Hanya Kamu Hidupku - Bab 348 Cepat Bunuh Monster Ini!

Setalah Yuhan mengundurkan diri, Ellen mengira Zaenab akan naik jabatan menjadi pemimpin redaksi.

Tidak menyangka atasan malah mencari seorang pemimpin redaksi yang baru, lebih muda dari Zaenab, dulunya dia seorang reporter yang menjalankan berita tentang kehidupan manusia di stasiun TV, orang ini bernama Elvina .

Karena sudah memutuskan untuk istirahat di rumah, pekerjaan di penerbit majalah juga harus diselesaikan.

Pada hari ini, Ellen berencana pergi ke penerbit majalah untuk mengundurkan diri, sekalian menyerahkan pekerjaan kepada orang lain.

William awalnya ingin menemani Ellen, tapi Ellen tidak ingin masalah ini menunda pekerjaannya, dia terus menolak William menemaninya.

William tak berdaya, dia hanya bisa menelepon Samir yang tidak memiliki pekerjaan untuk menemani Ellen pergi.

Hanya tidak tahu apa yang terjadi, orang yang datang malah bukan Samir, tapi Frans.

William melirik Frans, dia juga tidak berbicara, kemudian berangkat ke perusahaan.

Setelah William pergi, Frans menarik tangannya dan berjalan ke arah luar.

“... kakak keempat, apa yang kamu lakukan?” Ellen terkejut, melihatnya dengan tatapan aneh.

“Membawamu pergi ke penerbit majalah untuk mengundurkan diri!” Langkah Frans sangat cepat.

Tatapan Ellen gelap, “Tidak perlu begitu cemas, hanya mengundurkan diri saja, aku tidak terburu-buru.”

“Aku terburu-buru!”

Frans membuka pintu mobil, kemudian memasukkan Ellen ke dalam.

Tampaknya tindakan yang kasar, tapi dengan hati-hati menghindari perut Ellen.

Setelah naik ke mobil, Ellen melihat ekspresi Frans yang cemas.

Frans naik ke mobil, melirik Ellen, “Pakai sabuk pengaman.”

Wajah Ellen mengerat, dengan patuh mengenakan sabuk pengaman.

Detik selanjutnya, Frans menyalakan mobil dan melaku ke depan.

Ellen menarik napas, melihat Frans dengan tatapan penasaran dan tak berdaya, “kakak keempat, kakak Kelima mendadak ada masalah kah?”

“Tidak.” Kata Frans.

Ellen mengerukan alis, “Kalau begitu,kenapa?”

“Apanya kenapa?” Frans sedikit linglung.

Ellen berkeringat, “Kalau kamu terburu-buru harusnya menyuruh kakak kelima yang tidak memiliki pekerjaan datang mengantarku.” (Wajah Samir yang tidak senang: aku juga bukan orang yang terlalu nganggur, okey?”

“Uhm.” Kata Frans.

Uhm apaan?

Ellen menatap Frans.

“Ellen.”

Frans diam sejanak, lalu tiba-tiba berkata pada Ellen sambil melihat Ellen lewat kaca spion.

Ellen melihatnya, “Apa?”

“Bagaimana dengan kakak Keempat hari ini?” Frans mengerutkan alis.

“Ha?” Ellen bingung.

Frans merapatkan bibir, “Apakah ganteng?”

Ellen: (⊙﹏⊙)

Dia benar-benar bukan kakak Keempat yang palsu kah?!

“... kakak Keempat, kamu tiba-tiba menanyakanku pertanyaan seperti ini, aku bisa membantumu kah?” Ellen melihat Frans dengan tatapan serius.

Frans meliriknya dengan meyipitkan mata.

Ellen merapatkan bibir, mulai melihat penampilan Frans hari ini, menatapnya dan berkata, “kakak keempat, jika mengatakannya dengan serius, hanya satu kata “ganteng” sudah tidak bisa menggambarkan penampilanmu.”

“Apa maksudnya?” Frans mengangkat bibir.

“kakak keempat, sebenarnya kadang-kadang, aku hampir memanggilmu Kakak Keempat. Salah, Adik keempat.” Kata Ellen.

Setelah Ellen selesai berkata, dia merasa mobil sedikit miring.

Ellen menahan senyum, melihat Frans tidak berbicara, nada suaranya sedikit gemetar,

Ellen seolah-olah tahu isi pikiran Frans, wajahnya terlihat merah, kedua mata bersinar terang melihat Frans.

Frans memelototinya, “Telah sia-sia sayang padamu! Dasar serigala yang bermata putih!”

“HAHA...” Ellen tersenyum, “kakak, kakak keempat, kamu, kamu benar-benar aneh hari ini... menanyakanku apakah kamu ganteng atau tidak? Kamu masih kakak keempat yang kukenal kah?”

Frans mendengus, menyipitkan mata, dan tidak menghiraukannya.

……

Mobil tiba di penerbit majalah, Ellen melepaskan sabuk pengaman, “kakak keempat, karena harus menyerahkan pekerjaan ke orang lain, mungkin harus beberapa jam di penerbit majalah, atau kamu pergi cari tempat dulu untuk menghabiskan waktu, setelah aku selesai, aku akan meneleponmu, untuk datang... kakak keempat, apa yang kamu lakukan?”

Ellen melepaskan sabuk pengaman dan mendongak, melihat Frans sudah membuka pintu dan turun dari mobil.

Frans menutup pintu, berdiri di sebelah mobil, dengan ganteng memegang kedua sisi jas nya, segera melangkah maju dan berjalan ke arah Ellen, membantunya membuka pintu, lalu tersenyum padanya, “Kamu lupa apa yang diperintahkan oleh Tuan Ketiga rumahmu kah? Harus menemanimu dan tidak boleh pergi dari sisimu, hingga kamu selesai mengundurkan diri, mengantarmu pulang ke villa.”

Ellen melihat senyuman di wajah Frans, bisa bilang merinding kah? Terlalu...menakutkan!

Ellen merapatkan bibir, dengan marah meletakkan tangan di atas tangan Frans, saat dibawa turun dari mobil, Ellen berkata, “kakak keempat, bisakah tidak senyum padaku seperti itu? Membuat orang sangat tidak terbiasa.”

“Kamu tahu, kakak Keempat selalu melakukan sesuatu sesuai dengan pikiran, kakak Keempat tidak mempedulikan pendapat orang lain.” Frans berkata dengan menyipitkan mata.

Ellen melihatnya dengan cepat, wajahnya cemberut, “kakak keempat, aku sekarang sedikit kangen kakak Kelima.”

Frans terbengong, senyumannya segera menghilang, mengangkat tangan dan mengetuk kepala Ellen, “Bunuh kamu, percaya atau tidak?”

Ellen memegang kepalanya sendiri, berkata pada Frans dengan nada marah, “Sekarang kamu bebas melakukan apa-apa, cepat atau lambatnya pasti akan muncul seseorang yang kamu tidak tahu harus berbuat apa padanya, dan orang itu akan membuatmu menjadi patuh.”

Frans tiba-tiba terbengong, alisnya perlahan-lahan mengetat.

……

Siapa Frans? Salah satu dari empat keluarga besar di kota Tong, saat ini adalah kepala keluarga Domingo, CEO Domingo News , seorang entertainer yang sesunguhnya.

Semua orang yang tinggal di kota Tong tidak ada yang tidak tahu atau tidak mengenal Frans!

Jadi, saat Ellen dan Frans muncul di kantor editorial majalah, seluruh orang yang ada di kantor editorial menjadi gembira.

Di luar kantor begitu ramai, ruang wakil redaksi dan ruang redaksi tentu akan kedengaran.

Pada waktu yang bersamaan, Elvina dan Zaenab keluar dari kantor masing-masing, dan juga berdiri di depan kantor.

Zaenab memegang pegangan pintu dengan erat, tatapannya melihat ke arah Ellen dan Frans.

Mata Elvina yang indah jatuh pada pria tampan yang dikelilingi oleh semua orang, dan mulut kecilnya sedikit terbuka karena kejutan ini.

Ellen melirik Zaenab, lalu kedua matanya perlahan-lahan melihat ke arah Elvina .

Ini adalah pertama kalinya Ellen melihat Elvina .

Dia mengenakan kemeja yang berwarna merah tua, celana jeans yang koyak dan ketat, rambutnya keriting, wajah yang kecil, tidak tahu apakah itu karena dia mengenakan kemeja merah tua atau dirinya memang seperti ini, kulitnya sangat putih.

Kedua mata yang jarang ditemui di lingkaran wanita, penuh dengan pacaran air, hidung yang sangat mancung, warna bibir juga sama seperti warna pakaiannya.

Orangnya berdiri di sana, seperti Gomphrena globosa Linn yang ada di gunung salju, cantiknya hingga mengejutkan orang.

Jika mengatakan sesuai prinsip, gaya pakaian, gaya rambut dan makeupnya, memberi orang perasaan gandes, atau tak ramah dan cakap di tempat kerja.

Tapi, Ellen tidak merasakan dua persaan ini, dia malah merasa, bodoh dan imut.

“Sayangku...”

Tanpa memberikan tanda, telinga Ellen terdengar suara mesra.

Ellen dekat dengan tubuh yang mengeluarkan suara ini, dengan tidak jelas tubuhnya merinding, kedua mata juga beralih dari tubuh Elvina ke tubuh pria yang mengeluarkan suara aneh ini, ekpresinya penuh dengan tanda tanya.

Semua orang yang ada di kantor terbengong karena suara Frans.

Wajah Elvina tiba-tiba menjadi merag, merah itu sampai ke kulit dadanya yang tidak dikancing dua kancing.

Matanya melebar, menatap ke Frans.

Frans mengedipkan mata ke arahnya, memainkan alis, dan mengangkat bibir tipisnya.

Elvina mengulurkan tangan dan memegang dahi, menggunakan telapak tangan menutup setengah matanya: Pria yang kuat, cepat datang bunuh monster ini, kamu masih tunggu apaan!!!

Di antara banyak rekan kerja, aku rasa hanya Zaenab yang masih tenang saat melihat Frans.

Karena dia tenang, jadi dia langsung merasakan keanehan Frans dan Elvina .

Zaenab menyipitkan mata, lalu melihat Frans dan Elvina .

……

Ellen baru bekerja tidak lama, karena mengundurkan diri, jadi perkerjaan yang harus diserahkan juga tidak banyak, tidak sampai satu jam sudah selesai.

Dalam satu jam ini, Frans tidak tahu kemana.

Setelah Ellen selesai mengatur semuanya, dia langsung menelepon Frans.

Kebetulan saat ini Zaenab keluar dari kantornya, dia langsung berjalan ke arah Ellen.

Ellen melihatnya, dia hanya bisa menghentikan gerakannya menelepon Frans, lalu melihat Zaenab.

“Pertarungan, kita sudah kalah.” Zaenab sedikit mengangkat dagunya.

Ellen menggerakkan alis.

“Redaksi yang baru, hais, sudah bilang tidak perlu mengatakannya, tidak ada arti.” Zaenab berkata dengan nada dingin.

Ellen melihat Zaenab, dia tetap tidak berbicara.

Baiklah, dia benar-benar tidak bisa mengatakan apa-apa.

Zaenab mengangkat bibir, “Meskipun kamu dan aku hanya menjadi rekan kerja selama sebulan, di dalam waktu ini juga mengalami beberapa hal yang tidak senang, tapi aku tetap merasa senang bisa mengenalmu. Lagipula, kamu memang mempunyai kemampuan, tidak seperti beberapa...”

Perkataan Zaenab masih belum selesai, Elvina berjalan keluar dari kantor dengan langkah cepat, dan langsung berjalan ke kantor wakil redaksi.

Melihat Elvina berjalan masuk ke kantor, sudut bibir Zaenab tersenyum, “Orang.”

Saat Zaenab berbicara, tatapannya melihat ke arah Ellen, lalu berkata, “Hanya tidak tahu apakah bisa dipanggil dengan satu kata ini “Orang”.”

Ellen tidak mengeluarkan ekspresi apapun, “Bukan hal yang buruk untuk menjadi orang yang lebih tinggi, tapi karena ini merasa dirinya merupakan orang yang paling unggul, menggunakan penilaian sendiri untuk menentukan orang lain memiliki kemampuan atau tidak, atau menggunakan penilaian subjektif untuk menentukan gaya orang lain, itu terlalu konyol, dan juga tidak akan karena ini membuat orang merasa orang yang mengatakan orang lain itu baik, bagaimana saran Nona Zaenab?”

“Ellen, kmau harus menanyakan ini dengan kakak keempat.”

Tidak tahu Frans muncul darimana, dia tiba-tiba berdiri di belakang Ellen, bibir tipisnya terangkat, mata menatap ke arah Zaenab yang terbengong, lalu perlahan-lahan berkata, “Beberapa tahun ini, kakak Keempat sering menemukan orang yang sombong dan suka mengatakan orang lain seperti ini! Semakin banyak yang kutemui, kakak Keempat juga sudah mempunyai pengalaman. Biasanya mengatakan orang lain seperti ini, mungkin itu rasa benci kepada orang lain atau rasa cemburu kepda orang lain, atau...”

Frans sedikit terbengong, lalu tersenyum dan berkata, “Orang yang berpikiran sempit dan suka mengatakan hal-hal orang lain... wanita tukang gosip!”

Wanita tukang gosip?!

Wajah Zaenab tiba-tiba menjadi merah, mengetatkan wajah dan melihat Frans.

Jika orang itu adalah Ellen, dia pasti tidak akan membuat dirinya sendiri terlihat begitu buruk.

Zaenab mungkin tidak percaya orang yang dikatakan oleh Frans adalah...

Dia malah bertanya lagi.

“Wanita, wanita tukang gosip? Orang yang dikatakan Tuan Domingo...”

“Kamu!”

Tidak menunggu Zaenab selesai berbicara, Frans langsung memotongnya, menatapnya dan berkata.

Kemudian, seluruh kantor menjadi sangat diam!

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu