Hanya Kamu Hidupku - Bab 561 Sumi, Tekadmu Sungguh Luar Biasa!

Hotel, jam satu malam.

Linsan mengambil kartu kamar untuk membuka kamar suite, ketika dia menatap lampu lantai di ruang tamu, dia pun tertegun sejenak.

“Sudah pulang.”

Seiring dengan suara seorang wanita yang terdengar, lampu gantung di ruang tamu pun telah dinyalakan.

Linsan pun menyipitkan kedua matanya akibat pancaran sinar lampu, tetapi dia masih dapat melihat sosok wajah wanita yang duduk di atas sofa ruang tamu dengan jelas dan tangan wanita itu sedang memegang segelas anggur.

Linsan pun menatapnya beberapa detik, dia pun melepaskan sepatu hak tingginya yang seperti biasa, lalu dia mengenakan sandal dan berjalan menuju ke ruang tamu, “Sudah begitu malam, kenapa masih belum tidur? Apakah kamu sedang menunggu aku di sini?”

Yuki menurunkan kakinya yang disilangkan, dengan sambil meletakkan gelas anggur yang dipegangnya ke atas meja kopi, lalu dia mengambil sebotol anggur dan menuangnya ke dalam sebuah gelas, kemudian dia pun memberikannya kepada Linsan.

Linsan mengambilnya dan dia pun langsung menghabiskannya, setelah itu dia baru duduk di samping Yuki.

Setelah melihatnya, Yuki tersenyum dan menuang setengah gelas anggur untuknya lagi.

Linsan pun langsung menghabiskannya lagi.

Yuki mengangkat alisnya dan lanjut menuang anggur untuk Linsan lagi.

Linsan menatap anggur di dalam gelas itu, dengan wajah yang terlihat dingin.

Yuki menatap Linsan, dengan sambil meletakkan botol anggur yang dipegangnya ke atas meja, kemudian dia pun menyilangkan kakinya lagi dan bersandar di sofa, lalu dia pun menatap Linsan dengan tersenyum sambil mengatakan, “Kemarin kamu juga pulang larut malam……apakah kamu mempunyai teman dekat di kota Yu, jadi selama dua hari berturut-turut kalian bertemu di malam hari?”

Linsan menatap Yuki, ketika tatapan matanya tertuju pada wajah Yuki, sudut bibirnya pun sedikit diangkat, “Yuki, kita sudah saling mengenal selama bertahun-tahun dan sudah bersamaan sejak dulu, aku selalu menganggapmu adalah teman terdekatku, sahabatku. Tetapi……sepertinya diriku sudah berpikir terlalu banyak.”

“Kenapa mengatakan seperti ini?” Yuki menyipitkan matanya.

“Perasaan!” Linsan mengernyit, dia pun menghabiskan segelas anggur yang ada di tangannya.

Mata Yuki berkedip, “Linsan, apakah tadi kamu menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan?”

Linsan menatap Yuki sambil tersenyum, “Hal yang tidak menyenangkan? Apakah beberapa tahun ini aku pernah menghadapi sesuatu yang menyenangkan?”

Yuki menaikkan alisnya dan menatap Linsan.

Linsan meletakkan gelas anggur ke atas meja dan wajahnya terlihat sedang menunjukkan senyuman aneh yang penuh dengan ejekan, “Di dunia ini, apakah masih terdapat sesuatu yang bisa dipercayai oleh aku?”

“……” Yuki menatap Linsan, “Linsan, aku, Jinjing, kita bertiga adalah teman seumur hidup. Jadi tidak peduli ke depannya terjadi apa pun, aku dan Jinjing pasti akan menemanimu di samping!”

“Menemaniku?” Linsan tersenyum, lalu dia menatap Yuki, tatapan kedua matanya terlihat tajam dan Yuki pun menatapnya dengan tidak sadar.

Linsan tersenyum dingin, “Tidak ada siapa pun yang dapat menemani seseorang selamanya, tidak peduli itu kamu, Jinjing atau dia, kalian pasti akan meninggalkanku karena berbagai alasan. Pada akhirnya, juga hanya akan tersisa aku sendiri, yang hidup di dalam kesepian!”

Dia?

Yuki menyipitkan matanya, dia menatap Linsan dan berkata dengan suara yang rendah, “Tampaknya kamu benar-benar menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan di luar.”

“Terserah! Bagaimanapun aku juga tidak pernah berharap dengan janji-janji kalian terhadapku!” Linsan mencibir, lalu dia bangkit dan mengambil sebotol anggur dengan gelas yang ada di atas meja, kemudian dia pun berjalan menuju ke kamarnya dalam keadaan linglung.

Yuki pun mengalihkan pandangannya dengan cepat, dia membenarkan posisi duduknya dan menatap punggung Linsan sambil mengatakan, “Linsan, kamu jangan minum terlalu banyak dan segera beristirahat, setelah kamu bangun, besok adalah hari yang baru lagi!”

“He……” Linsan tersenyum dingin.

Yuki seperti dapat mendengar di dalam suara senyuman itu, terdapat perasaan yang sangat menyedihkan.

Yuki pun bersandar lagi dan dia merapatkan kedua tangannya.

Di dunia ini, satu-satunya keluarga Linsan adalah kakaknya!

Tetapi kakaknya berada di luar negeri dan juga sudah mempunyai tiga anak kecil, ditambah dengan ibu mertuanya yang terkena penyakit kanker, sekeluarga itu perlu dirawat oleh kakaknya, yang dapat dikatakan sudah kelelahan fisik dan mental, sehingga juga tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan Linsan.

Beberapa waktu yang lalu, Linsan dengan senang hati pergi ke luar negeri untuk mencari kakaknya dan juga tiga keponakannya selama satu minggu, tetapi setelah ditambah dengan perjalanan untuk pergi dan pulang, Linsan pun pulang dalam waktu yang kurang dari tiga hari.

Yuki dan Tanjing juga menanyakan kenapa dia pulang dengan begitu cepat dan Linsan pun tidak mengatakan apa pun.

Tetapi tampaknya Linsan sudah berharapan terlalu besar, dia mengira akan diperlakukan dengan ramah dan hangat, tetapi tidak disangka kakaknya begitu sibuk, hingga membuatnya merasa sedikit diabaikan.

Dan juga kehidupan kakaknya dapat dipastikan penuh dengan amarah, Linsan adalah orang yang agak bangga diri, kehidupan seperti itu tentu saja membuat dirinya merasa tidak nyaman, jadi dia pun segera pulang ke dalam negeri.

Linsan tidak dapat mengandalkan kakaknya untuk memberikan rasa ketergantungan terhadap dirinya dan dia pun mengalihkan harapan seperti ini kepada Thomas, Sumi dan Tanjing.

Beberapa tahun ini, Linsan juga telah mendapatkan harapan yang diinginkan oleh dirinya dari tiga orang itu.

Linsan merasa sangat puas dan senang, bahkan dia pun merasa sangat bangga dengan dirinya!

Linsan pun berpikir, semua ini memang harus didapatkan oleh dirinya! Orang seperti dia, memang harus menjadi pusat perhatian dari semua orang!

Hanya saja.

Segala sesuatu di dunia ini terus berubah dan untuk yang belum berubah, hanyalah belum menemukan sebuah kesempatan yang cocok untuk mengubahnya.

Kesempatan itu mungkin adalah kehadiran seseorang dan juga mungkin karena sebuah kejadian!

Dan beberapa tahun ini, semua perubahan ini menjadi sangat nyata dan signifikan, yang jauh di luar dugaan Linsan, bahkan jauh dari yang dapat dikendalikan oleh dirinya.

Pernikahan dengan Thomas yang saat ini seperti berada di tepi jurang.

Hubungan dengan Sumi yang di ambang kehancuran.

Bahkan Tanjing, pun secara bertahap mulai menjauh dari dirinya!

Jangan mengatakan Linsan akan terlihat seperti ini, jika dia gila juga tidak aneh!

Yuki melirik kamar tidur Linsan.

Melihat Linsan yang seperti ini, Yuki bertanya kepada dirinya, apakah dirinya merasa senang?

Yuki tidak!

Tetapi jika menanyakan apakah merasa kasihan?

Jawabannya juga tidak!

Seperti dirinya sendiri.

Jika suatu hari nanti, dirinya melakukan sesuatu dan dimarahi oleh semua orang, Yuki pun merasakan dirinya pantas diperlakukan dengan seperti itu!

Karena ini adalah gaya hidup yang dipilih oleh dirinya sendiri!

Tidak peduli jika pada akhirnya segala sesuatu yang terjadi tidak seperti yang diinginkan, karena semua ini adalah kehidupan yang dipilih oleh dirinya dan diputuskan oleh dirinya, jika tidak dapat menahannya, dirinya juga harus menahannya!

Yuki mengerucutkan bibirnya, dia menatap kamar Linsan lagi, lalu dia pun bangkit dan berjalan menuju ke kamarnya.

……

Hari berikutnya, Pani bangun sekitar jam tujuh lewat, tetapi dia tidak langsung keluar dari dalam kamarnya, melainkan melakukan beberapa gerakan sederhana yoga di depan jendela kamarnya terlebih dahulu.

Semalam sebelum pergi berjalan-jalan, Sumi mengingatkan Pani bahwa, sebelumnya dirinya masih bekerja, jadi dapat dikatakan berolahraga, tetapi saat ini dirinya hanya berada di dalam apartemen sepanjang hari, setelah makan lanjut tidur, seperti ini juga tidak terlalu bagus, jadi harus berolahraga!

Setelah melakukan gerakan yoga selama setengah jam, Pani baru berjalan ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan setelah mengganti pakaiannya, dia pun keluar dari dalam kamarnya.

Ketika tiba di ruang tamu, Pani sudah mendengar suara rendah Sumi.

“Selain ini, masih ada?”

Pani tertegun sejenak, dia pun melirik ke balkon, kemudian dia mengedipkan matanya dan berjalan menuju ke dalam dapur.

Um, saat ini Pani sangat lapar!

Sumi seperti mendengar suara dari ruang tamu, lalu dia pun melirik ke dalam.

Ketika melihat tubuh Pani yang sangat kurus, bola mata Sumi pun menjadi merah dan dia pun memegang pegangan di balkon dengan erat.

“Apakah Pani bekerja di PT Sukajaya pada saat ini?” Frans bertanya.

“Um. Kenapa, apakah Pani juga ditindas di PT Sukajaya?” Sumi berkata.

“Bisa dikatakan seperti itu!” Frans berkata.

Urat di dahi Sumi pun terlihat, “Siapa?”

“Atasan Pani yang bernama Jamet! Pria itu adalah sosok yang berperilaku buruk, dia akan memilih mahasiswi cantik yang melakukan training di PT Sukajaya untuk menjadi targetnya! Ketika Pani memasuki PT Sukajaya, dia juga sudah menjadi target dari pria itu……”

“Jamet!” Kedua mata Sumi memerah!

“Mengenai bagaimana pria itu menganggu Pani, lebih baik aku tidak mengatakannya kepadamu saja, jika tidak kamu pasti tidak dapat menahan diri!” Suara Frans terdengar sedikit dingin.

“Aku ingin membunuhnya!” Sumi berkata dengan kejam.

“Terserah kamu!” Frans berkata dengan dingin.

Sumi memejamkan kedua matanya, hatinya terasa sangat sakit, “Masih ada?”

“……Sumi.” Suara Frans tiba-tiba menjadi agak suram.

Sumi mengernyit, “Katakan!”

“Anak di dalam perut Pani, bagaimana kamu memikirkannya?” Frans berkata.

Sumi mempererat genggamannya, dia berbalik dan berkata, “Frans, kamu ingat, anak di dalam perut Pani adalah anakku!”

Sumi meminta Frans untuk menyelidiki masalah ini dan dia juga sudah mengetahui bahwa Frans akan menyelidikinya dengan sangat terperinci, termasuk kehamilan Pani.

Jadi Frans juga menemukan bahwa, selama empat tahun ini Sumi tidak pernah pergi ke Kota Yu.

Jadi, Sumi tidak pernah pergi ke Kota Yu, tentu saja anak di dalam perut Pani bukan miliknya!

Frans terdiam beberapa detik dan dia pun mengutuk, “Tidak berguna! Jika itu adalah aku, aku pasti akan segera membawanya ke rumah sakit!”

Kedua mata Sumi terlihat penuh dengan gumpalan garis-garis merah, lalu dia pun bergumam, “Aku tidak rela!”

“Pergi!”

Setelah itu, Frans pun mengakhiri panggilan mereka!

Mendengar suara dari ponselnya.

Sumi pun memejamkan kedua matanya, dia mengenggam pegangan balkon dengan sangat erat, beberapa saat kemudian.

Sumi perlahan membuka kedua matanya, dia mengambil ponselnya dan menelepon Frans lagi.

Frans mengangkatnya, tetapi dia tidak berkata apa pun.

Sumi menghela nafas, dia mengerucutkan bibirnya dan berkata, “Kenapa? Aku tidak apa-apa, kenapa kamu begitu beremosi?”

Frans tersenyum dingin, “Sumi, tekadmu sungguh luar biasa!”

Hati Sumi seperti ditusuk, lalu dia pun berkata dengan suara yang sangat rendah, “Sudah, jangan mengejekku lagi! Kamu harus ingat dengan apa yang aku katakan!”

“Kamu sendiri yang ingin menjadi seorang ayah, kamu senang……”

“Frans!” Sumi mengernyit, suaranya terdengar tinggi, tetapi tiba-tiba kembali menjadi rendah, “Cukup.”

Frans menghela nafas dan berkata, “Aku sudah mengetahuinya!”

Setelah Frans berkata, mereka berdua pun terdiam sejenak.

Sumi mengulurkan tangannya dan memegang bibir bawahnya, lalu dia berkata dengan suaranya yang terdengar serak, “Aku menyuruhmu untuk menyelidiki Riki, bagaimana perkembangannya?”

Ketika sedang berkata, Sumi pun membalikkan tubuhnya dan melihat ke dalam rumah, melihat Pani sedang memakan sarapan, dia pun menyipitkan matanya.

“Riki……” Frans tersenyum, senyumannya terdengar sangat semangat.

Sumi mengernyit, “Kenapa?”

“Sumi, seharusnya kamu sudah menebaknya?” Frans berkata.

“……” Sumi menyipitkan kedua matanya, “Kamu mengatakan?”

“He……” Frans tersenyum, “Iya, Riki adalah adik dari Thomas yang seibu namun beda ayah!”

“……”

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu