Hanya Kamu Hidupku - Bab 247 Aku Akan Bergaul Lembut Denganmu

Ellen memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam, dan menatap Boromir, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”

Boromir menyipitkan matanya, menatap Ellen dengan menarik.

“Agnes.” Nurima memegang erat tangan Ellen, dan menggelengkan kepalanya dengan gelisah.

Ellen menarik tangannya, memegang lengan Nurima, dan berjalan keluar dari belakangnya, menegakkan punggungnya menatap Boromir, “Aku baru kembali ke keluarga Nie empat tahun yang lalu, dalam empat tahun ini, aku tidak pernah melihatmu, jadi tidak tahu siapa kamu. Kalau kamu ingin bergaul denganku, bukankah kamu seharusnya memperkenalkan dirimu dulu.”

Eldora menatap Ellen dengan mata berlinang, tatapannya penuh kasih sayang.

Boromir tersenyum dingin, “Untuk apa begitu repot, setelah kita bergaul, kamu secara alami akan tahu siapa diriku. Kesinilah, gadis cantik. Aku akan bergaul lembut bersamamu!”

“Tuan Boromir, kan?”

Ellen menatap Boromir.

Boromir sepertinya tidak menyangka Ellen dapat bersikap begitu tenang, dia menatap Ellen dengan tatapan mengejek dan juga sedikit bingung, “Gadis cantik, bukankah tadi kamu bilang tidak kenal denganku?”

“Oh, aku tiba-tiba ingat.”

Ellen bahkan tersenyum padanya.

Boromir menatap wajah Ellen yang mempesona, matanya semakin bersinar.

“Bagaimana kondisi tidur Tuan Boromir beberapa tahun ini?”

Ellen tiba-tiba bertanya.

“......” Boromir mengambil langkah berjalan ke depan Ellen, langsung duduk di meja depan Ellen, ketika kedua kakinya membuka, hampir terkena kaki Ellen.

Boromir memiringkan kepalanya menatap Ellen, “Emangnya gadis cantik belajar medis?”

“Tidak.” Ellen merasa tubuh Nurima semakin bergetar, dia menundukkan matanya, tangan yang merangkul lengan Nurima perlahan-lahan turun menggenggam tangannya, “Ketika berusia lima tahun, aku pernah mengalami kecelakaan mobil, Papaku meninggal, namun aku malah hidup dalam kecelakaan itu.......”

Membicarakan ini, Ellen tiba-tiba mengangkat kepala, matanya yang jernih menatap fokus pada Boromir, “Anehnya, sejak saat itu, mataku bisa melihat sesuatu yang aneh.”

Nurima, “.......”

Sudut mulut Boromir bergetar, mengerutkan kening, tiba-tiba mengulurkan tangannya.

“Bibi tua!”

Di saat ketika Boromir akan menggenggam pergelangan tangannya, Ellen tiba-tiba mengangkat tangannya, menunjuk ke belakang Boromir.

Boromir terkejut, perlahan-lahan memutar kepala melihat ke belakang.

Tidak sampai dua detik, Boromir langsung mengalihkan pandangannya, menatap Ellen dengan ganas, “Gadis cantik, orang yang berpura-pura di depanku, biasanya akan menjadi sengsara.”

“.......” Ellen mengerutkan kening, dan menatap Boromir dengan ekspresi tidak bersalah, suaranya sangat lembut, “Aku tahu, kalian tidak percaya, aku dapat melihatnya. Tetapi aku benar dapat melihat........”

“Bibi sedang berdiri di belakangmu, tangannya mengambil sapu tangan bersulam bunga lotus, mengenakan cheongsam yang indah, rambutnya di sanggul tinggi dan menggunakan jepit rambut berbentuk lotus! Dia seharusnya selalu mengikutimu!”

Ellen mengedipkan matanya, kemudian melihat ke belakang Boromir, “Bibi tua, apa yang kamu katakan tadi?”

Boromir, “.......” Tanpa sadar menegakkan punggungnya.

“Kamu bilang lotus adalah bunga kesukaanmu..... apa? Amir pernah memberimu sapu tangan bersulam bunga lotus, dan kamu selalu menyimpannya...... Bibi, siapa itu Amir?”

Ellen menatap belakang Boromir dengan tatapan kosong, dia berkata dengan nada suara rendah seolah-olah dia benar-benar melayang keluar dari bawah tanah, sangat mengerikan.

Nurima tak menahan diri menggigil.

Mendengar ini, Boromir membuka lebar matanya, dia mengambil kembali tangannya yang ingin menarik tangan Ellen, mengepal, dan menatap Ellen, lalu berkata dengan nada serak, “Amir, dia memberitahumu tentang Amir.......”

“Hehehe.......”

Ellen tiba-tiba tertawa.

Semuanya, “………”

Wajah Boromir menjadi tegang, kedua tangannya mengepal erat, dan menatap fokus pada Ellen.

“Amir pernah bilang, dia paling suka melihatku mengenakan cheongsam, sangat indah.”

Pandangan Ellen tertuju ke satu arah, dan terus berkata.

Jangankan Nurima dan Eldora, bahkan pria-pria yang berada di ruang tamu pun merasa dingin, bulu tangannya merinding, dan satu per satu menatap Ellen.

“Jadi akhirnya hampir semua pakaianku adalah cheongsam, haiks.”

Ellen berkata, lalu menghela nafas, “Betapa baiknya kalau Amir masih seperti Amir yang dulu.”

“Dia masih, dia masih.”

Boromir tiba-tiba berlutut di depan Ellen.

Nurima terkejut dan menarik nafas, menatap Boromir dengan kaget.

Eldora melihat Boromir, dan ketika melihat Ellen, matanya penuh kebingungan.

Ellen tidak melihat Boromir, dia tetap melihat ke satu arah.

“Aku sangat sedih, sangat sedih setiap hari.”

Ellen berkata dengan sedih.

“Mengapa?” Boromir mengangkat matanya menatap Ellen, dan bertanya dengan hati-hati.

Beberapa anak buah Boromir sangat kaget melihatnya seperti begini.

Karena mereka tidak pernah melihat Boromir begitu waspada terhadap seseorang, seolah-olah takut akan menyinggungnya.

Sedangkan Nurima dan Eldora, sama sekali tidak merasa asing.

Dulu di saat Ibunya masih hidup, Boromir selalu begitu hati-hati menghadapi Ibunya, dia akan menuruti apapun yang dia katakan, bahkan tidak pernah berbicara dengan suara keras.

Tetapi orang seperti inilah yang akhirnya mematikannya!

Ellen tiba-tiba tidak berkata, duduk di sana tanpa bergerak, dan tatapannya yang kosong perlahan-lahan dipenuhi depresi, hanya melihat ke satu arah, tidak tertawa dan tidak berbicara.

Dan penampilannya seperti ini, bagaikan ibunya Eldora di saat sebelum meninggal.

Nurima dan Eldora agak terkejut.

Karena mereka tidak menyangka, Ellen dapat meniru ekspresi Ibunya Eldora di saat dia masih hidup, seolah-olah saat ini dirinya bukan Ellen, tetapi ibunya Eldora.

Kalau bukan karena tahu Ellen sama sekali tidak memiliki kemampuan melihat makhluk halus.

Nurima hampir saja percaya!

Tapi kalau tidak percaya..... bagaimana dia tahu semua masalah ini?

Bahkan dia sendiri pun tidak tahu tentang nama "Amir", dan juga tidak tahu..... Ibunya Eldora suka mengenakan cheongsam karena "Amir" ini.

Dan sepertinya.

"Amir" adalah dia, Boromir!

Nurima menarik nafas dan menatap Ellen dengan curiga.

“Arima, Arima, mengapa kamu tidak bicara? Katakan padaku, mengapa kamu tidak bahagia? Apakah aku telah melakukan sesuatu yang salah? Apakah keluarga Nie membuatmu marah, Arima.......

"Haiks."

Tidak menunggu Boromir selesai berkata, Ellen menghela nafas lagi.

Boromir terkejut dan menatapnya dengan gugup, "Arima."

Ellen perlahan-lahan mengalihkan pandangannya dan berhenti di wajah Boromir yang agak tegang, bibirnya bergerak, dan ketika dia mau berkata.

“Agnes, yihhh......”

Tiba-tiba terdengar suara Nino terengah-engah dari lantai dua.

Tangan Ellen tiba-tiba mengepal erat.

“Tuan muda, Tuan......”

Pembantu bergegas keluar dari kamar anak-anak dengan panik, dan akan menggendong Nino kembali ke kamarnya.

Boromir menyipitkan matanya, melirik pria yang berdiri di belakang Ellen dan Nurima.

Pria itu mengerti, dan segera bergegas ke lantai atas.

Ellen memejamkan matanya, menarik nafas beberapa kali, dan langsung berdiri dari sofa.

Tidak menunggu Ellen mengambil langkah, Boromir langsung menarik Ellen.

Ellen memantul beberapa kali di atas sofa, matanya segera memerah.

“Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku, lepaskan aku, ahh.......”

Terdengar suara teriakan Nino dari tangga atas.

Hati Ellen berdebar, melihat pria itu menjepit Nino di bawah ketiak, kemudian turun ke bawah.

“Lepaskan aku, apakah kamu tidak mendengarkannya? Apakah kamu pekak?” Wajah Nino memerah, dia berusaha membuka lebar matanya memelototi pria itu.

Pria meliriknya dengan dingin, dan menjepitnya semakin erat!

Melihat wajah Nino menunjukkan ekspresi menderita, Ellen merasa sakit hati, dia mencoba untuk berdiri.

Boromir menyipitkan matanya, satu tangan menggenggam pergelangan tangan Ellen.

Ehm.....

Ellen segera terasa lengannya seolah-olah dipatahkan oleh seseorang, dia menatapnya dengan matanya yang memerah, dan berkata dengan nada rendah, “Dia hanyalah anak kecil, lepaskan dia!”

Boromir memiringkan kepalanya, bagaikan orang gila, “Apakah kamu masih melihatnya sekarang? Arima, Arima milikku, ehm?”

“...... Kamu suruh anak buahmu melepaskan anakku dulu!” Ellen mengertakkan giginya berkata.

Boromir menggelengkan kepalanya, “Jangan tawar menawar denganku, aku tidak suka.”

Sambil berkata, Boromir memandang Ellen dari kepala hingga ujung kaki, dan akhirnya menatap lurus ke mata Ellen, “Apakah roh Arima telah memasuki tubuhmu tadi? Kamu menyuruhnya masuk lagi sekali, aku ingin berbicara dengannya, cepat.”

“Aku sudah bilang, lepaskan anakku dulu! Kalau tidak, aku tidak akan membiarkannya masuk ke tubuhku!”

“Apakah kamu mencari mati?” Boromir mengencangkan pegangan di pergelangan tangan Ellen.

“Um.”

Ellen kesakitan dan wajahnya menjadi pucat, memelototi Boromir dengan tegas.

“Nino, Nino......” Nurima tiba-tiba bangkit dari sofa, dan ingin bergegas ke sana.

“Kalian semua mencari mati! Percaya tidak, aku akan membuat kalian menjadi orang mati yang sebenarnya!”

Boromir tiba-tiba berteriak marah.

Pria-pria yang berdiri di sofa bergetar dan bergegas maju untuk menahan Nurima.

"Nenek......." Eldora memanggilnya, berjuang di bawah pegangan pria-pria itu.

Bulu mata Ellen bergetar, dia menahan diri melirik ke arah Nino, akhirnya dia menatap Boromir, dan bibirnya yang pucat berkata, “Kamu berjanji padaku, setelah roh Bibi tua masuk ke dalam tubuhku, kamu langsung melepaskan mereka.”

"Kesabaranku........."

“Kamu berjanji dulu!” Ellen tiba-tiba berteriak.

Boromir melihat air mata keluar dari matanya pada saat dia berteriak, dagunya terasa tegang, dan berkata, "Oke, aku berjanji padamu!"

Ellen memejamkan matanya dan berkata, "Kamu lepaskan aku, kalau tidak, Bibi tidak bisa masuk."

Boromir melepaskan tangannya dan duduk di meja, matanya menatap pada Ellen.

Ellen tidak bisa menahan diri bergetar, memejamkan matanya dan mengambil napas dalam-dalam.

Dan pada saat Ellen memejamkan matanya, terdengar suara mobil melaju kencang di luar Villa.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu