Ellen dan anak-anak kembali ke Kota Rong dalam dua hari ini."

Frans berhenti merokok, dia menatap William dengan terkejut.

"..." Samir juga menatap William dengan terkejut.

"Apakah ada masalah?"

William menatap Frans dan Samir yang tidak berbicara.

Frans mengangkat tangannya yang sedang merokok, "Yang ada masalah bukan kami, tetapi Ellen. Kamu harus memikirkan bagaimana membiarkan Ellen bersedia kembali bersamamu dalam kondisi keluarga Nie sekarang ini."

William diam untuk waktu yang lama dan berkata, "Kita membahas masalah ini setelah kembali ke Kota Rong."

Apa maksudnya ini?

Frans mengerutkan kening.

"... Jangan-jangan kamu ingin membawanya kembali secara paksa?" Samir mengerutkan kening dan menatap William.

William hanya menatap mereka berdua dan diam.

"Baiklah."

Frans mengangkat alis dan tertawa, "Sepertinya kamu benar-benar berencana untuk membawanya pulang secara paksa."

"William, jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu, dalam situasi keluarga Nie sedang dalam krisis, kamu secara paksa membawa Ellen pergi, berdasarkan sifat Ellen, dia akan bertengkar denganmu setelah kembali ke Kota Rong !" Samir berkata dengan tidak setuju.

"Pernahkah aku takut dia bertengkar denganku?"

William berkata dengan datar.

Samir, "..."

"William, apa yang dikatakan Samir benar. Tidakkah kamu melihatnya? Ellen sangat peduli dengan keluarga Nie, dia rela berkorban untuk neneknya dan kakaknya, jIka sekarang kamu membawanya pergi, tidak apa-apa jika dia bertengkar denganmu, aku khawatir dia tidak akan bertengkar denganmu, tetapi dia kecewa padamu, itu adalah kondisi yang terburuk." Frans berkata sambil merokok.

"Ellen adalah anak dari keluarga Nie, Dorvo dan nenek sangat baik padanya, masalah keluarga Nie, mungkinkah aku tidak membantunya dan mengabaikannya?" William berkata.

Frans sedikit menyipitkan matanya, setelah diam sebentar, dia menatap William, "Maksudmu adalah membawa Ellen dan dua anak kembali ke Kota Rong terlebih dahulu, bila perlu, kamu akan datang ke Kota Rong dan bekerja sama dengan Dorvo untuk melawan Boromir? "

Samir mendengarnya dan berkata, "Jika rencanamu begitu, maka aku mengangkat kedua tanganku untuk menyetujuinya!"

William menatap Frans dan Samir, ada kilatan cahaya gelap yang melintas di matanya, "Masalah Eldora , sementara jangan biarkan Ellen tahu."

"Aku mengerti!"

Samir menarik napas dan menepuk pahanya dua kali dengan telapak tangannya.

Frans juga mengangguk.

William berdiri dari sofa, "Waktu sudah malam, cepat pergi istirahat."

Setelah itu, William naik ke lantai dua.

Frans bersandar di belakang sofa, dan melihat ke arah William.

Dia melihat William naik ke lantai dua, dan langsung menuju salah satu kamar tidur.

Frans tertawa, "William, kamu salah masuk kamar, kamarmu ada di sebelah kamarku dan Samir."

William tidak berhenti sama sekali, dia langsung membuka pintu dan masuk ke dalam kamar.

Samir menatap pintu kamar Ellen yang ada di lantai dua, lalu merangkak ke sisi Frans, sepasang cakarnya dengan menyanjung menyentuh lengan Frans dan berkata, "Kakak Keempat, aku benar-benar merasa bahwa peran itu sangat cocok denganmu, tidak akan ada orang yang lebih coock darimu. "

"Hehe."

Frans tertawa dingin, dia menghindari tangan Samir, bangkit dengan malas dan berjalan menuju lantai dua.

"Kakak Keempat, kakak Keempat, jangan buru-buru menolak dulu. Lagipula, kamu sekarang bukan presdir perusahaan lagi, lebih baik kamu mengambil kesempatan ini untuk mengganti karirmu menjadi aktor. Aku memberitahumu, sekarang menjadi aktor lebih menguntungkan daripada menjadi presdir perusahaan, Kakak keempat, jangan katakan hal yang lain, asalkan kamu setuju untuk tampil di film ini, aku bisa menjamin bahwa kamu pasti akan menjadi terkenal. Hanya perlu waktu dua tahun, dua tahun saja, nilaimu pasti akan mencapai harga 100 juta untuk sebuah drama! 100 juta loh, Kakak Keempatku... "

Frans berdiri di depan pintu ruang tamu, berbalik dan meletakkan tangannya di panel pintu, lalu menatap Samir dengan senyum di bibirnya, "Kamu sudah boleh pergi!"

"Kakak Keempat..."

"Sebelum aku mengubahmu menjadi kasim!"

"Kakak Keempat, selamat malam!"

Samir segera berbalik, berjalan ke kamar sebelah, membuka pintu dan masuk ke dalam kamar, serangkaian tindakannya ini sangat cepat dan lancar!

Frans bersenandung dengan dingin, dia memasuki kamarnya dan menutup pintu dengan keras.

Dia dengan cepat berjalan ke meja di samping tempat tidur, tangannya yang panjang dan cantik mengambil ponselnya dan membukanya.

Dia melihat bahwa selain ikon aplikasi yang ada di layar, tidak ada notifikasi, tidak ada panggilan tidak terjawab, semuanya tidak ada!

Frans meremas ponselnya dengan erat, dan ekspresi wajahnya menjadi sangat jelek.

Bagus sekali!

...

Keesokan harinya.

Ellen terbangun dalam kondisi terbungkus oleh kehangatan.

Dia membuka kelopak matanya dengan malas, dan hal pertama yang dia lihat adalah otot dada seorang pria yang kuat.

Ellen mengedipkan matanya, lalu perlahan mengangkat kepalanya.

Dari simpul tenggorokan pria yang keras, ke rahang yang tajam, ke bibir yang tipis...

Ellen menarik napas dan tidak perlu lagi melihat ke atas untuk mengetahui siapakah orang ini.

Ellen dengan malas mengedipkan matanya, lalu menempelkan wajahnya ke dada William, dan berkata dengan suara serak, "Paman Ketiga."

"Ya."

William segera menjawabnya, suaranya juga serak, dia seharusnya juga baru saja bangun.

Hidung Ellen menyentuh dadanya beberapa kali dan berkata, "Aku merasa seperti sedang bermimpi."

William membuka matanya, matanya yang gelap dan dalam membawa sedikit kemalasan, bibirnya turun ke bawah, dia mencium telinga Ellen, "Jadi, kamu sering bermimpi tentangku?"

"Hehe."

Ellen tersenyum lembut, kedua tangannya memeluk pinggang William yang kuat, "Tidak ada, dalam beberapa tahun terakhir, aku telah bekerja keras untuk melupakanmu, aku mana berani bermimpi tentangmu"

"Huh, kamu lumayan jujur juga!"

William mencubit pinggang Ellen yang kecil dan kurus.

Ellen menggumam sesuatu, dia tiba-tiba mengangkat kepalanya dari dada William, dan dengan cepat menggigit dagu Wlliam, seperti seekor tikus kecil, lalu segera menundukkan kepalanya dan masuk ke dalam pelukan William.

Simpul tenggorokan William bergerak.

Hatinya gatal karena gigitan tadi, dan telapak tangannya yang besar meninggalkan pinggang Ellen, dia memegang bahu Ellen yang kurus dengan satu tangan, lalu mengangkat dagu Ellen dengan tangannya yang satu lagi, dan matanya yang gelap menatap bibir Ellen yang merah dan menciumnya tanpa ragu-ragu.

Ellen menutup matanya sejenak, dia mengangkat tangannya yang kecil, dan dengan kooperatif meraih leher William, lalu membuka mulut kecilnya untuk menciumnya.

Tetapi ketika William menyentuh giginya, Ellen sepertinya tiba-tiba memikirkan sesuatu, dia menutup mulutnya dengan erat, dan kepalanya yang kecil mundur ke belakang, dia berbisik, "Paman Ketiga, tunggu aku sebentar."

Setelah Ellen selesai berbicara, dia berjuang untuk keluar dari pelukan William, dia melompat dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi.

William melihat bahwa Ellen berlari dengan cepat, jantungnya sudah mau melompat keluar, dan kedua alisnya dikerut dengan ketat.

Sampai William mendengar suara air di kamar mandi, alisnya yang dikerut dengan ketat baru perlahan direnggangkan.

Tiga menit kemudian, Ellen berlari keluar dari kamar mandi seperti embusan angin.

"Ellen, coba kamu lari lagi..."

Sebelum William selesai berbicara, Ellen bergegas masuk ke dalam pelukannya.

"Hehe."

Ellen memeluk leher William, kakinya melilit di pinggang William, dan dia berbisik dengan wajah merah, "Sekarang kamu sudah boleh menciumku."

Setelah selesai berbicara, Ellen menempelkan bibirnya pada bibir William.

William tidak mungkin bisa marah lagi!

William menghela napas di dalam hati, dia mengulurkan tangannya dan memeluk Ellen, lalu menundukkan kepalanya, dan menatap bibir mereka yang menempel bersama.

William samar-samar mencium aroma mint yang sejuk, dia mengangkat alisnya, dan berkata dengan suaranya yang magnetis, "Kamu tadi berlari begitu cepat, apakah itu hanya untuk berkumur?"

"..."

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu