Hanya Kamu Hidupku - Bab 328 Pukulan Yang Paling Mematikan

“Kenapa tidak perlu?” Bintang malah tiba-tiba melangkah mendekat dengan penuh emosional, berteriak dengan penuh luka bagaikan binatang buas yang terluka.

Ellen terkejut, ia segera melangkah mundur dua langkah, mengkerutkan alis sambil melihat Bintang yang memasang wajah yang begitu tegang, setelah mengetatkan bibirnya sesaat, berkata, “Bintang, menurutmu, apakah dengan kondisimu yang seperti ini kita masih bisa menjadi teman?”

Mata Bintang yang menatap Ellen dengan wajah bingung terlihat sempat terlihat begitu perih, berkata dengan serak, “Ellen, aku tidak punya niat lain, aku benar-benar menyukaimu. Aku tahu betul kalau kita tdak mungkin lagi. Sehingga aku berharap meskipun tidak bisa menjadi kekasih, kita masih menjadi teman yang saling mendukung dan memperhatikan satu sama lain. Hanya seperti itu saja. Apakah kamu jugatidak bersedia?”

”Aku tidak terbiasa berteman.”

Ellen tidak menghindar, juga tidak mengatakan hal yang memberi harapan, kedua matanya yang jernih menatap Bintang, “Dan aku tetap menganggap kalau pertemanan kita sama sekali tidak dibutuhkan! Aku benci direpotkan!”

direpotkan?

Wajah Bintang yang awalnya sudah pucat, terlihat semakin pucat, matanya merah dan menatap Ellen, “Kamu, kamu merasa aku suka padamu, bagimu hanya merepotkanmu saja?”

Ellen sedikit mengangkat dagunya, “Bintang, sebelum membahas hubunganku dengan Vania, hanya dengan melihat dirimu yang sudah menjadi calon suami orang saja, kita sudah seharusnya saling menjauh, ini juga rasa hormat paling dasar yang bisa kamu tunjukkan pada calon istrimu!aku tidak berharap menimbulkan kesalah pahaman yang tidak diperlukan denganmu, lebih tidak ingin lagi membuang waktu untuk hal merepotkan yang tidak dibutuhkan.”

“Ellen…” hati Bintang begitu sakit, menatap Ellen dengan penuh pukulan, ”Ketulusanku untukmu, dipandang begitu rendahnya olehmukah, begitu tidak berharganyakah?!”

Ellen melihat Bintang yang seperti sekarang, sebenarnya hatinya terasa tidak nyaman.

Karena dia sungguh tidak terbiasa menggunakan cara seperti ini untuk menyudutkan seseorang, menggunakan kata yang begitu dingin dan tajam untuk melukai orang yang tidak berdaya.

Terlebih lagi, orang ini memiliki hati yang begitu tulus!

Bagaimanapun, hati yang menolak dengan kuat, untuk cinta yang bertepuk sebelah tangan merupakan pukulan yang cukup mematikan, merupakan kekejaman yang sangat menakutkan!

namun kalau tidak seperti itu, bagaimana mungkin membuat Bintang menyerah sepenuhnya?

dia sangat mengerti sifat Vania, meskipun dia dan Bintang hanya teman biasa, dia juga tidak akan membiarkannya!

oleh karena itu, sudah tahu apa yang akan terjadi, untuk apa membelit diri dengan hal yang merepotkan!

dan dirinya sekarang sama sekali tidak ingin mengalah sedikitpun pada Vania lagi.

Sehingga kalau sampai keduanya menyatakan perang, yang terjepit ditengah dan kesulitan adalah orang itu!

Ellen tidak ingin ia begitu lelah!

dengan berpikir seperti ini, Ellen akhirnya berkata dengan tekad yang bulat, “Bintang, aku sudah menikah dengan pria yang kucintai, kami juga mempunyai dua orang putra yang begitu lucu, kami hidup dengan begitu bahagia. Aku sudah sangat puas dengan hidupku yang sekarang. Jadi, kalau kemu benar-benar menyukaiku, mohon restui aku. Dan kumohon hargailah apa yang kuharapkan ini.”

Bintang hanya merasa hatinya bagaikan ditusuk oleh belati yang begitu tajam, entah sudah berapa ribu kali menikam dan menusuk hatinya, ia hanya merasa hatinya penuh luka, meneteskan darah.

Wajahnya yang pucat, matanya yang merah bagaikan darah, menatap Ellen yang begitu dingin, wajah cantik yang dulu membuat hatinya begitu bergetar, bibirnya yang pucat beberapa kali bergerak, namun tidak ada satu kata pun yang bisa ia katakan.

Ellen menundukkan wajahnya, “Aku buru-buru, pergi dulu.”

Setelah mengatakannya, Ellen tidak menghentikan langkahnya sedikit pun, berbalik dan melangkah dengan langkah besar kearah parkiran mobilnya.

Bintang melangkah mundur beberapa langkah dengan tidak berdaya, namun ia hanya bsa menahan rasa sakit.

Melihat Ellen yang berjalan kearah mobilnya tanpa menoleh, membuka pintu mobil lalu masuk kedalamnya.

Melihatnya mengenakan sabuk pengaman, menyalakan mobil, tanpa meliriknya sedikitpun, melaju didepannya dengan lurus, hingga akhirnya menghilang dari padangannya.

Tubuh Bintang tegak membungkuk, dada kirinya bagaikan kosong tidak berisi, hanya berdiri dengan hampa disana.

Orang pertama yang dia suka, orang yang ia yakini sebagai cinta pertamanya, orang yang selalu ia rindukan bertahun-tahun, dia tahu, sejak detik ini, semua sudah tidak mungkin.

Bintang menutup matanya dnegan gemetar.

Sekujur tubuhnya terasa begitu jelas, begitu mendarah daging.

Kosong!

……

Rosa tinggal seorang diri dirumah wastern.

Ruang makan.

Rosa mencuci tangan lalu duduk di meja makan, tersenyum sambil berkata pada Vania dan Venus, “Pertama kali masak, cicipilah, lalu beritahu aku bagaimana rasanya.”

Vania dan Venus melihat meja makan yang dipenuhi oleh berbagai macam udang, kepiting sampai berbagai hidangan laut lainnya, lalu melihat Rosa dengan wajah yang begitu terkejut.

“Kak Rosa, seingatku kamu tidak begitu suka makan seafood? Kenapa memasak satu meja berisi seafood seperti ini?”

Vania berkata sambil mengenakan sarung tangan, mengambil seekor lobster dan mengupas kulitnya.

Namun sebelum dia selesai mengupas kulit lobster, Rosa sudah berkata sambil tersenyum, “Bukankah ini adalah seafood kesukaan Ellen, sehingga aku sengaja belajar. Aku berencana mencari kesempatan untuk memasak untuknya.”

Gerakan Vania langsung terhenti, wajahnya langsung berubah tidak senang, menatap Rosa sambil mengetatkan bibirnya.

Rosa menatapnya sambil berkata, “Cepat cicipi.”

Vania mengkerutkan alis, lalu melempat lobster kecil itu, membuka sarung tangan lalu melemparnya keatas meja, memejamkan mata dengan dingin tanpa mengatakan apapun sambil bersandar dikursi.

“Kak Rosa, Kamu bilang kamu sengaja belajar cara memasak seafood karena adikku?” Venus menatap Rosa dengan sangat terkejut.

Rosa tersenyum dengan wajah tersipu, “Benar, hanya saja tidak tahu Ellen akan menyukainya atau tidak.”

“Aku cicipi.” Venus tersenyum, mengenakan sarung tangan dan mulai mengupas seekor lobster, mencelupkannya ke cuka lalu memakannya, disusul dengan senyum yang mengembang, “Ternyata memang Kak Rosa, tidak ada yang gagal jika kamu benar-benar ingin melakukannya. Enak sekali.”

“Benarkah?” Rosa terlihat senang.

Venus mengangguk ringan, memandang Rosa dengan tersentuh, “Kak Rosa begitu baik pada adikku, itu merupakan keberuntungannya.”

“Keberuntungan apa. Aku hanya sangat senang melihatnya masih hidup. Sehingga ingin melakukan sesuatu untuknya. Namun Ellen sama sekali tidak kekurangan materi, begitu teringat seafood yang ia suka, aku langsung meminta temanku yang seorang chef untuk mengajariku beberapa menu.” Rosa berkata sambil menggeleng.

“Tidak perduli apapun itu, niat Kak Rose sudah cukup membuat orang tersentuh. Aku yakin adikku pasti akan merasa sangat tersentuh bgitu mengetahui Kak Rose sengaja belajar membuat ini semua demi dirinya.” Venus berkata.

“Kak Rose, kamu baik banget sama Ellen.”

Disaat ini, Vania tersenyum, berkata pada Rosa dengan penuh cibiran.

Namun Rosa malah seperti tidak mendengar apa yang ia maksud, berkata dengan lembut, “Sebenarnya aku juga melihat Ellen tumbuh, dalam hatiku, Ellen sama sepertimu, sama-sama keluargaku. Aku baik padanya, itu sudah seharusnya.”

Vania langsung mengkerutkan alis, “Kamnu bilang dalam hatimu, Ellen sama pentingnya denganku?”

“Tentu saja. Kalian semua adalah adikku yang paling kusayangi.” Rosa mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Vania, berkata padanya dengan sabar dan mengkedipkan mata.

Vania menarik tangannya dengan ketus, ketika hendak mengatakan sesuatu, ponsel disampingnya tiba-tiba bergetar.

Vania melirik dengan kesal, ketika melihat pesan masuk yang muncul dilayar, alisnya langsung mengkerut, mengangkat ponsel, membuka kunci layar dan membuka video yang dikirimkan.

Ketika video muncul didepan mata Vania, dia tiba-tiba bangkit berdiri, matanya yang melihat layar ponsel membelalak begitu besar sampai hampir melompat keluar.

Rosa menyipitkan mata, salah lihat-lihatan dengan Venus, lalu bangkit berdiri dari tempat duduk masing-masing berjalan kesamping Vania.

“Vania, ada apa?”

Rosa bertanya sambil melihat kearah ponsel.

Ketika ia melihat apa yan muncul dalam rekaman video itu, Rosa langsung menutup mulutnya.

Ketika Venus melihat Video itu, kedua tangannya mengepal erat, matanya yang menunduk menutupi matanya yang penuh dengan kebencian.

Videonya hanya berdurasi satu menit.

Setelah Vania melihatnya, ia menggenggam erat ponselnya, wajahnya terlihat begitu marah, lalu melempar ponselnya ke lantai, “Jalang!”

Rosa melihat kearah ponsel yang dilempar sampai layarnya hancur di lantai, sudut bibirnya sedikit terangkat, mengangkat wajahnya melihat kearah Vania dengan wajah bingung dan heran, “Bagaimana Ellen dan Bintang bisa bersama? Kelihatannya, mereka berdua cukup…………”

Berkata sampai disini, Rosa merasa kalau dia sudah salah bicara, sehingga bibirnya langsung ia tutup.

Video yang dikirimkan pada Vania berdurasi tidak sampai satu menit, tepat berada didepan gedung penerbit majalah Gosip Yuk, dan yang terekam adalah adegan Bintang mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Ellen.

Orang yang mengirimkan rekaman video ini sungguh sangat ‘niat’.

“Ellen!” kuku Vania sampai menusuk ke dalam telapak tangannya, kesal sampai hampir gila.

Venus menahan aura dingin diwajahnya, mengangkat alisnya menatap Vania, suaranya begitu ringan, “Bintang sudah menyukai Ellen bertahun-tahun, aku masih ingat ketika Bintang mengetahui Ellen meninggal 4 tahun lalu, dia sampai begitu terpukul karena masalah ini cukup lama. Kemungkinan Bintang sekarang baru mengetahui kalau Ellen masih hidup, karena melihat Ellen, dia tidak kuat menahan gejolak perasaan yang dia rasakan. Ini juga bukan perasaan yang bisa dikendalikan. Vania, kamu jangan terlalu memikirkannya.”

“Perasaan yang sulit dikendalikan? Bintang sekarang adalah calon suamiku, milikku! Meskipun Ellen masih hidup lalu kenapa? Kenyaataan juga tidak akan berubah! Sekarang Ellen masih terus berhubungan dengan calon suamiku, itu namanya gatel, itu artinya tidak tahu malu! Apakah dia pelacur? Begitu melihat pria yang hebat langsung ingin menggaitnya!” wajah Vania memerah, mengambil satu piring udang yang ada dimeja makan lalu melemparnya kelantai dengan sekuat tenaga!

Prang!!!

mata Rosa langsung bergerak, menangkap tangan Vania yang akan mengambil piring yang lain untuk dilempar, berkata dengan nada membujuk, “Vania, bicaramu jangan begitu kasar!

aku merasa apa yang Venus katakan ada benarnya. Bintang pasti baru tahu kalau Ellen masih hidup, dan luapan emosinya yang seperti itu sangatlah normal. Kamu benar-benar tidak perlu seperti itu.”

“Ini pasti bukan pertemuan pertama mereka! Pasti bukan!”

Vania berkata dengan nada yang begitu berat dan tertahan, “Bintang sudah tahu kalau Ellen masih hidup sajak lama! Bahkan karena mengetahui Ellen tidak mati, dia langsung tidak sabaran membatalkan pertunangan kami, juga mengatakan tidak akan menikahiku! Dulu dia hanya mengatakan tidak mencintaiku, namun tidak pernah mengatakan tidak mau menikahiku! Semua karena Ellen, karena Ellen!”

“Apa? Bintang tahu Ellen masih hidup, lalu langsung membatalkan pertunangan kalian?”

Wajah Venus langsung menjadi pucat dan menjadi kaku tanpa terkendali, ia mengepalkan tangannya erat sambil bertanya pada Vania.

Rosa melirik Venus, hanya menatap penuh arti tanpa berkata.

Vania hanya tersenyum dengan sinis, kedua matanya begitu merah menatap Venus, “Benar! Tapi perhitungan Bintang sudah salah besar! Aku tidak mungkin melepaskannya! Meskipun harus menentangnya sampai mati, aku Vania juga akan menentangnya! Dan Ellen, kamu tunggu saja! Tunggu!”

setelah Vania berteriak, ia membungkukkan tubuhnya memungut ponsel yang ia banting sampai hancur, berjalan ke ruang tamu untuk mengambil tasnya, lalu keluar dari rumah Rosa dengan menggebu-gebu.

“……”

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu