Hanya Kamu Hidupku - Bab 366 Hal Terlucu

Hati Marlin langsung mendingin dan tenggelam ke dalam tulangnya.

Louis dan Ellen yang merasa kaget dengan kata-kata William pun menatapnya dengan eskrepsi terkejut.

Ekspresi William tidak mengalami perubahan yang besar, dia menatap ke Marlin dengan tatapan tenggelem sambil berkata, "Bibi Marlin, saya sebagai generasi kecil juga hanya bisa membantu sampai sini"

"William, William kamu jangan berkata begitu"

Marlin sibuk menggelengkan kepalanya, "Bibi Marlin telah melihat kamu bertumbuh dari anak kecil menjadi dewasa, saya sudah menjadi teman baik ibumu selama puluhan tahun, di dalam hati saya, saya sudah menganggap kamu seperti anak kandungku. Dalam waktu begitu banyak tahun, Bibi Marlin tidak pernah meminta tolong kepada kamu, hanya kali ini saja, kali ini saja, Bibi Marlin minta tolong kamu melepaskan perusahaan Manda"

" Marlin, apa maksud kata-katamu? Apa maksud kamu meminta William melepaskan perusahaan Manda?" Louis merasa sangat bingung.

Marlin menatap ke Louis sambil menahan air matanya, dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan kepada Louis, akhirnya dia hanya bisa menoleh kembali ke William.

"Kalau bukan melihat kakekku dan kakek Manda adalah teman akrab seperti abang adik, ditambah ibuku memiliki hubungan teman baik bersama anda, yang harus dihadapi keluarga Manda sekarang seharusnya tidak hanya kejadian bangkrut"

Melihat jam tangannya yang menunjukkan waktu sudah hampir subuh, William menoleh ke Ellen yang sedang duduk di atas sofa, akhirnya William pun menyerah untuk berkata secara tidak langsung kepada Marlin.

Setelah mendengar William secara tidak langsung mengaku masalah bangkrut perusahaan Manda adalah hasil perbuatannya, Ellen tidak merasa kaget lagi, dia hanya duduk dengan diam dan tidak berbicara.

Di antara keempat orang itu.

Yang paling terkejut dan tidak mengerti tentu saja adalah Louis, dia menoleh ke William dan memanggilnya,

William.........."

William menatap ke Louis dengan tatapan tenang, "Bu, anda tadi berkata perusahaan Manda tidak tahu bersalah kepada siapa. Saya memberi tahu anda secara jujur, mereka bersalah kepada aku!"

"William!" Louis sangat tidak mengerti dan tidak bisa menerima hal ini, "Paman Manda dan Bibi Marlin ada salah apa sama kamu? Sampai kamu tega membuat mereka sampai begitu?"

William berkata dengan dingin, "Mereka kan cuman bangkrut saja, aku malahan merasa hukuman ini terlalu ringan untuk mereka!"

Melihat ekspresi William yang marah, Louis terkejut sampai tidak tahu harus berkata apa.

"William, berkata secara jujur, aku, paman Manda dan nenek Li tidak pernah melakukan apa pun kepada kamu. Apakah kamu sudah lupa seberapa sayang kami kepada kamu waktu kamu masih kecil?" Marlin berkata dengan tangisan.

"Kalau anda berkata begitu, apakah saya boleh menganggap anda merasa menggunakan satu perusahaan Manda untuk menggantikan nyawa anak gadismu itu tidak pantas?" William menatap ke Marlin dengan tatapan tajam.

"Tidak, bukan begitu"

Marlin menggelengkan kepalanya, "Rosa memang ada melakukan banyak hal yang salah, tetapi tujuan dia dari awal sampai sekarang adalah karena dia mencintai kamu, dia ingin menikah dengna kamu! William, apakah kamu boleh melihat Rosa sudah berteman bersamamu sejak kecil, melihat Rosa sudah mencintaimu sejak kecil, kamu memaafkan Rosa untuk satu kali? Asal kamu mau mamaafkannya, Bibi Marlin berjanji kepada kamu, Rosa tidak akan mengulangi kesalahannya lagi!"

"Maksud anda adalah yang salah itu aku?" William berkata.

Marlin menggelengkan kepalanya lagi sambil mengalir air mata, "Rosa dia terlalu keras kepala dan terlalu mencintai kamu, sifat asli dia itu baik. Bibi Marlin percaya setelah kejadian kali ini dia akan sadar diri. William, tidak ada manusia yang tidak akan bersalah"

Untuk percakapan William dan Marlin, orang yang paling jelas dan mengerti tentu saja adalah Ellen.

Sementara Louis sama sekali tidak mengerti apa yang sedang mereka katakan.

Dengan alis mengerut, Louis menarik nafas dan berkata, "Apa yang sedang kalian katakan? Apa yang terjadi? Apa yang Rosa lakukan? Aku sama sekali tidak mengerti!"

Marlin tidak memiliki muka untuk memberi tahu kepada Louis, setelah mendenger pertanyaannya, dia hanya bisa menatap ke William dengan ekspresi yang kasihan.

"4 tahun lalu, Ellen diculik ketika dia mengandung anak kembar, apakah anda sudah melupakan hal itu?" William menatap ke Louis dengan tatapan yang sangat dingin, tentu saja kedinginannya bukan bermaksud kepada Louis.

Pembahasan masalah ini membuat jantung Ellen berdebar dengna kencang lagi, tangannya langsung mengelus perutnya dengan lembut secara refleks.

Louis yang merasa ketakutan juga menoleh ke Ellen sebelum berkata kepada William dengan suara yang serak, "Bagaimana aku bisa melupakannya? Kalau bukan Vania mengabaikan telpon penculik, Ellen dan anak-anak tidak akan berpisah dengan kita begitu lama"

"Anda hanya tahu Vania mengangkat telpon penculik dan mengabaikannya, tetapi anda tidak tahu tujuan penculik itu dari awal sudah bukan merupakan uang, tetapi nyawa!"

William menatap ke Louis dengan tatapan gelap, "Tujuan dia adalah nyawa Ellen dan anak kembarku!"

Mata Louis membesar dan bergetar dengan ketakutan, "Apa maksudmu?"

Sementara ekspresi Marlin sudah sangat pucat dan putih.

Ellen menarik baju di bagian perutnya dengan erat.

William menoleh ke Marlin yang sudah bergemetaran dengan tatapan yang sangat gelap dan dingin, "4 tahun lalu rancangan mengambil nyawa tidak sukses, setelah 4 tahun dia merancang sekali kecelakaan mobil dan sekali penculikan lagi! Bibi Marlin, apakah anda tahu, waktu itu Ellen juga hamil! Kalau bukan Yuhan mengorbankan nyawanya untuk menyelamati Ellen, menurut kamu apa yang terjadi kepada Ellen dan anak di dalam perutnya? Kalau Ellen tidak selamat dari penculikan itu, aku harus bagaimana?"

"Apa, apa..."

Jantung Louis berdebar dengan cepat dan matanya memerah, dia merasa sangat terkejut dan tidak bisa percaya.

Meskipun mata Ellen juga terasa basah, dia tetap mengulurkan tangannya dan memegang tangan Louis secara diam-diam ketika dia melihat tubuh Louis sedang bergetar.

Louis menundukkan kepalanya dan melihat ke tangan Ellen yang putih dan kecil itu, air matanya langsung mengalir, "Aku tidak tahu apa-apa, aku tidak tahu semua ini....."

Sementara Marlin yang sedang menangis dengan sakit hati tiba-tiba berdiri dan berlutut di hadapan Ellen, "Ellen, semua ini adalah salah Rosa, hati nuraninya ditelan oleh keserakahannya. Rosa bersalah kepada kamu dan anak-anakmu! Aku minta tolong, maafkan Rosa kali ini"

Louis memejamkan matnaya dengan sakit hati, "Beberapa tahun ini, aku selalu menganggap Rosa sebagai anak kandungku, bahkan aku ada mencoba untuk membantu dia ketika aku mengetahui dia masih mencintai William. Aku benar-benar sangat bodoh, sangat bodoh!"

Ellen memegang tangan Louis dengan erat dan menatap ke Marlin yang sedang berlutu di depannya sambil menjilat bibirnya, "4 tahun lalu, setelah insiden penculikan itu, aku selalu menghibur diriku di dalam hati, mau seberapa banyak kekejaman dan masalah tidak adil yang terjadi kepada aku, aku tetap tidak boleh melupakan harus berbaik hati dan menjadi gadis yang berlapang dada! Sebenarnya aku tahu diriku tidak sangat berbaik hati dan lapang dada. Tetapi aku hanya bisa terus menghibur diriku dengan cara seperti itu, karena hanya dengan cara begitu aku baru bisa selamatkan diriku dan mejadi baikan tanpa tidak ditelan oleh dendam!"

William menatap ke Ellen dengan tatapan yang dipenuhi oleh sakit hati.

"Ellen, aku meminta tolong, tolong bersikap lapang dada dan melepaskan keluarga kami, melepaskan Rosa untuk kali ini! Aku minta tolong!"

Marlin bahkan mengetuk kepalanya ke lantai di hadapan Ellen.

Ellen menarik nafas dalam sebelum tertawa dengan ringan, "Adegan sekarang ini benaran sangat lucu"

Marlin mengangkat kepalanya dan menatap ke Ellen.

Ellen mata memerah dan terlihat sangat dingin, "Rosa terus mencoba untuk membunuh aku dan anakku, sekarang ibunya malah berlutu di depan hadapanku dan meminta aku untuk memaafkannya. Hal ini adalah hal terlucu yang pernah aku alami!"

Marlin mengigit bibirnya, "Ellen, asal kemarahan kamu bisa berkurang, aku bisa menerima apa yang kamu lakukan kepada aku"

"Mengurangi kemarahan aku?" Ellen tertawa dan menarik nafas, "Kalau tidak begitu saja. Tunggu perusahaan Manda sudah resmi bangkrut, tunggu Rosa sudah berubah dari anak gadis orang kaya menjadi wanita tua yang tidak ada mau peduli dengannya, aku baru melihat apakah kemarahan kalian bisa berkurang pada waktu itu. Kalau bisa, waktu itu kamu baru datang mencari kami lagi, bagaimana?"

"Mau bagaimanapun aku tetap lebih tua dari kalian..."

"Bukan, kalian bukan!" Ellen berkata dengan dingin.

Marlin menghampiri Ellen sambil berlutut dan memeluk kedua kaki Ellen sambil menatap kepada Ellen dengan air mata mengalir, "Ellen, Rosa sudah tahu salah, mengapa kalian tidak mau memaafkan dia untuk sekali saja? Untuk sekali saja!"

"Aku hanya bisa meemaafkan Rosa kalau kakak Yuhan bisa hidup kembali!" Berkata tentang Yuhan, kedinginan Ellen sama sekali tidak kalah dengan William!

Melihat penampilan Ellen yang dingin dan keras kepala, Marlin sudah sadar dia tidak akan bisa membujuk Ellen lagi, sehingga dia pun langsung berputar balik badan dan berlutut ke hadapan Louis dengan ekspresi yang kasihan, "Louis, kamu adalah teman baikku selama puluhan tahun. Dalam waktu begitu banyak tahun, apakah aku pernah meminta tolong kepada kamu? Apakah kamu sudah lupa? Waktu Gerald mengkhianati kamu kemarin, aku yang menemani kamu di masa-masa itu. Waktu kamu melahirkan ketiga anakmu dan tidak sanggup menjaganya, aku yang pindah ke sini dan membantu kamu menjaga mereka! Kita sudah pernah bersama melalui begitu banyak masalah, apakah kamu sudah melupakannya semua?"

Louis melihat ke Marlin dengan wajah yang telah dibasahi air mata, dia merasa sangat sakit hati dan membenci kepadanya, " Marlin, kamu bertanya kepada dirimu saja, kalau misalnya semua masalah ini terjadi di Rosa, apakah kamu bisa memaafkan kami? Aku malahan setuju dengan kata-kata William, hanya membuat perusahaan Manda bangkrut, hukuman ini terlalu ringan!"

"Louis...."

"Kamu jangan membuang tenaga kamu lagi!"

Louis menoleh ke arah samping, "Kalau aku tahu semua masalah ini, malam ini aku tidak akan membawa kamu ke sini! Marlin, aku tidak melupakan semua kata-kata yang kamu ucapkan tadi, sampai sekarang, sampai detik ini, aku tetap menganggap kamu sebagai teman! Karena kamu adalah satu-satu teman seperjuangan aku! Kalau misalnya kalian miskin sampai tidak bisa menjalani hidup nanti, aku tidak akan duduk diam saja juga!"

"..........." Hati Marlin sudah pasrah total, dia menatap ke Louis dengan sedih, "Kamu, apakah kamu menganggap aku itu pengemis?"

Tangan Louis mengerat menjadi sebuah tinju, ekspresinya terlihat dingin dan keras kepala.

"Katanya kita adalah teman terbaik selamanya, haha...." Wajah Marlin masih menggantung air matanya, tetapi tatapan dia terhadap Louis sudah berubah menjadi dipenuhi oleh kebencian, "Louis Birming, hari ini aku baru tahu ternyata kamu adalah orang begini! Kamu sangat munafik dan kejam! Pantas kamu diselingkuhi suamimu, pantas kamu mengasuh anaknya suamimu bersama wanita lain, pantas anak gadismu mati di dalam kandungan..."

Pak---

Suara tamparan yang jelas berdering.

Wajah Marlin ditampar sebelah.

William dan Ellen mengerutkan alisnya dan menatap ke Louis yang marah dengan khawatir.

Air mata Louis terus mengalir, dia menatap ke Marlin dengan tatapan kecewa dan marah, " Marlin, aku, aku benar-benar merasa terkejut kamu bisa mengatakan kata-kata seperti ini.... baik, baik, anggapkan aku buta saja di kehidupan ini, aku salah mencintai pria, salah berteman! Mulai sekarang, aku dan kamu tidak memiliki hubungan apa pun lagi! Kamu keluar sekarang!"

Louis mengatakan tiga kata terakhir dengan tangisan dan emosi yang sangat tinggi dan sakit hati yang sangat ekstrim!

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu