Hanya Kamu Hidupku - Bab 410 Aku Akan Menikahinya!

"Aku juga tidak ingin menyukaimu, mencintaimu, tapi aku sudah menyukaimu, mencintaimu! Atas dasar apa aku menjadi harus dicurigai sebagai wanita kejam karena menyukaimu? Bintang, beritahu padaku, atas dasar apa?"

Bintang menatap wajah Venus yang merasa tidak adik, dengan dingin berkata, "Kakak sepupu, kalau kamu ngotot membantah, maka anggap saja aku hari ini tidak pernah pergi ke villa mencarimu, berhenti di tengah jalan mengatakan ini padamu."

"Bintang, aku tidak tau kenapa kamu begitu yakin kalau aku yang melakukan tentang masalah Vania. Tapi tidak peduli hari ini kamu ada mengatakan ini padaku atau tidak, bukan aku yang melakukannya, maka memang bukan aku, memang tidak ada hal seperti itu, aku Venus meskipun sangat menyukaimu, juga tidak akan menerima ketidak adilan mengakui tuduhan yang tidak pernah aku lakukan!"

Venus dengan kesal melihat Bintang, dengan marah mengatakannya.

Bintang merapatkan bibirnya, mengangguk, sudah kecewa sekali kepada Venus.

Melempar puntung rokok dari jendela mobil, Bintang tidak berkata apapun lagi kepada Venus, dengan cepat menghidupkan mobilnya, melaju kencang.

Venus melihat wajah dingin Bintang dari samping, air matanya mengalir dengan gila.

Bintang a Bintang, semua yang kulakukan, dari awal sampai akhir hanya demimu seorang!

Semua orang boleh marah padaku, boleh menyalahkanku, tapi kamu tidak boleh, tidak boleh!

.........

Pada akhirnya mobil berhenti di depan pintu kantor polisi.

Venus melihat bangunan yang tampak kuat dan serius di hadapannya dari jendela, kedua jari tangannya dengan kuat mencubit telapak tangannya.

"Turunlah!"

Bintang berkata dengan wajah tanpa ekspresi.

Venus memutarkan kepalanya, kelopak matanya bengkak, menatap Bintang, "Kamu membawaku ke kantor polisi, apakah ingin memaksaku mengakui kesalahan? Tapi aku tidak pernah melakukan hal seperti itu, kamu mau aku bagaimana mengakuinya?"

"Turun!"

Suara Bintang dingin, tidak menjelaskan kepada Venus, dengan kuat mendorong pintu mobil, melangkahkan kakinya keluar.

Venus melihat Bintang yang sudah turun dari mobil, matanya merah lagi, bibirnya yang bergetar hebat dengan kuat terkatup rapat, menarik nafas, mengangkat dagunya, melepaskan sabuk pegaman dan turun dari mobil.

Bintang memutari mobil, dengan tatapan suram melihat Venus.

Hati Venus sakit sekali, malah dengan keangkuhan sendiri menegakkan punggungnya, tersenyum dingin dengan mata berair, "Bintang, kamu yakin mau memaksaku menerima tuduhan ini........, tanpa memikirkan apapun lagi?"

"Kamu bersikukuh mengatakan bukan kamu yang melakukan tentang masalah Vania, tempat yang bisa membuktikan keadilanmu, menurutkan selain kantor polisi, tidak ada tempat yang lebih cocok lagi." Suara Bintang tidak ada kelembutan.

Air mata Venus mengalir ke bawah matanya, dengan sedih melihat Bintang, dengan serak berkata, "Bintang, kamu membawaku datang ke kantor polisi untuk membuktikan keadilanku, atau presdir Dilsen dan kakek Dilsen yang menyuruhmu membawaku kemari untuk dihukum?"

Mata Bintang sedikit menyipit.

"Kamu menyuruhku membuktikan keadilanku sendiri? Aku mau bagaimana membuktikan sendiri? Aku mau membuktikan bahwa aku tidak bersalah, setidaknya ada seseorang yang percaya padaku, ataupun curiga pada hal ini! Tapi kondisi sekarang bukan! Kalian semua sama-sama mengira, yakin, bahwa aku yang melakukannya! Keluarga Dilsen mempunyai status seperti apa di kota Tong? Keluarga Hamid mempunyai status seperti apa juga? Kalian semua mengira aku bersalah, meskipun aku menguras otak, berkata sampai berbuih-buih, juga tidak ada orang yang percaya padaku, ataupun, tidak ada orang yang berani percaya padaku, aku hari ini melangkah masuk ke pintu kantor polisi ini, apakah aku masih bisa keluar Bintang? Kamu beritahu padaku, apakah aku masih bisa keluar?"

Venus berkata sampai akhir, suaranya berubah menjadi tak terkendali dan menggeram pelan.

Bintang mengerutkan kening, dadanya terombang-ambing, nafasnya sedikit berantakan, sama-sama menggeram pelan, "Kamu memanggil papaku sebagai paman selama 20an tahun, aku memanggilmu sebagai kakak sepupu selama 20an tahun, kalaupun pada akhirnya membuktikan kalau bukan kamu yang melakukannya, ada aku dan papaku, sekarang kamu bagaimana masuk ke dalam kantor polisi, maka akan keluar seperti itu juga, siapapun tidak akan bisa mengurungmu!"

"........" Venus bergumam, dengan gemetaran melihat Bintang.

Bintang menggertakkan giginya, menatap Venus tajam, "Tapi kalau pada akhirnya terbukti kamu yang melakukannya, tidak hanya aku dan papaku, meskipun raja juga tidak bisa menolongmu!"

Venus menggigit bibir bawahnya, terisak.

........

Di dalam ruangan interogasi kantor polisi yang remang.

Waktu Venus dengan kepala tertunduk mengikuti Bintang masuk ke ruangan interogasi, Hansen, Ahmad, William dan juga Sumi duduk di kursi sebelah ruangan interogasi.

Tentu saja.

Sumi muncul disini sebagai pengacara.

Kepala polisi duduk di kursi sebelah Hansen, tampak sangat tidak natural.

Setelah Bintang masuk ke ruangan interogasi, berdiri di samping, menatap Venus lekat.

Venus menggenggam kedua tangannya dengan erat, menarik nafas dalam, dengan pelan mengangkat kepala melihat William dan orang lainnya, badannya tetap tegap.

Hansen menyipit, dengan marah menggeram, "Nona Rinoa kenal dia?"

Dia?

Venus memutarkan kepalanya, melihat Zaenab yang duduk di kursi di belakang meja interogasi, kaki dan tangannya diborgol, tampak sangat kacau dan memalukan.

Ulu hati Venus tertarik, wajahnya tertegun, bergumam, "Zaenab, Zaenab......."

Rambut Zaenab berantakan dengan kepala tertunduk, seluruh tubuhnya tampak sangat lemas duduk bersandar pada kursi

Mendengar Venus memanggilnya, Zaenab berusaha tersenyum kepadanya.

Senyuman itu malah membuat mata Venus sakit, merasa sangat sedih!

Venus semakin menggenggam erat tangannya, berjalan beberapa langkah ke hadapan Zaenab, dengan panik melihatnya, "Zaenab, kamu, kamu kenapa?"

Emosi pada mataZaenab saat melihat Venus sangat kental, suara yang terdengar serak sekali, "Venus, maaf, kakak hanya bisa menemanimu sampai sini."

Venus bergetar, dengan kaku melihat Zaenab.

"Beberapa tahun ini, kamu tidak kekurangan pria berbakat mengejarmu, tapi kamu tidak pernah menganggap mereka, aku langsung tau, kamu sudah mempunyai seseorang dihatimu. Kakak hidup demimu. Kamu adalah satu-satunya yang kakak pikirkan di dunia ini. Kakak berharap kamu bisa bersama dengan pria yang kamu cintai, dengan bahagia melewati kehidupan ini."

Saat berbicara.

Tangan Zaenab yang terbogol dengan pelan terangkat naik, menggenggam tangan Venus yang menundukkan badannya, air matanya dengan pelan mengalir turun, "Aku tau kamu suka siapa, aku juga tau karena kamu menyukainya kamu sampai mendapatkan banyak kesulitan. Karena hubungan kalian sekarang tidak memungkinkan kalian untuk bersama. Tapi kaka malah merasa, tidak ada yang tidak mungkin. Kalian bukan sepupu kandung, kenapa harus menerima ikatan dan kurungan duniawi seperti ini. Kamu begitu mencintainya, kamu harusnya bersama dengannya, menikah dengannya!"

"Kak, kita jangan membicarakan ini dulu. Kamu beritahu padaku, apa yang sudah terjadi sebenarnya? Kamu kenapa bisa........seperti ini, kenapa bisa muncul disini?"

Venus dengan gemetaran melihat borgol di tangannya, dengan panik berkata.

"Venus, sudah sampai tahap ini, kamu jangan berpura-pura lagi!"

Ekspresi Ahmad tidak bersahabat sekali, melihat Venus berkata dengan tegas.

Kenyataannya.

Setelah memastikan kalau Venus memang menyukai Bintang, perasaan Ahmad terhadap Venuslangsung berubah. Berubah menjadi sedikit kesal, sedikit.......menjijikkan.

Venus melihat Ahmad, tatapannya tak bersalah dan panik, "Paman, aku berpura-pura apa?"

"Kamu tau kakakmu ini melakukan apa semalam?"

Ahmad melontarkan suara keras, dia bertanya dengan sedikit kesal.

Venus dengan panik menarik nafas, melihat Zaenab, "Kak......."

Zaenab menggigit bibirnya pelan, dengan kuat mengenggam tanganVenus, pelan-pelan memutarkan kepala melihat Ahmad dan orang lainnya, nada bicaranya yakin sekali, "Aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku. Aku dan papaku yang merencanakan masalah ini, Venus tidak tau apa-apa. Aku tidak mengizinkan kalian menyalahkannya!"

"Kamu tidak mengizinkan? Apa kamu sekarang berhak?" Hansen dengan wajah serius, berkata dengan nada tinggi.

Tenggorokan Zaenab bergetar, menaikkan tenggorokannya, tanpa rasa takut melihat Hansen, "Keluarga Dilsen adalah salah satu keluarga besar di kota Tong, kuat dan berkuasa, tidak ada yang berani menyinggung. Juga karena itu, warga kecil seperti itu, tidak berhak mengatakan satu patah kata pun di hadapan orang keluarga Dilsen! Benar, aku semalam pergi ke rumah sakit ingin membunuh Vania! Dan juga, kalau bukan kebetulan ketahuan, aku pikir aku sudah melakukannya!"

"Kamu gila!" Teriak Hansen.

"Aku tidak menyesal!"

Zaenab membelalakkan matanya, bola matanya seperti akan keluar dari matanya, "Kakek Dilsen, apa kamu tidak menyadari? Orang sama sekali tidak ingin menikahi nona keempat di keluarga Dilsen! Tapi kalian memaksa orang harus menikahinya! Aku kalau gila, maka kalian keluarga Dilsen adalah bandit dan perampok yang menindas orang yang lebih lemah dari kalian! Siapapun tidak lebih baik dan suci!"

"Kamu anggap disini tempat apa? Siapa yang mengizinkanmu berkata seperti itu!"

Tidak menunggu Hansen berbicara, Ahmad dengan cepat menghantam kursinya, menunjuk Zaenab sambil menyalahkan.

Hansen yang marah sampai wajahnya yang tua dan pucat sampai memerah, nafasnya sedikit tidak stabil.

Tatapan William melihat Hansen, lalu berputar melihat Zaenab dan Venus, tatapannya menjadi kejam, dengan dingin berdehem, "Pertama kalinya ada orang yang mengatakan aku bandit dan perampok di hadapanku, he, bagus sekali. Kalau begitu lebih baik aku membuktikan julukan bandit dan perampok ini. Sekarang kuberitahu pada kalian, tidak peduli Vania bagaimana, Bintang harus menikahi Vania!"

Ahmad mendengar perkataan ini, wajahnya pucat, dengan gemetaran melihat William.

William menyipitkan matanya, "Walikota Hamid melihatku seperti itu......."

William menatapnya, tatapannya menjadi lebih tajam, "Kenapa, ingin membatalkan pernikahan?"

"Aku......"

"Aku akan menikahnya!"

Tidak menunggu Ahmad membuka mulutnya, Ahmad sudah langsung berkata.

Semua orang di ruang interogasi melihat Bintang.

Wajah Bintang serius dan dingin, melihat William, "Aku akan menikahinya!"

William menyipitkan matanya, "Tuan muda Hamid agresif sekali, kalau begitu kami keluarga Dilsen sepertinya tidak begitu mirip bandit dan perampok lagi!"

Bintang merapatkan bibirnya kuat, urat nadi di wajahnya tertarik kuat.

Venus menggertakan giginya, air matanya mengalir melihat Bintang, hatinya seperti berdarah.

Zaenab dengan khawatir melihat Venus, mengerutkan keningnya, dengan cepat melihat ke arah Bintang, dengan kesal berkata, "Bintang, apa kamu sudah memikirkannya dengan baik? Sekarang Vania sudah hancur sekali, kalau kamu bersikeras menikahinya, apakah tidak tau semua orang menertawakan? Papamu walikota, kamu juga masih muda dan berbakat, tapi kamu malah menikahi wanita yang kotornya tidak bisa lebih kotor dari itu lagi, ini takutnya akan menjadi bahan tawaan seluruh kota Tong. Mulai sekarang tidak peduli kamu dan papamu muncul di acara seperti apa, akan ada yang mengatakan dan menertawakan kalian keluarga Hamid menikahi seorang wanita bekas, haha......."

Mata Ahmad dan Bintang merah sekali.

William menyipitkan pupil hitamnya, dengan dingin menatap wajah Zaenab yang tertawa.

"Kamu wanita berbisa ini! Kalau bukan karena kalian, mana mungkin Vania akan berubah menjadi seperti ini? Tapi kalian malah menghina, mengejek, dan menertawainya disini! Wanita seperti kalian, meskipun mati 10 ribu kali juga tidak akan bisa membuat marahku mereda!" Hansen berteriak kesal, kalau bukan kepala polisi yang sempat menahan tangannya, takutnya dia sudah melemparkan tongkat ditangannya ke arah kepala Zaenab.

"Kalau begitu bunuh saja aku!"

Zaenab tiba-tiba dengan gila menatap Hansen, menantangnya dengan suara besar.

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu