Hanya Kamu Hidupku - Bab 461 Sedih Sampai Tidak Tidur Semalaman

Pani keluar dari rumah sakit, kembali ke kamarnya sendiri, tidak keluar sepanjang sore.

Sampai saat makan malam, Yumari menyuruh dia keluar untuk makan, dia baru keluar dari kamarnya, pergi ke ruang makan.

Saat Pani sampai di ruang makan, Sandy, Reta, Troy dan Suli sudah duduk disana.

Reta melihat Pani, sudut bibirnya tertarik dingin.

“Pani, pasti sudah lapar, cepat duduk.” Sandy memandang Pani dengan ramah.

Pani dengan sembarang mengangguk, lalu mencari tempat dan duduk.

“Pani sudah datang jadi tidak perlu menunggu lagi, makanlah.” Sandy berkata sambil melihat Reta, Troy dan Suli.

Reta menatap Pani dengan pandangan munafik, berkata kepada Troy dan Suli, “Makanlah.”

Troy melirik Pani sekilas, mengambil sumpitnya dan mulai makan.

“Pani, minggu ini, papa terlalu sibuk di kantor, saat tahu ada Sumi yang menemanimu di rumah sakit, papa menjadi tenang, jadi papa tidak pergi ke rumah sakit melihatmu. Kamu tidak akan menyalahkan papa kan?” Sandy mengambilkan seekor ikan kepada Pani, “Makan lebih banyak ikan, untuk pemulihan.”

Pani melihat daging ikan di mangkoknya, diam-diam menyingkirkan daging ikan itu, tidak berbicara, terus makan.

Mata Sandy menyipit, sambil tersenyum mengambilkan lagi lauk lain untuk Pani.

Pani menatap lauk di mangkoknya, mulutnya sedikit mengerut, menatap Sandy, “Apa yang kamu lakukan?”

Sandy tertegun, melihat Pani, “Apa?”

“Aku tanya kenapa kamu mengambilkan lauk untukku?” Pani menatap lurus Sandy.

“.....” Sandy mengalihkan pandangan, tidak bisa menjawab.

Pani mengenyitkan dahinya, menyingkirkan lauk yang di letakkan Sandy di mangkoknya, lalu memasukkan nasi putih ke mulutnya.

Sandy menarik nafas dalam, wajahnya terlihat kecanggungan dan amarah.

Reta melihat Sandy dan Pani, mengangkat alis dengan dingin, mengambil seekor udang dan meletakkan di mangkok Suli, berkata, “Suli, makan malam kita hari ini mewah kan? Kamu lihat, meja sampai penuh. Ini semua, papamu dengan sengaja persiapkan untuk merayakan keluarnya nona besar keluarga kita dari rumah sakit. Kita bertiga, malam ini mendapat keuntungan dari orang lain. Makan banyak sedikit Suli. Dan juga Troy, kamu juga makan lebih banyak.”

Berhenti sebentar, Reta tersenyum ringan, “Jangan makan dengan sia-sia.”

Pani tidak menunjukkan reaksi, hanya terus makan.

Sandy mengernyit, memberi tatapan memperingatkan kepada Reta.

Reta masih tersenyum, mengambil sebuah daging dan meletakkannya di mangkok Sandy, memajukan bibirnya melihat Pani, “Pani, kamu juga makan banyak sedikit. Bagaimanapun, kemuliaan dan kekayaan keluarga kita kelak bergantung padamu.”

Tangan Pani yang memegang erat sumpit ditangannya, menaikkan matanya melihat Reta, “Saat makan pun tidak bisa menutup mulutmu?”

Reta menggertakkan gigi, tapi dia tersenyum lebih ceria, “Kamu sekarang adalah penentu kekayaan keluarga kita, dewa kekayaan, aku tidak berani berdebat denganmu, aku mengaku kalah.”

“Dewa kekayaanmu bukankah dia?” Pani tersenyum dingin melihat Sandy yang ekspresi wajahnya tidak begitu baik, “Reta, bukankah sepanjang hidupmu ini kamu memeluk kakinya untuk bisa hidup sebagai nyonya kaya? Kenapa, sekarang kakinya sudah tidak cukup keras lagi?”

“Kaki ayahmu tentu saja tidak sekeras kaki tuan muda keluarga Nulu, jadi, Pani, kamu harus memeluk dengan erat.” Reta tersenyum membosankan.

“Kamu kira semua orang sama terbukanya seperti denganmu? Reta, tidak tahu malu, kamu sebagai orang kedua, tidak akan ada yang berani menjadi yang pertama.” Mata Pani berkedip, sambil makan sambil mengatakan.

Ekspresi wajah Reta berubah, menggertakkan giginya, berusaha tetap tersenyum, memandang Pani, “Pani, mengapa kamu sampai sekarang masih menipu dirimu sendiri? Aku terlebih dahulu bersama dengan papamu, ibumu baru ikut campur kemudian. Aku tidak berani merebut gelar tidak tahu malu ini dengan ibumu....”

Plak---

Kata-kata Reta terakhir belum sempat diucapkan semua.

Sandy sudah melemparkan sumpit ke meja.

Reta terkejut, Suli juga terkejut hampir tidak bisa memegang sendok ditangannya, menatap panik Sandy.

Troy juga berhenti, mengernyit melihat Sandy.

Jika bukan Sandy yang melemparkan sumpit terlebih dahulu, sekarang yang melempar adalah dia.

“Apakah kamu bisa berbicara lebih sedikit?”

Sandy menatap Reta dengan serius, bergumam dengan suara rendah, “Kamu jangan lupa kamu adalah senior, berbicara dengan anak, apakah seperti ini?”

Wajah Reta memucat, kedua matanya memerah dan gemetaran melihat Sandy, “Sandy...”

“Cukup! Kamu renungkan baik-baik!” Sandy bangkit berdiri dan melirik Pani setelah selesai berbicara, lalu pergi meninggalkan ruang makan.

“Mama.” Suli menatap Reta, memanggil dia dengan ketakutan.

Reta mengangkat kepalanya dengan ganas, menatap sengit kepada Pani, “Kamu jangan merasa sombong! Sekarang dia memihak denganmu, hanya karena ingin membujukmu menikah dengan tuan muda keluarga Nulu untuk mendapatkan keuntungan! Dimatanya, kamu hanya sebuah alat untuk mendapat keuntungan!”

Pani tertawa, meletakkan sumpitnya, mengambil serbet di sebelah tangannya dan membersihkan mulut, mendongak melihat Reta, “Setidaknya sekarang, aku ada harga dimata dia, dan bukan kamu. Kamu tebak, jika aku setuju menjadi alat dia untuk mendapat keuntungan, tapi syaratku adalah dia harus bercerai denganmu, apakah dia akan menyetujuinya?”

“....” Reta menjadi panik, wajahnya pucat, menatap Pani tidak bisa berkata.

Pani tersenyum sedikit pada dia, kedua tangannya menopang dagu, “Kamu kenapa membahas ibuku didepanku? Kenapa kamu masih tidak bisa berpikiran terbuka? Jelas-jelas tahu kamu mengungkit ibuku didepanku, adalah hal yang paling tidak bisa aku toleransi, kamu malah bersikeras ingin mengungkit. Bukankah kamu dengan sengaja membuatku balas dendam padamu?”

“Pani, kamu jangan bersikap aneh, ingin menakuti siapa?” Troy berdiri dengan ganas, menunjuk dan berteriak kepada Pani.

Pani tidak melihat dia, hanya menatap Reta, “Kamu tidak hanya mengungkit ibuku didepanku, masih mengingatkanku, aku sekarang masih ada harganya untuk Sandy, bukankah ini kamu memberikan aku kesempatan untuk mengusirmu dari keluarga Wilman? Em, peringatanmu sudah aku terima, aku akan mempertimbangkan dengan serius.”

Seluruh tubuh Reta gemetaran, merasa marah, juga merasa takut.

Bagaimanapun, Sandy membuang dia demi keuntungan, bukannya tidak pernah sebelumnya.

Rena lebih tahu dari siapapun, Sandy mempunyai kepribadian mencari keuntungan sendiri.

Jadi Pani berkata begitu, Rena baru merasa ketakutan.

“Pani, apakah otakmu bermasalah? Apakah ayahku bisa membuang kami bertiga demi kamu seorang? Kamu jangan memberi orang ancaman kosong!” Troy berteriak berkata dengan ekspresi seperti kapan pun bisa maju memukul Pani.

“Hehe.

Pani tertawa, mengangkat dagunya menunjuk ke Reta, “Kamu lihat rupa ibumu, sangat ketakutan. Sebuah ancaman kosong dariku saja bisa membuat dia ketakutan seperti itu, kalau begitu ibumu benar-benar mudah di takuti.”

Troy mengernyit, melihat Reta.

Ternyata melihat wajah pucat Reta, tubuhnya terhuyung duduk di atas kursi, seperti kapan saja bisa jatuh ke lantai.

Troy menarik nafas, buru-buru berjalan ke belakang tubuh Reta, memegang bahunya, “Ma, Pani hanya sengaja menakutimu, kamu benar-benar percaya?”

Reta tidak bereaksi, kedua matanya menatap Pani.

Pani mengangkat sudut bibirnya, berdiri, saat akan meninggalkan ruang makan, sudut matanya tidak sengaja melihat Suli.

Suli mengangkat bahu kecilnya, mulut kecilnya tertutup rapat, kedua mata besar dan bulatnya terbuka lebar, melihat dia, seperti melihat seorang wanita jahat dan mengerikan.

Bulu mata Pani berkedip, tangannya menggantung di sisi tubuhnya, tanpa sadar mengepal erat, dengan langkah besar keluar dari ruang makan.

……

Tidak lama Pani kembali ke kamar, Yumari datang.

Pani melihat Yumari yang berjalan masuk, wajahnya sedikit kencang.

Yumari berjalan kedepan dia, langsung memeluknya, “Anak baik.”

Air mata Pani hampir keluar, mengulurkan tangan memeluk Yumari dengan erat.

Yumari dengan lembut membelai punggungnya, berkata dengan suara serak, “Aku tahu, ibumu akan bangga denganmu, kamu anak yang hebat.”

Pani memeluk Yumari sebentar, lalu berkata, “Nek, aku takut dia akan mempersulit kamu.”

“Dia sudah naik, tidak ada energi menyulitkanku, tenang saja.” Yumari berkata.

“Demi aku, kamu sudah menerima kesulitan.” Pani berkata dengan suara serak.

Yumari memeluk erat Pani, “Nenek tidak kesulitan, Pani yang akan kesulitan.”

Pani dari awal, karena takut Reta akan mempersulit Yumari, jadi saat menghadapi Reta, sangat berhati-hati, tidak pernah berani melawan Reta seperti sekarang ini, melawan dengan langsung berhadapan muka.

Tapi seiring berjalannya usia, semakin besar Pani semakin menyadari, semakin dia menurut pada Reta, semakin berhati-hati, dia akan semakin menyulitkan Yumari, melawan dirinya.

Karena Reta yang selalu melawan, licik, Yumari menjadi sakit saat menjaga Pani dan bekerja dalam waktu lama.

Dan yang menjadi penyebab Pani mulai melawan Reta, mulai merobek wajahnya, karena Yumari tiba-tiba pingsan saat sedang mengepel lantai, saat di antar kerumah sakit terdiagnosa tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan cedera otot karena bekerja terlalu lelah.

Saat itu, Yumari menginap di rumah sakit tidak sampai satu hari, langsung di panggil pulang oleh Reta.

Saat dia dan Yumari baru masuk ke rumah, Reta melemparkan sebuah kain lap kepada Yumari, menyuruh dia melanjutkan mengepel lantai yang belum di selesaikan.

Yumari tidak berani membantah, dengan gemetaran memegangi pinggangnya, berlutut di lantai untuk membersihkan.

Saat itu, Pani sangat ingin membunuh Reta.

Tapi dia tidak benar-benar membunuh Reta, hanya menarik Yumari berdiri, pertama kali melawan perintah Reta.

Dan juga sejak saat itu, Pani tiba-tiba tersadarkan.

Ada beberapa orang yang jika kamu patuh, maka dia akan memberikan sedikit wajah untukmu. Bukannya karena semakin patuhnya kamu, maka dia akan semakin merajalela.

Karena di matanya, setiap kali kesabaran dan langkah mundur kamu, adalah kesempatan untuk dia mencambuk tubuhmu!

Di matanya, kamu bisa di hina sesuka hatinya tanpa perlawanan, bahkan tidak bisa dibandingkan dengan seekor anjing!

Jadi Pani tidak lagi menundukkan kepala kepada Reta.

Dia membuat dirinya tidak enak, membuat orang yang dirinya pedulikan tidak enak, dia akan membalas dengan berlipat ganda, mungkin hanya akan membuat kedua belah pihak terluka, dia tidak ingin lagi di bully!

……

Malam ini, Yumari menemani Pani tidur dikamarnya, semalaman, Pani memeluknya dengan erat, merasa sangat tidak aman.

Dan Yumari, merasa sedih sampai tidak tidur semalaman.

Besok paginya, Yumari bangun dan bersiap membuat sarapan satu keluarga.

Sebenarnya, tubuh Yumari sekarang, sudah sangat tidak bagus.

Saat Yumari menyiapkan sarapan, karena liburan musim dingin, satu keluarga Wilman hanya Sandy sendiri yang bangun.

Yumari mencuci tangan, berencana memanggil Reta dan yang lain untuk turun sarapan.

Saat dia berjalan naik tangga, terdengar suara mesin mobil dari luar villa.

Yumari sedikit tertegun, melihat ke arah pintu villa dengan penasaran.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu