Hanya Kamu Hidupku - Bab 297 Aku Sudah Iri

Rosa tiba-tiba mengangkat tangannya, dan tiba-tiba melambaikan tangan ke topeng bunga matahari di kepalanya.

Ellen menarik napas dalam-dalam, sebelum tangan Rosa menyentuh tudungnya, dia menangkap pergelangan tangannya, dan memutarnya hingga 120 derajat.

Untungnya dia sering menggendong bayi beberapa tahun ini, tangannya memiliki tenaga yang kuat.

"Ah..."

Rosa segera menjerit kesakitan, wajahnya pucat, dan Ellen juga tidak melepaskannya.

"Kamu gila !" Rosa menatap Ellen dengan marah, " cepat lepaskan!"

Ellen tidak hanya tidak melepaskan, tetapi juga memutarbalikkannya.

"Ah, itu sakit." Rosa menangis, dan satu tangannya bergegas membuka tangan Ellen, "Apakah kamu masih tidak mau melepaskan?"

Ellen menyipitkan matanya, melirik pergelangan tangannya yang memar, dan melirik wajahnya yang pucat,menghelu, dan melepaskan tangannya dengan kuat.

Rosa mundur beberapa langkah, dan ketika dia berhasil seimbangkan tubuhnya dan ingin melihat Ellen, Ellen sudah berjalan keluar dengan langkah besar tanpa melihat ke belakang.

"Ah......"

Rosa berteriak marah, dan mengepalkan pergelangan tangannya yang sakit.

Rosa merasa dirinya dirugikan oleh Ellen, hatinya merasa Ellen tidak gampang, tujuannya tidak murni !

Dan sangat mungkin bahwa tujuannya bukan Hansen, tapi... Wiliam Dilsen !

Siapa suruh dia sekarang tidak mempunyai pasangan !

Di kota Tong tidak tahu berapa banyak wanita yang berpikir keras ingin mendekati dia, bahkan jika mereka tidak bisa menjadi istrinya, bisa menemani dia satu malam itu juga sudah cukup !

Bagaimanapun, identitas seperti itu, dia cukup memiliki hubungan satu malam dengan dia, dan mendapat manfaat darinya, tidak berbicara tentang menjalani kehidupan mewah di masa hidupnya, tetapi untuk kebutuhan sehari-hari tidak perlu dikhawatirkan lagi.

Namun, Rosa merasa bahwa wanita ini muncul di sisi Hansen, yang dia inginkan, tidaklah hanya tidak mengkhawatirkan kebutuhan sehari-hari begitu gampang.

Rosa menatap mata Ellen, menunjukkan rasa jijik dan penghinaan yang kuat !

Masih tidak ngaca, beraninya berpikir untuk mendapatkan kekuasannya, mimpi !

.........

Ellen melangkah keluar dari lapangan, berjalan menuju mobilnya, dan melihat ke belakang, melihat bahwa Rosa tidak mengikutinya, dia melepaskan tudungnya dengan tenang, meletakkannya di kursi belakang, dan duduk di kursi pengemudi.

Mengenakan sabuk pengaman, Ellen meletakkan tangannya di setir, mengingat apa yang baru saja dikatakan Rosa, dan memikirkan niatnya untuk melambaikan tudungnya, matanya yang jelas memunculkan sedikit kemarahan.

Akhirnya, melihat sebentar ke arah lapangan, Ellen menyalakan mobil dan melaju taman kanak-kanak Chunyi.

..........

Club Bintang。

Rosa membooking ruang KTV pribadi, memesan beberapa makanan ringan, dan duduk di ruang KTV dengan Venus, tetapi keduanya tidak membuka lagu.

Lampu di ruang pribadi juga sengaja diturunkan oleh Rosa, sangat gelap, dan lampu hijau muda di layar LCD dicetak pada wajah kedua orang yang tidak jelas.

Venus memandang pintu dengan tenang, dan suara yang dikeluarnya lembut, "aku mendengar bahwa empat perempuan keluarga Dilsen memulai bisnis baru-baru ini, sangat sibuk."

Rosa menggosok pergelangan tangannya dan melirik Venus. "Aku belum melihat dia baru-baru ini, mungkin memang sibuk, tapi dia berjanji untuk datang hari ini, pasti akan datang, Mari kita tunggu lagi."

Venus mengangkat alisnya dengan ringan, dan menatap Rosa, melirik ringan ke pergelangan tangannya, "hari ini setelah kamu bertemu Kak Rosa, aku melihat bahwa kamu memegang pergelangan tangan mu terus, apa yang terjadi? Apakah luka?"

"Heh !"

Rosa mendengus pelan, "Aku bertemu dengan seorang wanita jalang yang tidak tahu diri hari ini ! "

"Oh?" Venus menatapnya, " jangan-jangan dia cukup berani untuk melakukan sesuatu pada Kak Rosa?"

“Orang barbar yang kasar dan biadab seperti dia hanya akan menggunakan kekerasan untuk menutupi sifat penghinaannya !” Mata Rosa penuh dengan kekejaman, tetapi dalam kegelapan itu Venus tidak dapat melihat ekspresinya.

Tetapi bisa merasakan kebencian dan kemarahan Rosa !

Ngomong-ngomong, Rosa juga anak orang kaya dari Grup Diamond, Wanita pertama yang terkenal di Kota kota Tong,telah disukai banyak orang sejak kecil.

Diperkirakan begitulah dari kecil sampai besar.pertama kali bertemu seseorang yang berani melakukan sesuatu padanya!

Bukankah harus marah !

Venus mencibir, tetapi wajahnya terkejut dan kasihan, " Kak Rosa, orang seperti apa yang kamu ketemu? coba kulihat."

Venus berkata, bangkit dan pergi ke sofa tempat Rosa duduk.

Pada saat ini, suara pintu kamar KTV yang dibuka, dan suara wanita yang lembut berasal dari luar ruangan KTV.

"Kak Rosa, aku sudah datang, di mana kamu?"

Venus berhenti, kelopak matanya terkulai.

Pada saat yang sama, Rosa berdiri dan menyalakan lampu ruangan KTV, "Vania, kita di sini."

Setelah tiga atau empat detik, pintu didorong terbuka.

Vania masuk dengan sepatu hak tinggi dan berjalan masuk, melihat juga ada Venus, " Kakak Sepupu di sini juga."

Kata "Kakak Sepupu" telah berhasil membuat Venus memuntahkan banyak darah di dalam hatinya!

Mata Venus menyipit, dan bersenyum paksa di wajahnya.

Vania mengenakan rok mini, dan sepasang paha di antara rok dan sepatu botnya yang terlihat licin, dia tidak mengenakan legging.

Tubuh bagian atas juga hanya ditutupi dengan sweater Korea hitam yang bertulisan.

Rambut panjang diikat tinggi, ekornya sedikit melengkung, dan di bawah poninya ada alis yang bertato..

Riasannya juga sangat segar, ini memberikan perasaan muda yang dinamis.

Dibandingkan dengan gaya non-mainstream dan gaya kunonya di tahun-tahun sebelumnya, ini jauh lebih enak dipandang.

Hati Venus sangat jelas, perubahan Vania itu semua demi Bintang Hamid.

Tetapi sayangnya...

Tiba-tiba !

Berpikir demikian, Venus senang lagi.

"Ayo duduk, kita sudah lama tidak berkumpul." Rosa menarik Vania dan Venus, duduk di sofa yang sama.

“Kak Rosa, kamu tidak tahu betapa sibuknya aku akhir-akhir ini.” Vania memeluk lengan Rosa dan bersandar di bahunya seperti seorang adik yang berduka di depan kakaknya.

Rosa menyentuh kepalanya, mengerutkan kening tertekan, dan berkata, "Mengapa kamu harus bekerja keras seperti itu? Apakah kurang pakaian atau makan?"

Venus mengangkat alis,,mengambil piring buah di meja kopi, mengambil sepotong dengan garpu dan menyerahkannya ke mulut Vania.

Vania membuka mulutnya untuk menggigit dan tersenyum pada Venus, "Kak Sepupu, kamu baik sekali."

Mulut Venus berkedut lembut. Tanpa sepatah kata pun, dia mengambil sepotong dan memberikannya kepada Rosa, Rosa menggelengkan kepalanya, dan Venus perlhan-lahan memakan sendiri.

Vania menelan buah itu ke dalam tenggorokan, dan dia merasa tertekan, "Kak Rosa, apakah kamu pikir aku ingin bersusah payah? Itu semua karena Bintang Hamid, dia bilang bahwa aku setiap hari cuman bisa santai."

" Tuan Bintang baru saja berkata, kamu sudah anggap serius?” Rosa menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

Vania merasa tertekan dan suaranya rendah. "Beberapa hal, kecuali aku, tidak ada yang benar-benar mengerti."

Rosa menatapnya, "Vania, apakah Tuan Bintang telah membullymu?".

"Bagaimana dia bisa punya waktu untuk membullyku ? Tinggal bersama perusahaan itu setiap hari, seolah-olah perusahaan itu adalah putranya, setiap saat membawanya kemana-mana! Selama aku memintanya untuk keluar bareng, dia bilang dia sibuk, sangat sibuk ! selalu mencuekku, aku sangat marah! " Vania bersenandung tidak puas.

"Vania, Perusahaan Hamid saja dibangun dua tahun. Itu adalah waktu yang paling sulit, kemarin aku berkompetisi tanah di Menshui, Bintang sangat sibuk sampai tidak punya waktu untuk beristirahat, sekarang Bintang akhirnya memenangkan tanahnya di Menshui, tentu Bintang tidak berani bersantai, dan bersiap berencana untuk menunjukkan balasannya. "

Suara Venus lembut, dan matanya memandang Vania juga lembut, "Jadi Bintang Hamid benar-benar sibuk akhir-akhir ini, kamu salah paham."

"Kamu sudah dengar? Tuan Bintang benar-benar sibuk. Jangan terlalu banyak berpikir," kata Rosa tepat waktu.

Vania membuka matanya lebar-lebar dan menatap lurus ke arah Venus. "Hubungan kakak Sepupu dengan Bintang benar-benar baik. Apa yang dilakukan Bintang, Kakak Sepupunya sangat jelas, Bintang memiliki Kakak Sepupu sepertimu. aku sudah iri ! "

"aku telah bertampil di berbagai negara beberapa waktu yang lalu, dan aku baru kembali beberapa hari ini, aku pergi menemui bibi muda kemarin, dan bibi muda sangat khawatir dengan Bintang Hamid, jadi dia membicarakan tentang situasi Bintang Hamid kepadaku."

Venus berkata, meletakkan piring buah di tangannya, mengulurkan tangannya dan memegang tangan Vania yang berada di kaki Rosa, menatapnya dengan mata jernih, dan berkata sambil tersenyum, "Vania masih memperlakukanku sebagai orang luar? aku melihat, kamu tidak perlu iri pada Bintang Hamid, aku adalah Kakak Sepupu Bintang, dan kamu adalah calon istri Bintang. Segera, jika kamu menikahi Bintang, kamu akan menjadi istri Bintang. Maka aku juga Kakak Sepupumu bukan? "

Mendengar kata-kata Venus, wajah Vania cerah, dan dia memegang tangan Venus. " Ternyata semalam Kakak Sepupu ketemu dengan Tante, melihat aku, memanggilmu Kakak Sepupu terus tetapi masih mengeluarkan kata-kata seperti itu, Kakak Sepupu tidak boleh marah kepada aku ya. "

Venus menertawakan Vania, "Bagaimana mungkin."

“Baiklah, mari kita bernyanyi.” Vania melepaskan tangannya dan bangun untuk bernyanyi.

Rosa bangkit dan mematikan lampu.

Venus duduk tegak di sofa, dan ketika cahaya di ruangan itu gelap, senyum lembut di wajahnya menghilang.

........

Sekitar jam 11 malam, ketika Ellen mandi dan mengenakan jubahnya dari kamar mandi, William sudah mandi dari kamar lain, dan berdiri di depan ambang jendela untuk merokok.

Ellen berjalan mendekat dan melihat beberapa puntung rokok di asbak di ambang jendela, alisnya mengerutkan kening, dia menjinjit kakinya, mengulurkan tangan, dan mengambil rokok yang telah terkubur jauh di bibir William, dan dengan cepat menghancurkannya di asbak.

William mengerutkan keningnya dengan dalam, menatap Ellen.

Ketika Ellen menghancurkan rokok asap dan berbalik, dia menangkap pinggangnya dengan tangannya dan menundukkan kepalanya, menutup bibir Ellen dengan sedikit dendam.

Ellen tertegun di tubuh kecilnya, memperluas mata jernihnya yang indah dan menatap polos ke William.

William bergulir di bibirnya dengan geram,napasnya yang kuat ke wajah Ellen, tidak berkata apa-apa.

Pinggang belakangnya kesejukan, yang membuat Ellen sedikit meluruskan pinggangnya.

Setelah dingin, menjadi panas dan sedikit sakit.

Ellen mengerutkan kening, mengulurkan tangan dan memeluk lehernya, menatapnya dengan mengeluh, "Apakah kamu menganggap rokok sebagai makan malammu? peduli dengan mu kok malah marah !"

William menyipitkan matanya, membawanya ke meja di kamar Ellen, meletakkan Ellen di atas meja, segera memegang dua pergelangan kakinya yang tipis dan menariknya ke depan, membiarkan kakinya melewati pinggangnya. Dan dalam prosesnya, bibir yang dekat tidak pernah lepas.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu