Hanya Kamu Hidupku - Bab 508 Paman Sumi, Gendong Aku!

Tampak jelas, semalaman ini, keduanya tidak tidur dengan nyenyak.

Keesokan harinya mereka muncul di hadapan Samir dan yang lainnya dengan sepasang mata panda yang mencurigakan.

Melihat keadaan ini, bagaimana mungkin Samir dan lainnya sebagai teman baiknya, tidak bisa melihat ini?

Jadi.

Samir tersenyum jahat kepada mereka berdua, dan berkata, “Apakah semalam kalian tidur nyenyak?”

Ekspresi Sumi sangat tenang setenang air, tapi Pani merasa sangat malu.

“Lumayan.” ucap Sumi.

“Yoo~~”Frans menyipitkan mata menatap Pani yang wajahnya memerah seperti pantat monyet, dan bersiul dengan lembut.

Pani mengerutkan bibirnya dan menatap Frans.

Frans tersenyum jahat, bahkan menyenggol bahu Ethan yang berada di sampingnya dengan keras.

Biasanya Ethan tidak pendendam, tapi begitu dia dendam dia akan mengingatnya seumur hidup.

Semalam Frans mengatakan dia, “Introvert”, dia masih belum melupakannya.

Pada saat ini, Frans menyenggol dirinya seolah mengerti maksudnya, tapi Ethan tidak mengindahkannya, dan berkata dengan dingin kepada Frans, “Apakah aku sangat akrab denganmu?”

Frans sudah terbiasa dengan temperamen aneh Ethan.

Terkadang sangat murah hati, dan terkadang sangat pendendam.

Sikap Ethan seperti ini, sesuai dengan perkiraan Frans.

Jadi setelah mendengar apa yang dikatakan Ethan, Frans tidak mengubah ekspresinya, memandang Ethan seperti biasa, dan tersenyum jahat menatap Sumi dan Pani.

Pani tidak mengerti bagaimana orang-orang ini berhubungan, melihat Frans seperti ini, dirinya berpikir, Frans benar-benar tidak tahu malu!

“Kak Sumi, kalian sudah bangun.”

Yuki datang dari belakang Sumi dan Pani dengan membawa perasaan gembira.

Sumi dan Pani pada saat yang sama menoleh ke belakang.

Melihat Yuki dan lainnya menghampiri, dan di belakangnya ada Linsan dan Tanjing yang bergandengan tangan.

Pani melirik Linsan, dia tidak mengabaikan tatapan Linsan menatap Sumi, lalu alisnya sedikit bergerak, dan Pani diam-diam menarik tatapannya kembali.

Ekspresi Sumi selalu lembut. Ketika Yuki dan ketiganya datang, ekspresinya tetap sama, “Kalian bangun pagi sekali.”

Yuki yang berdiri di depan Linsan dan Tanjing berkata, “Datang keluar untuk berlibur, bagaimana mungkin menghabiskan waktu untuk tidur. Oh iya, kak Sumi, kalian hari ini ada rencana apa? Apakah kita boleh ikut bersama dengan kalian? Lagipula semakin banyak orang akan semakin menyenangkan.”

Ketika Yuki mengatakan ini, matanya menatap wajah Frans dan lainnya dengan tatapan aneh.

Frans si“Master cinta”, bagaimana mungkin dia tidak mengerti maksud “Mendalam”dari tatapan Yuki, ketika dilihat olehnya, dirinya juga menggerakkan alisnya yang “Jantan”kepada Yuki.

Ethan sama sekali tidak memperhatikan Yuki.

Samir seorang sutradara hebat, “Rubah”licik seperti apa yang tidak pernah ditemuinya?

Yuki yang seperti ini, setiap kali dia syuting pasti akan menemui orang seperti ini sebanyak 3-6 orang, sejak awal sudah “Digoda”hingga mati rasa.

Jadi sekalipun Samir menyadarinya, dia juga tidak akan mengabaikannya.

Yuki melewati Ethan dan Samir, lalu tersenyum kepada Frans.

Sumi memandang Pani, “Kali ini kami khusus menemanimu, kamu ingin pergi kemana, maka kami akan menemanimu pergi.”

Pani menatapnya dengan wajahnya yang memerah, “Kamu yang mengatakan ingin membawaku kemari, aku tidak memiliki rencana apa pun, dan tidak tahu dimana ada tempat bermain yang bagus.”

“Bagaimana ini? Aku juga tidak ada.” ucap Sumi dengan lembut.

Pani melototinya, menunjukkan ekspresi “Apa gunanya memerlukan dirimu”.

Semua maksud Yuki kepada Frans dieskpresikan dengan “Saling memainkan alis mata”, dia juga tidak mendengar apa yang dikatakan Sumi dan Pani.

Dia tidak mendengarnya, tapi ada orang yang mendengarnya.

Linsan dan Tanjing menatap Sumi.

Ekspresi seseorang dapat disamarkan, tapi cara dia memandang seseorang tidak bisa menipu mereka.

Ketika Sumi menatap Pani, baik dari ekspresi dan tatapan matanya, terukir kata: Lembut!

Percakapan singkat keduanya, tidak lain adalah cara untuk menggoda dan menunjukkan kasih sayang?

Linsan menegangkan ujung jarinya.

Sumi tersenyum memandang Pani, lalu memandang Yuki yang memikirkan Frans dan berkata dengan santai, “Kalian sebelumnya sudah membuat rencana, dan kali ini ingin pergi bermain kemana?”

Yuki memandang Frans dan menggigit bibir bawahnya, lalu memalingkan tatapannya dengan senyum menawan, menatap Sumi dan berkata, “Kami belum……”

“Kami berencana melihat pertunjukan menyanyi dan tarian tradisional. Namun ada banyak orang yang melihat pertunjukkan itu, harus membeli tiketnya terlebih dahulu, kami bertiga sebelum datang kemari sudah membeli tiketnya.”

Tidak menunggu Yuki selesai berbicara, Linsan tersenyum dan menggandeng tangan Tanjing, lalu menatap Sumi dan berkata, “Bagaimana ini? Takutnya tidak bisa bersama.”

Baik Yuki dan Tanjing menatap Linsan dengan heran.

Linsan tersenyum kepada Yuki dan Tanjing, “Aku dengar jam 9 pagi sudah mulai, kami sekarang akan kembali ke kamar untuk berberes sebentar, lalu bersiap-siap untuk keluar.”

Linsan mengatakannya sambil memandang Sumi, “Sumi, kalian bermainlah dengan gembira, lagipula kalian juga tidak segera kembali ke Kota Tong, beberapa hari ke depannya kita bisa bermain bersama.”

“Karena kalian sudah merencanakannya, tidak perlu membatalkannya demi kami.” ucap Sumi.

“Linsan……”

Yuki mengerutkan kening, menatap Linsan dengan tidak mengerti.

Linsan menyipitkan mata, mengulurkan tangan menarik Yuki, lalu menatap Pani dengan dalam, sambil melirik Ethan dan lainnya, tapi ketika Yuki dan Tanjing berbalik, mereka tidak melihat Sumi lagi.

Linsan dan lainnya meninggalkan taman di lantai tiga, Sumi memandang Pani, “Bagaimana?”

Pani akhirnya melihat ke arah di mana Linsan dan ketiganya pergi, lalu tersenyum menyeringai, memandang Sumi dengan tatapan berbinar, “Aku sudah memutuskannya, mari kita mendaki!”

Samir menepuk dahinya, “Anj*r!”

Ethan dan Frans mengerutkan kening, memandang Pani dengan tatapan penuh dengan kebencian.

“Terserah kamu!”Sumi tampak sangat senang.

Pani tertawa menatap Samir dan ketiganya, “Kakak-kakak sekalian, kalian sendiri yang mengatakannya, datang untuk menemaniku bermain, kalian sekarang tidak boleh ingkar janji, kalau tidak ketulusan kalian akan berkurang!”

“GOD!”Samir memegang lengan Frans dan tidak tahan memukul dahinya.

Frans juga kesal, dan menendangnya pergi.

Ketika Pani melihatnya, bukannya merasa kecewa, dia menjadi lebih bersemangat!

Ketika dia tidak mengenal orang-orang ini, Pani merasa mereka dingin dan sulit untuk didekati.

Tapi setelah berteman, Pani menyadari, sebenarnya cukup …… menyenangkan! (Frans dan Ethan menunjukkan ekspresi tidak bisa menerima kata “menyenangkan”!)

……

Fakta membuktikan keputusan untuk mendaki gunung selama musim panas adalah keputusan yang “Berbahaya dan tidak menguntungkan”!

Mendaki tangga batu yang lebih dari 10.000 anak tangga tidak menyenangkan!

Terutama di suhu sekitar 38 derajat.

Setelah mendaki sekitar 1/3 perjalanan, untuk beberapa orang yang terpaksa mendaki gunung, wajah mereka tidak memerah dan mereka merasa bisa mendaki ke puncak gunung dengan satu tarikan nafas.

Dan gadis muda yang mengusulkan untuk mendaki gunung, merasa kelelahan dan hanya bisa mengandalkan Sumi menyeretnya selangkah demi selangkah seperti siput.

Frans dan Samir yang melihatnya tertawa, bahkan mungkin ingin menertawakannya: Bukankah ingin mendaki? Sekarang sudah kapok, kan!

“Paman Sumi, kamu lempar aku ke bawah saja, aku tidak ingin mendaki lagi, aku ingin mati!” ucap Pani menangis memandang Sumi.

Sumi menoleh melototinya, “Apakah mulutmu sudah tidak bisa mengatakan kata-kata baik?”

Pani mengerutkan bibirnya, “Aku lelah!”

Sumi mengerutkan bibir tipisnya dan menatap wajah kecil Pani yang berkeringat, “Benar-benar lelah?”

“Ya.” Pani mengangguk dengan polos.

Tidak bisa mendaki selangkah pun?” ucap Sumi.

“Iya.”Pani mengangguk dengan keras.

Sumi menatapnya.

Ketika Pani mengira adegan aktor pemeran utama di drama akan menggendong wanita pemeran utama tanpa mengatakan sepatah kata pun akan muncul.

“Aku tidak percaya itu!” ucap Sumi sangat serius.

whaaaaaat?!

Pani berpikir ada masalah dengan telinganya dan menatap Sumi dengan mata lebar.

“Haahaha……”

Samir tertawa terbahak-bahak dan duduk di tangga.

Pani memandang Samir yang tertawa dengan tidak sopan, dia menyadari dirinya tidak salah dengar, Pani terkejut, menggertakkan giginya dan menatap Sumi, “Benar-benar membosankan!”

Pani menarik tangannya dengan marah, menyalakan kembali semangat juangnya, dan terus mendaki dengan penuh semangat!

“Hahahaha……Sumi si tua, aku benar-benar speechless!”

Samir tersenyum dan mengacungkan jempol pada Sumi.

Sumi juga mengerutkan bibir tipisnya, matanya yang jernih memancarkan senyuman, khawatir dengan Pani, dirinya buru-buru melangkah mengikutinya.

Frans menyipitkan mata tajamnya memandang tangga yang panjang, lalu menggelengkan kepala dan mendesah, “Jalannya sangat panjang!”

Frans mengikuti dari belakang.

Ketika Ethan melewati Samir yang masih duduk di tanah, dia sengaja berhenti, kemudian dengan tegas menyatakan “Ketidaksukaannya”pada Samir dengan tatapannya, lalu ikut mendaki.

Samir menyeringai, bangkit dan bergegas mengikuti Ethan, “Ethan, tanahnya tidak kotor, kamu lihat, tubuhku tidak ada debu sama sekali.”

Ethan menyipitkan matanya, Samir meletakkan tangannya yang ternoda oleh debu di pundaknya, wajahnya yang tampan berubah menjadi hitam, dia menggertakkan giginya dengan tiba-tiba, dan berteriak, “Sebelum aku memukulmu menjadi kotoran, menjauh dariku!”

“Ethan, pernahkah kamu berpikir, kamu memukulku menjadi kotoran, lalu aku menempel di tubuhmu, begitu bukankah lebih menjijikkan?”Samir berpikir dengan serius, menatap Ethan dari samping yang ingin membunuhnya, dirinya ingin terus membahas masalah ini dengannya.

Ethan tidak tahan, dan menamparnya.

Ketika kepala Samir dipukul, kepalanya tidak balik untuk waktu yang lama.

Ekspresi Ethan menjadi kusam, dan melangkah maju ke depan.

Kali ini, giliran Frans yang sudah memanjat jauh, berdiri di tangga, mengangkat bahu dengan gembira melihat penampilan buruk Samir.

Tidak usah dipikirkan, Ethan yang memiliki sifat seperti itu, apakah dia orang yang bisa kamu ganggu? Mampus!

……

Ketika mendaki sampai 3/4, Pani sepenuhnya menyerah, dia memeluk Sumi dan menolak untuk melangkah maju.

Jangankan dia, Ethan dan lainnya juga terengah-engah.

Terutama karena sinar matahari yang terlalu panas!

Sumi membantu Pani menyeka keringat di dahinya, melihat dia benar-benar tidak bertenaga, Sumi merangkul pundaknya, dan membuatnya berdiri tegak, sambil berjongkok di depannya, “Ayo.”

Ketika Ethan dan lainnya melihatnya, ketiga orang itu mengangkat alis mereka.

Bukankah ini menyerah?

Pani menatap punggung lebar Sumi selama beberapa detik, lalu berjongkok dengan gembira dan memeluk lehernya dengan erat.

Sumi menoleh dan melirik Pani, lalu tersenyum menyeringai dan menggendong orang di punggungnya tanpa mengeluh, dan berbalik melangkah ke depan.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu