Hanya Kamu Hidupku - Bab 156 Manusia Licik

William dengan pandangan mata yang penuh pikiran, melihat ke arah Ellen.

Ellen menggigit bibir bawahnya, melihat tangan yang dipegang oleh William, dan kemudian menarik tangannya, memegang jari telunjuk dan jari tengahnya sebagai gantinya, dan berkata "Bagaimana jika Kakek buyut tahu hubungan kita ... apa yang harus kita lakukan?"

William memandangnya, "Tenang, ada aku."

Ellen menatapnya dengan mata merah, "Bagaimana jika kakek buyut, kakek dan nenek tidak setuju dengan hubungan kita?"

"Ada dia."

William melihat perutnya.

Ellen menatapnya dengan sungguh tidak percaya.

William menyentuh hidungnya, "Ayo, makan."

Ellen "..."

...

Di ruang makan, Ellen memegang semangkuk nasi dengan satu tangan dan sumpit di tangan satunya lagi, matanya yang besar memandang William dengan bingung.

William menjepit makanan untuk Ellen dan bertanya, "Apakah dengan melihatku bisa membuatmu kenyang?"

"..." bibir Ellen bergetar, menatap William dan bertanya, "Paman ketiga, katakan yang sebenarnya, apakah kamu sengaja?"

“Apa sengaja?” tanya William tanpa ekspresi.

Ellen menatap wajahnya sejenak untuk mencari petunjuk.

Ellen tidak bodoh, dan dia tidak percaya bahwa wajahnya yang dingin begitu bisa tenang.

Ellen menyipitkan mata dan bertanya, "Paman ketiga, itu bukan kebetulan, kan?"

Mata William menyipit, "Ayo, makanlah."

"... Paman ketiga, bagaimana kamu bisa melakukan itu?"

Tiba-tiba Ellen meletakkan sumpit di atas meja, dan menatapnya lebih dalam dengan mata merah.

Dia tidak pernah berpikir bahwa kehamilannya adalah upaya yang disengaja oleh seseorang.

Dia berpikir itu semuanya hanya kebetulan.

Tetapi ketika William mengatakan "Ada dia" di depan restoran, Ellen tiba-tiba menyadari bahwa ini sama sekali bukan kebetulan, tetapi itu adalah ulah seseorang.

William melirik sumpit yang diletakkan Ellen di atas meja, mengangkat alisnya sedikit dan berkata "Ayo makan dulu."

"..." Ellen ingin makan tapi sekarang dia tidak sedang berselera!

“Jelaskan padaku dulu, kalau tidak aku tidak akan makan!” Ellen menatapnya dengan marah.

William mengangkat alisnya dan berkata, "Makan dulu sebelum makanannya dingin."

“Paman Ketiga!” Ellen hampir menangis.

William, "..."

"Terakhir kali aku bertanya tentang kontrasepsi. Kamu bilang aku dalam masa aman. Kamu berbohong padaku, kan? Itu sama sekali bukan periode aman, apakah kamu ingin aku hamil?"

Jika sebuah kebohongan terbongkar, maka keraguan bermunculan dalam pikiran.

Selain itu, Ellen tidak bodoh, sebelumnya dia percaya padanya karena dia yakin William tidak akan membohonginya.

Setelah dipikirkan kembali. Dia hamil, juga setelah waktu itu.

Bagaimana bisa Ellen tidak marah?

Dia juga bertanya kepadanya apakah dia ada kontrasepsi, tetapi orang ini menggunakan kepercayaannya untuk menipunya dengan ekspresi santai mengatakan dia dalam periode aman!

William menatapnya lebih dalam dan tahu bahwa jika dia memaksanya untuk makan sekarang, dia juga tidak bisa mencerna makanan dengan baik.

Jadi William tidak memaksanya untuk makan, dan dia juga meletakkan sumpitnya, dan bangkit dari posisinya, berjalan mengelilingi meja, dan menuju ke arah Ellen.

Ellen melihatnya kemari dan berkata dengan sedih, "Aku hanya berumur delapan belas tahun!Masih belum lulus SMA, dan kamu juga tahu aku mau ujian semester. Tetapi kamu membiarkanku hamil. Mengapa kamu memperlakukanku seperti ini?"

Wajah Ellen sekarang tertulis dengan kalimat ‘Aku mempercayaimu tanpa syarat, tetapi kamu membohongiku, Aku salah mempercayaimu.’

William duduk di sebelah Ellen, memegang tangan kecilnya di atas meja.

Ellen tidak melawan dan menatapnya dengan mata merah.

"Bukankah lebih baik tumbuh dengan anak-anak?"

"..." baik ... iya, tapi Ellen hamil terlalu muda!

"Ketika anak itu besar, orang akan mengatakan bahwa kamu dan anakmu seperti kakak adik, bukankah itu bagus?"

"..." itu sih tidak terlalu buruk, Ellen mengangkat alisnya.

Bisa dikatakan bahwa William sangat memahami hati nona kecil ini.

Sebenarnya, bertumbuh bersama anak memang baik, ketika mereka tumbuh dewasa, mereka berdiri bersama dan dianggap sebagai adik beradik.

Mungkin pria tidak berpikir ini baik, tetapi wanita takut menjadi tua. Jika anak-anaknya sudah dewasa, yang lain mengatakan bahwa mereka seperti adik beradik. Bukankah seperti mengatakan bahwa dia masih muda?

Bagi wanita, itu bukan hanya kenyamanan, tetapi itu memuaskan.

Ellen menggambarkan adegan itu dalam pikirannya, dan kemarahan di hatinya memudar.

Menggigit bibir merah mudanya, Ellen cemberut dan diam.

"Sekarang sudah hamil, mengapa tidak menganggapnya sebagai hadiah dan dengan senang hati menerimanya."

Kata-kata William kurang lebih memberitahu Ellen harus marah atau sedih pun Sekarang sudah hamil, daripada mencari penyebab kehamilan, mari kita menerimanya dengan senang hati.

Ketika Ellen mendengar ini, meskipun tidak merasa senang tetapi sudah bisa menerimanya.

Dia mengangkat kelopak matanya dan menatapnya, "Paman ketiga, jangan berpikir bahwa aku menerimanya karena kata-katamu. Jika bukan karena aku peduli padamu, karena anak ini milik kita, aku pasti tidak akan memaafkanmu dengan mudah."

Ellen sangat dermawan dan toleran terhadap orang-orang yang dia cintai dan sayangi.

Melihat dirinya yang muda dan kadang-kadang bandel, hatinya transparan dan memahami banyak hal dengan jelas dan dapat membedakan mana yang penting dan yang tidak.

Oleh karena itu, dia dapat memaafkan Vima yang tidak menemuinya selama puluhan tahun walaupun dia masih hidup dan juga dapat memaafkan Wilman yang membullynya dan membohonginya soal kehamilan.

Tetapi Ellen juga cerdas.

Dia juga memberi tahu William dengan caranya bahwa dia melakukan ini karena cinta, bukan karena dia bodoh dan tidak punya karakter dan prinsip.

Jika William peduli padanya sama seperti dia peduli padanya, Ellen akan menghormatinya ketika dia membuat keputusan apa pun dimasa depan.

William mendengar ucapan Ellen, hatinya meleleh, tangan yang menggenggamnya semakin erat, dan memandangnya dengan kasih sayang, "Aku tahu."

Ellen cemberut dan menggosok tangannya.

William melihat sifat kekanak-kanakannya, dia memegang kepala kecilnya, "Bisakah kita makan sekarang?"

Ellen mengangkat matanya dan menatapnya.

William menatapnya, "Kenapa lagi?"

"Hem." bisik Ellen, "Manusia licik!"

William, "..."

Ellen melepaskan tangannya, duduk tegak di meja makan, dan mengambil sumpit untuk makan.

William menatapnya dan tersenyum.

Sudah lebih dari sepuluh tahun mereka hidup bersama.

Meskipun Ellen tidak bisa mengatakan bahwa dia sangat mengerti William, setidaknya dia mengerti 90%.

Dari frasa "ada dia"

Ellen sudah tahu rencananya.

Alasan mengapa dia membiarkannya hamil, karena jika kakek dan nenek mengetahui hubungan mereka, mereka pasti tidak akan menyetujuinya.

Mungkin mereka akan memisahkan hubungan ini dengan segala cara.

Karena keduanya bertekad untuk bersama, maka tidak bisa merahasiakan hubungan ini selamanya dan suatu hari pasti akan ketahuan.

Daripada mencari tahu bagaimana menghadapinya, lebih baik memulainya.

Dan langkah pertama yang dilakukan William adalah menghamili Ellen. Ellen tidak tahu berapa lama dia berpikir dan mencari cara yang begitu "baik"!

Pada saat itu, walaupun mereka mengetahui hubungan ini dan ingin memisahkan mereka, tidak mungkin mereka mengabaikan anak yang berada di perut Ellen.

Terutama Hansen.

Hansen tidak mungkin membiarkan Ellen menjadi Single Parent dan tidak mungkin menyuruhnya melakukan aborsi.

Karena tidak ada pilihan lain dia hanya bisa menerima ayah dari anak itu.

Sebenarnya William mendesak Hansen karena dia tidak ada pilihan lain.

Jika Hansen menerimanya, Louis dan Gerald akan lebih mudah diatur.

Jika semua anggota keluarga Dilsen menerima hubungan mereka. Maka apa yang dikatakan orang luar tidak akan menjadi masalah. Mungkin akan heboh sejenak tetapi juga harus menerimanya.

Bagaimanapun ... itu tidak penting bagi mereka!

Ellen mengetahui rencana William dan menjulukinya Manusia Licik.

Ada hal-hal tertentu yang mereka berdua tahu tapi tentu saja tidak perlu dikatakan.

...

Di salah satu restoran Prancis yang terkenal.

Restoran ini memiliki spesifikasi tinggi dan memiliki persyaratan tinggi bagi pelanggan yang datang untuk makan.

Jadi Vania mengenakan rok pendek di atas lutut memperlihatkan kedua kaki putihnya.

Meskipun hampir Mei, suhu di Sakai masih belum tinggi, dan pakaian Vania lumayan cocok.

Sikap Vania yang sombong, dan visinya juga tinggi.

Visi ini tidak hanya terhadap objek, tetapi juga terhadap orang-orang.

Menurutnya, mereka yang memenuhi syarat untuk menjadi temannya harus memiliki latar belakang keluarga yang sebanding dengannya atau ... patuh!

Rosa memenuhi syarat yang pertama.

Selain itu, dia sudah mengenalnya sejak dia kecil, dan Rosa menyayanginya lebih dari kakak perempuannya Mila, sehingga dia sangat mengandalkannya.

Sejak lahir sampai sekarang Vania hanya mengakui dua temannya. Satu adalah Rosa, yang latar belakangnya hampir sama dengannya, dan yang satu lagi adalah ... Mizka.

Di mata Vania, Mizka memenuhi syarat terakhir.

Mengetahui bahwa Bintang Hamid masih jomblo, Vania sangat senang, jadi dia memanggil dua ‘teman baiknya’ untuk berbagi kabar gembira ini yang membuatnya tidak bisa tidur sepanjang malam.

Ketika Vania tiba di restoran, Mizka dan Rosa sudah tiba.

Melihat keduanya duduk di dekat jendela, Vania tersenyum dan berjalan cepat.

Mizka duduk menghadap pintu masuk restoran, dia melihatnya memasuki restoran.

Mizka berbicara kepada Rosa, "Vania sudah datang."

Rosa mengangkat alisnya dan melihat ke arah Vania.

Vania melambai tangan pada mereka dengan penuh semangat. Melihat ini, Rosa menyipitkan matanya.

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu