Hanya Kamu Hidupku - Bab 632 Terlalu Manis

Pani tidak tahu bagaimana cara dia melakukannya. Jelas-jelas sangat menyeramkan, tetapi mulutnya yang terluka tidak terasa sakit, pikiran dan hatinya pun merasa pusing dan lemas.

Pandangan Pani terasa kabur dan tanpa sadar mengangkat tangannya dan meraih leher Sumi.

Sumi menunjukkan tatapan mengejutkannya sambil tersenyum. Lalu, dia membelai telinga Pani dan berkata dengan suara serak : “ Pani, walau bagaimanapun aku tetap menyukaimu. ”

Pani tiba-tiba seperti sedang meneguk sesuap madu yang sangat manis sehingga tubuhnya pun merinding, tetapi... dia sangat menyukai perasaan seperti ini.

Pani mengedipkan matanya dan berinisiatif untuk menciumnya.

Jika bukan karena Snow yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka, mungkin mereka berdua sudah saling berciuman.

“ Ah... ”

Ketika Snow melihat adegan itu, dia sangat terkejut dan langsung menutupi matanya, lalu berbalik dan berkata : “ Aku tidak melihat apa-apa. ”

Pikiran Pani sudah melayang.

Mendengar suara Snow yang yang terbata-bata.

Sumi tetap terlihat tenang. Dia mematuk bibir Pani dua kali, lalu menyeka kelembapan di bibir Pani dengan ibu jarinya. Kemudian, dia duduk tegak dengan tenang, lalu berbalik melihat ke Snow yang gemetaran dan berkata : “ Kamu datang pada waktu yang tepat. Kemarilah, ada yang perlu aku tanyakan padamu. ”

“ Ha? ” Snow bergegas menoleh ke Sumi, wajahnya tampak tersipu malu dan kemudian dia bertanya : “ Ada yang perlu kamu tanyakan padaku? Apa? ”

Sumi terlihat tenang dan tidak peduli apakah Snow berbalik atau tidak, lalu berkata : “ Apakah kamu dan Tanjing yang membawa Pani ke rumah sakit kemarin? ”

“ Iya, aku dan idolaku. ” Tidak tahu kenapa, Snow merasa sedikit takut pada Sumi.

Sebenarnya, Sumi adalah orang yang lemah lembut dan tidak agresif, tetapi Snow hanya merasa takut.

Yah, mungkin karena dia pernah melakukan hal buruk terhadap Pani.

Dia selalu khawatir dia akan membalas dendam ketika dia mengingatnya kembali!

“ Apakah kamu dan Tanjing berada di lokasi kejadian ketika Pani mengalami kecelakaan? ” Ada cahaya yang melewati mata Sumi.

Snow mengangkat bahunya dan secara perlahan berbalik. Pertama-tama, dia melirik ke ranjang rumah sakit dengan hari-hati, lalu menatap Pani dengan tatapan dalam dan kemudian menatap Sumi dengan cemas dan berkata : “ Pada saat itu, situasinya sangat mendesak. Aku tidak ada kontakmu sehingga tidak bisa menghubungimu. Aku sangat kebingungan, aku juga tidak kepikiran untuk menghubungi ibuku dan memintanya untuk menghubungimu. Dan aku hanya memiliki nomor idolaku di ponselku, jadi aku menghubunginya untuk meminta bantuan. Setelah itu, idolaku pun bergegas datang. ”

“ Baik. ” Sumi menatapnya dan berkata : “ Kemarilah. ”

Snow mengatupkan bibirnya, lalu menundukkan kepalanya dan bergerak perlahan menyampirinya. Kemudian dia berdiri di depan Sumi seperti seorang anak taman kanak-kanak yang dihukum berdiri.

Sumi melirik Snow dan kemudian menatap Pani.

Pani menatapnya kembali dan sedikit berkedip.

Sumi menyipitkan matanya dan bertanya : “ Apakah ada yang ingin kamu katakan padaku? ”

Ada!

Pani berkata di dalam hatinya.

“ Apakah kamu ingin mengatakannya sekarang atau menunggu sampai cederamu membaik? ” Sumi berkata dengan suara rendah.

Pani mengedipkan matanya dua kali, menyipit ke arah Snow yang berdiri di sampingnya, tertegun sejenak dan kemudian berkata : “ Aku lapar. ”

Sumi dan Snow, “... ”

“ Belikan aku sedikit makanan. ”

Pani menatap Sumi.

Sumi menatapnya dengan tatapan dalam dan bertanya : “ Kamu ingin aku pergi untuk membelinya untukmu? ”

“ Iya... ” Pani mengangguk.

Sumi memandang Pani.

Beberapa saat kemudian, dia berkata : “ Baik. ”

Kemudian, Sumi bangkit dan berjalan keluar ruang pasien.

Snow memiringkan kepalanya dan melihat Sumi yang berjalan keluar dari ruang pasien.

Detik berikutnya.

Snow memegangi dadanya dan merasa lega. Lalu, dia berjalan ke kursi di samping ranjang rumah sakit.

Pani menatapnya dan berkata : “ Mengapa kamu takut padanya? ”

“ Tentu saja karena kamu. ” Snow menjawab.

“ Karena kamu pernah mencoba untuk mengambil foto telanjangku? ” Tanya Pani.

Snow, “... ” Hal yang dikira yang bermartabat pada saat itu, tetapi sekarang jika mengingatnya kembali, benar-benar sangat memalukan!

Pani menarik sudut mulutnya dan berkata : “ Kamu tidak perlu takut padanya lagi. Kita sudah impas. ”

Snow melototi Pani dan bertanya : “ Impas? ”

“ Iya. Jika kemarin kamu tidak menyelamatkanku, mungkin sekarang aku tidak dapat berbicara denganmu seperti saat ini. Terima kasih. ” Pani berkata dengan tulus.

Wajah Snow terasa panas dan pantatnya bergerak-gerak di kursi, lalu berkata : “ Aku hanya melihat ketidakadilan. Itu bukanlah hal besar. Bahkan jika itu adalah orang lain, aku juga akan melakukan hal yang sama. ”

Mendengar perkataan Snow.

Pani sekali lagi merasa bahwa gadis kecil ini lebih dewasa dari yang dia bayangkan.

“ Kak Pani. ” Snow memajukan kursinya sambil mengerutkan wajahnya dan berkata : “ Apakah kamu benar-benar ingin berteman dengan Lin-ember ? ”

Lin-ember ?

Pani menatap Snow dengan cemas dan sedikit tertekan, lalu berkata : “ Kamu sudah mengatakan bahwa dia adalah Lin-ember, bagaimana mungkin aku mau berteman dengannya? ”

“ Nah, sudah kukatakan! ” Snow menepuk ranjang itu dan berkata : “ Dia sangat munafik dan jahat, bahkan jika otakmu sudah tidak dapat berfungsi pun kamu tidak akan memilih untuk berteman dengannya! ”

“ Hei gadis kecil, aku sudah berbaring di tempat tidur dan tidak bisa bangkit, tetapi kamu masih saja berkata seperti itu! ” Pani menatapnya.

Snow tertawa, lalu menyentuh tangan Pani dan berkata : “ Tidak-tidak. ”

Pani juga bukan benar-benar ingin berdebat dengannya. Dia terdiam sejenak dan kemudian berkata : “ Ketika kamu bersama denganku kemarin, berapa banyak hal yang kamu dengar dari pembicaraan kami? ”

“ Semua! ” Snow terlihat bangga.

“... ” Pani memandangnya dan tidak tahu apakah dia harus tertawa atau terdiam.

“ Kak Pani, ternyata kamu tahu bahwa aku diam-diam mengikutimu? ” Snow baru tersadar dan menatap Pani dengan malu.

“ Kamu mengikutinya dengan begitu jelas, sulit bagiku untuk tidak mengetahuinya! ” Pani memalingkan matanya.

“ Haha. ” Snow mengelus telinganya dan tertawa.

Pani memandangnya sambil mengerutkan keningnya dan berkata : “ Kemarin ketika ketiga pria itu menyerangku dan aku membuang tasku, apakah kamu melihatnya? ”

“ Aku telah pergi dengan idolaku untuk mencarinya kemarin, tetapi kami tidak menemukannya. Mungkin telah diambil oleh orang yang lewat. ” Snow menggelengkan kepalanya.

Diambil?

Pani mengerutkan bibirnya.

Rekaman suara di ponsel ada di dalam tasnya. Bahkan sekarang tasnya saja tidak dapat ditemukan, apalagi ponselnya.

“ Kak Pani. ”

Snow tiba-tiba memegang tangan Pani dan berkata dengan serius.

Pani menatap Snow dan berkata : “ Kenapa? ”

“ Aku curiga bahwa pria-pria yang memukulimu kemarin adalah ide dari Lin-ember. ” Snow berkata dengan suara rendah.

Pani sedikit terkejut, “ Mengapa kamu bisa merasa bahwa itu ada ulah Linsan? ”

“ Lin-ember ! ” Kata Snow.

“... ”

“ Di hadapanku, namanya Lin-ember ! ”

“... ” Pani berkata, “ Baik, Lin-ember. Kalau begitu katakan padaku, kenapa kamu merasa bahwa ini adalah ulah Linsan... Lin-ember ? ”

Snow melihat ke arah pintu, kemudian bangkit dan duduk di samping ranjang rumah sakit, lalu berkata dengan suara rendah : “ Ketika kamu dibawa pergi oleh ketiga pria itu, aku melihatnya menghancurkan ponselmu. Pada saat yang sama, aku juga mendengar dia mengatakan bahwa dia berharap kamu terbunuh. Sangat kejam! ”

“ Kamu mengatakan bahwa Linsan... ”

“ Lin-ember ! ”

“ Dia menghancurkan ponselku? ” Pani mengerutkan keningnya.

“ Iya, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri! ” Snow takut Pani tidak akan mempercayainya, sehingga dia pun mengulanginya “ Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri! Bagaimana mungkin itu palsu? ”

Pani mencubit tangannya sendiri dan cahaya gelombang dimatanya sedikit bergetar.

Sepertinya, Linsan melihat rekaman di ponselnya, jadi dia pun marah dan menghancurkan ponselnya.

“ Oh. ”

Pani menyeringai, lalu menatap Snow dan berkata : “ Nama julukan Lin-ember yang diberikan olehmu ini benar-benar sangat tepat! ”

Jelas-jelas Linsan telah melihat rekamannya, tetapi semalam dia masih menunjukkan perhatiannya di rumah sakit ! Dia benar-benar sangat mengagumi kualitas psikologisnya!

Snow menatap Pani dan berkata : “ Kak Pani, kamu mempercayaiku, bukan? ”

“ Tentu saja! ” Pani menjawabnya dengan yakin.

Jawaban Pani membuat jantung Snow berhenti sejenak. Kemudian dia berkata dengan nada bicara sedikit suram : “ Kamu bahkan tidak memikirkannya dan langsung mempercayaiku. Tetapi ada seseorang yang tidak akan mempercayai apapun yang aku katakan. ”

Seseorang?

Pani berpikir sejenak dan kemudian berkata : “ Apakah yang kamu maksud adalah Tanjing? ”

Snow mengangguk dan berkata : “ Sebenarnya itu juga bukan salah idolaku, karena mereka telah berteman selama bertahun-tahun. Aku baru saja mengenal idola selama beberapa bulan, mungkin belum bisa termasuk temannya. Aku merasa wajar jika idolaku lebih memilih untuk mempercayai Lin-ember. Terlebih lagi... ”

Snow mengangkat bahunya. Semakin dia mengatakannya, semakin dia merasa kesal “ Dia menceritakannya dengan begitu percaya diri dan ekspresi wajahnya juga tidak berubah. Terlebih lagi, dia yang menghubungi Tuan Sumi dan memintanya untuk menyelamatkanmu. Jika dia benar-benar ingin menyakitimu, dia tidak akan menghubungi Tuan Sumi dan memintanya untuk menyelamatkanmu. Aduh.. inilah kecerdasan Lin-ember. ”

Dari perkataan Snow, Pani juga mengetahui bahwa Linsan lah yang memberitahu Sumi bahwa dia telah dipukuli dan memintanya untuk menyelamatkannya.

Pani menurunkan pandangannya dan berkata : “ Snow. ”

“ Ya? ” Snow menundukkan kepalanya dan berkata dengan lemas.

“ Orang-orang yang memukuliku kemarin tidak diperintahkan oleh Lin-ember. ” Pani berkata dengan tenang.

Snow terkejut dan mendongakkan kepalanya untuk menatap Pani, lalu berkata : “ Jika bukan dia, lalu siapa? ”

Pani menarik nafas, lalu berkata : “ Jika aku tidak salah menebak, yang melakukannya seharusnya adalah adik tiriku, Troy. ”

Snow menatap ke sekeliling, lalu berkata : “ Adik tirimu meminta orang untuk memukulimu? Seberapa dia membencimu sampai dia tega melakukannya? ”

Pani tidak memberitahu Snow tentang masalahnya dan hanya berkata : “ Tidak terlalu berlebihan untuk mengatakan bahwa dia sangat membenciku sampai mendarah daging. Tetapi setelah melewati masalah kemarin, aku mendapatkan pemahaman baru tentangnya. ”

Meskipun dia adalah adik tiri, tetapi itu juga merupakan adik dan mereka adalah satu keluarga.

Sebagai seorang adik, bagaimana bisa dia meminta orang untuk memukuli kakaknya sampai separah ini. Apakah dia tidak memiliki rasa kemanusiaan?!

Pani menatap Snow yang terkejut, dia pun berkata : “ Dulu aku mengira bahwa dia hanya lancang dalam ucapannya, tetapi sebenarnya dia adalah seorang penakut dan tidak akan berani melakukan apapun terhadapku. Tetapi sepertinya aku telah salah menilainya! ”

Snow menatap Pani dengan tatapan yang rumit.

“ Jangan melihatku seperti ini, aku tidak suka dikasihani. ” Pani mengerutkan keningnya.

“... ” Snow segera menurunkan pandangannya dan bergumam : “ Aku hanya bersimpati padamu. Tuan Sumi sangat baik padamu, kamu tidak pantas dikasihani Lin-ember. Hm. ”

“ Aku mendengarnya. ” Pani mengangkat sudut mulutnya.

Snow mengaitkan bibirnya.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu