Hanya Kamu Hidupku - Bab 552 Aku Juga Sangat Bersimpati Padamu

Wanita itu melihat ke arah luar bandara, Pria itu sangat berhati-hati dan membantu wanita itu yang berperut besar untuk masuk ke dalam mobil. Dia membungkuk untuk membantu mengikat sabuk pengaman untuk wanita itu, Dia bahkan menyentuh kepala wanita itu ketika dia menutup pintu mobil.

Meskipun dia tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas, dia bisa membayangkan betapa lembut dan uniknya tatapan mata seorang pria untuk wanita itu saat ini.

Rasa tidak terima dan dendam seperti layaknya badai, tiba-tiba menyapu di dalam hatinya.

Wanita itu memicingkan matanya ke arah mobil, setelah mobil itu bergerak menjauh dari pandangan matanya, dan akhirnya menghilang.

"Linsan."

Suara seorang wanita terdengar dari belakangnya.

Linsan jelas kaget, setelah menghilangkan tatapan benci tadi, berbalik badan untuk melihat ke belakang.

Ketika Linsan melihat Tanjing, yang dengan santai hanya membawa tas kulit hitam, dia merasa sedikit ragu "Jinjing, kenapa kamu bisa di sini?"

Belakangan ini dia sedang ada kegiatan pameran lukisan. Saat ini, pameran tidak dapat dipisahkan darinya!

Tanjing berjalan mendekatinya, memandang ke luar bandara, menatap mata Linsan yang masih penuh kejutan, dan berkata "Aku ada kerjaan ke Kota Yu. Bagaimana denganmu? Mengapa kamu di sini?”

“…… Aku juga ada sesuatu yang harus aku lakukan disini” kata Linsan.

"Ya? Berapa lama kamu akan tinggal di Kota Yu?" Tanjing menatap Linsan.

Linsan terdiam sejenak, menatap Tanjing dan berkata "Jinjing, apa kamu sedang menginterogasiku?"

"Kamu ngomong apa sih?" Tanjing mengerutkan kening dan bertanya,”Interogasi?”

Tatapan mata Linsan terlihat sedih "Emangnya bukan?"

“Aku hanya bertanya kamu rencananya berapa lama tinggal di Kota Yu, dan kamu anggap menginterogasimu? Linsan, apakah dalam kesan kamu, aku bahkan tidak bisa mengajukan pertanyaan biasa seperti itu?” Tanjing mengerutkan keningnya dan wajahnya berubah menjadi agak dingin.

Linsan menggigit bibirnya, suaranya semakin terdengar sedih "Sejak kapan kamu begitu santai denganku? Jinjing, apakah aku masih teman baikmu yang tak tergantikan?"

"Aku hanya bertanya berapa lama kamu akan berada di Kota Yu. Jika kamu tidak mau menjawab, ya sudah, kamu tidak perlu mengungkit hal-hal lain." Tanjing menatapnya, sedikit tidak sabar.

Mata Linsan memerah, Dia meraih tiang tasnya dan sedikit tersedak "Aku mungkin akan tinggal di Kota Yu selama seminggu."

Tanjing menatapnya, matanya dingin dan kaku, bahkan terlihat lebih rumit.

"......" Linsan menghela napas, menahan rasa tidak nyaman, dan menatap Tanjing dengan mata merah "Bagaimana denganmu?"

Tanjing menunduk. "Hampir sama."

Tatapan mata Linsan sedikit menegang "Tetapi bukankah pameran kamu akan dibuka minggu ini?"

"Diundur." Tanjing berkata dengan ringan.

"Kenapa? Apakah menemui kesulitan?" Linsan menatap Tanjing dengan curiga.

Tanjing melirik Linsan, mengambil koper dari tangannya, dan menyeretnya ke depan "Tidak, ayahku yang kolot mengatakan bahwa tanggal pembukaan pameran itu bukan tanggal baik, jadi dia minta aku mengubahnya.”

Linsan mengerutkan kening dan menggigit bibir bawahnya dengan keras, lalu berbalik dan mengikuti langkah Tanjing.

Tanjing meliriknya "Apakah kamu sudah memesan hotel?"

“…… Yah? "Linsan menatap Tanjing.

Tanjing memicingkan matanya "Aku belum pesan, Jika kamu sudah pesan, aku akan pergi bersamamu ke hotel yang sudah kamu pesan."

Wajah Linsan sedikit kaku, Setelah beberapa detik, dia berkata "Ok."

Tanjing tidak mengatakan apa-apa lagi.

Linsan mengerutkan bibirnya dan menatap Tanjing dari samping, sepasang matanya tersirat cahaya ketidakpuasan.

Mungkin Tanjing juga menyadarinya, setelah beberapa detik kemudian, Tanjing terlihat mengerutkan kening.

……

Satu minggu sudah berlalu dalam sekejap mata.

Perjanjian mereka yang selama satu bulan sudah dilalui setengah.

Selama setengah bulan ini, Pani tidak perlu melakukan apa-apa, Setiap hari, selain santai di dalam rumah, dia juga dipaksa pergi berjalan-jalan di lingkungan sekitar di lantai bawah.

Sejak Samir dan Ethan pergi, Sumi sukarela pindah keluar dari kamar Pani.

Selain masih suka muncul di kamarnya setiap malam untuk "menakuti" nya, tidak ada perilaku yang tidak biasa.

Perlahan-lahan.

Pani juga mulai melonggarkan kewaspadaan dan kecurigaan dalam menghadapi Sumi.

Tetapi pada minggu berikutnya, Pani semakin khawatir terhadap Riki.

Setelah melalui pertentangan di dalam hati, Pani akhirnya tidak bisa menahan kekhawatiran di dalam hatinya dan menelepon nomor Riki waktu jam istirahat makan siang.

Panggilan telepon tersebut langsung dijawab dengan cepat.

Namun, itu bukan suara Riki, tapi suara lembut seorang wanita.

"Halo."

Pani tertegun,”Halo. "

"Mylove / cintaku?" Wanita itu berkata sambil tertawa.

"?" Pani mengatakan dia tidak mengerti.

"Nama yang tertera di kontak hp anakku adalah Mylove / Cintaku." Diana berkata.

"Anak? Apakah anda adalah Bibi Diana ?" Pani kaget "Bibi Diana, aku Pani."

"Pani?" Diana juga terkejut, suaranya agak tergagap "Kamu, ternyata kamu adalah mylove yang misterius itu?"

Pani "........" saat ini menjadi serba salah!

"Betapa bodohnya aku! Kenapa aku tidak terpikir kamu adalah wanita yang disukai putraku? Kamu hidup di bawah atap yang sama dengannya. Siapa lagi yang bisa disukai putraku selain kamu?

Aku terlalu bodoh, terlalu bodoh, terlalu bodoh!Pani, kamu boleh membenciku!” kata Diana

dengan nada bicara yang terkesan sangat menyalahkan diri sendiri.

Hm.

Usia Diana sudah hampir enam puluh tahun.

Tapi kadang-kadang, Pani merasa Diana lebih bahagia darinya, dan masih terlihat seperti seorang gadis muda!

Pani merasa terlalu malu untuk menjawab Diana.

"Pani, karena anakku menyukaimu, itu mudah. Mengapa kamu tidak menikah dengan anakku saja? Lihatlah anakku, berbakat dan kamu mau status setinggi apapun bisa, kamu mau uang, aku punya banyak uang.” kata Diana.

Aku mau uang berapapun ada?

Mengapa ini terdengar sepertinya sedang merendahkanku?

Pani serdikit cemberut “Bibi Diana, kenapa Anda yang menjawab telepon? Bukankah anda di Australia?"

"Ya, aku di Australia, Anakku yang kesini," kata Diana.

“Apa?”

Pani tertegun.

"Lho, Pani, kamu tinggal bersama anakku, kenapa kamu tidak tahu dia ke Australia untuk menemuiku?" Diana terkejut.

".........." Setengah bulan ini dia tidak menghubungi Riki, Riki juga tidak mencarinya, Pani mana

tahu dia kemana?

"Pani……."

Suara Diana tiba-tiba menjadi rendah.

Kelopak mata Pani tiba-tiba melonjak.

"Bibi benar-benar lelet, tidak menyangka wanita yang disukai Riki di keluarga kita adalah kamu, Jika bibi tahu dari awal…...."

“Kalau tahu dari awal, kenapa?”

Pani merasa tidak nyaman dan menjilati bibirnya sendiri.

“Pani, beritahu Bibi yang sebenarnya, apakah kamu bertengkar dengan Riki?” Diana bertanya dengan cemas.

".........." Pani mendengarkan pertanyaan ini dan merasa ada yang tidak beres, hatinya merasa tidak enak "Bibi Diana, Riki kenapa?"

"Tidak bisa ditolong lagi." Diana berkata.

"Ah?" Pani terkejut " Bibi Diana, jangan menakutiku!"

"Bibi tidak membuatmu takut. Setelah Riki kembali, rasanya seperti kehilangan jiwanya. Kadang-kadang kamu memanggilnya di dekat telinganya, dan dia tampaknya tidak mendengar apa-apa. Dia tidak memiliki reaksi sama sekali! Kamu juga tahu, Ayahnya sangat mencintainya. Ketika Riki terlihat seperti ini, Ayahnya menangis setiap hari, dan langsung kehilangan berat badan. Keluarga kami berantakan sekarang. " Diana menghela nafas.

"Bibi Diana..." Pani tidak tahu harus berkata apa.

"Pani, apakah Riki melakukan sesuatu yang membuatmu marah? Bibi sudah memikirkannya, hanya kamu Mylove yang bisa membuat Riki menjadi seperti ini?" Kata Diana.

Jantung Pani berdegup kencang tak menentu, menutup matanya dan berkata "Bibi Diana, di mana Riki sekarang?"

"Oh, aku baru saja memberinya obat tidur, dan sekarang masih tidur." Diana berkata.

Pani "........" ini ibu kandungnya, kan?

Pani menarik napas dalam-dalam "Bibi Diana, setelah Riki bangun, tolong minta dia harus meneleponku."

"Buat apa?" Suara Diana terdengar dengan sangat penasaran.

".........." Pani tak berdaya melihat sikap Diana, dan berkata "Pokoknya jangan lupa ya, Itu saja, Bibi Diana, Sampai jumpa.”

"Pani, apakah kamu ada berkencan dengan anakku?"

Diana bertanya dengan nada mendesak.

Wajah Pani makin tak berdaya, tidak berani menjawab, berpura-pura tidak mendengar, dan menutup telepon.

Tutup telepon.

Pani melihat ponsel di tangannya, dan tatapan matanya terlihat semakin serius dan suram.

Pani tiba-tiba merasa sangat menyesal, setelah setengah bulan baru menelepon Riki!

….……

Hotel bintang lima di kota Yu.

Di kamar suite superior.

Linsan mengenakan baju tidur suspender sutra dan memegang dua gelas anggur merah di tangannya, berjalan ke arah Tanjing, yang sedang duduk di sofa, dan menyerahkan salah satu gelas kepadanya.

Tanjing menyambut gelas anggur merah itu dan meminumnya.

Linsan duduk di sampingnya dan menatapnya sambil tersenyum, “Bagaimana?”

"Tidak buruk." Tanjing meminumnya lagi.

Linsan menunduk dan mengguncang anggur merah di tangannya dengan lembut. "Jinjing, bagaimana urusanmu? Kapan kamu berencana untuk kembali ke Kota Tong?"

Tanjing menatap anggur merah di tangannya "Aku sudah selesai menanganinya. Tapi aku tidak terburu-buru untuk kembali dan aku tunggu kamu saja."

Sudut mulutnya bergetar sedikit, menyipitkan mata dan menuangkan seteguk anggur merah ke dalam mulutnya. Aroma lembut dari cairan anggur meluncur melalui tenggorokannya, seolah suaranya telah diwarnai dengan sedikit pesona yang memabukkan.

Linsan dengan lembut mengangkat sudut matanya. Satu tangannya, antara tidak sadar atau sengaja, meletakkannya di jeans Tanjing yang sobek. Dengan senyum menawan, dia berkata,

"Jinjing, kamu sangat baik padaku."

Tanjing menatap tangan Linsan yang berada di kakinya dan perlahan-lahan mengangkat matanya ke wajah Linsan yang sudah merah. Tatapan matanya agak dalam. "Kamu juga tahu kenapa aku sangat baik padamu."

Linsan menatap Tanjing, senyum di wajahnya berangsur-angsur mereda, dan matanya menjadi serius dan penuh kasih sayang. "Jinjing, aku tahu perasan kamu terhadapku, tapi aku minta maaf, aku tidak bisa meresponmu. Tapi aku sangat bersimpati padamu..."

Ketika kata terakhir "Simpati" terdengar, langsung membuat Tanjing bergetar.

Tangannya gemetar, anggur merah ditangan tumpah dan mewarnai karpet putih di bawah kakinya.

Tanjing membungkuk dan meletakkan tangannya yang tidak memegang gelas anggur di pinggang Linsan.

Di mata Tanjing, Linsan terlihat seperti layaknya pria melihat keindahan tubuh wanita pada umumnya.

Hati Linsan dalam keadaan kacau, Wajahnya mengejang dan berubah bentuk, tetapi dia masih mencoba bertahan "Jing, Jinjing, kamu, apa yang kamu lakukan?"

Tanjing menatap mata Linsan yang terlihat sangat takut dan menolak dan berkata "Jika kamu benar-benar simpati padaku, mengapa kamu tidak cerai saja dengan Tuan Mu dan bisa bersamaku, lalu kita bisa menikah di luar negeri?"

"Jinjing!" "Aku bukan..."

"Bukan lesbian, aku tahu! Tapi apa masalahnya? Kamu tahu aku menyukaimu, tahu aku suka wanita, dan tidak menjaga jarak denganku. Sebaliknya, kita sudah berhubungan baik selama bertahun-tahun. Kamu tidak membenciku, kan? "

"Kamu sudah berkali-kali mengatakan kepadaku bahwa kamu paling nyaman denganku dan aku adalah orang terbaik di dunia untukmu. Lalu kenapa kamu tidak bersamaku saja? Kenapa tidak?" Tanjing menatap Linsan dengan serius.

Setelah mendengar kata-kata Tanjing, hati Linsan menjadi lebih tegang, Dia hanya merasa ada puluhan juta serangga menjijikkan merangkak di tubuhnya. Namun, dia harus menahan semuanya agar dia tidak menunjukkan rasa jijik dan mual.

Linsan mengepalkan tangannya dan mengambil napas dalam-dalam, Dia menatap Tanjing dan berkata dengan lembut "Jinjing, jangan lakukan ini..."

“……”

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu