Hanya Kamu Hidupku - Bab 153 Ellen Yang Lincah

ini benar-benar di luar pemikirannya.

Hansen tercengang, jadi tidak bicara.

William melihat ke Hansen, berpikir, bicara, "Ellen sangat mencintai lelaki itu, tidak mau melepaskannya. aku kalah dengan dia, jadi aku menyetujuinya, tunggu habis ujian, membiarkan dia bersama lelaki itu.”

Lelucon, lelucon apa ini?!

Hansen menatap, tanpa bisa bicara apa menatap William, "Kamu sudah berjanji sama Ellen?"

"Ellen tiap hari mencari masalah dengan aku, aku tidak bisa menolaknya."William bicara.

"Begini pun tidak boleh berjanji dengannya! Lelaki tua yang lebih besar 12 tahun sudah seperti kamu, dengan apa dia bisa bersama Ellen kita? tidak boleh, Aku tidak menyetujuinya!” Hansen bersikeras.

Lelaki tua yang lebih besar 12 tahun, sama seperti kamu?

Apa artinya?

Muka dingin William bergetar beberapa kali, melihat ke Hansen, "Aku merasakan Ellen bersama lelaki itu adalah Cinta sejati....."

"Cinta sejati apa! William, apakah otakmu sudah gila! Lelaki itu lebih tua 12 tahun dengan Ellen, hampir umur 30! Ellen baru umur berapa, 18 tahun, 18 tahun mengerti apa? kamu sebagai paman Ellen, kamu tidak berusaha memikirkan cara untuk membantunya, masih setuju Ellen bersama lelaki tua itu, apakah kamu sudah gila?!"Hansen dengan emosional berteriak kepada William.

William mendengarkan kata "Lelaki Tua", suasana hati menjadi tidak senang.

Bibir tipis yang lurus, menatap ke Hansen tanpa bicara apa-apa.

"aku, aku sudah bilang Ellen tidak boleh tinggal bersama kamu! kamu tidak bisa menjaga diri sendiri, mana bisa menjaga Ellen? Aku, aku benar....."

Otak Hansen emosi sehingga dia beberapa kali ingin memukul William.

"aku memberitahu kamu William, kamu setuju pun tidak kuakui, aku tidak akan menyetujui Ellen bersama Lelaki tua itu. Kecuali aku mati! kalau tidak, bayangkan saja tidak bisa!

Muka tua Hansen merah, kelihatan emosinya memuncak.

William menggerakan matanya, "Kakek....."

"kamu jangan bicara apa-apa! berdiri, sekarang segera ke villa, aku akan berdiskusi dengan Ellen."Hansen bicara dengan gerakan tangan yang besar.

William, ".........."

"Cepat!"Hansen menendang kaki William, menatap dan mendesaknya.

William, "............."

Dia merasakan Hansen yang emosional ini tidak bisa mendengarkan segala perkataan di saat ini.

Jadinya William berdiri, bersama Hansen berjalan menuju ruang kerja.

Barusan mau membuka pintu ruang kerja, terlihat Vania yang terkejut membalikkan tubuhnya.

William mengerut keningnya, menatap ke punggung Vania yang tinggi.

Hansen tidak mempunyai waktu mempeduli Vania, mendorong William.

William mengigit bibirnya yang tipis, juga tidak menegur Vania, bersama Hansen turun ke lantai bawah, berjalan menuju ke depan.

Di lantai dua Vania melihat mereka berjalan keluar, akhirnya melompat kegirangan ditempat tadi dengan hati yang tidak terkontrol.

Tong tong tong....................

Lorong jalan terdengar suara tong tong, Gerald keluar dari ruang kerja sebelah, dia melihat Vania yang berlompat kegirangan, teriak tanpa suara.

Pandangan mata yang mencurigakan, Gerald berjalan menuju luar, melihat ke Vania, "Vania........."

"Ya..........."

Mendegar suara Gerald, Vania berhenti, melihat ke arah Gerald, melihat Gerald, dengan tidak terkontrol mengeluarkan suara yang besar, kegirangan berlari menuju ke Gerald.

Mata Gerald berdenyutan.

"Papa."

Vania bergegas ke pelukan Gerald, seperti koala tergantung di pohon, tertawa hehe terus.

Gerald memberhentikannya, sekujur badan tidak tertahan mundur 2 langkah kebelakang, mengerutkan alisnya, dengan heran melihat ke Vania yang tertawa tidak hentinya.

"Papa, ucapkan selamat padaku! aku sangat gembira!"

Vania bicara didalam pelukan Gerald.

Suasana di lorong jalan menarik perhatian Louis.

Louis keluar dari kamar tidurnya, dengan heran melihat ayah anak dilorong jalan, "Kalian lagi ngapain?"

"Mama"

Vania keluar dari pelukan Gerald, berlari ke pelukan Louis, merangkul leher Louis.

Louis menepuk punggungnya pelan-pelan, dengan heran melihat Vania, "kenapa kamu? hal apa yang membuat kamu gembira?"

Dua tangan Vania tergantung di leher Louis, tertawa hingga dua mata terlihat lurus jadi satu garis, "Mama, sekarang aku kejar Bintang, kamu harus menyetujui ya."

Mendengar Vania menyebutkan nama Bintang, muka Louis berubah, memandang ke Vania dengan pandangan mata yang dingin.

"Mama, Kamu jangan marah, Kamu mendengarkan aku dulu." Vania bicara seperti bersalah.

Louis tiada bicara, menatap dia, tiada bicara.

Vania bicara dengan mulut terbuka, "Ternyata hubungan Ellen dan Bintang bukan hubungan cinta."

Louis mengerut alis, heran.

"Tadi aku kedengaran dari perkataan Kakek kepada kakak ketiga, Ellen lagi ngambek sama kakak ketigaku, baru mencari Bintang untuk melakukan sandiwara ini. Sebenarnya mereka tidak lagi pacaran."

Vania bicara senang.

"....... ngambek? kenapa Ellen ngambek dengan kakak ketigamu, perlu Bintang berpura-pura sebagai pacarnya?"Louis tidak mengerti.

"Hehe.."Vania tertawa, "Aku dengar dari kakak ketiga. kakak ketiga bilang, Ellen menyukai seorang lelaki yang lebih tua 12 tahun dari dia, Ellen sayang berat terhadap lelaki itu, mencari masalah dengan kakak ketiga terus."

"Ha? Ellen menyukai lelaki yang lebih tua 12 tahun?"Louis terkejut.

Gerald membalikkan tatapannya dengan terkejut juga.

"Ya."Vania sangat senang, tersenyum, "Kakak ketiga bilang Ellen dengan lelaki itu adalah cinta sejati, tidak akan menikah kalau bukan dia. Lucu sekali, apakah Ellen belajar sampai gila, Lelaki berumur 30 tahun apa kelebihannya, mencari masalah dengan kakak ketiga, tidak tahu malu!"

Louis menghelakan nafas, memegang tangan Vania, "Beginikah kakak ketiga kamu bicara?"

"Tidak salah. Kakek marah sekali mendengarkannya. Dengan cemas bersama kakak ketiga pergi ke villa sana, katanya mau berbincang dengan Ellen. Cih, ada apa perlu dibincangkan, dia ingin menikah dengan siapa urusan dia."Vania bicara.

"Kakekmu ke tempat kakak ketigamu?"Louis bicara dengan pandangan menuju ke pintu bawah.

"Sudah pergi."Vania mengangguk, "Mama, sekarang kamu setuju aku bersama Bintang?"

Louis,".........."melihat ke Vania.

"Mama, sekarang kamu masih tidak menyetujui aku mengejar Bintang, aku tidak mengerti. Sebelumnya kamu merasakan aku terlibat ke dalam hubungan mereka berdua. Sekarang kamu sudah tahu mereka tidak ada hubungan, aku suka Bintang, aku mau megejarnya, apakah tidak boleh?"

Vania menatap kepada Louis.

Louis menghelakan nafas, "Kamu pasti ya, Ellen bersama......"

"Aku pasti, sangat pasti, seratus persen pasti!" Vania menaikkan tiga jari dan bicara.

".......kalau begitu baguslah. Kamu mengejar apa yang kamu sukai."Louis menghelakan nafas dan bicara.

"Yeh......"Vania sangat gembira memeluk ke Louis,"Mama, aku cinta kamu."

Louis menaikkan alis, dengan tanpa daya menggerakkan bibir, memeluk Vania dengan lembut.

Pandangan Gerald dan Louis bertepatan, dia mengedipkan mata sekilas.

................

G-TR hitam berlaju di jalan aspal di malam hari.

"William, kamu tidak bertanggung jawab! Umur Ellen begitu kecil, pemikiran masih tidak tenang, tidak bisa tahan godaan, mudah dibohongi lelaki. Tetapi kamu 30 tahun. Aku membawa Ellen kepada kamu, menyangka kamu bisa mengurusnya dengan baik, melihat umurmu yang lebih tua, bisa memberi arahan kepadanya, tidak membiarkan dia menuju jalan salah? sekarang? Kamu membiarkan Ellen di jalan yang sesat, kamu biarkan dia di jalan yang salah! Kamu tidak pantas jadi paman ketiga Ellen?"

Hmmm.

Kata-kata ini, dari mulai William naik ke mobilnya, terus tidak berhenti.

William menahan alis, mobil melaju pelan di arus jalan.

“Ellen begitu lincah, lelaki yang mana tidak suka padanya? Lelaki tua melihat Ellen begitu muda, cantik, polos, mudah dibohongi? Aku terpikir Ellen bersama lelaki tua, hati aku tidak senang, aku harus memisahkannya!"

Hansen menghela nafas besar, sewaktu berbicara, menggosok-gosok dadanya, benar-benar tidak habis pikir.

William, "..............." tanpa sengaja dipukul beberapa kali!

"Ya, lelaki tua itu, siapa? aku kenal?"

Setelah melepaskan amarahnya, baru ingat menanyakan informasi lelaki itu.

William melihat Hansen lewat spion mobil, didalam hati bicara : ‘Jauh di hati dekat dimata.’

"Aku tanya kamu? Siapa?" Hansen menatap ke William dan bicara.

Sesaat ini, melihat William dari sisi manapun, dia juga akan marah.

Dia merasakan, Ellen sekarang seperti ini, semua tangung jawab William! (Ellen : Kakek buyut, seratus persen! seseorang masih berani nakal?Ellen menjulurkan lidah.)

"Kamu mau ngapain?"William mengerut alis.

"aku mau apa? aku ingin tahu siapa orang yang berbuat jahat terhadap gadis kecil polos!"

Hansen bicara dengan marah.

William, ".................."dimarahi terus tanpa berhenti.

"aku tidak boleh memberitahu kamu.” William bicara.

Hansen tertegun, menatap otak belakang William. "kamu lagi melindungi lelaki tua itu?

"Aku berjanji dengan Ellen, tidak boleh memberitahu siapapun.” William bicara serius.

"Ellen tidak mengerti, kamu juga tidak mengerti?" kepala Hansen keluar asap.

William sedikit diam, bicara, "Kakek, apakah umur begitu penting? Asal lelaki itu sangat hebat, sayang sepenuhnya terhadap Ellen, begini sudah cukup?"

"Omdo !" (Omong doank)

Hansen menanggapi dengan kata kasar.

William, "................"

"3 tahun satu gap, Ellen bersama lelaki itu sudah gap empat generasi! bisakah melewatinya? komukasi berdua sudah tidak sama, bisakah bahagia? sekarang mereka bagaikan madu, mata mereka tertutup dengan kebaikan masing-masing, mereka sudah buta. Tinggal menunggu waktu, masalah akan satu persatu muncul. Sewaktu itu apakah Ellen dan dia masih bisa bersama? Jadi harus sekarang, memisahkan Ellen dan lelaki itu, jangan bertahan. Yang terluka pasti Ellen."

Sehabis Hansen bicara, beberapa saat tidak mendengarkan William bicara.

Mengerutkan alisnya, melihat ke depan, melihat William dari spion mobil, melihat alis matanya berkerut, dengan pemikiran yang dalam.

Hansen menggerakkan mulutnya, anak bodoh apakah ini mendengarkan dia berbicara?

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu