Hanya Kamu Hidupku - Bab 655 Menerkam Dari Kulit Ke Tulang !

William bertindak dengan cepat, dia membuka telapak tangannya dan menutup mata Tino dan Nino.

Tino dan Nino, “……”

Wajah Keyhan yang keren muncul reaksi tidak berdaya, sekarang baru menyadari harus menutup mata anak kecil, bukannya sudah terlalu telat ya ? Bukannya mereka sudah sering berciuman di rumah ya ? Sepertinya juga sudah sering disaksikan oleh kedua anaknya.

Setelah itu sebuah tatapan tajam melirik ke arahnya, Keyhan merinding sejenak dan mengejek di dalam hatinya sendiri, namun tetap saja mengalihkan tatapannya dengan gaya penurut.

Setelah itu tatapannya beralih ke Si Ndut yang sedang duduk di dalam kereta bayi dan sedang menatapnya dengan mata berbinar-binar.

Keyhan mengerut bibir dan berjongkok di samping, tangan kecilnya menutupi mata Si Ndut dengan gerakan lembut.

Si Ndut terbengong untuk beberapa detik, setelah itu mengulurkan tangannya yang gendut dan menangkap jari tangan Keyhan, kemudian terus mengingau untuk protes.

Bola mata Keyhan yang hitam muncul tatapan senyuman secara perlahan-lahan, senyuman tersebut tidak terlalu jelas dan hanya muncul sekilas.

……

Setelah menyelesaikan ciuman ini, wajah Pani langsung memerah karena kekurangan oksigen, matanya yang bulat terus menatap Sumi dengan tatapan lembut.

Sumi memeluk punggungnya dan menatap Pani dengan tatapan penuh kasih sayang.

Apabila melihat gaya mereka pada saat ini, seolah-olah akan berciuman lagi pada detik selanjutnya.

Sekali saja masih mendingan, namun apabila berlangsung lagi, Samoa dan Siera tidak sanggup menyaksikannya lagi.

Samoa membersihkan tenggorokan, lalu menatap Sumi dan Pani dengan tatapan sewajarnya, “Luka di pinggang Pani masih belum sembuh, tidak boleh lama berdiri, Sumi, kamu cepat membawa Pani duduk di sini.””

Setelah mendengar suara Samoa yang muncul secara tiba-tiba, kemerahan yang berada di pipi Pani sudah menyebar hingga ke belakang telinga, saat ini dia baru mengingat kembali bahwa bukan hanya mereka berdua saja yang berada di tempat, kedua mertuanya dan orang lainnya juga sedang menanti.

Pani yang merasa malu dan segan terus menunduk kepalanya.

Barusan Sumi juga melupakan keberadaan Samoa dan beberapa orang lainnya, namun setelah mendengar suara Samoa, dia juga tidak berkenan, saat ini dia menggandeng tangan Pani dengan reaksi yang tenang dan berjalan menghampiri.

Ellen yang melihat adegan tersebut diam-diam berpikir di dalam hati, sekumpulan pria ini benar-benar sangat luar biasa, meskipun berciuman di hadapan keramaian dan teman-temannya, mereka juga tidak berkenan atau merasa segan.

Namun dirinya tidak akan bisa bereaksi tenang seperti mereka !

Setelah Sumi dan Pani berjalan menghampiri, sekumpulan hadirin baru duduk kembali ke tempatnya.

Kado ulang tahun sudah dikirimkan pada sebelumnya, oleh sebab itu juga tidak perlu memberikan lagi untuk kedua kalinya, hal yang terpenting adalah niat hatinya sudah tersampaikan.

“Hari ini ulang tahunnya Pani yang ke dua puluh empat, juga ulang tahun pertama yang kita rayakan bersama. Pada saat yang sama, makna dari malam ini bukan hanya sekedar sebagai ulang tahun, dan juga sebagai hari ketika Sumi melamar Pani. Maknanya luar biasa !” Samoa tersenyum dan berkata.

Pipi Pani masih memerah, namun saat ini dia tetap saja harus mengutarakan sesuatu.

Pani mengambil nafas dan mengangkat kepalanya untuk menatap para hadirin, setelah itu berkata, “Aku tidak pernah merasa ternyata merayakan ulang tahun akan begitu bahagia, terima kasih kalian yang terus menemani aku.”

“Aku tidak setuju lagi kalau bilang masalah terima kasih, kita sekeluarga, wajar saja kalau merayakan ulang tahun bersamamu. Kalau kamu merasa bahagia, kami semua yang ada di tempat akan merayakan ulang tahunmu pada setiap tahunnya.” Samir mengangkat alis kepada Pani dan berkata.

Pani tersenyum, “Paman Samir, jangan begitu cepat berjanji, aku bisa menganggap serius.”

“Janji memang harus menganggap serius.” Samir mengangkat dagu dan berkata.

“Tingkat kepercayaan kata-kata Paman Samir tidak terlalu tinggi, tetapi perjanjianku dijamin dapat dipercaya.” Ellen menatap Pani, lalu tersenyum dan berkata, “Aku menjamin akan merayakan ulang tahunmu pada setiap tahunnya.”

Pani menatap Ellen dengan tatapan terharu, lalu mengisap hidung kepadanya.

Sementara Samir hanya memperlihatkan kepalan tangan kepada Ellen.

Ellen juga mengulurkan lidah kepadanya.

“Pani kecil, asalkan mereka berempat dapat hadir, aku,Frans, tidak akan ketinggalan.” Frans menyandar di sofa dengan gaya malas, dia mengangkat alis kanan dan melirik Pani, setelah itu berkata dengan nada malas.

Tatapan Pani beralih lagi ke tubuh Frans, namun seorang gadis berpakaian merah yang duduk di samping Frans malahan menarik perhatiannya.

Gadis tersebut mengenakan gaun yang berwarna merah, gaun tersebut melekat pada tubuhnya yang putih dan mulus, sehingga menimbulkan tekanan penglihatan yang sangat kuat.

Wajahnya berbentuk oval, alisnya melengkung dengan tinggi, sepasang mata yang berada di bawah alisnya sangat menggodakan, hidungnya sangat mungil, bibir merahnya saling berpaduan dengan gaunnya yang berwarna merah.

Rambutnya setara bahu dan sedikit bergelombang, saat ini dia mengikat rambutnya di belakang kepala, telinga yang berada di bawah rambutnya sedang mengenakan anting pajang berbahan mutiara.

Meskipun dia hanya diam-diam duduk di samping Frans dan tidak melakukan apapun, namun telah memberikan kesan memesonakan kepada semua orang.

Pada saat menatap orang, sepasang matanya yang begitu menggodakan malahan sangat jernih dan bersih, bagaikan bayi yang baru lahir di dunia ini.

Meskipun sangat bertolak belakang, namun malahan dapat berpadu dengan sempurna !

Pani mengedipkan mata sendiri, dia harus mengakui bahwa dirinya memang jatuh di bawah pesona gadis asing tersebut.

Frans langsung mengerut alis ketika melihat Pani yang sedang menatap wanita di sampingnya, seolah-olah merasa tidak senang terhadap tindakan Pani pada saat ini, sehingga dia mengerut bibir dan berkata, “Sudahlah, kalau melotot lagi sudah hampir menembus tubuh orang, jangan menatap lagi !”

Pani, “……”

Apa yang terjadi ?

Pani menatap Ellen dengan tatapan bingung.

Ellen diam-diam tersenyum dan menjawab, “Namanya Elvina, editor supervisor di Yuk Gosip, pacarnya Frans ……”

“Bukan.”

Ellen baru saja selesai berbicara, sudah langsung terdengar suara lembut dari seorang wanita.

Ellen dan Pani beserta semua hadirin menoleh secara serentak.

Pipi Elvina sedikit memerah, matanya yang menggodakan berkedip sekilas, seolah-olah sedang menebar pesona kepada seseorang.

Frans mengerut alis dengan gaya seram dan terus melotot Elvina, “Apanya yang bukan ? Kalau manja lagi percaya tidak aku langsung menerkammu dari kulit ke tulang !”

Elvina mengerut bibir merahnya, lalu melotot Frans dengan tatapan tidak senang, “Faktanya memang bukan.”

Bentuk wajah Elvina sangat cantik dan menawan, ditambah lagi suara yang begitu lembut dan menggodakan, sehingga sudah tergolong wanita yang paling sempurna.

Apabila Elvina berniat untuk menggoda pria, Ellen dan Pani mengakui bahwa mereka pasti akan terkalahkan oleh dirinya.

Frans melirik Elvina dengan tatapan dingin, meskipun hatinya sudah meleleh dalam seketika, namun tetap saja mempertahankan ekspresi dingin di wajahnya.

Dia tidak boleh membuat wanita ini bertindak seenak hati lagi di hadapannya.

Bagaimanapun dia sudah terbiasa untuk membuat orang lain takut terhadapnya, bukan malahan mengabaikan dirinya !

“Jadi, sebenarnya iya atau bukan ?”

Samir menampakkan niatnya yang ingin menyaksikan drama, sehingga menatap Frans dan Elvina dengan tatapan bermain.

Frans langsung membalasnya dengan tatapan tajam.

Samir semakin senang, wajahnya menampakkan tulisan : Minta dihajar !

“Bodoh !” Frans membuka bibir tipisnya dan hanya melontarkan kata tersebut.

Samir terbengong sejenak, setelah itu langsung geram sendiri.

Elvina melirik Samir dan Frans, setelah itu langsung menutup mulut sendiri dengan sadar diri.

Ethan juga langsung menyambung topik pembicaraannya, “Kalau mereka saja sudah menghadiri ulang tahunmu, aku tentu saja juga akan ikut ….”

“Dan aku juga !”

Bobo mengangkat tangan kecilnya dan tersenyum lebar kepada Pani, kemudian berkata dengan nada gembira.

Pani merasa senang ketika melihat Bobo, mulut budak kecil ini terlalu manis, penampilannya juga sangat mungil, kesannya juga sangat lucu apabila melihat dirinya yang berpura-pura bertingkah seperti orang dewasa.

Pani sangat menyukai Bobo, sehingga bercanda dengannya, “Bobo, pakaianmu hari ini tampan sekali, jangan-jangan sengaja berpakaian seperti ini untuk merayakan ulang tahunku ya ?”

“Ayah yang membelikan untukku !”

Bobo lanjut berkata, “Awalnya aku merasa hanya biasa saja, tetapi tante Pani dan tante Ellen merasa tampan, kalau begitu ….”

Bobo menoleh kepala dan menatap Ethan dengan tatapan serius, “Ayah, kelihatannya aku yang salah paham denganmu, kamu benar-benar sudah serius membeli bajuku, aku tidak boleh meremehkan penilaianmu.”

Ethan melirik anaknya dengan tatapan datar, “Jadi aku harus balik berterima kasih padamu ya ?”

Bobo berpikir sejenak dan berkata, “Ayah, aku sedang serius meminta maaf kepadamu, sikapmu seperti ini akan sangat menyakiti perasaanku.”

“Oh.”

“……” Bobo melirik Ethan dengan tatapan tidak berdaya, dia menggerakkan kepala kecil dan mengeluh, “Sudahlah, siapa suruh kamu adalah ayahku.”

Percakapan Ethan dan Bobo membuat hadirin di tempat tertawa terbahak-bahak.

Bahkan Elvina yang terkesan pendiam juga menarik sudut bibir dan menatap Bobo.

“Sudah cukup lihatnya ?”

Suara dingin dari seorang pria muncul di sisi telinganya.

Nafsu tertawa Elvina langsung pudar seketika, dia diam-diam menyimpan tatapannya dan melirik pria di sampingnya.

Frans menatap Elvina dengan tatapan dingin, “Bobo baru empat tahun, umurmu sudah hampir dua puluh enam, usia kalian selisih dua puluhan tahun, kalau Bobo sudah dewasa nanti, kamu sudah menjadi wanita tua yang berumur empat puluhan, menurutmu Bobo akan menyukaimu ?”

Wajah Elvina langsung memerah dan sangat tidak berdaya, “Kamu, kamu sembarangan apanya ? !”

Frans terus menatap wajah Elvina yang telah memerah, sejenak kemudian langsung mengeluh dengan nada sinis.

“Kamu, kamu sudah gila !” Elvina bahkan mengepalkan tangannya karena terlalu emosi.

Pria ini bukan hanya gila, malahan juga kasar dalam berbicara, dia adalah orang jahat yang sakit jiwa !

Dia bahkan mengatakan bahwa dirinya dan Bobo ….”

Dia tidak membawa otaknya untuk berbicara ya ? !

Pada kenyataannya, bukan hanya sekedar Elvina saja yang menganggap Frans sebagai orang gila, semua hadirin di tempat dan bahkan termasuk Frans sendiri, semuanya telah beranggapan bahwa dirinya telah gila !

Ethan melirik Frans dan berkata secara tiba-tiba, “Kamu harus bersyukur karena umur Bobo rumahku lebih kecil dua puluhan tahun daripada kesayanganmu, kalau usia Bobo rumahku setara denganmu, maka sudah tidak ada urusanmu lagi.”

“Ayah, kamu bilang aku kenapa ?”

Bobo sedang menunduk dan menyantap makanan, tiba-tiba mendengar Ethan mengungkit nama sendiri dengan sebutan ‘Bobo rumahku’, sehingga langsung mengangkat kepala kecilnya dan bertanya kepada Ethan.

Ethan dengan jarangnya tidak menyindir Bobo, malahan mengelus kepalanya dengan kasih sayang dan berkata, “Ayah bilang kamu lebih terkenal daripada seseorang.”

Frans, “……”

Terbukti lagi bahwa orang yang pendiam pada biasanya akan sangat mengejutkan apabila mulai beraksi.

“Ayah, penilaianmu bagus sekali, aku bagikan daging ayam untukmu !”

Bobo membagikan daging ayam di piringnya kepada Ethan dengan senang hati.

Ethan melirik daging ayam di piring sendiri beserta beberapa butiran nasi yang melekat di atas, dia hampir saja gila di tempat, “Bobo, kulitmu gatal ya !”

“Aduh ayah, jangan-jangan kamu merasa jijik dengan anak kandung sendiri ya ?” Bobo menatap Ethan dengan tampang sakit hati, namun matanya malahan muncul tatapan degil bagaikan iblis kecil.

Ethan langsung mengambil piring sendiri dan menutupi semua daging ayam beserta nasinya ke dalam piring Bobo.

Pada kali ini, giliran Bobo yang hampir gila di tempat !

Tidak berdaya juga, bagaimanapun pasangan ayah dan anak ini sama-sama mengidap mysophobia.

“Wuaa …….”

Bobo melirik piring sendiri dengan tubuh yang kejang, setelah melirik sekilas pada wajah Ethan, dia bahkan langsung menangis di hadapannya.

Ethan, “……”

Pani tertawa terbahak-bahak apabila melihat interaksi antara Ethan dan Bobo.

Sebenarnya siapa yang tersiksa di antara mereka ? !

Pani melewati acara ulang tahunnya dengan penuh kejutan dan kesenangan.

Acara makan bersama berlangsung hingga dua jam, pada saat tiba di rumah, wajah Pani tetap saja menampakkan senyuman bahagia.

Novel Terkait

The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu