Hanya Kamu Hidupku - Bab 554 Anak Ini Bukan Punya Riki !

Enam atau tujuh menit kemudian, Pani keluar dari kamar mandi dan melihat Sumi berdiri di ujung meja makan persegi itu, merokok di tangga menuju ruang tamu dari ruang makan.

Melihat demikian.

Pani mengerutkan kening, saling bertatapan dengan pandangan dingin "Jika kamu tidak keberatan, silakan pergi ke kamar mandi atau kamarmu untuk merokok."

Sumi menjepit rokok di tangannya, menatap Pani "Apakah khawatir bau asap akan melukai anak di perutmu?".

"Apakah aku tidak harus khawatir?" Kata Pani.

Sumi mengertakkan giginya dan sebaliknya meletakkan rokok itu ke bibirnya kemudian menghisap dalam-dalam.

Pani menyaksikan asap tebal menguar dari mulut tipisnya dan embusan kemarahan naik dari dadanya, wajahnya menegang " Pani, kamu brengsek!".

Sambil menggertakkan giginya dan mengatakan kata-kata ini, Pani menggerutu dan hendak meninggalkan ruang makan.

Tidak terduga.

Begitu dia bergerak, Sumi tiba-tiba mengambil rokok itu dengan telapak tangannya, meremasnya dengan erat dan berjalan ke arahnya.

Pani terkejut, menatap Sumi dengan mata terbuka lebar " Sumi, apa yang kamu gilakan lagi?".

Sumi melangkah maju, melepaskan tangannya dengan kuat dan melemparkan puntung rokok serta abu di tangannya.

Dia mengulurkan tangannya dan meringkuk pinggang Pani, satu tangan menekan bahu Pani, wajah yang segar dan ganteng itu penuh dengan horor "Apakah kamu berbohong padaku? Hah?".

Pandangan Pani menjadi panik, kedua tangan buru-buru meraih kedua lengan Sumi "Aku pikir kamu sudah gila! Sumi, apakah kamu tahu bahwa kamu tidak normal? Lepaskan aku, lepaskan aku!".

"Normal? Bagaimana kamu ingin aku menjadi normal? Selama setengah bulan tinggal bersamaku, aku memberikan segala sesuatu yang kamu inginkan, aku membiarkan kamu marah-marah. Apakah aku memiliki permintaan apa terhadapmu? Apakah aku ada mengatakan apa tentang kamu? Aku tidak normal?" Sumi menundukkan kepalanya, dahinya menekan dahi Pani "Aku bertanya padamu, apakah perjanjian kamu padaku itu hanya sekedar membujukku? Sejak awal, kamu tidak berencana untuk menerimaku, kan? Kamu berbohong padaku ya?".

"..." Pani ketakutan karenanya, bulu matanya bergetar tak terkendali " Sumi, apa yang terjadi padamu tiba-tiba begitu? Kapan aku mengatakan aku berbohong padamu? Kamu, tenanglah dulu!".

Tangan Sumi yang berada di pinggang Pani tiba-tiba mengendur, kemudian jatuh ke perut Pani.

Pani mengerutkan alis, wajahnya bergetar semakin kaku, menatap Sumi dengan perasaan kesal dan cemas "Lepaskan tanganmu dari perutku!".

Kedua mata Sumi memerah. Sebaliknya, dia malah meningkatkan kekuatannya.

Kedua sisi pelipis Pani tiba-tiba berdenyut, tidak mampu menahan rasa takut dan kecemasan, dia mengangkat tangannya dan melambai ke arah Sumi.

Sumi tersenyum dan menangkap tangan Pani yang hendak menamparnya "Kamu sudah kecanduan berkelahi, ya? Pani, siapa yang memberimu keberanian ini!".

"Apa yang kamu lakukan? Sumi, apakah kamu ingin membuatku gila? Apakah kamu sudah gila?" Pani menatapnya dengan panik, air mata hampir keluar.

Sumi terengah-engah, pupil matanya memerah terus menatap mata Pani yang gemetar "Yakinkan aku! Aku akan mempercayaimu ketika kamu meyakinkanku, percaya bahwa kamu benar-benar dengan tulus memberku kesempatan ini, bukan hanya sekedar membujukku dan membodohiku!".

"Itulah yang kamu pikirkan. Bagaimana aku bisa merubah pemikiranmu?" Pani menatap Sumi dengan mata berkaca-kaca dan gemetaran " Sumi, aku benar-benar tidak sanggup dengan tindakanmu yang seperti ini! Jika emosimu tidak stabil, aku akan pindah keluar!".

"Lihat! Kamu jelas tidak tulus membuat perjanjian ini denganku! Kamu selalu berpikir tentang bagaimana meninggalkanku dan menyingkirkanku!".

Sumi menurunkan bibirnya dan bibirnya menyentuh kulit mulut Pani, separuh wajahnya gemetar kedinginan.

"..." Pani menarik napas dalam-dalam dan meremas lengannya dengan kedua tangan "Paman Nulu , aku sangat takut, tolonglah untuk bersikap normal. Aku tidak ingin berbohong padamu, aku bukan tidak tulus membuat janji ini denganmu! Semua ini bukan keinginanku sebenarnya. Ini hanyalah dugaan kamu!".

"Tapi kamu hamil anak Riki !".

Kedua mata Sumi memerah, terdapat amarah yang ekstrem, kebencian ekstrem dan kecemburuan ekstrem, menatap Pani "Mengapa kamu bersedia meninggalkan ayah kandung anakmu dan memilihku? Huh? Katakan padaku, mengapa kamu bersedia?".

Sejak Pani berjanji kepadanya tentang perjanjian bulan ini, dia selalu berada dalam kondisi kegembiraan tersesat karena kehilangan dan mendapatkan kembali serta kecemasan dan ketakutan karena takut bahwa dia tiba-tiba akan berubah pikiran dan meninggalkannya.

Pikirannya penuh dengan bagaimana cara menahan wanita itu dan menjaganya agar dia tetap berada di sisinya.

Dia hampir tidak pernah memikirkan alasan mengapa Pani bersedia meninggalkan ayah kandung anaknya dan memilihnya!.

Hingga pada saat ini Riki meneleponnya.

Dia melihat bahwa pandangannya begitu khawatir tentang Riki dan nada suaranya yang begitu lembut.

Tiba-tiba dia memikirkan hal ini!.

Kemudian, poin ini diserap dalam benaknya, sehingga menjadi tak terkendali!.

Dia terus memikirkan dan merasa mustahil!.

Bagaimana dia bersedia meninggalkan ayah kandung anak itu dan memilihnya? Bukankah begitu? Tidak mungkin, kan? Benar-benar mustahil!.

" Panpan, aku punya tanggapan!".

Sumi menatap Pani dengan hampir lepas kendali.

Hati Pani sudah bergetar sangat keras hampir hancur "Paman Nulu , Paman Nulu , emosional kamu tidak stabil sekarang, kita jangan membahas ini dulu. Mari kita duduk dan tenang kembali baru kita bicarakan boleh? Bolehkah Paman Nulu ?".

" Panpan, kedepannya kita akan memiliki anak. Anak milikmu dan aku. Aku akan memberimu banyak anak... Jadi anak ini, apakah bisa, bisakah..."

Detak jantung Pani hampir berhenti, dia menatap Sumi, matanya penuh dengan keanehan dan ketakutan.

Sumi memeluk Pani dengan sangat erat " Panpan, anak ini kita gugurkan saja ya? Aku tidak mau..."

Wajah Pani menjadi putih pucat "Paman, Paman Nulu , apa maksudmu?".

"Gugurkan!"

Seluruh badan Pani menjadi dingin dan tangan yang berada di lengannya perlahan jatuh "Kamu mengatakannya sekali lagi!".

Sumi membenamkan wajahnya di rambut Pani "Gugurkan anak ini! Kita akan memiliki lebih banyak anak di masa depan!".

Hanya.

Hanya dengan menggugurkan anak ini, hubungan antara dia dan Riki baru bisa putus sama sekali!.

Dia pernah memikirkannya, dia benar-benar pernah memikirkannya, membiarkan Pani melahirkan anak itu dan mereka akan membesarkannya bersama, atau menyerahkannya kepada Riki.

Tapi itu tidak berhasil!.

Selama ada anak ini!.

Hubungan antara dia dan Riki tidak akan putus.

Anak ini adalah ikatan tak berujung antara dia dan Riki.

Dan dia!

Setelah menerima keberadaan anak ini, dia tidak akan pernah menerima keberadaan Riki yang terus berkelanjutan dalam kehidupannya, berada di antara dia dan Panpan !.

Dia tidak bisa menerimanya!.

Sumi tidak pernah menganggap dirinya adalah orang baik!

Tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa suatu hari dia akan sejahat itu sehingga berniat ingin membunuh satu kehidupan kecil yang tidak bersalah!.

Di satu sisi Sumi membenci dirinya dan di sisi lain dia bertekad untuk mewujudkan niat jahat ini.

Menurutnya.

Kemungkinan dia benar-benar sudah gila.

“ Sumi, kamu yang begitu kejam membuatku sangat benci!” Air mata Pani terus mengalir, sepuluh jari ramping mengepal dengan erat, “Aku katakan kepadamu, jika kamu masih memiliki niat jahat seperti itu, maka aku bisa memberitahumu sekarang, kecuali aku mati. Jika tidak, jangan harap kamu bisa menyakiti anakku sedikit pun! Sumi, orang sepertimu tidak layak memiliki anak!".

Sebelumnya Pani berpikir.

Walaupun tidak mungkin baginya untuk bersama Sumi, tetapi dia masih bersedia membiarkan anak itu mengenalinya!.

Tapi sekarang, jangan harap!.

“Selain mengancam kematian, apa lagi yang bisa kamu lakukan?” Sumi tiba-tiba memegang lengan Pani dan menatapnya dengan marah. ”Empat tahun lalu, kamu mengancamku dengan cara mati untuk menyuruhku melepaskanmu pergi. Aku takut, sehingga aku melepaskanmu pergi. Aku mengira kamu akan kembali ke Kota Tong dan kembali ke sisiku setelah lulus dari perguruan tinggi! Apa yang terjadi? Kamu tinggal bersama pria lain dan mempunyai anak! Pani, Menurutmu, apakah aku akan membiarkan hal bodoh yang sama ini terjadi lagi? Aku katakan kepadamu, kali ini, anak ini harus digugurkan!".

“Aku sebagai ibu dari anak itu, siapa pun yang berani menyentuh anakku, aku akan berjuang keras dengan orang itu!” Teriak Pani dengan serak.

"Kalau begitu kita coba!"

Sumi melemparkan lengan Pani, berbalik dan melangkah maju dengan cepat.

Pani memeluk tangan dirinya dengan gemetaran, air mata berlinang menatap punggung Sumi dengan panik "Apa yang akan kamu lakukan?".

"Buat janji untuk aborsi!" Kata Sumi dengan tegas.

"Wuuuu..." (suara menangis)

Pani meremas telapak tangannya dengan erat, tidak bisa menahan tangis, dengan panik melihat dia mengambil telepon di meja kopi.

Pani mengelus perutnya dan berjalan ke arahnya dengan cepat, berkata dengan takut dan sedih " Paman, Paman Nulu , jangan lakukan ini, jangan..."

Sumi membalikkan badan tiba-tiba dan membelakangi Pani.

Pani melihat dia memegang telepon dan meletakkan di telinga.

Pani menutup matanya dan berteriak "Anak itu bukan punya Riki, bukan punya dia!".

Punggung Sumi bergetar, tangan memegang telepon di telinganya, menurunkan tanpa sadar, berbalik dan menatap Pani dengan penuh kaget.

Leher dan wajah Pani memerah karena menangis, bahkan kedua lengan juga sedikit merah. Pani menatapnya dan berkata "Hubungan diantara aku dengan Riki sama sekali bukan jenis hubungan yang kamu pikirkan. Dia hanya pemilik rumah sewaanku, teman dan kerabat! Kami tinggal bersama karena aku, aku diusir oleh teman sekamar asramaku di universitas dan dipaksa untuk pindah, tidak ada tempat tinggal. Riki dengan baik hati menerimaku saja. Anak itu bukan punya dia."

Sumi berdiri di sana seperti patung, menatap lurus ke arah Pani, hatinya terpelintir oleh kata-kata Pani !.

Anak itu bukan punya Riki, maka, anak itu...

Pani memegangi perutnya, merintih dan berdiri di sana, lemah dan menyedihkan, kemudian berkata dengan pelan "Kamu jangan membuat masalah lagi."

"..."

...

Setelah keributan ini, perut Pani terasa sakit, Sumi bergegas membawanya ke rumah sakit dengan panik.

Dokter menahannya dan melakukan pemeriksaan terhadap Pani sendirian, Sumi perlahan menjadi tenang dan akalnya kembali ke pikirannya.

Dia memikirkan serangkaian perilaku bajingan yang baru saja dia lakukan di apartemen, Sumi merasa sangat kesal sehingga dia memukul kepala dirinya dengan kejam " Sumi, mengapa kamu selalu kacau ketika menanggani masalah Panpan ! Apakah kamu masih mengira dirimu seorang remaja? Bodoh! ".

Pada saat ini, Sumi sangat menyesal, ingin memotong dirinya!.

Sumi menunggu di luar dengan cemas hampir setengah jam sebelum dokter membuka pintu dan keluar.

Sumi mengerutkan kening dan menatap dokter dengan mendesak "Bagaimana?"

Dokter melirik mata Sumi, kemudian meliriknya lagi setelah beberapa saat, lalu kedua matanya membelalak kaget "Oh ~~ Kamu..."

“Bagaimana kondisi tunanganku?” Sumi menyela perkataan dokter dan berkata dengan tegang.

Tunangan?

Dokter terkejut lagi, tetapi ketika melihat penampilan Sumi yang sangat cemas, dia meredakan kekagetannya terlebih dahulu, mengambil napas dan berkata "Situasi tunanganmu telah stabil dan tidak ada masalah besar untuk saat ini. Tapi..."

“Tapi apa?” Jantung Sumi melemah, berkata dengan suara yang serak dan sedikit bergetar.

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu