Hanya Kamu Hidupku - Bab 358 Kamu Sekarang Adalah Satu-Satunya Wanita Di Keluarga Ini

Ellen yang terduduk diatas kursi dan belum sadar apa yang terjadi, sudah berpindah ke pelukan seseorang yang hangat.

Ellen menarik nafas dalam, mengulurkan tangan memeluk orang dihadapannya.

Namun dia belum sempat memeluk erat, tubuhnya sudah didorong secara tiba-tiba.

Diikuti rasa dingin di lehernya, Ellen refleks mengerutkan lehernya, mengangkat kepala dan melihat William dengan bingung.

William mengerutkan alisnya, juga menatap Ellen dengan wajah yang begitu cemas.

Ellen mengerjapkan mata, lalu mengulurkan tangan untuk memeluk William lagi, menempalkan wajahnya di dadanya yang berdegub kencang.

……

Setelah meninggalkan bengkel, Thomas bersama Sumi dan Samir membawa Eric ke wilayah kekuasaan Thomas, sementara William dan Frans langsung membawa Ellen ke rumah sakit.

Begitu tiba di rumah sakit, Ellen tidak sabar ingin pergi melihat Keyhan, setelah digalaki oleh William, ia baru bersedia ikut dengan perawat untuk mengobati lukanya, baru pergi ke ruang VIP dengan leher berbalut perban dan tergesa-gesa.

Begitu masuk ke ruang rawat, ketika mata Ellen dan Keyhan bertemu, air mata langsung mengalir.

Ellen segera maju untuk memeluk Keyhan, mengelus ringan kepalanya, terisak sampai tidak bia mengatakan apapun.

Keyhan juga memeluk erat Keyhan, membenamkan kepalanya sekuat tenaga dalam pelukan Ellen, namun ia tetap tidak bisa menghentikan tangisan yang terus mencekat tenggorokannya karena rasa trauma.

William dan Frans berdiri didepan pintu melihat sepasang ibu dan anak yang berpelukan sambil menangis, setelah saling bertatapan, mereka meninggalkan ruang rawat.

Setelah berjalan ke depan ruang rawat.

Frans melihat ke lantai bawah melalui dinding kaca, melihat kearah William, “Bagaimana menurutmu?”

Tatapan William menjadi tajam, “Empat tahun yang lalu, Rosa dan Eric berencana membuat drama penculikan Ellen, lalu merubah rencana, berhasil membuat Vania menjadi tersangka. Empat tahun kemudian, Rosa kembali berniat memanfaatkan Vania untuk membunuh Ellen, membuat Vania sepenuhnya menjadi pelaku pembunuhan Ellen yang sebenarnya. Rencananya gagal, malah membuat celah. Dia pasti sangat panic.”

Begitu seseorang merasa panic, maka otaknya ikut tidak sadar.

Kalau tidak melakukan apa-apa disaat seperti ini malah lebih baik, namun begitu bergerak hanya akan membuat hasil yang sebaliknya!

“Kali ini, Rosa pasti mengira kamu akan mulai menghadapinya, dalam kondisi hati yang tidak tenang, menggunakan cara yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang sama, mencari seseorang untuk menjadi pionnya! Iaberencana membuat Eric menanggung semua perbuatannya, sehingga dia tidak perlu terjerat kedalamnya.” Frans berkata dengan dingin.

Frans tidak pernah suka dengan manusia bernama Rosa ini.

Dan akar ketidaksukaannya ini karena dia adalah tuan muda kedua keluarga Domingo, Karlos Domingo.

Meskipun Karlos adalah tuan muda yang tidak berkualitas juga.

Namun tuan muda semacam itu kalau muncul dikeluarga lain mungkin dia tidak akan perduli, namun sayangnya tuan muda seperti ini malah ada didalam keluarganya sendiri.

Sehingga mengenai Rosa yang memanfaatkan Karlos, Frans merasa teramat dan sangat tidak senang!

Baiklah.

Frans memang orang yang berpikiran pendek, dirinya sendiri ingin memukul atau memaki Karlos seperti apapun, itu merupakan hukuman yang memang harus Karlos terima!

Namun kalau sampai ada yang berani menyentuh Karlos, maka hitung-hitungan diantara mereka tidak akan berakhir!

sayangnya, Karlos sama sekali tidak pernah puas pada kakaknya ini, banyak mengeluh, semua yang ia lakukan kan putuskan selalu sengaja menentang Frans.

Ia memang hidup untuk melakukan semua yang tidak Frans suka!

dan sampai detik ini pun Frans belum bisa memandang Karlos sedikit pun, kemana pun dia hanya akan membuat kekacauan kecil sesuka hatinya! Tentu saja, itu hanya sampai saat ini saja!

“Rosa pikir kali ini ada Eric yang menanggung semua kesalahan, maka dirinya akan aman? Jangan harap!” William berkata dengan kejam.

Frans menyilangkan kakinya didepan, menatap William sambil menyipitkan matanya, “Sejak kecelakaan itu, kamu selalu mengutus orang untuk melindunginya. Kali ini Eric melakukan hal ini ditempat umum seperti ini saja sudah cukup mencurigakan. Sama sekali tidak sehati-hati dan seteliti ketika mereka membawa Ellen dulu.”

“Bagaimana pun dalam kondisi seperti ini, meskipun dia berhasil membawa Ellen, kita juga akan bisa melacaknya dengan cepat. Aku rasa Eric tidak benar-benar ingin membunuh Ellen, dia hanya ingin menggunakan cara ini untuk memberitahu kita kalau penculikan empat tahun lalu dan kali ini, semua didalangi olehnya. Dan dari awal sampai akhir, setiap hal yang terjadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan Rosa. Eric hanya ingin menggunakan cara ini untuk membersihkan nama Rosa!”

William tersenyum dingin, “Hari bahagia Rosa sudah berakhir!”

Frans tersenyum, menatap William, “Jadi, kamu berencana menyiksanya dengan cara apa?”

William melihat kearah Frans dengan mata yang memicing.

Frans melihat ini, memeluk dirinya dengan lebay sambil tersenyum dengan nakal, “Takut, beb.”

William hanya memutar bola matanya.

……

Di dalam kamar rawat.

Ellen menggenggam tangan kecil Keyhan, melihat wajahnya yang merah karena demam dengan khawatir, “Tadi pagi ketika berangkat baik-baik saja, kenapa tiba-tiba bisa begini parah.”

“Aku tidak apa.” Keyhan berkata.

“Sakit tidak?” Ellen menggeleng.

Keyhan melihat kearah pintu kamar, berkata dengan pelan, “Papa hebat sekali.”

Bola mata Ellen langsung terpaku, menatap Keyhan.

Entah karena demamnya yang parah atau karena malu, wajah kecilnya begitu merah, menatap Ellen dengan matanya yang bulat dan hitam sesaat, lalu menundukkan wajahnya, “Kamu tadi bilang kalau, aku bukan anakmu dan papa…”

“Bukan Key. Aku hanya ingin menolongmu untuk keluar, kalau dia sampai tahu kamu adalah anakku dan papa, dia tidak akan melepaskanmu. Sehingga aku berkata demikian.”

Ellen menatapnya dengan cemas, “Key, dalam hatiku, kamu adalah anakku dan papa, sama seperti Tino Nino juga bayi dalam perutku. Kalau kamu tidak percaya, aku bisa bersumpah.”

Keyhan segera menggeleng, “Tidak perlu bersumpah. Aku percaya.”

“Key, aku sungguh senang, kamu bersedia membuka mulut dan memanggilnya papa. Kalau papa mendengarmu memanggilnya seperti itu, dia pasti akan sangat senang. Key, terima kasih pengakuanmu.” Ellen menatap Keyhan dengan sangat tersentuh, berkata dengan suara serak.

Keyhan menatap mata Ellen, “Kita sekarang adalah satu keluarga, satu orang pun tidak boleh kurang, kita akan bersama selamanya.”

“Uhm, tentu saja.” Ellen mengangguk, tersenyum dengan mata yang masih memerah.

Mata Keyhan menunduk, menatap Ellen, “Mulai saat ini, aku punya dua orang mama. Aku merasa aku sangat bahagia.”

Ellen langsung menatap Keyhan dengan haru.

Keyhan menarik tangan kecilnya, meletakkan tangan kecilnya dipunggung Ellen, menatap Ellen dengan matanya yang besar dan jernih, “Mama.”

Airmata Ellen langsung berhamburan, menatap wajah kecil Keyhan, membuatnya terharu setengah mati.

“Key, terima kasih.”

Keyhan menepuk ringan punggung Ellen bak orang dewasa, “Jangan menangis lagi, kamu sekarang adalah satu-satunya wanita dikeluarga ini, kami para lelaki akanmelindungimu.”

“Pffftt…….”

Ellen yang tadinya sedang menangis, tidak sengaja dibuat tertawa oleh sikap dan ucapan Keyhan.

Keyhan mengerutkan bibir kecilnya, menatap Ellen yang sebentar menangis sebentar tertawa dengan matanya yang besar dan berkilau itu.

Sampai sekarang, dia baru benar-benar merasakan rasa aman yang begitu nyata.

Ellen dan William adalah orang tuanya, Tino Nino adalah adik kandungnya, Villa Pavilion Coral adalah……. Rumahnya!

……

Tempat tinggal Thomas, kalau dilihat dari luar, merupakan mansion bernuansa Eropa yang megah, selain terlihat megah, tidak ada sesuatu yang menakutkan.

Namun Samir dan beberapa orang ini tahu, tempat menakutkan di rumah Thomas ini sama sekali tidak ada di permukaan bangunan ini, melainkan ada di bawah tanah.

Disaat ini.

Rosa sedang duduk di ruang tamu rumah ini dengan perasaan tidak tenang.

Ketika Eric tertangkap oleh orang suruhan Thomas, Rosa langsung terkejut sampai terduduk di sofa dengan wajahnya yang pucat sekali.

Berikutnya baru Thomas dan Sumi juga Samir berjalan masuk ke mansion.

Sumi dan Samir hanya melihat Rosa dan Thomas yang saling bertatapan dengan wajah yang datar tanpa mengatakan apapun.

Yang membekuk Eric merupakan tangan kanan yang dipercaya oleh Thomas, sama seperti Eric.

Namun biasanya Thomas sangat percaya pada Eric, sifatnya juga sangat arogan, tidak begitu baik dengan orang disana, sehingga diam-diam banyak yang tidak suka padanya dan menunggu waktu yang tepat untuk memusnahkannya.

Dan Eric sekarang sudah hancur dengan sendirinya, beberapa orang yang sudah sejak lama menyimpan kebencian padanya sedang bersiap membuat perhitungan dengannya.

Kali ini, salah seorang diantara mereka ada yang mendengus dan mendorong Eric dengan kuat secara tiba-tiba.

Eric tidak punya persiapan, sehingga langsung terjerembab di karpet, sungguh mengenaskan.

Rosa kaget sampai refleks mundur dua langkah, membelalakkan mata dengan kaget, tubuhnya sampai gemetar karena ketakutan.

Eric belum pernah begitu mengenaskan dihadapan Rosa, wajahnya memerah, rahangnya mengetat, perlahan mengangkat kepalanya, menatap Rosa dengan tatapan yang begitu sakit.

Rosa malah lebih mundur lagi.

Thomas melihat Eric yang berada dalam posisi berlutut di lantai, langsung melihat pria yang mendorongnya tadi, melangkah pelan kesamping Eric, kedua matanya menatap Rosa dengan lembut dan tenang, “Nona Rosa kenal dengannya?”

Rosa segera mengangkat wajahnya menatap Thomas, bibirnya bergetar namun tidak bicara.

Thomas berpikir sejenak, menundukkan wajahnya melihat kearah Eric, “Eric, Kamu kenal dengan Nona Rosa?”

Eric menggigit bibirnya pelan, mengangguk.

Lalu Thomas melihat kearah Rosa lagi, “Nona Rosa tidak bicara, apakah tidak kenal?”

“…… aku, aku pernah bertemu dengannya beberapa kali.” Rosa panic, berkata dengan bergumam.

Bertemu beberapa kali?

Eric menatap Rosa dengan perasaan tidak percaya.

Rosa tidak berani menatap Eric, hanya berdiri disana, bagaikan habis mendapat shock yang cukup hebat, tidakberhenti gemetar.

“Hm.”

Kedua tangan Thomas mengepal menjadi satu, “Apakah Nona Rosa tahu, demi Nona Rosa, Eric menantang bahaya dan hampir membunuh Ellen?”

Rosa menelan ludah, menatap Thomas, “aku, aku tidak tahu.”

“Nona Rosa merupakan putri dari keluarga terhormat, daya tariknya tiada duanya. Namun Nona Rosa baru bertemu beberapa kali dengan bawahanku saja sudah bisa membuatnya terbuai seperti ini. Demi Nona Rosa, bahkan membunuh orang saja berani di lakukan.” Thomas tersenyum dengan pahit.

Rosa hanya mencengkram erat tangannya, tidak bicara.

Thomas menunduk melihat kearah Eric yang wajahnya sudah ditekuk, menghela dengan pelan, “Menyesal?”

Kelopak mata Eric memerah, menundukkan kepala dengan kaku, berkata dengan suara yang serak, “Aku suka padanya itu urusanku, dia tidak suka padaku.”

Rosa menggigit bibirnya, saat ini baru mengalihkan pandangannya kearah Eric.

“Nona besar Manda, menghadapi pria yang begitu tulus padamu, apakah tidak ada yang ingin kau katakan?” Samir melihat kearah Rosa dengan dingin, nada bicaranya juga tidak jelas.

Bola mata Rosa menegang, melihat kearah Samir.

Namun ketika matanya bertemu dengan mata Samir yang begitu dingin dan kejam, ia langsung memalingkan wajahnya, berkata sambil melihat kearah Eric, “Aku terus menganggap Ellen sebagai keluargaku, bagaimana bisa kamu memperlakukannya seperti itu?”

“Heh.” Eric tertawa, namun bahkan kepala pun tidak diangkat.

Hati Rosa terasa sesak, mengalihkan pandangannya dari Eric dengan berat, melihat kearah Thomas dengan sangat hati-hati.

Thomas mengetatkan bibirnya, ketika ingin mengatakan sesuatu, terdengar suara getar ponsel dari samping.

Lalu salah seorang kaki tangannya membawa ponsel kehadapan Thomas.

Thomas menerima telepon yang masuk.

Sepanjang menerima telepon Thomas sama sekali tidak bicara.

Setelah mematikan telepon, ia memberikan ponsel kebawahannya, tiba-tiba berkata.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu