Hanya Kamu Hidupku - Bab 55 Apakah Kamu Tidak Takut Ellen Membencimu?

Setelah Professor Li mengatakan apa yang ingin ia katakan, ia langsung membawa kedua perawat itu meninggalkan kamar pasien dengan wajah marah.

Terdengar suara pintu kamar tertutup, mata William yang dingin dan tajam bergerak, lalu duduk di samping ranjang Ellen.

Melihat tangan putih Ellen yang tertusuk jarum infus, William membuka telapak tangannya yang besar, lalu menggenggamnya dengan lembut, menunduk, lalu mengecup bahu telapak tangannya.

Ketika Jery memberitahu tentang Ellen yang kembali dirawat di rumah sakit pada Ethan, Ethan sedang ada sebuah rapat penting yang harus dia pimpin, sama sekali tidak bisa ditinggalkan.

Sehingga dia memberitahu Sumi juga Samir.

Begitu mendengar Ellen masuk rumah sakit, Sumi dan Samir begitu terkejut sampai segera menuju rumah sakit.

Ketika mereka berdua tiba di rumah sakit, Ellen masih belum sadarkan diri, wajahnya terlihat begitu lemah.

Ketika Sumi melihat bekas merah di leher Ellen, dia sungguh terperanjat, alisnya yang tebal mengangkat sambil melihat kearah William.

William mengetatkan bibir, wajahnya begitu tegang dan kaku, hanya terdiam disana.

Samir sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi, ia hanya mengira Ellen jatuh sakit.

Melihat wajah William yang begitu tegang, ia mengira William hanya sedang mengkhawatirkan Ellen.

Meskipun ia juga sangat khawatir juga perhatian pada Ellen, namun ia merasa tidak sedalam perasaan khawatir William.

Sehingga ia melihat William dan menenangkannya, “Will, kamu jangan khawatir, Ellen hanya flu, dia pasti akan sembuh dengan cepat.”

Alis William mengkerut semakin dalam, dia sama sekali tidak menjawab ucapan Samir.

Sumi hanya melihat kearah Samir, namun ia tetap tidak mengatakan apapun.

……

Siang, Samir pergi membeli makanan.

Sumi melihat Ellen yang terbaring di ranjang dengan wajah begitu lemah, ia berkata dengan tegas, “Dirimu yang biasanya stabil dan bisa mengontrol diri kemana?”

William hanya mengetatkan bibirnya dengan rapat tanpa mengatakan apapun.

Sumi menarik kembali pandangannya dari Ellen, lalu menatap William dengan wajah begitu serius, “Kamu harusnya sudah bisa menerkanya sejak awal, begitu Ellen mengetahui perasaanmu, dia akan bereaksi. Dia sekarang baru 18 tahun, mengetahui orang yang menyayanginya bagai orang tua ternyata memiliki rasa sayang yang tidak sesuai dengan bayangannya selama ini. Dia akan merasa takut, khawatir, bingung, menghindar, bahkan tidak berdaya. Tekanan dari luar, tekanan dari Keluarga Dilsen, bahkan tekanan dari perasaannya karena keadaan yang berubah dengan tiba-tiba ini, ini sudah beban yang sangat berat untuknya. Dan dirimu seharusnya perlahan mendekatinya dan membuatnya mencintaimu dengan perlahan, bukannya seperti sekarang, terburu-buru sampai membuat semua kacau!”

Setelah berhenti, Sumi berkata dengan perlahan, “Apakah kamu tidak takut Ellen membencimu?”

“Sudah terjadi. Dan kalau dia memang membenciku, tidak akan ada yang bisa dirubah!”

Sumi mengelus wajahnya, kedua tangannya bertolak pinggang sambil menatap William dengan wajah speechless.

Bibir William mengetat erat, ekspresi wajahnya begitu tegang.

Dirinya yang sekarang, membuat Sumi memikirkan sebuah kata “BODOH”.

Sumi memejamkan mata, dia tahu semua sudah menjadi seperti ini, tidak akan bisa merubah apapun meskipun ia mencecar sekalipun.

Lagi pula.

Penyebab William bisa melakukan hal yang melampaui batas seperti ini, sebenarnya juga karena Ellen.

Diacara ulang tahun kemarin malam, kalau bukan karena dia tiba-tiba memperkenalkan Bintang sebagai pacarnya dihadapan Tuan Hansen dan William.

Mungkin kejadian berikutnya tidak akan terjadi.

Hubungan yang begitu erat sejak kecil sampai besar, mengenai sifat William, Sumi tidak berani mengatakan dia sangat mengerti, namun 70% dia paham.

Didunia bisnis, menghadapi bisnis bernilai triliunan, William sanggup mengendalikan dirinya dengan begitu baik, bahkan tidak memamerkan kekuasaannya yang begitu besar.

Namun hanya ketika berhadapan dengan Ellen.

Emosional William menjadi begitu rapuh, bahkan begitu gegabah sampai tidak memikirkan akibat, hanya karena sifatnya yang begitu keras kepala dan arogan yang sudah menempel sampai ke dalam tulangnya.

Dia sudah menganggap Ellen sebagai milikinya.

Selain dia, bahkan meliriknya pun sudah berdoa!

terlebih lagi, kondisi dimalam itu.

Setelah menelaah ini.

Sumi hanya bisa menghela dalam hati, berkata sambil menatap William, “Ellen pasti sangat shock, setelah dia sadar, kamu harus menenangkannya.”

William tetap terdiam.

……

Makan siang yang dibelikan Samir, William sama sekali tidak makan, melihat ini, Samir dan Sumi juga makan tidak banyak.

Setelah makan siang, Samir dan Sumi meninggalkan rumah sakit.

Setelah berjalan keluar dari rumah sakit, Sumi melihat kearah Samir, “Kamu habis ini mau kemana?”

“Lokasi syuting mungkin.” Samir berkata.

Sumi mengangguk setelah berpikir sejenak, “Baiklah.”

Setelah mengatakannya, Sumi langsung menuju ke mobilnya.

“Bro.” Samir memanggilnya.

Sumi terhenti dan menoleh.

Samir tersenyum dan mendekat, “Aku naik mobilmu saja. Kamu antarkan aku pulang.”

Sumi melihat mobil Samir yang terhenti di pinggir jalan.

“…….. aku tidak ingin menyetir.” Samir berkata dengan cuek.

Sumi hanya menatapnya sesaat, lalu berbalik tanpa mengatakan apapun.

Samir mengikutinya.

Keduanya masuk ke dalam mobil bersusulan.

Sumi mengenakan sabuk pengaman, lalu menurunkan rem tangan, mengendarai mobil menuju ke lokasi syuting Samir.

Meskipun sifat Samir periang, namun pekerjaannya justru pekerjaan yang begitu tegas dan butuh ketelitian, Sutradara!

dan dalam lingkaran entertainment, dia merupakan seorang sutradara yang terkenal karena bakatnya.

Acara apapun yang sudah dia buat, baik itu drama TV, film layar lebar, bahkan iklan sekalipun, pasti begitu sukses dan membuat orang yakin akan hasil karyanya.

Samir lenih muda 2 tahun dari William dan Sumi, dia baru 28 tahun, namun ia sudah menjadi seorang wakil director di asosiasi sutradara film.

Dan di dunia persutradaraan, posisi Samir merupakan rebutan semua orang.

Dan tentu saja.

Karena Samir juga merupakan ‘flower boy’, setiap aktris yang berwajah agak cantik didalam film yang ia sutradarai, pasti akan menjadi bahan gossip.

Dan karena ini, ada juga gossip kalau ada aktris yang ingin membintangi film yang ia sutradarai harus berkencan dengannya terlebih dahulu.

Berita mengenai Samir yang mengencani aktris sangat banyak, karena pembaca sudah bosan, belakangan ini bahkan ada gossip yang memberitakan kalau Samir mengencani actor yang berwajah tampan.

Menggosipkannya begini begitu dengan aktris, Samir sama sekali tidak perduli, namun menggosipkannya memiliki hubungan yang tidak wajah dengan pria, Samir tidak bisa menahannya.

Jadi, dia sekalian saja membuat status di Instagram yang intinya mengenai dirinya yang normal bahkan melebihi pria normal manapun.

Dan sejak saat itu, akhirnya berita miring tentang Samir akhirnya berhenti.

Sebenarnya, tidak aneh ada berita yang menggosipkan Samir mengencani actor tampan, selain sikap Samir yang begitu kemayu, wajahnya juga begitu cantik, tubuhnya juga kurus dan tinggi, ketika tersenyum bahkan ada lesung pipi, sangat cocok berperan sebagai pria yang memiliki kembaran perempuan.

Hanya saja mereka tidak tahu, meskipun Samir terlihat kurus, namun ia juga memiliki ‘roti sobek’ dibalik pakaiannya, dalam tulangnya tertanam semua yang dimiliki lelaki tulen, benar-benar lelaki tulen yang paten!

“Bro, kamu merasa ada yang aneh tidak?”

Tiba-tiba Samir menatap Sumi dengan mata yang penuh curiga.

“…….” Sumi tersenyum sambil melirik Samir.

Dalam hati berpikir, manusia ini akhirnya mendapat ilham juga, bisa menyadari ada yang aneh juga!”

“Bro, aku bersumpah aku bukan sengaja melihatnya.” Samir berkata.

Sumi mengangkat alis dan melihat kearahnya.

Lalu Samir mengecilkan suaranya, “Tadi aku di kamar pasien melihat ada bekas merah di leher Ellen, sangat mirip seperti…… bekas cupang!”

“Lalu?” Sumi terlihat sangat stabil.

Samir terkejut Sumi masih bisa begitu tenang setelah mendengarnya berkata demikian, memelototinya, “Sial, bro, kamu buka manusia ya? Bagaimana, bagaimana bisa kamu begitu tenang?”

Sumi tersenyum, ia menoleh, lalu melihat kedepan, “Berdasarkan kemampuan otakmu, bisa sampai melihat ada yang tidak beres, memang sungguh mempersulitmu.”

Apa maksudnya?

Samir mengkerutkan alis dan menyipitkan mata dengan serius, “Bro, aku bicara serius!”

“Hm, apakah kamu tidak lihat kalau aku sedang menjawabmu dengan serius juga?” Sumi menjawab sambil tersenyum.

Samir merasa speechless.

Apakah dia pikir ia bodoh!

jelas-jelas ia sedang meledeknya!

“Samir, apakah kamu sedikitpun tidak merasakan?” tiba-tiba Sumi menyimpan senyumannya, lalu bertanya pada Samir dengan wajah serius.

Jantung Samir berdebar, “Apa?”

“William terhadap Ellen.”

Sumi memberinya clue..

William terhadap Ellen…………..

Dalam hati Samir menggumamkan ketiga kata itu.

Ketiga bergumam yang ketiga kalinya, tiba-tiba Samir menarik nafas dalam, kedua matanya membelalak begitu besar, sangat terkejut, “Maksudmu, maksudmu, William dia, dia suka, suka Ellen…..”

Kali ini, ketika Samir mengatakan kata ‘suka’, tentu saja berbeda dengan ‘suka’ William pada Ellen yang biasanya.

William menyukai Ellen……

OMG!!!

Samir merasa dia hampir gila!

melihat wajah Samir yang hampir ‘terpuruk’, Sumi menghela nafas dalam hati.

Ketika mengetahui ini, Samir saja sampai seperti ini, bagaimana Ellen!

“Ini pasti bohong, ya kan!”Samir sungguh tidak sanggup mempercayainya, wajahnya sampai pucat!

sebelumnya, meskipun memukulnya sampai mati pun dia tidak akan menyangka kalau perasaan Willian pada Ellen ternyata perasaan semacam ini.

Dia mengira, sikap William sama dengan mereka, hanya merasa sayang dan menyukai Ellen.

Dan rasa sayang dan suk ini hanya sebatas yang tua pada orang yang lebih muda saja!

dan sama sekali bukan… hubungan antar lawan jenis!

“Bro, tamparlah aku.” Samir tiba-tiba meminta Sumi melakukan hal gila ini.

Sumi sungguh speechless melihat Samir yang seperti orang idiot.

“Aku tidak sedang bermimpi kan? Bagaimana mungkin William memiliki, memiliki perasaan itu?” Samir tidak mengerti, dia juga tidak habis pikir.

“…….” Sumi mengerutkan alis, setelah terdiam berkata, “Kenapa William tidak boleh mencintai Ellen? Kamu dan aku tahu, Ellen dan William sama sekali tidak punya hubungan keluarga.”

“Tapi tidak begitu.” Samir seperti orang kebakaran jenggot, berkata dengan panic, “Ini sama saja hubungan terlarang!”

“Samir!” suara Sumi menjadi begitu tegas.

Samir terkejut, ia menatap Sumi dengan wajah kacau.

Sumi terlihat begitu tegas dan serius, “Ucapan ini boleh kamu katakan dihadapanku. Namun jangan sekali pun mengatakan ini dihadapan William!”

Samir merasa kacau, nada bicaranya terdengar tidak sabar, “Ini tentu saja aku tahu.”

Sumi menatap wajah tampannya yang begitu kacau, setelah terdiam sesaat, ia berkata dengan lembut, “Samir, kalau kita saudara, maka dukunglah ia. Dan aku tidak percaya ada pria yang jauh lebih baik dari William untuk Ellen.”

“……”

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu