Hanya Kamu Hidupku - Bab 309 Tidak Mau Bersama Siapapun Kecuali Dia, Tidak Mau Siapa Pun Kecuali Dia

Nada suara Keyhan terdengar agak kekanak-kanankan, tetapi tatapan dia terhadap wartawan itu sangat terang, terang sampai orang tidak berani melihatnya, bahkan terang sampai membuat orang merasa gugup!

Wartawan tersebut langsung mengalihkan tatapanya dan menghindari tatapan Keyhan secara refleks.

"Tidak heran kalau anak ini tidak memiliki sopan santun ketika dia memiliki ibu seperti itu" Pada saat ini, sebuah suara wanita yang rendah tiba-tiba berdering di antara keramaian wartawan.

Para wartawan saling menatap dan setuju dengan kata-kata wanita tersebut.

Keyhan mengerutkan alisnya dengan erat dan wajah kecilnya juga terlihat sangat tegang.

"Sejak kecil, Nona Nie adalah master cinta. Waktu sekolah dia menggoda pria dimana-mana, dia bahkan melahirkan kamu pada saat usia kurang dari 14 tahun. Jangan mengatakan yang lain, melihat dari hal ini saja bisa dilihat Nona Nie benar-benar sangat berani. Hanya saja kami ingin tahu apakah ayah kandung kamu itu bermarga Ersen atau Dilsen?" Wartawan itu berkata lagi dengan suara yang aneh.

"Kamu hanya bisa bersembunyi di balik bayang-bayang, bahkan kamu tidak berani menunjukkan wajahmu. Orang seperti kamu bahkan tidak bisa berbanding dengan sehelai rambut ibuku. Kamu tidak berhak mengomentari ibuku!" Keyhan berkata dengan nada suara yang tinggi.

"Tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengendalikan para pria, Nona Nie bahkan begitu pandai dalam mendidik anak putranya. Presiden Dilsen memiliki kemampuan yang luar biasa, strategi dia dalam berbisinis membuat dia menjadi legenda bisnis sejati di kota Tong. Putranya Presiden Dilsen tentu saja pasti sangat luar biasa, tetapi anak ini....." Wartawan itu berkata dengan penuh penghinaan.

Berkata sampai sini, wartawan itu pun berhenti bersuara lagi.

Mendengar kata-kata wartawan itu, wartawan lain pun langsung tertarik dan sibuk mendekati mic mereka ke wajah Keyhan.

Semakin ke belakang, pertanyaan mereka bahkan menjadi semakin tajam dan racun.

"Diketahui bahwa ibumu memiliki hubungan berantakan bersama banyak teman pria pada masa sekolah, Nona Nie melahirkan kamu pada usia kurang dari 14 tahun, waktu itu seharusnya Nona Nie masih sedang sekolah di tingkat SMP. Apakah kamu pernah berpikir bahwa sebenarnya dirimu bukan anak kandung Presiden Dilsen?"

"Wajahmu tidak mirip dengan Presiden Dilsen, apakah hal ini dikarenakan kamu bukan anak kandungnya?"

"Bagaimana perasaan kamu memiliki ibu seperti Nona Nie?"

"Apakah Presiden Dilsen tidak membiarkan kamu mengikuti dia bermarga Dilsen karena dia tahu bahwa kamu bukan anak kandungnya? Hanya anak kandung sendiri yang berhak mengikuti Presiden Dilsen bermarga Dilsen! Presiden Dilsen tidak ingin kamu memiliki marga yang sama dengan dia karena dia merasa kamu tidak pantas!"

"Apa marga kedua adikmu?"

"Awas, kalian semua pergi, awas...."

Para wartawan terus berkerumun dan mendekati Keyhan seperti zombie yang mengerikan.

Semua wartawan seperti penutup lubang yang terus mencoba untuk menekan Keyhan ke dalam sumur yang dalam.

Keyhan mulai merasa sesak nafas dan aliran darah tidak lancar.

Setelah itu, tubuh Keyhan mulai menggigil dan wajahnya juga membiru.

Kemudian, Keyhan merasa nafasnya sudah mau berhenti.....

"Ah........"

"Keyhan, Keyhan"

Seorang wanita berlari ke arah keramaian, pada saat itu, Keyhan merasa cahaya matahari yang terang dan udara yang segar mulai mengalir ke arahnya....

Mata Keyhan membesar dan dia mulai melambaikan kedua tangannya, "Awas, awas........"

Para wartawan merasa terkejut, tetapi mereka tetap bertahan dan bahkan tidak mundur satu langkah pun.

"Awas, cepat awas, cepat....." Keyhan berteriak dengan suara keras, matanya memerah dan tenggorokannya bahkan sudah menjadi seral.

"Awas, awas...."

Meskipun sudah tua, tubuh Darmi tetap sangat kuat, tahun ini dia juga mengendut, penampilannya terlihat jauh lebih gagah dari pada beberapa tahun lalu.

Melihat para wartawan yang mengelilingi Keyhan, Darmi langsung berjalan melewati keramaian dan mendorong para wartawan ke samping.

Wartawan yang didorong oleh Darmi pun menatap ke Darmi dengan wajah terkejut dan bingung.

"Nona Nie, Nona Nie sudah datang!"

Tidak tahu siapa tiba-tiba berteriak pada saat itu.

Dalam waktu sejenak.

Para wartawan yang awalnya masih mengelilingi Keyhan langsung menoleh ke arah Ellen dan Darmi berada.

Wajah Ellen terlihat dingin seperti sekeping es batu, Ellen melihat ke para wartawan dengan tatapan yang penuh kemarahan, "Awas!"

Sesuai keinginan Ellan, para wartawan menjauhi Keyhan dan berpindah tempat ke sekeliling Ellen.

Para wartawan di sini sangat 'profesional', setelah menghampiri Ellen mereka pun langsung menanyakan berbagai pertanyaan yang kejam.

Semua pertanyaan yang mereka tanyakan itu mengenai rumor-rumor yang beredar di internet.

Ellen tidak ingin mendengar apa pun dari mereka.

"Kalian awas, awas, bu, bu...."

Suara Keyhan yang serak dan tergesa-gesa berdering dari luar keramaian.

Setelah mendengar suara Keyhan, ekspresi Ellen yang dingin pun mengalami perubahan, melihat ke Darmi dan Pak Suno yang berdiri di sisinya dan berusaha melindunginya, Ellen berusaha menenangkan dirinya dan melihat ke wartawan di sekeliling, Ellen tertawa dengan dingin di dalam hati sebelum menarik nafas dalam, "Apakah kalian sangat berharap aku mengaku bahwa semua rumor yang tersebar di seluruh internet itu hal yang benar?"

Mendengar Ellen mulai berbicara, para wartawan pun tidak bersuara lagi.

"Bu, bu...."

"Nona kecil" Darmi melihat ke Ellen dengan khawatir.

Ellen mengedipkan air mata yang berada di sudut matanya, tatapannya menjadi semakin dingin, "Aku akan memberi tahu kalian semua hal yang ingin kalian ketahui hari ini!"

Para wartawan langsung bereaksi sangat bersemangat.

"Sebelum memberi tahu kalian, bukankah aku harus menenangkan anakku yang ketakutan duluan?" Ellen berkata dengan dingin.

Jantung para wartawan mengerat.

"Nona Nie, jangan-jangan kamu mau menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri?" Salah satu wartawan memberanikan dirinya dan bertanya.

Ellen tertawa, "Dikelilingi kalian seperti ini, sepertinya aku tidak akan bisa melarikan diri meskipun kalian memberikan aku sepasang sayap sekarang"

Wartawan tadi, "........"

"Bu...."

Nada suara Keyhan yang tergesa-gesa berdering lagi.

Ellen menatap ke para wartawan dengan alis mengerut.

Setelah saling menatap, akhirnya para wartawan pun mundur ke samping.

"Bu..."

Setelah keramaian mundur ke samping, Keyhan langsung bergegas berlari ke Ellen dan memeluk kedua kakinya.

Ellen merasa sangat sakit hati, dia mengelus kepala Keyhan dengan lembut dan berusaha untuk menenangkannya, "Anakku terkejut ya?"

Keyhan menggelengkan kepalanya.

"Maaf, ibu datang terlambat" Ellen berkata dengan suara serak.

"Ayo kita pulang!" Keyhan berkata.

Ellen mengangkat kepalanya dan melihat ke para wartawan yang sedang menatap kepada mereka dengan serius.

Ellen memegang lengan Keyhan dengan lembut dan menarik dia dari pahanya, kemudian Ellen berjongkok di depan Keyhan sambil tersenyum, "Keyhan, kamu tunggu di dalam mobil dulu, sebentar lagi ibu akan pergi mencarimu, kemudian kita akan pulang bersama"

Keyhan menggelengkan kepalanya dengan kuat dan memeluk leher Ellen dengan kuat, Keyhan menyandarkan kepalanya di atas bahu Ellen dan tidak berbicara.

Mata Ellen terasa panas, dia memeluk Keyhan dengan erat dan mengelus kepalanya.

Ellen merasa sangat sakit hati dan bersalah....

Tujuan Ellen mengadopsi Keyhan adalah ingin melindunginya dan memberikan dia kehidupan yang bagus.

Tetapi hasilnya, Ellen malah terus membiarkan Keyhan terluka.....

Pada saat merasa bersalah, Ellen juga sangat merasa sangat benci kepada dirinya tidak berhasil melindungi Keyhan, Ellen membenci orang-orang ini yang terus melukai orang-orang yang dia sayang!

Ellen memaksa dirinya untuk menahan agar air mata yang berputar di matanya tidak mengalir.

Setelah menarik nafas dalam, Ellen melihat ke wajah Keyhan yang kecil, "Keyhan, dengarkan kata-kata ibu..."

"Tuhan, kalian lihat......."

Sebelum Ellen sempat berkata, sebuah suara tiba-tiba berteriak dengan heboh di tengah keramaian.

Ellen mengedipkan matanya dan menoleh ke arah teriakan berasal.

Karena posisi Ellen sedang berjongkok, ditambah para wartawan yang menghalang di depan, Ellen sama sekali tidak bisa melihat apa pun.

Sementara suara Darmi dan Pak Suno yang terkejut pun berdering pada waktu yang sama, "Tuan Dilsen!"

"Ayah!"

Keyhan langsung mengangkat kepalanya dari bahu Ellen dan melihat ke William dengan tatapan yang jernih dan penuh semangat.

Ellen bisa melihat kekaguman, kerpercayaan dan ketenangan dari tatapan Keyhan.

Ellen mengelus wajah Keyhan dengan lembut dan memeluknya lagi.

Para wartawan pun mundur ke sisi samping secara refleks.

Wajah William terlihat sangat gelap, tatapannya bahkan terlihat seperti hantu yang menakutkan.

Sementara yang mengikuti di belakang William adalah Bintang Hamid, Sumi Nulu dan teman-teman yang bergegas ke sini setelah menonton siaran langsung. Semua orang memiliki ekspresi yang sangat gelap.

Para wartawan merasa sangat kaget dengan kedatangan orang-orang ini.

Sementara wanita yang bersembunyi di antara wartawan pun keluar dari keramaian secara diam-diam dan meninggalkan tempat tanpa bersuara.

Bintang Hamid yang awalnya sedang menatap ke Ellen yang membelakangi dia melihat bayangan tubuh wanita tersebut, tidak tahu kenapa, dia merasa bayangan belakang wanita tersebut terlihat sangat familier, Bintang Hamid pun terus menatap ke bayangan belakang wanita tersebut dengan alis mengerut sampai wanita itu menghilang dari penglihatannya.

Pada saat Bintang Hamid menyembunyikan keraguannya dan menarik kembali tatapannya, William sudah memeluk Ellen dan Keyhan ke dalam pelukannya.

Keyhan langsung meminta William untuk mengendongnya, dia menyandar di bahu William yang luas dengan bahagia.

Setengah tubuh Ellen sudah berada di dalam pelukan William, bau wangi tubuh William yang familier, kehangatan dada William dan lengan panjang William yang kuat membuat Ellen tiba-tiba merasa dirinya telah bersembunyi ke dalam sebuah tempat teduan yang sangat tenang dan gagah.

William melihat ke wartawan yang mencoba untuk mengelilingi mereka dengan tatapan yang gelap dan berkata dengan suara tegas, "Semalam di acara makan malam, saya sudah mengatakan semuanya dengan jelas. Sejak awal aku yang mengejar istriku duluan. Aku tidak tahu apakah pengungkapan aku kurang jelas atau pendengaran kalian kurang baik!"

Ellen menundukkan kepalanya, hidungnya terasa sangat masam.

"Kalau kalian tidak mendengar dengan jelas, aku akan mengulangi untuk sekali lagi! Sejak awal, aku, William Dilsen yang jatuh cinta kepada Ellen Nie duluan, aku tidak bisa hidup tanpa dia, aku tidak mau siapa pun kecuali dia! Kalau untuk rumor-rumor tidak jelas yang beredar di internet, aku tidak ingin berkata banyak. Karena kalau aku bereaksi terhadap rumor-rumor itu, hal ini akan menjadi sebuah penghinaan terhadap istriku!" William berkata dengan suara dingin.

Para wartawan yang tadinya masih memiliki banyak pertanyaan sekarang malah tidak bisa tertanya apa pun setelah bertemu dengan William.

Bintang Hamid melirik ke Ellen yang berada di pelukan William dengan tatapan penuh kasih sayang, sebuah tekad pun muncul di wajahnya, Bintang mengambil satu langkah ke depan dan berkata, "Masalah sudah mencapai titik ini, kalau aku masih tidak bersuara, aku sudah tidak pantas disebut sebagai seorang pria! Bahkan tidak pantas berkata aku tidak menyukai dia!"

William mengerutkan alisnya.

Para wartawan tentu saja mengenal Bintang Hamid, kuda hitam di dunia bisnis kota Tong.

Para wartawan sudah merasa sangat kaget dengan kedatangan Bintang Hamid bersama William mereka.

Bintang Hamid mengeratkan tinjunya dan berkata, "Faktanya, Ellen tidak menyukai aku, malahan aku yang terus mencintai dia, aku mengejar dia sejak SMA, sampai sekarang dia tetap merupakan keberadaan yang sangat spesial dan berharga di dalam hatiku!"

Semua wartawan merasa kaget dengan kata Bintang Hamid!

Tanpa menunggu semua orang bereaksi, sebuah suara wanita yang mempesona langsung berdering lagi di tengah keramaian, "Anggota keluarga Nie kota Rong saja ada yang berani mengarang rumor, sepertinya selama ini keluarga Nie bersikap terlalu rendah hati, sampai kalian merasa keluarga Nie tidak memiliki temperamen dan mudah diinjak!"

Semua orang, "....."

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu