Hanya Kamu Hidupku - Bab 365 Lengan Tidak BIsa Mengalahkan Paha

Louis melamun sejenak.

"Setelah kamu kembali ke rumah lama, Nyonya Lin sudah datang dan menunggu kamu sampai sekarang" Bibi Lina berkata dengan suara kecil setelah menoleh ke ruang tamu.

"Marlin Lin?" Louis bertanya dengan nada suara bingung.

"Iya" Bibi Lina mengangguk.

Louis yang merasa terkejut mengerutkan alisnya sebelum memberikan tasnya kepada Bibi Lina dan berjalan ke arah ruang tamu.

......

Setelah berjalan ke ruang tamu, Louis melihat Marlin yang berpakaian casual sedang duduk di atas sofa dengan wajah penuh khawatir.

Tatapan Louis memancarkan kebingunan, dia menghampiri Marlin dan pada saat tangan Louis menyentuh lengan Marlin, Marlin malah terkejut dan baru sadar kedatangan Louis pada saat itu.

Melihat adegan ini, Louis merasa semakin aneh, "Kenapa?"

Mata Marlin langsung memerah, dia langsung memegang tangan Louis dengan erat dan bersuara dengan suara yang sedih, "Louis, aku minta tolong"

Jantung Louis mengerat, "Apa yang terjadi?"

"Perusahaan Manda sekarang sedang menghadapi resiko bankrupt, hari ini, beberapa karyawan yang telah bersama kita banyak tahun tiba-tiba mengundungrkan diri dan semua cabang kami juga menghadapi masalah yang sama. Perusahaan Manda sangat kacau sekarang. Demi menyelesaikan masalah ini, Tetua Manda sudah pingsan dua kali hari ini. Aku benar-benar sudah tidak tahu harus bagaimana" Marlin berkata dengan nada suara ingin menangis.

"Apa? Mengapa kami tidak mendapat berita kalau terjadi masalah begitu besar?" Louis merasa sangat kaget.

Marlin menatap ke Louis dengan air mata mengalir, "Seharusnya sebentar lagi kalian akan mendapat info"

Louis mengerutkan alisnya dengan erat, "Apa yang terjadi? Bukannya perusahaan Manda selalu berjalan dengan lancar? Mengapa bisa tiba-tiba terjadi insiden begitu besar?"

"Masalah bisnis aku bukan sangat mengerti. Beberapa tahun ini, masalah perusahaan semuanya diurus oleh Tetua Manda dan Rosa. Insiden kali ini terjadi terlalu mendadak, Tetua Manda dan Rosa tidak sempat melakukan penghindaran. Louis, berita perusahaan Manda menghadapi resiko bangkrut sepertinya cuman bisa ditekan sampai malam ini, besok pagi, berita ini akan disebar ke seluruh kota. Kali ini kamu harus membantu aku, kamu harus membantu aku melewati masalah ini" Marlin menangis dengan sedih.

Setelah berpikir sejenak, Louis memegang tangan Marlin dan berkata, "Apakah perusahaan Manda ada bermusuhan dengan siapa baru-baru ini sampai ada yang sengaja membuat perusahaan Manda menjadi bankrupt?"

"...Aku juga tidak tahu" Tatapan Marlin memancarkan cahaya, sambil menyeka air mata dia juga berkata, "Kamu tahu juga, aku sama sekali tidak mengerti masalah bisnis"

"Masalah ini seharusnya juga bukan baru saja terjadi satu hari atau dua, mengapa kamu tidak memberi tahu aku lebih awal? harus tunggu sampai saat seperti ini!" Louis berkata dengan cemas.

Marlin menundukkan kepalanya.

Sebenarnya, setelah masalah ini terjadi, Rosa sudah langsung mencoba untuk datang mencari Louis.

Tetapi sebelum sempat sampai di mansion Sihe, Rosa sudah akan diantar balik lagi secara paksa, Rosa tidak berhasil berjumpa dengan Louis setelah mencoba beberapa kali.

Makanya kali ini jadi Marlin yang datang.

Dari masalah Rosa gagal meminta bantuan dengan Louis meskipun telah mencoba beberapa kali, Marlin mereka sebenarnya juga sudah mengerti, kemungkinan besar orang yang membuat perusahaan manda menghadapi masalah begitu besar adalah hasil perbuatan William.

William tahu Rosa pasti akan meminta bantuan Louis makanya dia mengirim orang untuk mengikuti Rosa dan melarang dia mendekati Louis.

Awalnya Marlin juga tidak ingin menunggu sampai sekarang baru datang mencari Louis.

Tetapi Marlin dan suaminya juga merasa sangat marah dan benci mengapa William bisa begitu kejam, untuk menjaga harga diri mereka, mereka pun memutuskan untuk tidak meminta bantuan Louis, agar mereka juga bisa memasang gaya yang tinggi hati di depan William setelah berhasil menyelesaikan masalah tanpa bantuan Louis.

sayangnya.

Kekuatan tangan ujung-ujungnya juga tidak bisa memenangi kekuatan paha!

Ayah Rosa dan Rosa yang tidak bisa menyelesaikan masalah ujung-ujungnya hanya bisa memasang wajah tidak tahu malu dan datang mencari Louis.

Marlin sudah tiba di sini pada saat sore hari, siapa tahu Louis malah pulang ke rumah lama dan kembali pada saat hampir jam 10 malam!

Masa-masa itu adalah masa-masa paling tersiksa bagi Marlin.

Louis menatap ke ekspresi Marlin yang sedih dengan wajah mengerut, hatinya juga ikut terasa sakit, sehingga Louis pun memegang tangan Marlin sambil berkata, "Kamu jangan terlalu risau, pasti ada solusinya. Kita sudah menjadi teman baik begitu banyak tahun, hubungan perusahaan Dilsen dan perusahaan Manda itu teman seperjuangan juga. Sekarang perusahaan Manda mengalami masalah, tentu saja perusahaan Dilsen harus membantunya. Kamu tenang saja, aku akan langsung pergi mencari William sekarang dan meminta dia untuk mencari solusi"

"Bagaimana kalau William tidak mau membantu?" Marlin menatap ke Louis dengan tatapan penuh khawatir.

Louis menatap ke Marlin dengan wajah tidak mengerti "Kenapa kamu berpikir seperti itu? Kamu dan suamimu sudah melihat William sejak kecil, William tidak mungkin tidak mau menolong kalian"

Bulu mata Marlin bergetar dengan panik, "Louis, kamu, bolehkah kamu membawa aku pergi juga? Aku ingin berbicara dengan William juga"

"Kamu mau pergi ya?" Louis berpikir sejenak.

Marlin mengangguk.

"Baik" Louis berkata.

............

Coral Pavilion

Setelah kembali ke kamar, para anak-anak kecil pun langsung kembali ke kamar untuk istirahat.

Meskipun Perusahaan Nie tidak termasuk sangat menyibukkan, tetapi tetap ada masalah yang harus diselesaikan setiap hari, untuk menunjukkan betapa lapang dadanya pemilik, William pun memberikan ruang baca kepada Dorvo Nie.

Sementara Samsu Ming sudah tidak pernah muncul lagi setelah kembali ke ruang tidur, jadi tidak ada yang tahu apakah dia sudah tidur.

Setelah tidak bertemu selama 4 bulan lebih, Ellen dan Nurima tentu saja ada banyak yang harus dibicarakan, pada saat ini Ellen sedang berada di kamar Nurima menemani dia berbicara.

Semua orang berada di kamar masing-masing yang bertempat di lantai dua.

William memindahkan laptopnya ke ruang tamu untuk mengurus urusan kerja, sekalian menunggu Ellen keluar dari kamar Nurima untuk istirahat bersama.

Baik.

Mengapa William tidak mau bekerja di ruang tidur saja?

Alasannya sangat sederhana : Dia mau mengawasi manusia liar yang terus ingin mendekati wanitanya dan melarang manusia tersebut mendekati wanitanya di tempat yang dia tidak nampak!

Kalau misalnya William bekerja di kamar, bagaimana kalau Ellen keluar dari kamar Nurima ddan kebetulan bertemu dengan pria bermarga Ming itu?

Meskipun William tidak merasa Samsu Ming bisa memenangi dia, tetapi hal itu tidak berarti William setuju Samsu Ming bersama dengan Ellen berduaan!

..............

Melihat sudah lewat jam 11 dan Ellen tetap masih berada di kamar Nurima, William pun menatap ke pintu kamar Nurima dengan alis mengerut.

Jangan-jangan Ellen tidak bermaksud mau keluar lagi dan mau tidur bersama nenek?

Berpikir sampai sini, William menjilat bibirnya dengan wajah yang sedih.

Pada saat itu juga.

Sebuah suara mesin mobil berdering dari luar rumah.

William pun menoleh ke arah jendela.

Pada saat itu suara membuka pitu juga berdering dari lantai dua.

William pun menarik kembali tatapannya dan menoleh kembali ke arah lantai dua.

Pada saat melihat Ellen berjalan keluar dari kamar Nurima, wajah William yang dingin pun akhirnya terlihat agak lembut.

"Siapa datang?"

Dari lantai dua, Ellen bertanya dengan wajah bingung kepada William sambil melihat ke arah pintu gerbang.

William menggelengkan kepalanya dan menutup laptopnya.

Suara langkah kaki terdengar semakin mendekat.

Dalam waktu sejenak, William pun mendengar suara Ellen yang kaget, "Bu"

William mengerutkan alisnya dan menoleh ke arah pintu.

Louis dan Marlin berjalan ke dalam rumah, berdiri di depan pintu.

Ellen turun ke lantai bawah dan mengeluarkan dua pasang sandal dari lemari untuk memberikannya kepada Louis dan Marlin.

Setelah mengganti sepatu ke sandal, Louis pun menarik tangan Ellen sambil berkata, "Kenapa jam segini masih belum tidur? Kamu itu seorang ibu hamil loh sekarang"

Ellen mengedipkan matanya dan melihat ke Marlin yang berekspresi khawatir, "Aku kebetulan mau tidur. Bu, mengapa kamu datang pada jam segini?"

Louis pun menoleh ke Marlin.

Marlin yang tidak sempat mempedulikan keberadaan Ellen langsung berjalan cepat ke arah William yang sedang duduk di atas sofa, "William.........."

"Bibi Marlin, duduk"

William bersuara untuk memotong kata-kata Marlin

Marlin yang kata-katanya terpotong hanya bisa menatap ke William yang dingin dengan wajah pucat.

............

Darmi awalnya sudah tidur, tetapi dia bangun lagi setelah mendengar ada suara dari luar, sehingga Darmi pun membuat teh untuk Louis mereka sebelum kembali ke kamarnya lagi.

William mencicipi teh yang dibuat Darmi dulu sebelum berkata, "aku menjalani beberapa tahun ini dengan buru-buru dan penuh mimpi buruk, hari ini bertemu dengan Bibi Marlin membuat aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali kita bertemu"

Marlin memegang tangannya sendiri dengan cemas, melihat William mulai menceritakan tentang masa lalu, Marlin pun berkata dengan nada suara bergetarnya, "Terakhir kali kita bertemu adalah dua tahun lalu pada saat ibumu ulang tahun"

"Sudah lupa" William berkata tanpa ekspresi.

Marlin menatap ke William dengan mata memerah, "William..."

"Apa kabar nenek Li ? Masih sehat kan?" William memotong kata-kata Marlin lagi dengan dingin.

Kecemasan Marlin telah mencapai titik puncak, dia menatap ke William dengan mata yang basah, "Kesehatan ibuku menurun tahun ini, kabarnya tidak begitu baik"

William mengangguk, "Orang tua memang begitu"

Nada suara William berisi dengan perasaan 'tidak begitu peduli'

Louis dan Ellen melihat ke William tanpa berkata apa pun.

"William, Bibi Marlin kali ini datang meminta bantu kamu" Karena takut William memotong kata-katanya lagi, kecepatan berbicara Marlin pun menjadi sangat cepat.

William memberikan teh kepada Marlin, "Bibi Marlin, minum dulu baru berbicara saja"

"William, Bibi Marlin meminta tolong" Marlin menatap ke William dengan tatapan kasihan, tentu saja dia tahu William itu sengaja pura-pura tidak mengerti.

Melihat situasi ini, William tidak berbicara lagi dan menundukkan kepalanya untuk minum teh.

Melihat Marlin sudah tidak bisa menahan air matanya, Louis sebagai teman baiknya tentu saja merasa sakit hati, akhirnya dia pun berkata kepada William. "Perusahaan Manda tidak tahu bersalah kepada siapa, sekarang mereka sedang menghadapi masalah yang sangat besar, demi masalah ini, paman Manda kamu sudah pingsan dua kali hari ini. Keluarga kita dan keluarga Manda selalu memiliki hubungan yang baik dari dulu, sekarang mereka mengalami masalah, kita tentu saja harus membantu mereka. Bagaimana menurut kamu?"

Setelah mendengar kata-kata Louis, Ellen melihat ke Marlin dengan kaget.

Perusahaan Manda mengalami masalah yang sangat besar?

Mengapa sama sekali tidak mendengar berita mengenai itu?

"William, demi aku, paman Manda dan nenek Li , bolehkah kamu membantu kami kali ini? Kalau perusahaan Manda berhasil melewati masalah ini, keluarga Manda pasti akan mengingat budi kamu selamanya" Marlin berusaha untuk tidak menangis.

William meletakkan tehnya dan menatap ke Marlin dengan tatapan datar, "Berdasarkan hubungan kita, keluarga Manda mengalami kesusahan, tentu saja aku harus membantu kalian. kamu berkata saja, butuh berapa?"

Marlin menatap ke William dengan bingung, "Apa? Apanya berapa?"

William menyipitkan matanya dan berkata dengan nada suara yang tenang, "Bibi Marlin langsung berkata terus terang saja, butuh berapa untuk mengasuh anda, paman Manda dan nenek Li menjalani kehidupan di masa depan?"

Hati Marlin langsung menjadi dingin pada detik itu.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu