Hanya Kamu Hidupku - Bab 355 Nona Ellen, Lama Tidak Jumpa

Seiring suara ini, pecahan kaca bagaikan hujan yang tumpah ke wajah dan tubuh Ellen.

Ellen refleks mengangkat tangan dan melindungi wajahnya, tubuhnya langsung mengarah ke Keyhan untuk melindungi tubuhnya dari pecahan kaca.

Ditengah jeritan ketakutan orang disekitar, Ellen mendengar suara pintu mobil yang dibuka di waktu yang bersamaan.

Dan disaat yang sama, suara teriakan Tino Nino juga terdengar dari luar mobil.

“Maaa………….”

“Aaaa……………”

Setelah suara ini, terdengar lagi suara jeritan yang penuh ketakutan lagi.

Jantung Ellen hampir berhenti berdetak, satu tangan lainnya hanya bisa ia ulurkan untuk menarik Keyhan berlindung dibelakangnya, melihat posisi pengemudi dengan wajah pucat karena ketakutan.

Ketika melihat siapa yang duduk di kursi pengemudi, seorang pria yang menggunakan topi baseball dan menutupi sebagian wajahnya, Ellen langsung menarik nafas, “Apa yang ingin kamu lakukan?”

Pria itu melirik kaca spion, tidak menjawab pertanyaan Ellen, bahkan sabuk pengaman saja tidak dikenakan, ia langsung menginjak gas.

Tepat disaat ini, ada satu bayangan pria yang tiba-tiba berlari mendekati mobil.

Ciiittttt…….

Kedua mata pria yang mengenakan topi baseball itu terlihat begitu dingin, tanpa ragu menginjak gas, langsung menabrak pria yang berlari menuju mobil sampai terpental jauh.

“Aaa!”

Ellen terkejut sampai menjerit, ia segera melindungi Keyhan dibelakangnya, matanya memerah melihat kearah kaca spion.

Ketika melihat gerombolan pria berbaju hitam yang mengejar di belakang mobil, Ellen memejamkan mata sekuat tenaga, ketika membuka mata seklai lagi, tatapannya menjadi jauh lebih tenang, ia meluruskan punggungnya dan menatap pria yang mengendarai mobil, “Siapa kamu sebenarnya? Apa yang ingin kau lakukan?”

Pria ini sama sekali tidak menjawab pertanyaan Ellen, hanya mengendarai mobil dengan ugal-ugalan dijalan bagaikan sedang mengendarai pesawat di langit yang lapang.

Jantung Ellen berdegup kencang, ia segera melihat Keyhan yang berada dibelakangnya.

Melihat waja kecil Keyhan yang pucat, hati Ellen terasa begitu sakit, diam-diam menggenggam tangan kecil Keyhan lebih erat lagi, lalu menoleh lagi kearah pria itu.

Demi keamanan.

Dia menyadari setiap kali Suno mengantarkannya, kalau ada urusan mendadak dan harus turun, dia pasti akan mengunci pintu mobil.

Sehingga pria tadi baru bisa mengambil tongkat pemukul baseball untuk menghancurkan jendela dan membuka pintu.

Ellen terus meletakkan tangannya di perut, berusaha menstabilkan detak jantungnya jangan sampai terpengaruh.

“Nona Ellen, kamu sebaiknya jangan aneh-aneh, kalau tidak aku tidak bisa menjamin mobil yang kukendarai ini akan beralan dengan aman!” nada bicara pria itu terdengar dingin dan penuh dengan ancaman.

Tangan Ellen yang akan mengambil ponsel terhenti, menatap pria yang mengendarai mobil dengan tegas.

Pria itu melihat Ellen dari balik kaca spion.

Matanya yang dingin bagaikan hewan berdarah dingin yang keji.

Ellen menggenggam erat ponselnya, “Apa tujuanmu?”

“Tujuan?”

Kecepatan mobil sepertinya melambat, pria menarik pandangan yang dingin, hanya melihat kedepan, setelah sesaat baru berkata, “Nona Ellen, lama tidak jumpa!”

entah kenapa ada hawa dingin yang berhembus di punggung Ellen, membuatnya menatap pria itu dengan wajah tercengang.

Pria itu perlahan mengangkat kepalanya, memperlilhatkan lebih banyak bagian wajah yang tertutup topi, tatapannya dingin kearah Ellen, berkata, “Empat tahun lelu membiarkan Nona Ellen lepas dari malaikat maut, membuat setiap hariku selama empat tahun ini begitu gelisah.”

Bola mata Ellen melebar, hatinya bagaikan jatuh ke kolam es yang dinginnya sampai menembus tulang, “Kamu, kamu adalah orang yang menculikku empat tahun lalu?”

“Hee.”

Pria itu hanya tersenyum dingin, sekalian membuka topinya, meletakkannya disamping, menyipitkan matanya dan melihat Ellen dengan jahat dari balik kaca spion.

Begitu Ellen melihatnya, rasa takut mulai menyelimuti wajahnya.

Penculikan empat tahun lalu, semua penculiknya menggunakan penutup wajah berwarna hitam, wajahnya sama sekali tidak terlihat jelas.

Bahkan sampai sekarang Ellen masih tidak tahu seperti apa wajah penculik itu.

Namun kali ini, orang ini dengan berani memperlihatkan wajahnya dihadapannya…….

Membuat Ellen berpikir kalau kali ini dia mungkin tidak akan membiarkannya pergi dalam kondisi hidup, jelas sekali kalau dia memiliki niat untuk membunuhnya!”

“Kenapa? Aku tidak punya dendam denganmu, kenapa kamu mau membunuhku?” bibir Ellen yang merona sampai menjadi pucat, matanya memerah menatapnya, dalam nada bicaranya ada kebencian, amarah, dan juga…… ketakutan!

bagaimana mungkin tidak takut?

Pria ini hampir merenggut nyawanya empat tahun lalu!

“Tidak punya dendam?”

Pria itu mendengus, “Nona Ellen merasa kita sama sekali tidak punya dendam, namun bagiku dendam kita sangat dalam.”

Ellen mengangkat dagunya, “Aku tidak pernah membuat permusuhan dengan orang lain! Kalau aku pernah adu mulut atau membuat orang tidak senang, aku tidak mungkin tidak ingat. Dan aku ingat, selain kamu menculikku empat tahun yang lalu, kita sama sekali tidak pernah bertemu. Aku tidak mengerti darimana datangnya dendam yang besar itu?”

Pria itu menyipitkan mata dan menatap Ellen dengan tajam selama sesaat, lalu mendengus, “Intinya tidak perduli apapun yang terjadi aku tidak akan membiarkan mu lepas dari genggamanku, dan aku akan memberitahumu lebih awal, agar kamu tidak menjadi hantu penasaran!”

hantu?

Bulu mata Ellen yang lentik gemetar, menatap pria didepannya dengan tegang.

“Aku sebutkan satu orang, Ellen lihat kenal tidak.” Kata pria.

Ellen mengkerutkan alis.

“Rosa.” Ketika pria ini menyebutkan nama ini, nada bicaranya menjadi begitu lembut.

Ketika Ellen mendengar nama ini, wajahnya malah langsung menjadi begitu serius, tatapan matanya yang menatap kearah pria ini juga menjadi begitu tajam.

Pria ini mendengus ketika melihat ekspresi diwajah Ellen, “Aku dan Nona Ellen tidak ada dendam pribadi. Namun aku sangat tidak suka dengan apa yang Nona Ellen lakukan!”

ellen menatap pria, “Rosa yang menyuruhmu melakukan ini?”

Pria menatap Ellen dari balik kaca spion.

Ketika melihat wajah Ellen yang seketika berubah tenang dan tegas, ada rasa terkejut yang melintas dimatanya, “Dia tidak memintaku melakukan apapun! Aku yang ingin melakukan sesuatu untuknya!”

Alis Ellen mengangkat, “Kamu juga pengagum Rosa?”

Juga?

Pria mengangkat alis, namun segera menjadi rileks.

Mungkin karena merasa Rosa adalah wanita yang berkharisma dan hebat, sehingga meskipun memiliki banyak pengagum itu adalah hal yang sewajarnya.

“Rosa adalah wanita terbaik didunia!” pria berkata dengan serius.

“Kalau dia sebaik itu, seharusnya kamu mengejarnya dengan terang-terangan, bersama dengannya seumur hidup!” Ellen berkata dengan tenang.

“Dia punya tugas yang harus ia pukul dan jalankan. Kalau aku benar-benar mencintainya, seharusnya aku bisa berpikir diposisinya, dan bukannya menjadi egois dan memilikinya. Apapun yang ia inginkan, akan kukabullkan semampuku.”

Ellen menatap pria itu, “Jadi, sekarang yang Rosa inginkan adalah kematianku?”

Pria juga melihat dari kaca spion, nada bicaranya datar, “Aku sudah katakan, ini bukan permintaan Rosa. Aku yang merasa asalkan kamu mati, dia baru bisa mewujudkan impiannya.”

Ellen menggunakan tangannya menekan ponsel, “Impiannya? Apa impiannya? Masuk keluarga Dilsen?”

“Tepat sekali!” pria menggenggam erat setir, berkata dengan dingin.

Mata Ellen menyipit melihatnya, “Kamu bilang kamu mencintai Rosa dengan dalam, namun semua yang kamu lakukan sekarang, sama dengan mendorong Rosa ke sisi pria lain. Cintamu mulia sekali ya!”

pria melirik Ellen dengan santai, “Kamu tidak perlu menyindirku. Rosa memang asalnya akan menikah masuk keluarga Dilsen, menikah dengan William. Kalau bukan karena kamu menggoda pamanmu yang bagaikan ayahmu itu dengan tidak tahu malunya, Rosa sejak awal sudah masuk keluarga Dilsen menjadi istri William!”

“Urusanku dengan paman ketiga tidak perlu kujelaskan pada orang yang tidak tahu duduk perkara seperti kalian! Aku hanya tahu, kalau seorang wanita menikah dengan seorang pria yang sama sekali tidak mencintainya apalagi menghargainya, seumur hidupnya tidak akan mendapatkan kebahagiaan! Kalau aku menjadi kamu, aku akan mencari cara untuk menyentuh hatinya, bersamanya selamanya.” Ellen berkata.

“Tidak perlu kamu ajari! Apa yang kamu tahu!”

pria itu bagaikan mengamuk, ia menginjak pedal gas dengan kuat, membuat mobil melesat bagaikan roket.

Ellen terkejut sampai menarik nafas, tubuhnya sampai terhempas kebelakang.

“Hm……”

Saat ini, terdengar suara erangan dari Keyhan yang ada dibelakangnya.

Ellen menegang dan menoleh kearah Keyhan.

Keyhan bersandar di kursi, giginya menggigiterat bibirnya, wajah kecilnya begitu pucat, keningnya dipenuhi keringat.

“Key…..”

Ellen mendekapnya, mengelap keringat di keningnya dengan hati yang begitu perih.

Wajah kecil Keyhan terlihat begitu menderita, namun matanya yang menatap Ellen malah terlihat begitu jernih.

Ellen menundukkan wajahnya mengecup pelan keningnya, ketika bibirnya mneyentuh keningnya yang dingin bagaikan es.

Kedua matanya langsung menjadi perih, menoleh kearah pria yang mengemudika mobil, “Yang ingin kamu lawan adalah aku, bisakah mencari sebuah tempat untuk menurunkan anakku, dia merasa tidak enak badan.”

Kata ‘dia tidak enak badan’ ini terdengar begitu bergetar ketika Ellen mengatakannya.

Eric menatap Keyhan yang sudah gemetar dan dipeluk oleh Ellen, menyipitkan mata sambil berkata dengan nada penuh bahaya, “Dia adalah anakmu dan William?”

Bola matanya berputar dengan cepat, menundukkan mata dan menatap Keyhan dengan tatapan penuh maaf, namun jawabannya begitu cepat dan tanpa ragu, “Dia bukan!”

Keyhan menatap Ellen.

Airmata Ellen mengalir turun, berkata dengan terisak, “Dia, dia adalah anak dari penolongku.”

Ketika Ellen mengatakannya, tangannya mengelus pelan wajah kecil Keyhan, airmatanya bagaikan tumpah.

Dia berharap Keyhan mengerti, dalam hatinya, dia adalah putranya, putra kandungnya.

Dia hanya ingin dia bebas dari bahaya terlebih dahulu.

Penolong?

Eric langsung teringat wanita yang menggantikan Ellen dalam kecelakaan itu!

Sudut matanya melihat Keyhan, ia berkata perlahan dan tegas, “Tidak perduli empat tahun lalu atau empat tahun yang akan datang, yang aku mau hanya nyawamu!”

Ellen tidak menatap Eric, hanya melihat airmata Keyhan.

Tentu saja dia tahu hanya nyawanya yang diinginkan Eric.

Kalau tidak empat tahun lalu dia tidak mungkin melepaskan Venus dan Vima dengan semudah itu!

……

Lalu Eric mencari jalanan yang terpencil dan sepi untuk parker.

Begitu mobil berhenti, Eric segera berbalik, mengulurkan tangan untuk menarik kerah baju Ellen.

Wajah Ellen pucat dan panic menatap Eric.

Eric tersenyum dengan begitu menakutkan, melihat kearah Keyhan yang wajahnya terlihat kesal melihatnya menarik Ellen dan ingin bangkit berdiri, “Kuberi kamu waktu dua menit untuk mneyelamatkan diri, kalau tidak, kamu harus mati bersamanya disini!”

perkataan seperti ini, kondisi seperti ini.

Seketika membangkitkan ingatan Ellen yang terpendam.

Membuatnya teringat pada jalan gunung yang terpencil dan sepi empat tahun yang lalu, Eric juga pernah memberikan pilihan yang sama pada Venus dan Vima.

Namun perasaan Ellen berbeda dengan hari itu, dirinya yang sekarang hanya ingin Keyhan segera pergi dan lari dari sini.

Lalu Ellen sibuk mendorong Keyhan pergi, menyodorkan ponsel ke tangannya, berkata dengan tergesa-gesa, “Key, cepat turun, setelah turun menelepon papa …. menelepon paman, minta dia segera membawamu ke rumah sakit, cepat!”

Keyhan mengulurkan tangan menggenggam erar tanga Ellen, nafasnya terengah-engah, bibir kecilnya berkata, “Aku ingin bersama denganmu, aku tidak mau pergi.”

Rasa panas dan perih langsung menyerang mata Ellen.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu