Hanya Kamu Hidupku - Bab 401 Intimidasi

Ellen melihat Eldora keluar dari villa, hatinya tetap tidak bisa merasa lega. Sementara itu. Setelah dari kantor polisi William dan Hansen segera pergi ke Rumah Rinoa. Ketika mereka tiba, hanya ada Mars disana. Kedatangan William dan Hansen yang mendadak mengagetkan Mars. Dengan segera dia menyuruh pembantunya menghubungi Ahmad dan Bintang. Yang membingungkan Mars adalah setelah dia menyuruh pembantunya menghubungi Ahmad dan Bintang, William juga memintanya menghubungi pasangan suami istri Pluto untuk kemari. Sekitar setengah jam kemudian, Ahmad dan Bintang bergiliran kembali ke rumah. Keluarga Pluto bertiga juga tiba setelah lima menit kemudian. Keluarga Ahmad yang terdiri dari tiga orang , keluarga Pluto yang terdiri dari tiga orang ditambah lagi William dan Hansen, semuanya delapan orang duduk di sofa ruang tamu yang tidak begitu besar, segera membuat ruangan tersebut menjadi sempit. Ahmad, Pluto dan yang lainnya memandang William dan Hansen dengan bingung. Wajah Hansen sangat serius, dia memandang Venus sejenak dan berkata dengan berat, "Aku tiba-tiba kemari hari ini karena telah terjadi sesuatu yang tidak aku duga." Ahmad dan Pluto saling menatap, kemudian melihat Hansen. "Apa itu, tuan?" tanya Ahmad. Hansen menyipitkan mata, menatap Venus, " Vania menghilang." Apa? Selain William dan Hansen, sisanya enam orang termasuk Venus terkejut dan membelalak. Hansen terus menatap Venus, dia melihat ekspresinya dan kekagetannya. Hansen menggigit bibirnya, mengalihkan pandangannya dari Venus ke Bintang dan menatapnya dengan tegas , " Bintang, kamu adalah tunangan Vania. Dia sudah menghilang selama tiga hari, apakah kamu juga tidak tahu?"

"Aku.." Bintang tidak bisa berkata sepatah kata pun. "Apakah kamu pantas sebagai tunangannya?" Hansen berteriak keras. Dia benar-benar marah. Beberapa hari lagi. Bintang dan Vania akan membuat surat pernikahan. Namun, sepertinya dia tidak tertarik dengan hal Vania. Bahkan tadi ketika dia memberitahu bahwa Vania menghilang. Bintang hanya sedikit kaget dan tidak ada rasa khawatir sama sekali. Melihat hal ini, Hansen merasa kecewa dan sakit hati. "Tuan, apa yang terjadi? Mengapa Vania bisa menghilang?" untuk menghindari penyalahan dari Hansen kepada Bintang, Mars bertanya dengan gelisah. Wajah Hansen meregang , melihat Venus lagi. Venus bukan tidak merasakannya. Ketika dia datang, Hansen dengan tanpa sengaja terus menatapnya dan dia tahu bahwa Hansen telah mencurigainya. Dia tetap menunjukkan wajah terkejut tetapi otaknya berpikir cepat. "Aku bertanya kepadamu, Bintang. Apakah pernikahan kamu dan Vania kamu yang menyetujuinya tahun lalu?" Bintang menutup matanya , mengangguk, "iya."

"Dan aku bertanya kepadamu lagi, pada tanggal 10 Agustus kalian akan pergi membuat surat pernikahan. Apakah itu juga kamu yang menyetujuinya?" "Iya, " "Aku bertanya kepadamu lagi. Jika kamu diberikan kesempatan untuk memilih antara Nona Rinoa dan Vania sebagai istrimu, siapakah yang akan kamu pilih?" "..." Pertanyaan Hansen membuat suasana menjadi sunyi. Wajah Venus memucat. William duduk seperti sebuah patung yang tanpa ekspresi di sebelah Hansen. Dari awal dia tidak mengatakan sepatah kata pun dan pandangan terhadap Bintang mereka juga tidak berubah. Di antara mereka. Bintang yang kembali sadar duluan, "Kakek, mengapa kamu bertanya demikian? Kakak sepupu dalah kakak sepupu, Vania adalah Vania. Bagaimana bisa membandingkan mereka berdua?" Setelah Bintang berkata, Vima yang selalu berada di sisi Venus memandang Hansen dan berkata dengan lembut, " Tuan, Bintang dan Venus adalah sepupu kandung, Vanialah istri Bintang di masa depan. Satu sepupu dan satu lagi ialah istri, pilihan ini tidak masuk akal. Lagipula, tuan. Pertanyaan anda ini tidak pantas bagaimanapun Venus masih seorang gadis dan itu tidak baik baginya jika kata-kata itu di sebarkan" "Ini hanya sebuah pilihan kecil , Nyonya Rinoa tidak perlu begitu serius." William yang tidak berkata tiba-tiba berkata, dan matanya menatap Vima, " Lagipula, semua yang di sini tidak lama kemudian akan menjadi kerabat, tidak ada orang luar disini, siapa yang akan menyebarnya?" Mendengar perkataan William, hati Vima terkejut dan menatapnya. Ketika dia melihat wajah dingin William , tangannya mendingin, dia menarik nafas dan diam.

William sebenarnya hanya berniat menonton pertunjukkan ini. Namun, dia tidak bisa tahan lagi. Kemudian dia menatap Bintang dan berkata secara langsung , "Tuan muda Hamid, sebagai seorang pria apakah kamu tidak menyadari bahwa perasaan Nona Rinoa terhadapmu berbeda dengan perasaan terhadap sepupu?" Bintang meliriknya, mengepalkan tangannya, memandang Venus sekilas dan menatap William dengan sedikit marah, " Apa yang ingin Presiden Dilsen katakan? Dia adalah kakak sepupuku." "Kakak sepupu?" William menatapnya dengan tajam, " Apakah Tuan muda Hamid yakin?" Dada Bintang berdebar, dia bertahan marah dan berkata, " Tentu saja, aku yakin." "Sampai kapan Tuan Rinoa mau menyembunyikannya?" Tiba-tiba William mengubah lawan bicaranya dan menatap Pluto. Wajah anggun Pluto berubah, menatap Venus dengan berantakan dan tidak berkata apa pun. Venus menunduk kepalanya, hatinya berdebat dengan kuat , dahi dan kedua belah rambutnya berkeringat. Melihat keraguan Pluto, hati Bintang terasa berat. "Apa maksudnya? Jangan-jangan Venus bukan ..." Vima menatap Pluto dengan terkejut. Pluto memejam matanya dan tidak berkata. Ekspresi ini sama saja dengan mengakui perkataan William. Mata Bintang bergetar dan memandang Venus. Melihat ekspresi Bintang, William percaya bahwa dia tidak mengetahui perasaan Venus terhadap dirinya. William menggerakan bibirnya, memandang Ahmad dan Mars, dengan nada yang dingin dan berkata dengan lambat, " Bukankah dari awal tuan Hamid dan nyonya Hamid sudah mengetahui bahwa Nona Rinoa bukan anak kandung tuan Rinoa?" Muka Ahmad dan Mars yang disebut mengencang dan menatap William. Wajah William dingin, dan menatap Bintang, " Sudahkan tuan muda Hamid memikirkannya, jika sudah dan masih bersikeras bahwa perasaan Nona Rinoa terhadapmu adalah perasaan antara sepupu, maka aku tidak bisa mengatakan apa-apa." Bintang memandang Venus , muka tampannya memucat dan tidak mengatakan sepatah kata pun. "Iya, apa yang kalian katakan benar." Saat ini, Muncul suara gemetar Venus. Kemudian, pandangan semua orang memusat kepadanya. Venus mengangkat kepalanya, kedua matanya sudah memerah, dia menatap Bintang dengan gemetar, bibirnya pucat seperti memakai beberapa lapis fondasi make up, "Aku bukan anak kandung ayah, aku di adopsi."

Bintang menggenggam jarinya, meskipun fakta sudah ditemukan, ekspresi mukanya masih menunjukkan ketidakpercayaan. Punggung Vima bergetar dan menyandar lembut di sofa. Pluto memandang Venus dengan berantakan dan penuh dengan kasih sayang. "Tetapi..." Venus memandang William dan Hansen dengan kedua matanya yang merah, "Tidak peduli apa yang dikatakan orang lain. Dari dulu aku hanya menganggap Bintang sebagai adik sepupuku. Mana mungkin aku mempunyai perasaan lain terhadapnya?" Dengan menyebutkan perasaannya sebagai perasaan ' lain'. Hati Venus mungkin sudah terluka dan berdarah. Tapi, dia harus mengatakannya seperti itu. Venus mengambil nafas, mengangkat kepalanya, memandang William dan Hansen secara langsung, "Aku dan Bintang bertumbuh bersama sejak kecil, hubungan kami memang lebih akrab dibandingkan sepupu lain. Bisa di bilang aku menganggapnya sebagai adik kandung sendiri. Aku menyayanginya. Itu hanya sekedar kasih sayang kakak terhadap adik." "Aku tidak tahu mengapa hal ini terjadi, tapi itu tidak benar." kata Venus dengan tersedak dan menatap William dan Hansen dengan air mata, "Tuan, presiden Dilsen. Vania menghilang, aku juga sangat kaget dan sakit hati. Aku juga mengerti kekhawatiran kalian. Namun, kalian menyalahkanku gara-gara hal yang tidak benar membuatku merasa tersinggung." Kata-kata Venus sangat nyata dan membuat semua orang tersentuh dan percaya. Hansen mengerut dahinya, menatap William. Ekspresi William tidak berubah, hanya matanya semakin mendalam. Hansen tidak bisa membedakan apakah William percaya atau tidak.

"Ayah, ibu, paman, bibi, aku tidak bisa menyembunyikannya lagi saat ini. Sebenarnya, kemarin aku pergi ke Korea untuk menemui orang tua pacarku. Awalnya aku berencana membawanya untuk menemui kalian beberapa hari lagi. Namun, sekarang aku harus mengubah rencanaku dan memberitahu kalian sekarang." Venus berkata dengan yakin. Mendengar hal ini. William menggerakkan bulu matanya yang lembut. Hansen mengerutkan dahinya. Ahmad dan yang lainnya memandang Venus dengan tidak percaya. Venus merasa bersalah, menggerakkan bibirnya, air matanya mengalir, dan dengan suara kasar dia berkata, " Aku dan Dia berencana untuk menikah setengah tahun lagi, aku sungguh mencintainya." Mendengar hal ini Ahmad dan yang lainnya terkejut dan saling memandang. Mendengar hal ini Bintang menghela nafas lega. Walaupun Venus memandang Ahmad mereka tetapi dia juga memperhatikan Bintang. Melihat Bintang merasa lega, hatinya terluka dan berdarah seperti di potong orang dengan pisau. "Venus, anak yang bodoh, mengapa baru mengatakan sekarang kalau sudah berencana mau menikah?" Mars menarik tangan Venus menyalahkannya dengan penuh kasih sayang. Venus menghisap hidungnya , menahan air mata, menunjukkan muka senyum yang jelek kepada Mars, "bibi, kalian selalu mendesakku untuk menikah, aku tidak memberitahu kalian hanya karena ingin memberikan kalian sebuah kejutan. Siapa tahu...hah..." Mata Mars memerah, memegang tangannya lebih erat dengan kasih sayang. Pluto mengambil nafas, menegakkan punggung dan memandang William dan Hansen dengan serius, "Tuan Dilsen dan Presiden Dilsen. Aku mengerti kekhawatiran kalian. Meskipun Venus bukan anak kandungku. Tetapi kelahirannya sangat kasihan. Sejak aku membawanya pulang ke keluarga Rinoa, aku sudah menganggapnya sebagai anak kandungku. Jadi, harap kalian mengerti perasaan sayangku terhadap anakku. Dan mohon maaf kami tidak bisa berada disini lagi, kami pamit dulu." Kemudian Pluto dan Vima membawa Venus yang mengalami penghinaan dan kepahitan meninggalkan Rumah Rinoa. Adegan sekarang seperti William dan Hansen menggunakan mereka , hanya mendengar kata-kata sepihak dan membully keluarga Rinoa.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu